Keluhan Utama
Pasien datang ke RSGM mengeluh bahwasanya gigi depan pasien
mengalami kerusakan karena berlubang yang besar pada bagian depan hingga
belakang dan pasien mengaku telah selesai melakukan perawatan saluran akar.
Gigi tersebut tidak sakit atau terasa goyang pasca perawatan saluran akar. Gigi
tersebut belum pernah dibuatkan mahkota tiruan dan pasien ingin dibuatkan
mahkota tiruan untuk memperbaiki fungsi pengunyahan dan estetika.
Keluhan Subjektif
· Sakit (-)
· Ketidaknyamanan (-)
· Pembengkakan (-)
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Objektif
Dari hasil pemeriksaan klinis ekstraoral, wajah pasien terlihat simetris,
bibir sehat, kelenjar submandibula kanan dan kiri tidak teraba dan tidak sakit,
yang menunjukkan bahwa tidak adanya kelainan.
Hasil pemeriksaan intraoral terlihat mahkota gigi 11 terdapat karies yang
meliputi bagian mesial dan mencapai palatal dan telah dilakukan perawatan
saluran akar dan direstorasi sementara menggunakan cavit. Hasil tes palpasi dan
perkusi pada gigi 11 memberi respon negatif.
1
Gambar 1. Foto klinis gigi 11
Pemeriksaan Radiograf
Pemeriksaan radiograf menunjukkan perbandingan mahkota akar 1:2 dimana
terlihat saluran akar normal dan terisi bahan opturasi yang melewati orifis,
ligamen periodontal menebal, lamina dura normal dan tidak terdapat lesi
periapikal.
2
Persiapan Alat:
1. Alat standar (kaca mulut,sonde berkait, sonde lurus, pinset, ekskavator)
2. Bur intan bulat, bur flame, bur silindris, bur round end, bur fisur dan bur
finishing
3. Peeso reamer
4. Penggaris besi
5. Mixing slab
6. Spatula semen
7. Kapas butir
8. Kapas gulung
9. Sendok cetak
10. Plastic filling instrument
11. Light curing
Persiapan Bahan :
1. Pasak fiber
2. Semen pasak
3. Bahan cetak alginat
4. Double impression
5. Wax
6. Dentalon
7. Dental stone
8. Benang retraksi
9. Akrilik putih
10. Resin komposit
11. Etsa
12. Bonding
13. Vaseline
14. Semen sementara non eugenol
15. GIC tipe 1
3
ProsedurKerja:
Kunjungan I
1. Pengisian Rekam Medik
2. Buka tumpatan sementara
3. Pencetakan mahkota sementara
a. Pencetakan gigi menggunakan alginate dan pengecoran menggunakan
dental stone
b. Wax up
c. Pencetakan (yang telah di wax up) menggunakan heavy body
4. Mengukur panjang kerja pasak dan diameter pasak (ukuran pasak yang
tersedia). Pemilihan nomor pasak sesuai diameter saluran akar.
Panjang pasak 1:1 dengan panjang mahkota gigi.
Panjang mahkota : 9 mm
Panjang pasak : 9 mm
Panjang pasak = 2/3 x panjang kerja = 2/3 x 21 = 14 mm
5. Preparasi pasak
a. Pembuangan gutta perca sepanjang 1/2 panjang pengisian (tandai
dengan stopper) menggunakan peeso reamer atau bur yang sesuai
dengan pasak (dalam kemasan pasak) yang dihubungkan ke handpiece.
Minimal gutta percha yang tersisa = 5 mm
4
c. Bentuk preparasi kearah apikal : sesuai dengan bentuk anatomi saluran
akar, mengecil ke apikal.
d. Bentuk penampang dowel : tidak boleh bulat dan harus oval
e. Besar preparasi dowel: Minimal menyisakan ½ dari diameter akar
untuk akar besar atau minimal meninggalkan 5 mm jaringan sehat
disekeliling saluran akar, pada akar kecil sampai normal.
6. Percobaan pasak fiber ke dalam saluran akar
7. Dilakukan foto radiograf pertama
8. Potong pasak fiber sebatas kamar pulpa
9. Sementasi pasak fiber dengan semen resin
a. Pengadukan semen pasak
b. Ambil lentulo lalu masukkan semen ke dalam saluran akar hingga
merata, kemudian masukkan pasak fiber yang telah dioleskan semen
ke dalam saluran akar, kemudian curing.
