Anda di halaman 1dari 15

PULPOTOMI

Nama: Rieza Hafiz Wicaksono


NIPP:20184020006
DPJP: drg. Erma Sofiani, Sp.KG
PULPOTOMI
Merupakan tindakan pengambilan jaringan pulpa sebagian pada bagian koronal gigi
yang telah mengalami inflamasi. Pembuangan pulpa vital dari ruang pulpa dengan
meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar dalam keadaan sehat dan vital diikuti
dengan penempatan medikamen diatas orifis yang menstimulasi perbaikan sisa
jaringan pulpa vital yang sehat di dalam akar gigi tersebut.
Indikasi Kontraindikasi

• Perforasi pulpa • Terdapat riwayat sakit spontan


• Pada gigi permanen muda atau gigi • Terdapat rasa sakit terutama bila
desidui diperkusi atau palpasi
• Peradangan pulpa hanya terbatas pada • Terlihat adanya area radiolusen pada
ruang pulpa daerah periapikal
• Secara radiografi menegaskan tidak • Perdarahan berlebih setelah
adanya patologi radikuler pengambilan pulpa
1. Teknik pulpotomi ada 2 yaitu
2. Partial (Superficial, Cvek) pupotomi adalah pembuangan lapisan luar jaringan yang
mengalami inflamasi atau pada pulpa yang terekspos, hanya sebagian saja yang
dihilangkan minimal 2 mm- 3mm.
3. Complete pulpotomi adalah pembuangan seluruh jaringan pulpa bagian koronal dan
penempatan bahan dresing luka pada saluran orifice. Teknik ini akan menghentikan
pembentukan dentin pada gigi tetap muda dan menghasilkan penutupan saluran akar.
SYARAT BAHAN PULPOTOMI
IDEAL
1. Bakterisidal
2. Tidak membahayakan pulpa dan jaringan sekitar
3. Memicu penyembuhan pulpa radikular yang tersisa tanpa mempengaruhi proses
resorpsi akar fisiologis dan tidak menyebabkan toksisitas.
BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Formokresol
2. Glutaraldehide
3. Ferric Sulfate
4. MTA (Mineral trioxide aggregate)
5. Biodentin
6. Ca(OH)2
CA(OH)2
Dapat membentuk jembatan dentin, memiliki sifat antibakteri, tidak terjadi resorpsi,
biasa digunakan pada gigi permanen

Komposisi :
a. Base : disalicylate ester 1,3 butylene glycol, calcium phospate, calsium tungstate,
zinc oxide, iron oxide
b. Catalyst : calcium hidroxide, ethyl toluenesulfonamide, zink sterate, titanium
dioxide, zinc oxide, iron oxide
FORMOKRESOL
•Komposisi : 19% formaldehid, 35% trikresol, 15% gliserin dan air
•Pada jaringan pulpa akan terbentuk zona fiksasi dengan kedalaman yang bervariasi
yang berkontak dg jaringan vital. Zona ini bebas dari bakteri dan berfungsi sebagai
pencegah infiltrasi mikroba.
•Kekurangan : Bersifat toksik, iritatif, beresiko karsinogenik, menyebabkan nekrosis
pada jaringan vital.
MTA
•Komposisi: trikalsium silikat, dicalsium silikat, trikalsium aluminate
•Biokompatibilitas dan menginduksi aposisi dentin reaksioner sebagai stimulasi
aktivitas odontoblas. Dan pembentukan dentin reparatif sbg hasil induksi diferensiasi
sel
•MTA lebih cepat pembentukan dentinal bridge
•Biasanya dilakukan pada gigi permanen
•Tidak toksik, tidak menimbulkan inflamasi, tidak terpengaruh adanya kontaminasi
darah, tidak larut dalam jaringan
•Kekurangan : Diskolorisasi, sulit penanganan bahan, setting time lama, harga mahal,
tidak adanya pelarut dan sulit untuk dibuang setelah mengeras.
BIODENTIN
•Komposisi:
•A. Serbuk : trikalsium silikat (C3S)sebesar 70%, dikalsium silikat (C2S) sebesar 10%, zirkonium
oksida sebesar 5%, kalsium karbonat dan oksida sebagai bahan pengisi, dan besi oksida dalam
jumlah kecil.
•B. Cairannya terdiri dari 100 ml air, polimer yang larut dalam air seperti agen pereduksi air, dan
kalsium klorida 15% sebagai akselerator.

