PROSTODONSIA
________________________________________________________________
1) Model kerja: galangan gigit RA dan RB, Kaliper, jangka, bite dan fork
A. Verbalkan evaluasi basis dan galangan gigit
a. pasien diminta duduk tegak, lalu galangan gigit RA dimasukkan dalam mulut
pasien
b. adaptasi basis : tidak boleh mudah lepas atau bergerak, permukaan basis harus
rapat dengan jaringan pendukung, tepi basis harus tidak mengganggu sehingga
tidak boleh terlalu pendek atau panjang
c. melihat dukungan bibir dan pipi, galangan gigit harus bisa mengembalikan kontur
bibir pra pencabutan (kontur labial), dan pipi tidak boleh terlihat terlalu cembung
d. sulkus nasolabialis dan philtrum pasien nampak tidak terlalu dalam atau hilang
alurnya
B. Verbalkan dan peragakan penyusuaian dan evaluasi galangan gigit RA
a. galangan gigit dibuat dengan pedoman 2mm di bawah bibir atas bila dilihat dari
depan saat posisi istirahat (rest posisi)
b. sedangkan bila dilihat dari lateral sejajar dengan garis tragus-Ala nasi untuk
melihat kesejajaran bagian posterior (garis chamfer)
c. bagian anterior bite rime sejajar dengan garis antar pupil
d. cek dengan oklusal guide plane
___________________________________________________________________________
1
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
3) Seorang perempuan 56 tahun datang ke RSGM untuk dibuatkan gigi tiruan. Pada pemeriksaan
klinis ditemukan gigi yang hilang yaitu gigi 16, 15, 26, dan 24.
A. Buat desain gigi tiruan!
1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tidak bergigi
Gigi yang hilang yaitu gigi 16, 15, 26, dan 24. Kasus ini masuk termasuk klas III Kennedy
modifikasi 2. Indikasi protesa yaitu gigi tiruan sebagian lepasan desain bilateral
perluasan basis distal dengan dukungan kombinasi mukosa dan gigi.
2. Menentukan macam dukungan
Pemilihan dukungan: dukungan kombinasi mukosa dan gigi (14 dan 25)
3. Menentukan macam penahan
Direct retainer berupa klamer C pada gigi 14 dengan modifikasi sandaran oklusal di
distal dan klamer C pada gigi 25 dengan modifikasi sandaran oklusal di distal.
Indirect retainer berupa plat anterior setinggi cingulum
4. Menentukan macam konektor
Konektor berupa plat palatal akrilik dan menggunakan buccal flange pada sadel bukal
gigi 16, 15, 24, dan 26.
Keterangan:
1. Plat akrilik
2. Cengkeram C sandaran oklusal
3. Buccal flange
4. Plat anterior setinggi cingulum
4) Gigi 12 hilang, gigi 11 fraktur (gatau ini kena pulpa apa ga, kl kena berarti intrakoronal ya)
a. Jenis Bridge : Fixed- fixed bridge kedua konektor bersifat rigid, dapat digunakan untuk
gigi posterior dan anterior.
b. Bahan Bridge : All porcelain alas an estetik
c. Jenis Pontik : Modified Ridge Lap
d. Kontaknya dengan jaringan hanya terbatas pada puncak lingir bukal. Pontik ini didesai
dengan sedikit konkaf pada arah bukolingual.
2
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
Relining:
- Melapisi kembali fitting surface gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi atau longgar dengan
bahan dasar baru, menghasilkan lapisan baru yang beradaptasi secara akurat ke landasan gigi
tiruan.
- Tujuan : memperbaiki retensi sehingga GT dapat berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan
lunak dapat diperbaiki, pasien merasa nyaman dan enak dengan GT yang dipakai
Prosedur :
1. Senyum salam sapa
2. Sampaikan kepada pasien prosedur yang akan dilakukan dan meminta persetujuan tindakan
3. Siapkan alat dan bahan
Alat :
• set diagnostic
• dental stone bur
• stellon pot
• lee crown mess
• polishing bur
• kuvet
• glass slab
• cement spatula
Bahan :
• self curing acrylic (powder & liquid)
• heat curing acrylic
3
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
• gips stone
• material impression
4. Cuci tangan, pakai masker dan gloves
a. Direct/Langsung pada mulut pasien dengan “Self Curing Acrylic”
• Pasien diberitahu bahwa nanti akan terasa sensasi hangat sampai panas ketika
prosedur dilakukan
• daerah resorpsi linger dikurangi dan dibuat retensi (1/2 dari basis yang lama)
• aduk self curing acrylic di stellon pot sampai konsistensi yang masih lekat dan ditarik
akan membentuk serat (stringy stage)
• letakkan adonan akrilik pada daerah retensi tadi, lalu ditekankan langsung pada mulut
pasien sampai komposisi akrilik plastis yaitu adonan mudah dibentuk sesuai dengan
keinginan (dough stage), lalu dikeluarkan dari mulut
• instruksikan pasien untuk kumur dengan air dingin, sisa akrilik dibuang
• masukkan kembali ke dalam mulut, ditunggu hingga mengeras (±12 – 15 menit)
• lalu dipoles dan siap untuk dipakai
b. Indirect / Tidak Langsung dengan “Heat Curing Acrylic”
• GTSL lama dikurangi daerah resorpsinya dan dibuat retensi
• Jadikan GTSL lama sebagai sendok cetak
• Aduk material impression (1:1) pada glass slab, lalu letakkan selapis tipis pada daerah
retensi tadi sebaiknya tidak mengisi penuh GT supaya bisa mengikuti kontur
internal dari fitting surface yang diperbaiki.
• Retraksi bibir pasien supaya vestibulum anterior dan posteriornya dapat terlihat jelas,
lalu posisikan GT dengan benar
• Pegang dan tekan GT sampai sisa material impressionnya mengalir keluar melewati
flange
• Minta pasien untuk oklusi perlahan. Cek sudah benar atau belum
• Jika sudah setting final, denture dilepas bersamaan dengan bahan cetak tadi.
• Pengisian dental stone pada cetakan
• Wax contouring
• Penanaman dalam kuvet (flasking)
• Buang malam (boiling out)
• Pencampuran akrilik (packing)
• Perebusan akrilik (curing)
• Pelepasan model dari kuvet (deflasking)
• Grinding
• Finishing, bur Arkansas
• Polishing, (pumice+air) dan (cryet+air)
-
4
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
_____________________________________________________________________________
5) Preparasi dan guiding grooves pfm gigi 37, pilih jenis bur.
A. Anestesi Lokal
B. Retraksi Gingiva menggunakan benang/cord yang direndam larutan adrenalin lalu
dimasukan pada sulkus gingiva yang telah dikeringkan menggunakan cord packer
diretrak kearah samping
C. Preparasi Oklusal
- Dibuat guide groove/ occlusal depth 2 mm
Slide prof haryo: 1,5mm pada tonjol fungsional, 1mm pada tonjol non fungsional
- Bur yang digunakan round end tapered diamond bur
- dikurangi 1-2 mm menurut bentuk permukaan oklusal, jangan dikurangi secara rata.
- periksa jarak dengan gigi antagonisnya.
5
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
Indeks muka dengan patokkan panjang muka (jarak vertikal Nasion - Gnation) dan Lebar
muka (jarak byzigomatik kanan dan kiri)
Menurut Leon William’s bentuk gigi akan sesuai dengan bentuk muka dan bentuk
rahang.
6
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
7). SURVEYOR
Gigi 17 dan 26 hilang akan dibuatkan GTSKL (Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam).
Sumber : DSC prosto Semester 4 materi surveyor.
a. Verbalkan bagian-bagian surveyor
KETERANGAN
BD = Basis Datar
TT = Tiang Tegak
LD = Lengan Datar
GT = Gelendong Tegak
TA = Tongkat Analisis
MB = Meja Basis
7
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
Ganti tongkat analisis dengan carbon marker untuk menandai garis survey
(area yang disurvey merupakan kontur terbesar dari gigi yang sedang
disurvey).
Carbon marker digerakkan mengelilingi gigi untuk mencari garis survey. Garis
survey dibagi menjadi dua yaitu diatas garis survey berupa non undercut
(supra bulge area) dan dibawah garis survey berupa undercut (infra bulge
area)
Undercut retentive (keadaan yang diharapkan) akan menjadi tempat
diletakkannya lengan cengm sehingga dapat menahan gigi tiruan. Untuk
undercut yang tidak diharapkan dapat dilakukan blocking out.
Pemiringan anterior dan posterior dilakukan untuk kasus paradental,
prinsipnya adalah memiringkan kea rah gigi yang kuat
8
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
Pemberian tanda garis : pada area tepi lateral kanan dan kiri serta dorsal model
Pemberian tanda goresan : hal ini lebih menguntungkan dari tanda garis karena
tanda goresan tidak mudah hilang saat model di duplikasi
Pemasangan pin : bagian tengah model (bagian yang tidak ada kerangkanya )
dilubangi, tongkat surveyor diganti dengan pin, pin dimasukkan ke dalam lubang
dan disemen.
9
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
10
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
9) Pasien GTL dengan keluhan tidak nyaman memakai gigi tiruannya. Retensi baik, estetis baik.
Dokter gigi melakukan pemeriksaan oklusi pada bagian gigi dengan permukaan oklusal yang
tidak baik.