10. Build up mahkota gigi 11
11. Preparasi mahkota
a. Permukaan proksimal
Pedoman : Berupa garis yang ditarik dari gingival crest kearah
insisal, searah sumbu gigi berjarak 1,5 mm dari titik kontak.
Cara : Menggunakan bur pointed tapper cylindrical, diletakkan
diantara garis pedoman dan titik kontak, ujung bur setinggi gingival
crest dan sejajar dengan sumbu gigi/garis pedoman. Bur diputar,
pemotongan dari arah labio-palatal. Setelah titik kontak terputus,
pengeburan diteruskan sampai garis pedoman. Sehingga jarak gigi
tersebut 1-1,5 mm dari gigi tetangga. Didapat kesejajaran dinding
mesial-distal dan bidang preparasi rata dan halus.
5
b. Permukaan Insisal
Pedoman: membuat groove orientation sedalam 1-1,5 mm (tepat
pada garis pedoman, miring ± 45º ke arah palatal, ± setinggi insisal
gigi 11/lebih rendah dari insisal gigi 21)
Cara: Menggunakan bur round end, arah pengambilan dari labial ke
palatal membentuk sudut 45º dengan sumbu gigi. Didapat bidang
preparasi yang rata dan halus.
c. Permukaan labial
Pedoman : Membuat groove orientation pada 2/3 insisal dan pada 1/3
servikal, dengan kedalaman 1-1,5 mm, kedalaman groove semakin ke
servikal semakin dangkal
Cara : Menggunakan silindris, pengeburan bertahap dengan
mengikuti pedoman preparasi sampai pedoman groove hilang.
Permukaan preparasi rata dan halus.
d. Permukaan palatal
Preparasi menggunakan bur flame dengan kedalaman 0,5-1 mm.
Dimana cingulum ke arah oklusal sesuai dengan bentuk anatomi gigi
dan permukaan preparasi halus dan rata.
6
Gambar 7. Bur tapper round end
Kunjungan II
1. Adaptasi crown
Perhatikan bentuk anatomi crown, artikulasi dengan gigi antagonis, titik
kontak dengan gigi tetangga, adaptasi terhadap gingiva.
2. Sementasi crown
Sementasi menggunakan GIC tipe 1 luting.
7
Kunjungan III
1. Dilakukan kontrol 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan :
Subjektif : apakah pasien mengeluhkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman
atau tidak, mengganjal, rasa goyang, ada perdarahan gingiva atau tidak.
Objektif : dilakukan pemeriksaan untuk melihat artikulasi, kegoyangan
mahkota, keadaan gingiva.
8
TUGAS DTM
Semen Luting
Meningkatkan retensi
Memperkuat akar gigi (setidaknya jangka pendek)
Mengurangi kebocoran
Lebih tahan terhadap pemuatan siklik
Kemampuan untuk mengikat dengan pasak berbasis resin untuk
membentuk satu unit (monoblok)
Kerugian dari agen luting resin adalah sebagai berikut:
9
tergantung kepada radikal bebas yang dihasilkan oleh champorquinone dengan
aliphatic amine ketika penyinaran menggunakan sinar blue light.
1. Paralel
Desain pasak bersisi paralel telah terbukti meningkatkan retensi
dan menghasilkan distribusi tegangan yang seragam di sepanjang pasak.
Konsentrasi stres dapat terjadi di puncak pasak, terutama di ujung akar
yang sempit dan meruncing. Berbagai paralel yang tersedia secara
komersial meliputi sebagai berikut:
- Parallel-sided serrated and vented posts
- Parallel-sided threaded posts
- Parallel-sided threaded split shank posts
2. Tapered
Beberapa penelitian telah mengimplikasikan desain post aktif
sebagai penyebab kegagalan gigi post dan core-restorasi. Dari desain yang
diteliti, pasak yang tirus menyesuaikan dengan bentuk akar alami dan
konfigurasi saluran, sehingga memungkinkan pengawetan yang optimal
dari struktur gigi pada apeks pasak. Akan tetapi, desain ini dilaporkan
menghasilkan efek wedging, konsentrasi tegangan pada bagian koronal
akar, dan kekuatan retensi yang lebih rendah. Berbagai pasak runcing yang
tersedia secara komersial meliputi:
- Tapered smooth-sided posts
- Tapered self-threading posts
10
Diagnosis berdasarkan AAE (American Association of Endodontists)
Diagnosis Pulpa
Pulpa normal adalah kategori diagnostik klinis di mana pulpa bebas
gejala dan biasanya responsif terhadap pengujian pulpa. Meskipun pulpa
mungkin tidak normal secara histologis, secara klinis pulpa normal
menghasilkan respons ringan atau sementara terhadap pengujian dingin
dan pengujian termal biasanya berlangsung selama tidak lebih dari satu
hingga dua detik setelah stimulus dihilangkan.
