Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR KERJA

A. Prosedur kerja perawatan pulpotomi vital parsial (cvek pulpotomi) dengan bahan
biodentin 1,2
1) Lakukan anastesi lokal (jika memungkinkan tanpa vasokonstriktor)
2) Pemasangan rubber dam, lalu desinfektan pada area kerja dengan antiseptik.
3) Pembuangan jaringan pulpa yang terinflamasi menggunakan high speed handpiece
dan round bur dengan ukuran yang tepat yang disterilkan dengan natrium hipoklorit
(NaOCl) 2,5% sampai kedalaman 2-4 mm.
4) Pendarahan dikontrol dengan menggunakan pelet kapas yang dibasahi NaOCl 2,5%
selama ± 5 menit, jika pendarahan masih terjadi, maka mengindikasikan masih
adanya jaringan pulpa yang terinflamasi dan dibutuhkan pembuangan pulpa yang
lebih banyak
5) Bersihkan pulpa yang terbuka dengan menggunakan 5% NaOCl.
6) Setelah pendarahan terkontrol, apilkasi kan biodentin dengan membuka kapsul
bubuk, lalu cairan dimasukkan kedalam kapsul sebanyak 5 tetes kemudian kapsul
ditutup kembali.
7) Kapsul dikocok pada alat pengocok selama 30 detik dengan kecepatan 4000 – 4200
rpm.
8) Campuran biodentin berbentuk gel dikeluarkan dari kapsul dan siap untuk
diaplikasikan.
9) Aplikasi dapat menggunakan instrumen plastis, amalgam carrier atau carrier lainnya
yang biasanya digunakan untuk pengisian root end filling seperti MTA gun atau
messing gun pada tempat yang terbuka dan dentin di sekitarnya sebagai pembalut
pulpa serta bahan restorasi sementara.
10) Working time dari Biodentin berkisar 6 menit dan akan mengeras setelah 10-12
menit membentuk material yang solid.
B. Prosedur kerja perawatan konvensional (apeksogenesis) dengan bahan biodentin 2,3
1) Sebelum melakukan perawatan apeksogenesis, terlebih dahulu harus dilakukan
pemeriksaan radiografi untuk memastikan keadaan gigi baik secara fisiologis dan
patologis sehingga dapat dilakukan perawatan.
2) Lakukan anestesi lokal terlebih dahulu karena keadaan pulpa yang masih vital
3) Pemasangan rubber dam dan desinfektan pada area kerja dengan antiseptik.
4) Buat arah masuk ke kamar pulpa dengan bur steril dengan pendingin air secara terus
menerus, dimana semua atap pulpa dibuang tidak boleh ada dentin yang
menggantung ataupun tanduk pulpa yang tertinggal.
5) Bagian koronal pulpa di ambil dengan ekskavator  yang besar, tajam, dan steril atau
bisa juga dengan menggunakan kuret periodontal. Pengangkatan jaringan dilakukan
pada jaringan pulpa yang lunak.
6) Untuk gigi anterior dengan morfologi kamar pulpa yang kecil dan saluran akar yang
tidak jelas, diperlukan suatu bur untuk mengangkat jaringan pulpa bagian mahkota.
Dan sepertiga dari servikal harus diambil, usahakan sebanyak mungkin jaringan yang
tertinggal dalam saluran akar untuk memungkinkan maturasi seluruh pulpa.
7) Setelah selesai pengangkatan jaringan pulpa, lakukan irigasi secara perlahan dengan
air steril untuk membersihkan sisa dentin yang tertinggal
8) Pendarahan dapat dikendalikan dengan meletakan kapas basah steril diatas potongan
pulpa. Ketika pendarahan berhenti, kamar pulpa disterilkan.
9) Pengapilkasian biodentin dengan membuka kapsul bubuk, lalu cairan dimasukkan
kedalam kapsul sebanyak 5 tetes kemudian kapsul ditutup kembali.
10) Kapsul dikocok pada alat pengocok selama 30 detik dengan kecepatan 4000 – 4200
rpm.
11) Campuran biodentin berbentuk gel dikeluarkan dari kapsul dan siap untuk
diaplikasikan.
12) Aplikasi dapat menggunakan instrumen plastis, amalgam carrier atau carrier lainnya
yang biasanya digunakan untuk pengisian root end filling seperti MTA gun atau
messing gun.
13) Working time dari Biodentin berkisar 6 menit dan akan mengeras setelah 10-12
menit membentuk material yang solid.
DAPUS:
1. Chinadet W, Sutharaphan, inwai PC. Biodentine TM
Partial Pulpotomy of a Young
Permanent Molar with Signs and Symptomps Indicative of Irreversible pulpitis and
Periapical Lesion: A Case Report of a Five-Year Follow-Up. Case report in dentistry.
Hindawi 2019:1-5.
2. Walton RE, Torabinejad M, Fouad AF. Endodontics: principles and practice. St. Louis:
Elsevier, 2015: 30-2.
3. Barrington C, Barnett F. Endodontics: Apexogenesis in an  Incompletely Developed
Permanent  Tooth with Pulpal Exposure.2003: 1-10.

Anda mungkin juga menyukai