Pertanyaan :
1. Alat dan bahan yang disiapkan
Alat Bahan
- Diagnostik set - air
- Mikromotor - pumice
(lowspeed)
- Karborundum bur
- Enhance bur
- Articulating paper
- Microbrush
10 ) KESEJAJARAN BITERIM
Pertanyaan :
Uji coba bite rim RA full-full
1. Senyum, salam, sapa
2. mengkomunikasikan prosedur yang akan dilakukan, tujuannya, dan meminta izin pasien
(informed consent)
11
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
12
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
Perawatan
1. KIE
K Mengkomunikasikan bahwa kemungkinan keluhan yang dialami pasien dicurigai
sebagai Denture Stomatitis
I Menginformasikan bahwa penyakit yang dicurigai dapat disebabkan karena
pasien jarang membersihkan gigi tiruannya, jarang melepasnya, dan merokok
E Mengedukasi pasien agar menjaga kesehatan dan kebersihan gigi tiruan dan
mulut. Pasien dianjurkan untuk melepas gigi tiruan pada malam hari dan
merendamnya dalam chlorhexidine 0,2%. Kemudian apabila ingin dipakai bilas
dahulu dengan air dan ditetesi nystatin. Pasien diminta mengurangi konsumsi
rokok. Pasien dijelaskan menggunakan obat anti fungal yang berupa nystatin
suspensi oral yang diteteskan ke lidah kemudian dikulum selama 2 menit lalu
ditelan. Setelah menggunakan obat nystatin hindari makan dan minum kira-kira
30 menit. Lakukan penetesan nystatin 4x sehari
drg. Hulk
Jl. Shield no. 7 Yogyakarta
0274 123456
SIP. 123467890
Pro : Thor
Umur : 35 th
JK : Laki-laki
Instruksi
1. Menjaga kesehatan dan kebersihan gigi tiruan dan mulut
2. Melepas gigi tiruan pada malam hari dan merendamnya dalam chlorhexidine 0,2%
3. Apabila ingin dipakai bilas dahulu dengan air dan ditetesi nystatin
4. Mengurangi konsumsi rokok
5. Menggunakan obat anti fungal yang berupa nystatin suspensi oral yang diteteskan ke lidah
kemudian dikulum selama 2 menit lalu ditelan. Setelah menggunakan obat nystatin hindari
makan dan minum kira-kira 30 menit.
6. Lakukan penggunaan nystatin 4x sehari
7. Kontrol 1 minggu setelahnya untuk melihat perkembangan
OS mau buat GTL/GTP baru karena yang lama sudah tidak enak dipakai .
13
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
14
TO OSCE OKT 2017
Prostodonsia
b. Sendok cetak diletakkan di dalam mulut, dan pembentukan batas tepi yang
membulat dilakukan pada regio posterior terlebih dahulu, kemudian regio anterior.
c. Pada metode mencetak mukodinamik, pasien diinstruksikan untuk:
1. Mengucapkan “ah” agar vibrating line tercetak.
2. Mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum bukalis superior.
3. Mengucapkan “u” untuk mendapat cetakan frenulum labialis superior.
4. Menggerakkan rahang bawah ke kiri dan ke kanan untuk mencetak lipatan
mucobuccal.
5. Menggerakkan pipi dan bibir untuk mencetak lipatan mucobuccal.
d. Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dilepas dan dicuci dengan air mengalir
untuk menghilangkan saliva yang menempel pada cetakan. Vibrating line diperoleh
ketika pasien mengucapkan “ah” lalu digambar menggunakan pensil indelible,
kemudian cetakan dimasukkan kembali ke dalam mulut pasien supaya garis tinta
berada di cetakan.
Rahang bawah
a. Bahan cetak diletakkan pada sendok cetak
b. Sendok cetak diletakkan di dalam mulut, dan pembentukan batas tepi yang
membulat dilakukan pada regio posterior terlebih dahulu, kemudian regio anterior.
c. Pasien diinstruksikan mengangkat lidah dan bernafas melalui hidung.
d. Pada metode mencetak mukodinamik, pasien diinstruksikan untuk:
1. Mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum bukalis superior.
2. Mengucapkan “u” untuk mendapat cetakan frenulum labialis superior.
3. Menggerakkan rahang bawah ke kiri dan ke kanan untuk mencetak lipatan
mucobuccal.
4. Menggerakkan pipi dan bibir untuk mencetak lipatan mucobuccal.
e. Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dilepas dan dicuci dengan air mengalir
untuk menghilangkan saliva yang menempel pada cetakan.
14. TORUS
Pasien dengan benjolan pada langit-langit sakit saat memakai gigi tiruan lepasan full. Pasien
tidak mau dioperasi.
1. Tuliskan abnormalitas apa
Torus palatinus
2. Rencana perawatan untuk abnormalitas tersebut
Relief torus dengan relief of chamber, sebelumnya dilakukan blok pada daerah
torus
3. Gambar desain
Kasih keterangan:
RA : Full denture Basis plat akrilik
Anasir gigi akrilik pada gigi 17-27 Gigi 18 dan 28 tidak diganti
Relief chamber dengan menggunakan 4-8 lapis aluminium tin foil Post dam
15
TO OSCE OKT 2017
IKGA
IKGA
________________________________________________________________
1) Pasien anak, gigi 74 dan 84 sisa akar. ada phantom, alat dan lembar jawaban
A. Verbalkan dan tuliskan perawatan secara keseluruhan
a. pencabutan gigi 74 dan 84
b. medikasi
c. Topikal Aplikasi Flour
d. pembuatan Space Maintener
e. kontrol atau evaluasi
B. Alat dan bahan pencabutan 74 dan 84
a. Alat : elevator
tang radiks RB
alat diagnostik
b. Bahan : anestesi lidocain
topikal anestesi
cotton kasa, iod, sput injeksi
C. Verbalkan dan peragakan perawatan gigi 74 dan 84
a. penjelasan pada anak ttg yang akan dilakukan
b. cuci tangan, pakai masker, gloove
c. siapkan alat dan bahan
d. posisikan pasien senyaman mungkin dan sejajar dg siku operator
e. posisi operator untuk pencabutan gigi 74 di depan kanan
f. olesi iod pada daerah yg akan di suntik yaitu di mucobucal fold
g. gunakan topikal aplikasi
h. injeksikan larutan anestesi yg sebelumnya sudah dimasukkan dalam spuit ke
daerah foramen mandibula dg metode fisher untuk anestesi blok N.Alveolaris
Inferior dan lingualis, dan ke mucobukal fold untuk menganastesi N. Bucalis
i. encabutan radiks gigi dengan tang radiks RB
j. Bersihkan Daerah Pencabutan, beri tampon yang telah di olesi iod kemudian di
gigit
16
TO OSCE OKT 2017
IKGA
2) Pasien 9 tahun datang dengan keluhan gigi berlubang dan ingin dilakukan
pemeriksaan kebersihan mulut. ada model studi gigi bercampur yang ditandai
dengan spidol merah dan biru sebagai kalkulus dan debris.
A. Tuliskan perhitungan skor OHIS
B. Tuliskan kriteria OHIS pada pasien tersebut
OHIS digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan mulut berdasarkan debris dan
kalkulus pada gigi index di tiap sextan. Gigi indeks tiap sextan adalah sebagai
berikut.
16 (bukal) 11 (labial) 26 (bukal)
46 (lingual) 31 (labial) 36 (lingual)
17
TO OSCE OKT 2017
IKGA
Bila ada kasus dimana salah satu gigi indeks tersebut tidak ada, maka penilaian
dilakukan sebagai berikut :
a. Bila molar pertama atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada molar
kedua atas atau bawah. Apabila molar permanen belum tumbuh sempurna
dapat di gantikan dengan gigi m2 desidui.
b. Bila molar pertama dan molar kedua atas atau bawah tidak ada, penilaian
dilakukan pada molar ketiga atas atau bawah.
c. Bila molar pertama, kedua dan ketiga atas atau bawah tidak ada, tidak dapat
dilakukan penilaian.
d. Bila insisivus pertama kanan atas tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus
pertama kiri atas. Apabila incisvus permanen belum tumbuh dapat digantikan
dengan incisivus desidui pertama atas kanan.
e. Bila insisivus pertama kanan atau kiri atas tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
f. Bila insisivus pertama kiri bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus
pertama kanan bawah. Apabila incisvus permanen belum tumbuh dapat
digantikan dengan incisivus desidui pertama bawah kiri.
g. Bila insisivus pertama kiri atau kanan bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
Kriteria Pemeriksaan Debris (DI)
Skor 0 = Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris lunak, dan tidak ada
pewarna ekstrinsik
Skor 1 = Pada permukaan gigi terlihat, ada debris lunak yang menutupi
permukaan gigi seluas sepertiga permukaan atau kurang dari sepertiga
gingiva; atau pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris lunak,
akan tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi
sebagian atau seluruhnya
Skor 2 = Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak yang menutupi
permukaan tersebut, seluas lebih dari sepertiga, tetapi kurang dari dua
pertiga permukaan gigi dari tepi gingiva
Skor 3 = Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan
tersebut seluas lebih dari dua pertiga permukaan dari tepi gingiva
3) IKGA : PASIEN USIA 7 TAHUN, GIGI MOLAR KANAN BAWAH BERLUBANG, CARA DHE
___________________________________________________________________________
4) Mortal Pulpotomi
• Pulpotomi adalah pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa kemudian diikuti oleh
penempatan obat di atas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan. Pulpotomi disebut juga
pengangkatan sebagian jaringan pulpa. Biasanya jaringan pulpa di bagian korona yang cedera
atau mengalami infeksi dibuang untuk mempertahankan vitalitas jaringan pulpa dalam saluran
akar.
• Pulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus yang melibatkan kerusakan pulpa yang
cukup serius namun belum saatnya gigi tersebut untuk dicabut, pulpotomi juga berguna untuk
mempertahankan gigi tanpa menimbulkan simtomsimtom khususnya pada anak-anak.
• Indikasi pulpotomi adalah anak yang kooperatif, anak dengan pengalaman buruk pada
pencabutan, untuk merawat pulpa gigi sulung yang terbuka, merawat gigi yang apeks akar
belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat direstorasi.
• Prosedur
- Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, tujuan dari prosedur, dan meminta izin orang
tua pasien (informed consent).
19
TO OSCE OKT 2017
IKGA
20
TO OSCE OKT 2017
IKGA
dengan spatula semen hingga konsistensi dempul. Kemudian dipilin memanjang menjadi
master pin.
- Masukkan bahan obturasi ke dalam tiap saluran akar, lalu dikondensasi dengan endo
plugger
- Bersihkan sisa bahan pengisi
- Tutup dengan tumpatan sementara.