•Sifatnya cepat mengeras, biokompabilitas tinggi, kekuatan tekan yang tinggi, kemampuan
sealing yang sangat baik, mudah diaplikasikan, dapat digunakan baik diperawatan endodontik
dan restorasi tanpa menimbulkan pewarnaan pada gigi.
•Penggunaan bahan diindikasikan sebagai pulp capping in direct & direct , pulpotomi dan
perbaikan perforasi
PROSEDUR PULPOTOMI
Alat Bahan
1. Diagnostic set 1. Saline/NaOCl
2. Set Bur 2. Bahan medikamen: Calcium
hydroxide tipe hard setting, MTA,
3. Spoon ekskavator Biodentin, formokresol
4. Glass plate 3. Tumpatan sementara
5. Paper pad dan spatula agate 4. Bahan pengisi saluran akar (ZOE)
6. Spatula stainless 5. Resin Komposit
7. Plastis instrument 6. Rubber dam
8. Jarum irigasi
9. Cytoject, anestesi topical
10. Povidone iodine
PROSEDUR PULPOTOMI

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Anestesi infiltrasi pada daerah kerja / regio gigi yang akan dilakukan pembukaan akses
dengan 2% Lidocaine and 1:80000 epinephrine
3. Isolasi daerah kerja dengan rubber dam untuk meminimalkan kontaminasi
4. Menghilangkan seluruh jaringan karies dihilangkan dengan round bur high speed dan
kemudian membuka atap kamar pulpa
5. Pengambilan jaringan pulpa koronal dengan spoon ekskavator steril atau low speed round
steel bur dan dilihat perdarahan dari bagian pulpa yang terbuka yang menunjukkan
jaringan pulpa koronal vital (jika meradang) sampai tjd perdarahan atau homeostasis
6. Dibilas dengan saline/NaOCl (Sodium hiploklorit).
7. Kontrol perdarahan dengan cotton pellet yang telah diberi saline/NaOCL/H 2O2 kemudian
ditekan pada area perdarahan selama 3 minutes sampai homeostasis.
8. Cotton pellet moist yang berisi dilute formocresol solution diletakkan pada orifice selama 5
menit. Setelah 5 menit, jika aplikasi formocresol sudah benar akan tampak jaringan bewarna
kecoklatan dan perdarahan tidak lagi terlihat.
9. Aplikasikan ZnO Eugenol sebagai bahan pengisi saluran akar
10.Manipulasi semen GIC tipe 2 (sebagai bahan tumpatan sementara) diatas paper pad diaduk
menggunakan agate spatula dengan perbandingan 1:1, lalu aplikasikan
11. Lalu aplikasikan GIC tipe 2 menggunakan plastis instrument.
12.Dilakukan follow up 1minggu (gejala sakit atau tidak), 3 bulan (Proses maturasi) sampai 6
bulan untuk dilihat apakah terjadi apeksogenesisnya/tidak.
13.Setelah 1 minggu, lakukan observasi terkait saluran akar yang sudah dirawat, apabila sudah
dalam kondisi baik (pulpa vital), lakukan tumpat permanen menggunakan resin komposit.
EVALUASI
1. Jaringan pulpa saluran akar sehat dan vital
2. Tidak ada keluhan rasa sakit
3. Pada pemeriksaan radiograf tidak menunjukkan kelainan pada pulpa dan jaringan
periapikal
4. Terjadi apeksogenesis
KRITERIA KEBERHASILAN
PULPOTOMI
1. Tidak ada resorpsi akar
2. Tidak ada tanda periodontitis periradikular
3. Gigi asimptomatik
4. Perkembangan akar dapat terjadi dan terlihat secara radiografis
5. Gigi dapat menunjukkan respon terhadap tes pulpa

Anda mungkin juga menyukai