Pulpitis reversible merupakan diagnosis klinis berdasarkan temuan
subyektif dan obyektif yang menunjukkan bahwa peradangan akan sembuh
dan pulpa kembali normal setelah etiologi dihilangkan. Ketika terdapat
stimulus dingin atau manis maka pasien akan merasakan ketidaknyamanan
dan akan hilang beberapa detik setelah stimulus hilang. Etiologi dari
pulpitis reversible termasuk sensitivitas dentin, karies atau restorasi dalam.
Pada gambaran radiograf tidak terdapat perbedaan yang signifikan di
daerah periapikal gigi. Setelah penanganan etiologi (misalnya
pengangkatan karies ditambah restorasi; menutupi dentin yang terbuka),
gigi memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah pulpitis
reversibel telah hilang atau belum.
Pulpitis ireversibel, diagnosis klinis berdasarkan temuan subjektif dan
obyektif yang menunjukkan bahwa pulpa yang mengalami radang vital
tidak dapat sembuh. Karakteristiknya mungkin termasuk nyeri tajam pada
stimulus termal, nyeri yang menetap (seringkali 30 detik atau lebih setelah
pelepasan stimulus), spontanitas (nyeri yang tidak diprovokasi) dan nyeri
yang dirujuk. Etiologi umum mungkin termasuk karies dalam, restorasi
ekstensif, atau fraktur yang mengekspos jaringan pulpa. Gigi dengan
gejala pulpitis ireversibel mungkin sulit untuk didiagnosis karena
peradangan belum mencapai jaringan periapikal, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada perkusi. Dalam kasus
seperti ini, riwayat gigi dan pengujian termal adalah alat utama untuk
menilai status pulpa.
Asymptomatic irreversible pulpitis adalah diagnosis klinis berdasarkan
temuan subjektif dan objektif yang menunjukkan bahwa pulpa yang
meradang vital tidak dapat sembuh dan perawatan saluran akar
diindikasikan. Deskripsi tambahan: tidak ada gejala klinis tetapi
peradangan yang disebabkan oleh karies, ekskavasi karies, trauma.
Pulp necrosis (nekrosis pulpa), kategori diagnostik klinis yang
menunjukkan kematian pulpa gigi yang membutuhkan perawatan saluran
akar. Pulpa biasanya tidak responsif terhadap pengujian pulpa dan
asimptomatik.
11
Previously treated (Perawatan Sebelumnya) adalah kategori diagnostik
klinis yang menunjukkan bahwa gigi telah dirawat secara endodontik dan
saluran akar telah diobturasi dengan berbagai bahan pengisi selain
medikamen intrakanal. Gigi biasanya tidak merespons pengujian termal
atau elektrik pulpa.
Previously Initiated Therapy adalah kategori diagnostik klinis yang
menunjukkan bahwa gigi sebelumnya telah dirawat dengan terapi
endodontik parsial seperti pulpotomi atau pulpektomi. Bergantung pada
tingkat terapinya, gigi mungkin merespons atau tidak merespons modalitas
pengujian pulpa.
12
Reaksi inflamasi terhadap infeksi pulpa dan nekrosis ditandai
dengan onset cepat, nyeri spontan, nyeri ekstrim saat ditekan pada gigi,
pembentukan nanah dan pembengkakan jaringan terkait. Mungkin tidak ada
tanda kerusakan radiografi dan pasien sering mengalami malaise, demam dan
limfadenopati.
6. Condensing Osteitis
Lesi radiopak difus yang mewakili reaksi tulang terlokalisasi
terhadap stimulus inflamasi tingkat rendah yang biasanya terlihat di apeks
gigi.
13
karena hal ini, bersama-sama, dapat mengurangi kelangsungan hidup gigi jangka
panjang dibandingkan dengan gigi dengan pulpa vital.
14
dinding saluran akar. Pilih gutta percha sesuai dengan bentuk dan ukuran kanal
yang sudah dipreparasi. Gutta percha harus dibawah 1-2 mm karena ketika ujung
gutta percha melunak dengan panas, kemudian akan bergerak ke apikal pada
saluran akar yang sudah dipreparasi. Material tersebut akan beradaptasi pada
dinding saluran akar. Apabila pengisian saluran akar melebihi batas yang
ditentukan salah satu akibatnya dapat menyebabkan diskolorasi warna.
15