- Evaluasi obturasi radiograf, apakah sudah hermetis atau belum
- Jika sudah hermetis, tumpatan sementara dibongkar, lalu aduk basis semen ZnPO4.
Aplikasikan di dasar kamar pulpa dengan ball pointed applicator setebal 1-2 mm.
- Lalu tutup sementara dengan cavit, jangan sampai terjadi traumatic oklusi.
21
TO OSCE OKT 2017
IKGA
22
TO OSCE OKT 2017
IKGA
___________________________________________________________________________
8) Endo: sakit saat mengigit, gigi 46 dan 47 ada tambalan amalgam. (46 nekrosis pulpa disertai
abses apikalis kronis. 47 irreversible pulp akut
23
TO OSCE OKT 2017
IKGA
8) Pedo : Pasien berusia 8th datang ke klinik untuk melakukan perawatan. Didapatkan klinis
gigi 85 sirkuler karies dentin. Ce (+)
A. Verbalkan diagnosis : Karies dentin / D5 menurut ICDAS
B. Verbalkan rencana perawatan : Restorasi SSC
C. Pilih alat dan bahan
• Metal crown
• Diagnositic set
• Tapered bur
• Silindris bur
• Finishing bur
• Gunting khusus MC
• Tang Crimping
• Articular paper
• Rubber merah, hijau dan pumis
• GIC tipe I
• Glass slab
• Agat spatel
• Dental floss
D. Tahap tahap pembuatan SSC dari preparasi, pemilihan SSC, preparasi SSC, insersi
Teknik atau cara:
a. Dilakukan anesthesi lokal, untuk gigi
yang masih vital
b. Kurangi permukaan oklusal dengan bur
fissure. Pengurangan dimulai dan
daerah grove ± 1-1,5 mm. Diratakan,
sehinga semua kedalamannya sama
c. Kurangi permukaan proksimal,
sehingga tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya. Gunakan fissure bur kecil,.
Dinding paralel atau sedikit konvergen terhadap axis gigi, dimulai dari oklusal ke
arah gingival. Jangan sampai ada “ledge”.
24
TO OSCE OKT 2017
IKGA
9) Gigi 75 sudah dicabut, 73,83 karies email, 84,85 radiks, gigi 74 karies di distal oklusal mesial
pernah ditambal tapi copot terus, dari anamnesis pernah sakit dan bengkak.
A. Rencana perawatan
• Extraksi gigi 74, 84, 85
• Opdent 73, 83
• Space regainer
B. Alasan pertimbangan perawatan
- Gigi 74 mengalami karies di permukaan MOD dan pernah ditambal tetapi copot terus
sehingga direncana untuk extraksi
- Premature loss gigi 74,75, 84, 85 menyebabkan ruang untuk erupsi gigi premanen kurang
sehingga memerlukan space regainer
C. Gambar desain alat dan sebutkan komponennya beserta fungsi
1. Labial arch ø 0,7 mm Meningkatkan retensi dan stabilitas alat, Mempertahankan
lengkung gigi dari arah labial
2. Adam klamer ø 0,7 mm Memberikan retensi
3. Sekrup ekspansi Fisher Mendapatkan ruang
4. Base plate Tempat mengikat komponen lain dan berfungsi untuk menambah retensi
25
TO OSCE OKT 2017
IKGA
26
TO OSCE OKT 2017
IKGA
16. Lakukan kembali pengecekan oklusi dengan menggunakan articulating paper dan tanyakan
pada pasien apakah masih ada bagian yang mengganjal atau tidak.
17. Instruksikan pasien untuk tidak menggunakan gigi tersebut untuk makan selama 1 jam dan
untuk menjaga kebersihan mulut dengan melakukan penyikatan gigi untuk menghindari
akumulasi plak. pasien disuruh untuk kontrol 1 minggu kemudian.
__________________________________________________________________________________
27
TO OSCE OKT 2017
IKGA
• Yang ditambah dengan anasteri interdental papilla: arahkan jarum sejajar dengan
bidang oklusal, masukkan jarum 1,5-2 mm pada interdental papilla, aspirasi,
depositkan 0,2-0,3 cc sampai mukosa terlihat memucat.
j. Suruh anak untuk berkumur
k. Buka perlekatan gigi yang akan dicabut dengan ekskavator
l. Fiksasi daerah gigi yang akan dicabut, ungkit gigi ke arah oklusal dengan bein
m. Fiksasi dan luksasi dan cabut gigi dengan tang. (Luksasi arah bukal palatal dan sedikit rotasi
untuk anterior)
n. Pastikan tidak ada akar yang tersisa
o. Tetesi tampon dengan povidone iodine
p. Instruksikan pasien untuk menggigit tampon selama 30-60 menit.
q. Jelaskan instruksi pasca pencabutan kepada anak dan orang tua: jangan memainkan lidah,
menghisap, menggigit daerah yang terasa tebal, serta jangan berkumur dengan kencang,
jangan makan dan minum yang panas dan pedas selama 24 jam ke depan.
r. Instruksikan pada orang tua apabila perdarahan masih berlanjut, maka kembali ke dokter
gigi
s. Resepkan analgesik dan antibiotik (pada kasus abses) jika diperlukan.
12) TAF
Skenario :
Pasien anak tidak ada karies. Treatment TAF
28
TO OSCE OKT 2017
IKGA
13) APEKSIFIKASI
Pertanyaan :
Diagnosa, apeksifikasi, rencana perawatan selanjutnya
Indikasi :
a. Karies
b. Sakit spontan
c. Mobilitas
d. Non vital, apek blm menutup
e. dx : Pulpitis Ireversible / dx : Nekrosis pulpa
Tahapan :
1. Anastesi lokal
2. Isolasi
3. Hilangkan karies dengan bur diamond round
4. Buang atap pulpa
5. Eksplorasi
6. Ekstirpasi
7. Preparasi 1 mm diatas apeks
Hati – hati dan jangan melebarkan preparasi, cukup naik 3 file maksimal dari FAU
8. Irigasi 1 % sodium hipoclorit ( NaOCl ) pada saluran akar
9. Keringkan dengan Papper point
10. Masukkan pasta calcium hydroxide untuk inisial dressing
11. Kontrol 1 – 2 minggu
12. Dressing ulang dengan Ca(OH)2 tekan dengan catton pellet agar bisa masuk ke saluran
akar dan kontak dengan jaringan apikal
13. Restorasi sementara dengan GIC / ZnOE
14. Kontrol 3 – 6 bulan dressing Ca(OH)2 diganti tiap 2 – 3 bulan.
Pembentukan jembatan kalsifikasi pada 18 bulan
Jika sudah terbentuk obturasi gutta perca
29
TO OSCE OKT 2017
RADIOLOGI
RADIOLOGI
________________________________________________________________
1) SEMENTOMA
Pasien datang dengan keluhan gigi sakit setelah ditambal. Pemeriksaan intraoral gigi vital,
ada riwayat ulser pencernaan, ada ronsen periapikal gigi 16. Gambaran radiografi sebagai
berikut :
___________________________________________________________________________
30
TO OSCE OKT 2017
RADIOLOGI
__________________________________________________________________________
3) SEMENTOBLASTOMA
Kasus dengan radiografi sementoblastoma. Lakukan anamnesa, radiodiagnosis dan
DD?
Handling radiografi
Jika dipersiapkan illuminator, maka persiapan yang perlu dilakukan yakni :
- Cara mengambil radiograf : pegang ujung pokok radiograf, langsung diangkat,
jangan menyentuh bagian tengah, dan jangan menunjuk langsung radiograf dengan
tangan kecuali jika radiograf telah dilapisi selapis plastik mika baru bisa menunjuk
langsung.
31
TO OSCE OKT 2017
RADIOLOGI
- Bagian radiograf dengan gambaran metal marker berupa huruf L diletakkan pada
posisi kiri.
- Illuminator dinyalakan dan radiograf ditempatkan secara benar.
Lakukan penilaian kualitas radiografi (QA)
1. Kontras : apakah gambaran radiograf terang atau gelap, bisa dibedakan antara
jaringan keras dan jaringan lunak.
2. Image geometry :
- Apakah ada distorsi?
- Angulasi vertikal dan horizontal bagaimana? Misal kesalahan sudut horizontal
superimposed, kesalahan vertikal sudut terlalu besar elongasi, kesalahan
vertikal sudut terlalu kecil fore shortening.
- Posisi kepala atau posisi duduk pasien sudah benar atau belum? Pasien masih
pake anting atau tidak?
3. Penempatan film dan berkas film :
- Posisi film terpotong atau tidak?
- Posisi film terbalik atau tidak?
- Penempatan objek harus ditengah
4. Ketajaman gambar (resolusi) : Dapat dibedakan antara batas radiopak dan batas
radiolusen, apakah ada gambaran yang kabur/buram, cervical burn out, dsb.
______________________________________________________________________
32
TO OSCE OKT 2017
RADIOLOGI
33
TO OSCE OKT 2017
RADIOLOGI
5) OSTEOMIELITIS KRONIS
Penilaian mutu
Kontras dan detail ketajaman Baik, gigi anterior, kondilus kanan kiri terlihat jelas
Objek tercakup dari TMJ sampai tepi mandibula
Sudut rahang kanan dan kiri simetris, kondilus kanan dan kiri simetris dan sama tinggi
Septum nasal dan palatum durum terlihat jelas,
Dataran oklusal gigi tidak terlalu melengkung dan tidak terlalu mendatar
Gigi anterior dan posterior proporsional dan jelas
Gigi RA dan RB tidak oklusi
Tidak terdapat ghost image
SCORE QA
Score 1 kualitas film sempurna, tidak ada kesalahan dari masing2 penilaian kualitas film,
shg film dapat digunakan sebagai diagnosis
Score 2 terdapat kesalahan pada beberapa penilaian kualitas film, namun kesalahan tetap
dapat diterima dan dapat digunakan sebagai diagnose (diagnostically acceptable)
Score 3 terdapat kesalahan yang menyebabkan kesalahan dalam penegakkan diagnose
shg film tidak diterima dan tidak bs digunakan untuk menegakkan diagnosis (unacceptable)
1. Teknik
Panoramik, Konvesional oklusal, Lower oblique oklusal, CT-Scan
34
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
KONSERVASI
________________________________________________________________
1) Pasien 20th mengeluh gigi 36 nyeri tajam dan spontan setelah makan kacang 2 minggu lalu,
pemeriksaan Rontgen tidak terdapat garis fraktur.
