NIM : 201611101052
PRETEST PEDODONSIA
1. a. Apa yang dimaksud PRR?
PRR (Preventive Resin Restoration) atau Restorasi preventif resin adalah suatu teknik
meretorasi gigi yang terkena karies tanpa perluasan preparasi dengan menggunakan etsa asam.
Teknik ini digunakan untuk menutupi PIT dan Fisure yang dalam dan sudah terkena karies.
b. PAR Tipe B
1. Bersihkan permukaan gigi dengan brush dan pumice
2. Gambar outline kavitas
3. Hilangkan karies yang kedalamannya sebatas dentin yang dangkal dari pit dan
fissure menggunakan low speed round bur.
4. Menghaluskan seluruh permukaan bidang preparasi dengan fine finishing diamond
bur
5. Isolasi gigi dengan cotton rolls
6. Dentin yang terbuka di beri liner Ca(OH)2
7. Etsa 15 detik, lepas cotton roll, bilas 20’ dan keringkan 15’
8. Aplikasi bonding agent dengan menggunakan cotton pellet kemudian dikeringkan
dengan chip blower supaya merata dan disinar selama 10 detik
9. Aplikasi komposit ke dalam kavitas hingga bentuk sesuai dengan anatomi gigi. dan
disinar selama 40 detik.
10. Aplikasi sealant diatas bahan restorasi dan pada pit, fissure yang tidak terkena
karies dengan menggunakan aplikator (sonde bengkok) hindari gelembung udara
11. Polimerisasi sinar selama 20 detik
12. Lepas cotton roll
13. Cek oklusi dengan menggunakan articulating paper
c. PAR Tipe C
Restorasi ini diindikasikan untuk kavitas sudah mencapai dentin dan memerlukan kalsium
hidroksida sebagai basis restorasi. Untuk prosedur sama dengan prosedur PAR tipe B
(Muthu & Sivakumar, 2009).
2. a. Apa yang dimaksud TAF?
TAF (Topical Aplication Fluoride) atau Aplikasi fluor secara topikal merupakan teknik
pemberian fluor secara langsung pada permukaan gigi dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada fluor untuk berpenetrasi ke dalam email gigi dan selanjutnya ion fluor akan
menggantikan ion hidroksil pada email sehingga dapat meningkatkan ketahanan email terhadap
serangan asam
Tahapan Apeksogenesis
1. Lakukan anestesi
2.Isolasi gigi dan lakukan desinfeksi
3.Pembukaan kamar pulpa, pembuangan serabut pulpa dan debris dari korona sampai daerah
yang diamputasi. Amputasi pada korona di daerah servikal dilakukan dengan menggunakan
ekskavator bulat tajam atau bur besar bulat steril dengan putaran rendah.
4.Penghentian perdarahan menggunakan butiran kapas mengandung anestesi lokal atau salin
5.Pasta Ca(OH)2 diletakan diatas permukaan pulpa setebal 1-2mm
6.Basis dan tunpat dengan GIC atau ZnO eugenol atau semen polikarboksilat
7.Lakukan restorasi tetap
8.Evaluasi dilakukan 3,6,12,24 bulan
5. Beda perawatan pulpektomi pada gigi sulung dan gigi permanen
Perbedaan antara prosedur pulpektomi pada gigi desidui dan gigi permanen terletak pada
penggunaanfilling yang berbeda
b. Tahapan DHE.
Tahapan DHE adalah motivasi, edukasi, instruksi
Edukasi:
- Menjelaskan apa itu kalkulus (karang gigi)
- Menjelaskan apa itu penyakit periodontal
- Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut
- Menjelaskan bahaya akibat penyakit periodontal
- Menjelaskan pada pasien pentingnya kontrol enam bulan sekali ke dokter gigi
b. Motivasi
- Memberi penjelasan agar pasien dapat mengontrol plak dan kesehatan rongga mulutnya
- Memberi penjelasan pada pasien agar meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan
terakumulasinya plak seperti mengunyah pada satu sisi
- Memberi penjelasan tentang bahay merokok bagi kesehatan rongga mulut khususnya jaringan
periodontal
c. Instruksi
- Mengajarkan cara mengontrol plak pada pasien dengan memperagakan bagaimana cara
menyikat gigi yang benar, penggunaan dental floss dan obat kumur.
- Mengajarkan pada pasien pentingnya menyikat gigi secara rutin minimal dua kali sehari pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur
- Mengajarkan pada pasien bagaimana cara memilih makanan yang sehat dan bergizi.
b. Tahapan masing2
1) ekstraksi dengan anastesi local topical gel/spray
- keringkan daerah kerja
- blocking saliva
- semprot xilonor
- lalu cabut gigi setelah teranastesi
2) ekstraksi dengan citoject, bisa diawali dulu dengan topical
- keringkan daerah kerja
- isolasi daetah kerja
- anastesi dengan citoject
- tunggu beberapa saat dan lalu cabut gigi setelah teranastesi
3) ekstraksi anterior
lakukan isolasi daerah kerja, selanjutnya anastesi pada gigi anterior yang akan di cabut
yaitu dengan gerakan perlahan-lahan kea rah labiolingual/palatal sedikit rotasi, diikuti
gerakan minimal
4) ekstraksi posterior
lakukan isolasi daerah kerja, selanjutnya anastesi pada gigi posterior yang akan di cabut
yaitu dengan gerakan perlahan-lahan kearah labiolingual/palatal sedikit rotasi, diikuti
gerakan minimal