A. lakukan dan verbalkan pemeriksaan bite test
B. lakukan dan verbalkan pemeriksaan staining
C. lakukan dan verbalkan pemeriksaan transluminasi
Jawab :
A. Bite test
• Alat yang biasa digunakan :
tusuk gigi, cotton roll, orangewood stick, rubber polishing wheels, Tooth Slooth, dan Frac
Finder.
• Prosedur :
a. APD lengkap
b. Letakkan alat pada salah satu cusp gigi
c. pasien diminta untuk menggigit secara perlahan-lahan sampai benar-benar tergigit
penuh
d. Gigitan ditahan selama beberapa detik lalu pasien diminta untuk melepaskan gigitan
dengan cepat
e. Umumnya pada gigi yang fraktur, rasa sakit timbul saat melepaskan gigitan.
Pemeriksaan yang sama dilakukan terhadap tonjolan gigi lainnya
f. Bite test juga harus dilakukan pada gigi-gigi yang bersebelahan. Hal ini untuk
memberikan memberi perbandingan kepada pasien terhadap respon yang normal
dan yang sakit
• Bila rasa sakit timbul pada semua bagian gigi yang diberi tekanan, itu berarti terjadi
kelainan pulpa yang sudah menjalar ke ligamen periodontal sehingga menjadi
periodontitis apikalis. Namun bila rasa sakit itu hanya timbul pada satu tonjolan gigi
atau bagian tertentu dari gigi, maka rasa sakit itu dikarenakan ada bagian gigi yang
fraktur. Pada gigi yang fraktur, bite test akan menyebabkan terjadinya sedikit
pergeseran dari fragmen, peregangan odontoblas, dan selanjutnya memicu rasa
sakit
B. Pemeriksaan staining
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada bagian gigi yang retak. Pada
pemeriksaan gigi, restorasi yang telah ada, sebaiknya dibongkar terlebih dahulu.
• Cara pertama:
a. APD lengkap
b. Isolasi dan keringkan daerah yang diperiksa
c. Aplikasikan iodine 2% atau methylene blue pada daerah yang dicurigai retak.
d. bilas dengan air selama 10-15 detik.
35
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
e. Pada daerah yang retak, zat pewarna itu akan lebih menyerap sehingga saat dibilas
akan nampak daerah atau garis dengan warna iodine 2% atau metylene blue.
• Cara kedua:
a. instruksikan pasien untuk mengunyah tablet disclosing.
b. Setelah pengunyahan, maka daerah yang retak akan timbul staining dari tablet
disclosing tersebut.
C. Pemeriksaan transiluminasi
• Alat yang biasa digunakan:
fiber optic light, bisa juga digunakan composite curing light
• Bersihkan gigi yang akan diperiksa
a. Matikan lampu dental unit agar mendapat hasil yang akurat
b. Transluminator diproyeksikan pada marginal ridge, dasar preparasi kavitas, daerah
proksimal, dan pada dasar pulpa setelah melakukan akses kavitas.
c. pada gigi yang retak akan tampak garis atau area gelap, pada gigi yang tidak retak,
cahaya akan diteruskan sampai pada permukaan gigi yang berlawanan,
• Transluminasi adalah pemeriksaan yang sangat informatif, mudah dan
merepresentasikan di mana letak keretakan gigi. Bekerja sesuai hukum fisika, di
mana cahaya dari sinar akan diteruskan sampai ketika bertemu dengan celah, di
mana cahaya itu akan dipantulkan
Garis retak nampak pada bagian mesial dari cusp mesio lingual gigi molar. (b) Garis retak nampak
pada dinding kavitas setelah dilakukan akses kavitas.
2) Pasien melanjutkan perawatan gigi depan atas. Akan dilakukan perawatan saluran akar dengan
kombinasi tahapan pertama preparasi saluran akar dengan kombinasi tahapan kedua irigasi
A. Verbalkan konsep perawatan
B. Verbalkan dan pilih bahan untuk tahapan pertama
a. Diagnostik set
b. Jarum miller (smooth broach)
c. Jarum ekstirpasi (barbed broach)
d. K- file
e. Headstrum file
C. Verbalkan dan pilih bahan untuk tahapan kedua
a. Larutan sodium hipoklorit (NaOCl 2,5%)
b. Aquades/ saline sterile
c. Paper point
d. Cotton roll
e. Syringe
D. Verbalkan dan peragakan tahapan irigasi
a. Irigasi dilakukan dengan menggunakan syringe dan jarum endodontik yang bertakik.
b. Jarum harus dibengkokkan menjadi sudut tumpul untuk mencapai saluran akar gigi depan
atau belakang.
36
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
c. Jarum dimasukkan sebagian kedalam saluran dan harus ada ruang yang cukup antara
jarum dan dinding saluran yang memungkinkan pengaliran kembali larutan dan
menghindari penekanan kedalam jaringan periapikal
d. Setiap pergantian file diirigasi dengan NaOCl 2,5% dan aquades bergantian
e. Saat membersihkan dan membentuk saluran akar, larutan disemprotkan hati-hati dengan
sedikit atau tanpa tekanan serta diperhatikan agar saluran selalu penuh dengan larutan
baru.
f. Larutan irigasi yang merembes keluar diabsorpsi dengan kain kasa atau diaspirasi.
g. Setelah preparasi, saluran akar dikeringkan dengan paper point pada pengeringan
terakhir.
___________________________________________________________________________
3. PULPEKTOMI
A. Rencana perawatan yang akan dilakukan adalah pulpektomi
B. Siapkan alat dan bahan
Alat dan Bahan Umum
• Kaca mulut
• Pinset
• Sonde half moon
• Ekskavator
• Sarung tangan / gloves
• Masker
• Cotton roll
• Cotton pellet
Alat dan Bahan Anestesi Lokal
• Disposable injection syringe / spuit injeksi 2cc
• Larutan antiseptik (Povidone iodine 10%)
• Larutan anestesi (Lidocain 2% dengan adrenalin 1:80.000) dalam ampul 2cc
Alat Cavity Entrance
• Round bur metal / Tungsten carbide (Low speed)
• Endo access bur (High speed)
• Diamendo (High speed)
Alat Eksplorasi dan Preparasi Saluran Akar
• Jarum miller (smooth broach)
• Jarum ekstirpasi (barbed broach)
• K-File
• H-File
• Syringe
• Jarum irigasi
• Rubber stop
Bahan Preparasi Saluran Akar
• Larutan Sodium Hipoklorit (NaOCl 2,5%)
• Larutan Saline
Alat Obturasi
• Lentulo
• Spreader
• Plugger
• Pinset endodontik
• Glass plate
• Cement spatula
37
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
• Plastis instrument
• Bunsen
Bahan Obturasi
• Gutta percha
• Endomethasone
• Eugenol
• Zink fosfat semen
• Cavit
C. PROSEDUR PULEKTOMI
a. Cuci tangan, gunakan masker dan gloves
b. Posisikan pasien senyaman mungkin
c. Sampaikan kepada pasien prosedur yang akan dilakukan dan meminta persetujuan
tindakan
d. Anestesi
• Larutan anestesi dimasukan kedalam spuit injeksi
• Keringkan dan asepsis mukosa daerah kerja dengan kapas yang dibasahi Povidone
Iodine 10%
• Anestesi infiltrasi pada mukobukal fold sebanyak 0,5 ml dan pada bagian
palatal/lingual sebanyak 0,5 ml.
• Cek apakah anestesi sudah bekerja
e. Cavity Entrance
Hilangkan semua jaringan karies menggunakan round bur metal
d. Tentukan outline form
I RA : triangular dengan akar sejajar insisal
C RA : oval/ bulat dengan arah insisoservikal
P RA RB : oval memanjang
M RA : triangular akar sejajar bukal
M RB : triangular akar sejajar mesial
Rahang Atas
Rahang Bawah
e. Tentukan area pembukaan (Anterior : area pembukaan pada 1/3 tengah palatal gigi dan
1/3 tengah mesial-distal).
f. Menggunakan endo access bur/ round bur diamond, bagian palatinal gigi mulai dibuka.
Letakkan tegak lurus permukaan gigi yang akan dituju, bur hingga kedalaman tertentu.
Kemudian letakan bur sejajar aksis gigi, bur hingga menembus kamar pulpa.
g. Menggunakan diamendo / fissure bur, letakan sejajar aksis gigi, dengan gerakan latero
oklusal ratakan dinding kamar pulpa hingga membentuk akses yang divergen kearah
insisal.
38
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
h. Ambil jaringan pulpa pada kamar pulpa dengan ekskavator sampai batas orifice.
f. Lakukan eksplorasi, yaitu mencari jalan masuk ke saluran akar melalui orifice
menggunakan jarum miller.
g. Lakukan ekstirpasi, yaitu pengambilan jaringan pulpa pada saluran akar menggunakan
barbed broach yang diputar 360o dan ditarik.
h. Lakukan irigasi.
i. Penentuan Panjang Kerja (Metode INGLE radiografi)
a. Ukur panjang gigi pada radiograf diagnostik (misal 23 mm) initial measurement
b. Kurangi 1 mm untuk mengimbangi distorsi (22 mm)
c. Atur rubber stop pada file dengan panjang kerja yang telah dikurangi (22 mm)
d. Masukkan instrument dalam saluran akar, rubber stop pada titik referensi. Jika ada rasa
sakit kurangi ½ - 1 mm Tentative working length
e. Lakukan pengambilan foto ronsen kembali
f. Ukur panjang instrument. Pada radiograf akan terlihat selisih (sisa) antara ujung file
yang dimasukkan dengan ujung akar yang terlihat dari rontgenan. Hitung sesilihnya
(misalnya 1mm), lalu tambahkan dengan ukuran tentative working length yang tadi (23
mm).
g. Kemudian, untuk mendapatkan final working length (panjang kerja akhir), jumlah
panjang kerja yang telah ditambahkan selisih tadi dikurangi kembali 1 mm untuk
menantisipasi adanya distorsi.
h. Didapatkanlah panjang kerja akhir (22mm)
i. Sesuaikan letak rubber stop
j. Preparasi Saluran Akar (Metode Step Back)
Misalkan panjang gigi 22 mm dengan IAF = 20
a. Preparasi Apikal
• Tentukan terlebih dahulu initial file atau file awal = file terbesar yang dapat masuk
saluran akar sesuai dengan PK sebelum saluran akar dipreparasi. Caranya : PK = (22-
1)= 21 mm. Pasang rubber stop pada file mulai nomor yang terkecil (mulai dari 10).
Lalu nanti dicobakan sampai nomor file yang tidak dapat masuk sesuai PK yang ada
IAF= 20
• Preparasi apikal dimulai dari nomor file = 20
Kemudian file digerakkan dengan metode watch winding, yaitu diputar ¼ kali putaran
bolak balik sebanyak 2 atau 3 kali hingga terasa longgar. Setelah itu meningkat ke
nomor file di atasnya, kemudian direkapitulasi ke nomor file sebelumnya. Panjang
kerja tetap 21 mm.
File #20
File #25 PK=21 mm , lalu direkapitulasi ke File#20
File #30 PK=21 mm , lalu direkapitulasi ke File#25
File #35--MAF (Master Apical File) PK=21 mm , lalu direkapitulasi ke File#30
Setiap pergantian alat harus diirigasi dengan NaOCl 2,5%
b. Preparasi Badan Saluran Akar
• Dikerjakan dengan teknik step back, yaitu dimulai dari 1 nomor di atas MAF File#40
dengan panjang kerja dikurangi 1 mm. Dan setiap pergantian file, direkapitulasi ke file
MAF
File#40 PK = 20mm rekapitulasi #35
File#45 PK= 19mm Rekapitulasi #35
File#50 PK= 18mm Rekapitulasi #35
Setiap pergantian alat harus diirigasi dengan NaOCl 2,5%
c. Finishing
• Menggunakan Headstorm File, untuk membentuk coronal flaring (bentuk corong
bagian koronal) dengan ukuran H File#55 dengan PK=18mm.
39
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
d. Preparasi diakhiri dengan K-File ukutan MAF (#35) dengan gerakan circumferential
untuk menghaluskan dinding saluran akar
4) Obturasi Saluran Akar (Metode Step Back)
a. Trial guttap sesuai no MAF , lakukan foto ronsen untuk memastikan guttap masuk
sepanjang kerja dan mengisi daerah apikal 1-3 mm MAC (master apical cone), beri
tanda pada reference point
b. Bersihkan saluran akar dengan menggunakan larutan pembersih smeared layer
c. Keringkan saluran akar dengan paper point
d. Aduk sealer yaitu campuran Endomethasone dan eugenol (2:1) diatas glass plate
menggunakan cement spatula sampai homogen
e. Oleskan pada lentulo yang sudah dipasang rubber stop kemudian diulasi tipis pada seluruh
dinding saluran akar menggunakan low speed atau manual, diputar searah jarum jam
sambil ditarik keluar.
f. MAC diulasi tipis sealer, masukkan perlahan ke dalam saluran akar sesuai reference point
menggunakan pinset endodontik, tahan 20-30 detik
g. Spreader dimasukkan diantara guttap dengan dinding saluran akar, kemudian ditekan ke
apikal sampai 1-2 mm sebelum apeks, sehingga guttap terkondensasi ke lateral.
h. Ruang yang tersisa di isi dengan guttap tambahan yang ukurannya menyesuaikan dengan
besar spreader.
i. Saluran akar di isi dengan guttap sampai spreader hanya masuk 2-3 mm dari orifice.
j. Kelebihan guttap dipotong 2 mm dibawah orifice menggunakan instrument panas khusus.
k. Kondensasi vertikal dengan plugger
l. Bersihkan kamar pulpa dari sisa sealer
m. Aduk zink fosfat diatas glass plate menggunakan cement spatula hingga diperoleh
konsistensi sekunder, kemudian aplikasikan pada orifice
n. Tutup dengan tumpatan sementara. Ronsen : cek hermetis atau tidak
o. Kontrol 1 minggu kemudian, lalu tumpat permanen.
___________________________________________________________________________
40
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
Jawaban :
1. Interpretasi radiografi :
- Handling radiografi
- Quality Assurance (QA) : Kontras, geometri image, penempatan berkas sinar, ketajaman
gambar dan resolusi
- Interpretasi radiografi : Site, Size, Shape, Outline, Relative radiodensity, Effect on adjacent
surrounding structure
2. Diagnosis radiograf : karies dentin
3. Penumpatan resin komposit:
1) Universal Precaution (Cuci tangan, masker, handscoon)
2) Hilangkan jaringan karies dengan round metal bur. Preparasi, hilangkan email yang tidak
didukung dentin sehat dengan round bur diamond dari arah palatal. Buat bevel sepanjang
cavosurface line angle dengan bur flame/ pear shape diamond membentuk bevel hollow
ground.
3) Bersihkan kavitas menggunakan chlorhexidine diglukonat 2% dengan cotton pellet.
4) Tentukan warna dengan shade guide:
- Riasan pada pasien dihapus
- Lampu dental unit dimatikan, pencahayaan sebaiknya dengan cahaya matahari
langsung
- Apabila pasien menggunakan baju dengan warna terang, ditutup dengan polibib
hijau atau biru
- Penentuan warna dilakukan 3 kali: di samping cuping hidung, didalam mulut saat
rest posisi, didalam mulut saat pasien tersenyum.
- Pasien ditunjukkan dengan cermin.
5) Isolasi area kerja menggunakan cotton roll atau rubber dam.
6) Aplikasikan bahan etsa (Email 20 detik, dentin 15 detik). Bilas dengan cotton pellet basah.
Kavitas dibiarkan moist (tidak boleh kering).
7) Pasang matriks seluloid pada interdental gigi.
8) Aplikasikan bahan bonding dengan microbrush. Aliri udara perlahan-lahan supaya sisa
monomer menguap. Lakukan penyinaran selama 15-20 detik sesuai petunjuk pabrik.
9) Aplikasikan resin komposit dengan plastis filling instrumen dengan teknik inkremental.
Ketebalan maksimal 2 mm. Lakukan penyinaran selama 20 detik atau sesuai petunjuk
pabrik.
10) Cek oklusi dengan articulating paper.
11) Finishing dengan bur diamond finishing/ bur pita kuning.
12) Polishing dengan polishing bur (enhance) dan polishing disk.
___________________________________________________________________________
41
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
ini merupakan panjang gigi, selisih misal 0,5 mm lalu tambahkan dengan tentative
working length menjadi 21,5 mm.
7. Dari perhitungan diatas didapatkan :
Panjang kerja = panjang gigi – 1 mm
Panjamg kerja = 21,5 – 1 = 20,5 mm
Panjang kerja ini yang akan digunakan untuk prepasi saluran akar.
Rumus Grossman
𝑌𝑌 . 𝑍𝑍
𝑋𝑋 =
𝑊𝑊
___________________________________________________________________________
8) RESTORASI SIK
Konservasi : Verbalkan dan peragakan cara menumpat gigi 13 dengan menggunakan GIC
Alat:
- Diagnostik set
- Micromotor
- Plastis instrument
- Agat spatel
- Glass slab
- Paper pad
- Microbrush
- Articulating paper
- Round bur
- Fissure bur
- Alpin bur
- Matrix servical
Bahan:
- GIC tipe 2 Fuji 9 (powder and liquid )
- Dentin conditioner
- Varnish
- Cotton roll and cotton pallet
Prosedur
a. Pakai masker dan gloves
b. Membuat outline form
c. Menghilangkan jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin menggunakan round
bur
d. Membuat retensi yang berupa undercut kecil pada dentin
e. Kavitas dibersihkan dengan menggunakan cavity cleanser
f. Kavitas diisolasikan menggunakan cotton roll dan dikeringkan
g. Aplikasi matrix servical
h. Aplikasi dentin conditioner selama 10 detik menggunakan microbrush
42
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
i. Semprot dengan air bersih selama 10 detik, kemudian dialiri udara pelan-pelan, jaga tetap
moist
j. Aduk powder dan liquid di atas paper pad menggunakan agat spatula yan terbuat dari plastik
selama 20-30 detik
k. Aplikasikan GIC ke dalam kavitas
l. Tunggu sampai mengeras
m. Bersihkan kelebihan GIC di sekitar kavitas
n. Aplikasi varnish pada tumpatan GIC
o. Pemolesan dilakukan setelah 24 jam menggunakan alpin bur
9) NEKROSIS PULA
Pasien perempuan 18 th, mengeluhkan gigi depan kiri atas berubah warna, jatuh 2 tahun lalu.
A. Anamnesis
a. Senyum, sapa dan salam
b. Perkenalan
c. Tanyakan CC, PI (OLD CART), PDH, PMH, FH, SH
B. Peragakan pemeriksaan objektif
a. Sondasi
Melihat ada tidaknya karies pada gigi dengan menggunakan sonde.
b. Perkusi
Mengetuk gigi melihat apakah terdapat respon pada gigi, rasa sakit atau tidak,
keluarnya suara dari gigi dan respon dari pasien. Suara yang timbul pada pemeriksaan
perkusi menggambarkan struktur pendukung gigi dan jaringan sekitarnya. Respon +
menandai respon inflamasi pada jaringan.
c. Palpasi
Meraba jaringan lunak dan daerah sekitarnya yang dicurigai. Palpasi biasanya
menghasilkan pemeriksaan dangan fluktuasi +/-, lunak/keras, hangat
d. Vitalitas
1) Gigi dikeringkan terlebih dahulu menggunakan air syringe.
2) Basahi cotton pallet dengan CE sampai terbentuk bunga kristal
3) Tempelkan cotton pallet pada daerah servikal bukan gigi kontrol terlebih dahulu
sampai terdapat respon pada pasien.
4) Lanjutkan pada gigi yang akan diperiksa dengan cara yang sama.
e. Mobilitas
1) Jari telunjuk ditempatkan pada aspek lingual gigi 21, diaplikasikan tekanan dengan
pegangan kaca mulut pada permukaan fasial.
2) Pengukuran kegoyagan arah horizontal: gigi digerakkan ke arah labial-lingual /
bukal-lingual/ labial-palatal/ bukal-palatal
3) Pengukuran kegoyangan arah vertikal: Menekan bagian oklusal gigi dengan
menggunakan gagang instrument ke arah apikal.
C. Diagnosis
Nekrosis pulpa dengan periodontitis dan diskolorasi
D. Rencana perawatan
Perawatan saluran akar
10) Keluhan: terasa ngilu saat minum dingin. Klinis resesi gingiva RA anterior-posterior (gigi P).
Instruksi: 1. Anamnesis, 2. Rencana perawatan, 3. Peragakan tahapan restorasi
1. Anamnesis
a. Senyum, salam, sapa, dan perkenalkan diri
b. Identitas pasien (nama, umur, alamat)
43
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
44
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
45
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
7) Aplikasi resin komposit dengan plastis instrumen. Permukaan palatal terlebih dahulu
dengan warna universal dentin, lalu disinar 20 detik. Aplikasi RK dilanjutkan ke arah
labial dengan warna enamel, lalu disinar 20 detik.
8) Lepas celulloid strip
9) Finishing restorasi dengan fine finishing bur pita kuning, dilanjutkan polishing
dengan ruber silicon bur atau dapat dikombinasikan polishing disc
c. Cek oklusi dengan articulating paper
d. Perlihatkan hasil penumpatan kepada pasien dengan cermin
Sementasi Onlay
1. Letakkan satu sendok takar bubuk GIC tipe I pada kaca pengaduk, teteskan 2 likuid di
sebelahnya, campur dengan gerakan memutar menggunakan cement spatle.
2. Mula-mula campurkan separuh bagian GIC ke likuid dengan gerakan cepat dan radius kecil,
kemudian campurkan sisanya sampai homogen.
3. Angkat spatula setinggi 2.5cm, semen tidak boleh putus, lalu kumpulkan di ujung spatula.
4. Ambil semen dengan instrumen berujung bulat, letakkan semen pada permukaan intaglio
inlay. Sebagian lain semen, dimasukkan ke dalam kavitas sampai setengah penuh, masukkan
inlay logam ke dalam kavitas.
5. Kelebihan semen harus ke luar dari seluruh tepi restorasi
6. Bersihkan kelebihan semen dengan kapas dan sonde, bagian proksimal dibersihkan dengan
dental floss
7. Lakukan kontrol/evaluasi restorasi inlay minimal 1 minggu setelah insersi dilakukan.
8. Perhatikan:
- Keluhan subjektif
- Oklusi
- Artikulasi
- Adaptasi marginal
- Retensi plak
- Retensi/impaksi makanan
46
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
a) Ambil bubuk semen dengan sendok takar, ratakan dan tempatkan pada glass slab.
b) Bubuk dibagi dalam 5-8 bagian dengan spatula semen
c) Ambil cairan dengan sesuai takaran dengan cara meletakkan botol tegak vertical
jarak kira-kira 1 cm
d) Aduk bubuk dan cairan dengan gerakan memutar dengan menggunakan spatula
semen. Masing-masing bagian dengan lama 15-20 detik sampai seluruh bubuk
tercampur dan konsistensi seperti dempul
e) Satukan adukan dan tempatkan pada tepi glass slab.
4. Aplikasi semen dasar zn phospat
a) Ambil porsi kecil dari semen menggunakan semen stopper yang bersih dan kering
kemudian aplikasikan pada kavitas
b) Ratakan pada seluruh kavitas selapis tipis (1-2mm) menggunakan semen stopper.
Pastikan semen hanya pada dasar kavitas
c) Buang kelebihan semen mengugunakan ekskavator dan bersihkan sisa semen dari
kavitas
5. Aplikasi bahan tambalan sementara siap pakai
a) Ambil bahan tambalan secukupnya dan tempatkan pada glass slab kering dan bersih
b) Bagi dalam porsi-porsi kecil (5 bagian) dengan bantuan spatula semen
c) Masukkan bahan ke dalam kavitas dengan cara lapis per lapis
d) Kembalikan ke bentuk anatomi semula
e) Buang kelebihan bahan menggunakan ekskavator dan bersihkan gigi
47
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
i. Aplikasi bonding dengan mikrobrush pada seluruh permukaan yang telah di etsa,
lalu semprot dengan air syringe kemudian disinari selama 10 detik hingga tampak
permukaan mengkilat
j. Aplikasikan tumpatan komposit dengan plastic filling layer by layer dan disinari
selama 20 detik. Layer terakhir menggunakan servical matriks kemudian disinar
20 detik
k. Finishing dengan fine finishing bur sampai tidak ada step
l. Polishing dengan enhance (sand rubber cup) sampai halus
m. Cek dengan sonde, apabila masih ada step
n. KIE: pro kontrol jika ada keluhan
15) Pasien jatuh fraktir 1/3 insisal. Diagnosa pulpitis reversible, ingin ditambal agar terlihat
cantik. Gigi 11.
1. Pilih alat
a. Diagnostic kit
b. Mata bur: round end diamond bur, flat end fissure diamond bur, dapat pula
digunakan tungsten carbide bur (fluted <12), tappered fissured fine finishing diamond
bur, sand rubber cup, silicone rubber atau soflex disc, astro brush atau jiffy brush
c. Alat : rubber dam, saliva ejector, cotton roll, benang retraktor, cervical matrix
transparan, light cure, microbrush, plastic filling, komposit, glass slab, gunting
d. Bahan : chlorexidine gluconate 2%, haemostatic agent, Ca(OH)2, etsa, bonding
48
TO OSCE OKT 2017
KONSERVASI
49
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
PERIODONSIA
1) Pasien dengan keluhan renggang dan diastema sentral gigi 11, 21 dilakukan blanch
test positif
A. Pilih alat dan bahan yang digunakan
Armamentarium Frenektomi
SCALPEL
JARUM ATRAUMATIK
NEEDLE HOLDER
DIAGNOSTIK P
PERIODONTAL PACK
50
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
- Riwayat medis (kondisi medis saat ini, alergi, riwayat mondok di rumah sakit,
riwayat konsumsi obat, riwayat sakit sistemik, riwayat perawatan dokter, kalau
anak-anak tanyakan riwayat vaksinasi)
- Riwayat kesehatan gigi (pernah berobat ke dokter gigi, riwayat perdarahan saat
cabut gigi jika ada, riwayat perawatan gigi, kebiasaan sikat gigi, kebiasaan buruk
terkait oral, riwayat erupsi gigi)
- Riwayat keluarga (keluarga memiliki kelainan yang sama, riwayat herediter,
kesehatan orang tua dan saudara kandung)
- Riwayat sosial (konsumsi buah dan sayur, sedang dalam kondisi stress,
kebiasaan konsumsi alcohol dan merokok)
c. Pemeriksaan objektif
- Pemeriksaan ekstraoral
- Pemeriksaan intraoral
d. PEMERIKSAAN BLANCH TEST
a) Cuci tangan, pakai masker, handscoon
b) Pegang bibir rahang atas menggunakan jari telunjuk dan jempol
c) Pasien diminta untuk membuka mulut, dan jari operator mengangkat bibir
ke arah atas hingga maksimal
d) Perhatikan area frenulum, apabila frenulum terangkat dan margin gingiva
tertarik saat bibir diangkat, maka test blanch positif dan frenulum tinggi.
51
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
52
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
53
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
c. Occlusal adjustment
d. Splinting
3) Berdarah pada mukosa bukal kanan bawah, gingiva mudah berdarah, resesi 2mm, poket
5mm
A. Cara probing
1. Cuci tangan, pakai masker, gloves.
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
3. Pengaturan posisi kerja
4. Poket diukur dengan menggunakan probe WHO dengan teknik modified pen
grasp dengan finger rest (jari manis) ditempatkan di oklusal/incisial yang
berdekatan dengan gigi yang akan diprobing
Probe WHO
B. Berapa LOAnya
• Loss of Attachment : Resesi + Poket = CEJ – dasar poket 7mm
• Kategori Periodontitis berdasarkan attachment loss :
Ringan : 1-2 mm
Sedang : 3-4 mm
Berat : >5 mm
54
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
Tahapan Kerja :
1. Cuci tangan, pakai masker, gloves.
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
3. Pengaturan posisi kerja
4. Ukur Indeks plak, prosedur kuretase bisa dilakukan jika indeks <10%
5. Oral Profilaksis
6. Pemeriksaan poket memakai periodontal probe
7. Menentukan elemen yang akan di kuret
8. Aplikasi antiseptik pada daerah operasi dengan menggunakan cotton pellet yang telah
diberi povidon iodine
9. Lakukan anastesi lokal pada daerah operasi
10. Lakukan kuretase pada elemen gigi di daerah operasi, dengan sisi tajam kuret gracey
menghadap ke jaringan lunak. Dengan sudut 45 derajat.
11. Perhatikan finger rest saat melakukan kuretase, tangan kiri digunakan untuk menahan
bagian luar pada jaringan lunak yang sedang dikerjaka.
12. Kuret gracey yang dipakai sesuaikan dengan elemen gigi yang dikerjakan.
• Gracey no 1-4: untuk gigi anterior
• Gracey no 5-6 : untuk gigi premolar
• Gracey no 7-10: untuk gigi posterior bagian bukal/ palatal/lingual
• Gracey no 11-12: untuk gigi posterior bagian mesial
• Gracey no 13-14: untuk gigi posterior bagian distal
13. Buang jaringan nekrotik pada jaringan lunak. Arah kuretase adalah apikooklusal
14. Tanda bahwa kuretase telah selesai adalah sampai keluarnya darah segar
15. Kontrol perdarahan dengan menggunakan kasa tampon
16. Irigasi daerah operasi dengan larutan saline
17. Keringkan daerah operasi
18. Dressing dengan periodontal pack
Cara mempersiapkan periodontal pack
a. Siapkan periodontal pack base dan katalis 1:1 sama panjang di atas glass slab
b. Aduk memakai spatula stainless steel selama 30-45 detik hingga homogeny
c. Lumuri jari yang telah memakai gloves dengan gliserin/vaselin lalu bentuk
periodontal pack menjadi silindris
d. Keringkan daerah kerja
e. Letakkan periodontal pack pada daerah kerja, tutup dengan bibir, lalu massage bibir
agar periodontal pack membentuk alur mukosa
f. Periodontal pack menutupi daerah kerja dan ½ gigi sebelahnya kanan dan kiri
g. Buang ekses periodontal pack, periodontal pack tidak boleh menutupi
incisal/oklusal dan jaringan yang bergerak.
19. Instruksikan kepada pasien :
a. Tidak makan minum panas, tidak merokok selama 24 jam
b. Area yang dikuret tidak digunakan untuk mengunyah
c. Tetap menjaga kebersihan mulut
d. Minum obat teratur
e. Kontrol 1 minggu untuk membuka periodontal pack
55
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
56
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
• Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur
klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan
pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan pada hari
pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Teh,
kopi dan rokok harus dihindari bila anda menggunakan larutan kumur klorheksidin
untuk mengurangi stain.
• Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan
sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur; hubungi dokter anda
bila perdarahan tidak juga berhenti.
• Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
• Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak
timbul 2-3 hari kemudian, segeralah hubungi
dokter anda.
6)
6) ABSES GINGIVA
Perio : abses gingival, pasien kemarin malam makan seafood
Diagnosis: abses gingival
Alasan: makanan seafood (kulit udang, tulang ikan) yang menyelip pada gigi dapat
menyebabkan infeksi bakteri ke dalam jaringan gingiva sehingga menyebabkan reaksi
inflamasi akut. respon inflamasi berupa kemerah, licin, kadang-kadang sangat sakit dan
pembengkakan sering berfluktuasi.
1. Penatalaksanaan
• Gunakan masker, handscoon
• Irigasi poket dengan saline serta periksa ada tidaknya benda asing di dalam poket
• Dinding poket diretraksi menggunakan probe untuk mendapatkan drainase langsung
melalui muara poket
• Lakukan penekanan dengan jari secara halus untuk mengeluarkan pus, irigasi dapat
dilakukan untuk membersihkan eksudat dan dasar poket yang tersisa
2. Cara mengukur poket
• Gunakan masker, handscoon
• Operator di depan kanan pasien
• Tentukan ukuran marker probe
• Masukkan probe arah 45 kemudian tegakkan sejajar sumbu vertikal gigi dengan
gerakan walking stroke dari distobukal, bukal, mesiobukal, mesiolingual, lingual,
distolingual
• Ukur kedalaman poket dari margin gingiva ke dasar poket
• Ukuran dilihat dari marker probe yang tersisa diluar
57
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
7) DM TIDAK TERKONTROL
Pasien DM tidak terkontrol, klinis gigi 12, 11, 21, 22 poket 6mm, terdapat trauma
oklusi.
1. Lakukan anamnesis
• Senyum, salam, sapa
• Tanyakan identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan
• Keluhan utama
• Riwayat Keluhan utama: sejak kapan? Sebelah mana? Adakah nyeri? Apakah sudah
pernah diobati?
• Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut: sudah pernah ke dokter gigi? Perawatan yang
sudah dilakukan? Kebiasaan menyikat gigi? Kebiasaan buruk (merokok? Ngunyah
sirih?)
• Riwayat kesehatan umum: kondisi saat ini (sekarang sedang sakit tidak)? Adakah
riwayat enyakit serius? Pernah dirawat di rumah sakit? Ada penyakit menular? Ada
alergi obat/makanan/cuaca? Adakah riwayat atau masih mengonsumsi obat jangka
panjang?
• Riwayat keluarga: adakah anggota keluarga dengan keluhan sama? Adakah sakit
menurun?
• Riwayat sosial: tinggal dengan siapa? Sudah menikah? Sedang banyak pekerjaan?
2. Verbalkan diagnosisnya
Diagnosis: periodontitis e.c. trauma oklusi dengan faktor predisposisi DM
3. Verbalkan tahap perawatan
1) DHE
2) Occlusal adjusment
3) Kontrol
4. Verbalkan alat dan bahan
Alat: alat diagnostik, probe WHO
Bahan: handscoon, masker
5. Verbalkan cara mengukur poket
• Gunakan masker, handscoon
• Operator di depan kanan pasien
• Tentukan ukuran marker probe
• Masukkan probe arah 45 kemudian tegakkan sejajar sumbu vertikal gigi dengan gerakan
walking stroke dari distobukal, bukal, mesiobukal, mesiolingual, lingual, distolingual
• Ukur kedalaman poket dari margin gingiva ke dasar poket
• Ukuran dilihat dari marker probe yang tersisa diluar
8) SCALING MANUAL
Skenario :
Kalkulus supragingiva dan subgingiva pada gigi 33-42. Bop (+) , OHIS buruk.
Pertanyaan :
1. Persiapan alat dan bahan untuk SRP
Alat :
- Set alat diagnostik
- Sickle : kalkulus supragingiva
- Curette : kalkulus subgingiva
- Hoe : kalkulus pada tepian yang melingkar
- File : deposit kalkulus yang keras
- Cisel : kalkulus di sebelah proksimal
58
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
- Brush
- Handpiece low speed
Bahan
- Gloves
- Masker
- Larutan antiseptik
- Cotton pellet
- Pasta poles
2. Peragakan gerakan instrumentasi
Gerakan instrumentasi yang dapat dilakukan secara :
- vertikal : gigi anterior permukaan fasial, lingual, proksimal
gigi posterior mesial dan distal
- obliq : gigi posterior fasial dan lingual
- horizontal : line angle gigi posterior, area furkasi, poket dalam, permukaan akar gigi
anterior
3. Prosedur kerja
a. Cuci tangan, pasang masker dan gloves
b. Komunikasikan kepada pasien
c. Atur posisi duduk pasien, serta posisi kerja operator
d. Aplikasi antiseptik pada area kerja dengan menggunakan cotton pellet dan pinset,
dengan arah memutar dari dalam keluar
e. Lakukan eksplorasi dengan menggunakan sonde half moon untuk mengetahui letak
perbatasan kalkulus (titik tumpu pengambilan kalkulus)
f. Gunakan sickle scalers untuk melakukan pembersihan kalkulus supragingiva
g. Gunakan kuret gracey untuk pembersihan kalkulus subgingiva dan penghalusan akar:
- Gracey no. 1-4 gigi anterior
59
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
9) DESENTISISASI
Prosedur desensitisasi dan instruksi
1. Cuci tangan, pakai masker dan gloves
2. Komunikasikan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
3. Permukaan gigi harus bersih dari plak, debris dan kalkulus
4. Lakukan scaling serta polishing menggunakan brush dan pasta poles
5. Isolasi gigi menggunakan cotton roll, keringkan permukaan gigi menggunakan air
syringe
6. Aplikasikan bahan desensitisasi (durafat/fluocal), menggunakan cotton pellet dengan
gerakan searah pada daerah yang hipersensitif
7. Tunggu hingga 3-5 menit, sambil dianginkan menggunakan air syringe (tekanan ringan)
agar masuk ke tubuli dentin hingga bahan desensitisasi mengeras
8. Cek masih ngilu atau tidak. Ulangi prosedur jika masih dirasa ngilu.
9. Intruksikan pasien untuk tidak berkumur pada 30 menit pertama, serta hindari makan
dan minum selama 1 jam
10) ANUG
Anamnesis
1. CC : keluhannya apa, bu?
2. PI : sudah sejak kapan? Sakitnya seperti apa? Sudah diperiksakan apa belum?
Sudah minum obat apa belum? Skala sakit dari 1-10? Sudah pernah sakit seperti ini
belum?
3. PDH : sudah pernah ke dokter gigi? Sudah pernah bersihkan karang gigi, cabut gigi,
tambal gigi?
4. PMH : pernah dirawat ke rumah sakit? Ada sakit darah tinggi, gula, jantung, asma?
Sedang dalam perawatan obat? Sedang mengonsumsi obat-obatan?
5. FH : keluarga ada yang sakit gula, darah tinggi, sakit jantung?
6. SH : sudah menikah? Di rumah tinggal dengan siapa? Merokok atau minum
alcohol? Kerja dimana?
Perawatan ANUG
1. Kunjungan pertama
- Anestesi lokal
- Debridement pseudomembran dengan irigasi H2O2 3%, bersihkan membrane
dengan kassa kemudian irigasi dengan betadine
- Instruksikan pasien berkumur setiap jam dengan larutan saline hangat atau
berkumur 2 kali sehari dengan 1,5% H2O2 atau dengan 0,12% chlorhexidine
glutamate
- Medikasi antibiotic amoxicillin 500 mg 3x1 dan metronidazole 500 mg 3x1
- Control 1-2 hari kemudian
60
TO OSCE OKT 2017
PERIODONSIA
2. Kunjungan kedua
Bila tidak ada pseudomembran tapi masih kemerahan boleh scaling dan root planning
3. Kunjungan ketiga
Scaling boleh diulang dan pemberian obat kumur H2O2 dan chlorhexidine dilanjutkan
selama 2-3 minggu saja.
61
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
BEDAH MULUT
Gambar 2. Penderita didudukkan pada posisi semi supine selama prosedur anestesi lokal
PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL
1. Ambil sebuah disposable syringe, pastikan hal-hal berikut ini:
a. Masih tersimpan pada pembungkus dan tidak terdapat cacat atau robekan
b. Periksa tanggal kadaluwarsa
c. jarum pada barrel dieratkan terlebih dahulu sebelum membuka pembungkusnya
dengan memutar hub searah jarum jam, kemudian handle pada syringe didorong
62
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
Gambar 4. Cara membuka ampul. Ambil sebuah ampul yang berisi cairan anestesi lokal, sebelum
membukanya periksa terlebih dulu apakah seluruh cairan berada di bawah leher ampul, apabila
ada cairan yang masih berada di atas leher ampul (kiri) lakukan ketukan pada dinding ampul
dengan jari tangan (tengah) atau putar ampul dengan gerakan sentrifugal sampai seluruh cairan
berada di bawah leher ampul (kanan)
4. Sebelum mematahkan leher ampul pastikan bahwa seluruh cairan berada di bawah
leher ampul, apabila ada cairan yang masih berada di atas leher ampul lakukan
ketukan pada dinding ampul dengan jari tangan atau putar ampul dengan gerakan
sentrifugal sampai seluruh cairan berada di bawah leher ampul (gambar 4)
5. Leher ampul dipatahkan, lalu penutup jarum pada disposable syringe dibuka,
kemudian larutan anestesi lokal di dalam ampul tersebut dihisap dengan jarum injeksi
sampai seluruh cairan anestesi lokal berpindah ke dalam barrel tanpa ujung jarum
menyentuh dinding ampul (gambar 4)
6. Setelah semua cairan telah terhisap ke dalam barrel penutup jarum dipasang kembali
dengan hati-hati jangan sampai ujung jarum menyentuh penutupnya, kemudian
diperiksa apakah ada gelembung udara di dalam cairan di dalam barrel tersebut,
apabila terdapat gelembung udara dilakukan ketukan pada dinding barrel sampai
semua gelembung udara keluar dari cairan yang ada kemudian dorong handle sampai
terlihat ada cairan yang keluar dari ujung jarum (gambar 5)
63
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
Gambar5. Ampul dipatahkan pada bagian lehernya (a & b), larutan anestesi lokal di
dalam ampul tersebut dihisap dengan jarum sampai seluruh cairan anestesi lokal
berpindah ke dalam barrel tanpa ujung jarum menyentuh dinding ampul(c), kemudian
handle pada syringe ditarik perlahan-lahan dan dinding barrel diketuk-ketuk untuk
mengeluarkan gelembung udara di dalam cairan (d), handle kemudian didorong dengan
perlahan-lahan sampai cairan anestesi mengisi seluruh barrel dan terlihat ada tetesan
cairan keluar dari ujung jarum (e) Daerah tempat tusukan jarum dikeringkan dengan kasa
steril lalu diulasi dengan cairan antiseptik menggunakan cotton stick (kiri), ujung jarum
ditusukkan pada mukosa dengan perlahan-lahan, perlu diperhatikan bahwa bevel pada
ujung jarum selalu menghadap ke arah tulang (kanan)
7. Keringkan daerah yang akan menjadi tempat tusukan jarum dengan kasa steril lalu
ulasi daerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya.
8. Jarum ditusukkan dengan sudut 45 derajat pada mucolabial atau mucobuccal fold,
sekitar 1-1,5 cm dari leher gigi yang bersangkutan secara perlahan-lahan sampai ujung
jarum terasa menyentuh tulang setinggi apeks gigi bersangkutan, perlu diperhatikan
bahwa bevel pada ujung jarum selalu menghadap ke arah tulang (gambar 6); sebelum
cairan anestesi lokal diinjeksikan mutlak dilakukan aspirasi (gambar 7); apabila terlihat
darah masuk ke dalam barrel maka tariklah jarum
keluar dari mukosa. Catatan: (1) Tempat insersi jarum
dan kedalaman tusukan jarum pada mukosa
disesuaikan dengan gigi yang akan dianestesi dan
teknik anestesi yang digunakan; (2) Aspirasi adalah
tindakan menarik sedikit handle pada syringe sesaat
untuk mengetahui kemungkinan masuknya ujung
jarum ke dalam pembuluh darah
9. Apabila pada aspirasi tidak terlihat terhisapnya darah maka injeksikan cairan anestesi
lokal kira-kira 1 ml secara perlahan-lahan untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul
selama injeksi dan menghindari terjadinya toksisitas cairan anestesi lokal. Khusus
untuk gigi molar pertama rahang atas tusukan jarum dan injeksi cairan anestesi
dilakukan dua kali yakni pada mucobuccal fold apeks gigi premolar kedua dan apeks
mesiobukal gigi molar kedua rahang atas
10. Setelah injeksi cairan anestesi lokal selesai tariklah jarum dari daerah kerja secara
perlahan-lahan dan bertahap untuk mencegah timbulnya perdarahan di tempat
tusukan jarum, efek anestesi mulai terasa beberapa detik sampai beberapa menit
setelah injeksi, pada umumnya efek anestesi lokal sudah tercapai dalam waktu 5
menit
64
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
Gambar 8. Infiltrasi lokal dengan teknik submucosal injection pada mukosa bukal
rahang atas. Jarum ditusukkan pada membran mukosa sedalam jaringan submukosa
kemudian cairan anestesi diinjeksikan perlahan-lahan
2) Seorang pasien terjatuh dari sepeda, dilakukan foto rontgen kepala 3D. Terlihat fraktur pada
perimandibula sampai angulus dextra dan fraktur simpisis. Gigi 31 dan 41 goyang.
b. Medikasi (antibiotik, analgesik, antiinflamasi, anti perdarahan (bila perlu), dan obat
kumur)
c. Diet TKTP
d. Kontrol (kawat fiksasi dibuka 6-7 minggu)
e. Occlusal Adjustment
__________________________________________________________________________
65
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
Posisi Operator dan Pasien saat tindakan anestesi lokal atau Pencabutan
Pencabutan : posisi operator
Atas : posisi pasien Menggunakan Menggunakan
Bein tang
Pada gigi depan Mulut pasien setinggi di depan kanan Di depan
di antara siku dan pasien kanan pasien
bahu operator. Bidang
oklusal RA membentuk
sudut 45o terhadap
Lantai
Pada gigi belakang kanan Mulut pasien setinggi Di depan kanan Di depan
di antara siku dan pasien kanan pasien
bahu operator. Bidang
oklusal RA membentuk
sudut 45o terhadap
Lantai
Pada gigi belakang kiri Mulut pasien setinggi Di depan kanan Di depan
di antara siku dan pasien kanan pasien
bahu operator. Bidang
oklusal RA membentuk
sudut 45o terhadap
Lantai
Bawah :
Pada gigi depan Mulut pasien lebih Depan kanan Depan kanan
rendah dari siku. pasien pasien
Oklusi rahang bawah
sejajar lantai
Pada gigi belakang kanan Mulut pasien lebih Belakang kanan Belakang
rendah dari siku. pasien kanan pasien
Oklusi rahang bawah
sejajar lantai
Pada gigi belakang kiri Mulut pasien lebih Depan kanan Depan kanan
rendah dari siku. pasien pasien
Oklusi rahang bawah
sejajar lantai
Anestesi :
*Catatan : pada saat penyuntikan bevel jarum menghadap keluar berlawanan tulang
Regio Gigi Posisi insersi Posisi insersi Inervasi nervus Inervasi nervus
needle spuit needle spuit gigi (labial/bukal) gigi (palatal)
(labial/bukal) (palatal)
Rahang Atas
I1 Arah jarum Di area foramen Nerv. Alveolaris Nervus
I2 membentuk sudut insisivum atau superior anterior Insisivus/ naso
C 45 terhadap
o
mukosa palatal palatinus
mukosa bukal di gigi ybs 0,5-1 cm
daerah MBF gigi dari cervical gigi
tsb Tsb
66
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
Posisi Operator dan Pasien saat tindakan anestesi lokal atau Pencabutan
Premolar 1 Arah jarum Pada mukosa Nerv. Alveolaris Nerv. Palatinus
Premolar 2 membentuk sudut palatal gigi yang superior media mayus
45 terhadap
o
bersangkutan 0.5-
mukosa bukal di 1 cm dari cervical
daerah MBF gigi gigi tsb atau pada
tsb area foramen
palatinus mayus
Molar 1 Arah jarum pada area foramen Akar mesio bukal : Nerv. Palatinus
Regio Gigi Posisi insersi Posisi insersi Inervasi nervus Inervasi nervus
needle spuit needle spuit gigi (labial/bukal) gigi (lingual)
(labial/bukal) (lingual)
Rahang Bawah
I1 Arah jarum Infiltrasi Nerv. labialis Nerv. lingualis
67
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
4) Dislokasi TMJ
Penatalaksanaan dislokasi TMJ (temporomandibular joint) tergantung pada kejadian dislokasi.
Pada keadaan akut, sebaiknya segera dilakukan reposisi secara manual sebelum spasme otot
bertambah dalam. Sedangkan pada keadaan kronis rekuren diperlukan tindakan pembedahan
dan non pembedahan lainnya untuk menghindari redislokasi. Prosedur terapi manual
merupakan metode reduksi yang telah lama diperkenalkan. Tahapan penatalaksanaannya
adalah sebagai berikut:
1. Jika kemungkinan ada fraktur, perlu dilakukan rontgen foto terlebih dahulu. Jika tidak
ada trauma, dapat dilakukan proses penanganan secara langsung.
2. Pasien ditempatkan pada kursi yang tidak bersandaran dan menempel dinding sehingga
punggung dan kepala pasien bersandar pada dinding.
3. Sebelum melakukan pertolongan, balut ibu jari dengan kain kasa yang agak tebal untuk
mencegah tergigitnya ibu jari karena setelah berada pada posisi yang benar maka
rahang akan mengatup dengan cepat dan keras. Setelah itu gunakan sarung tangan.
4. Posisi operator berada di depan pasien.
5. Letakkan ibu jari pada daerah retromolar pad (di belakang gigi molar terakhir) pada
kedua sisi mandibula setinggi siku-siku operator dan jari-jari yang lain memegang
permukaan bawah mandibula (A).
6. Berikan tekanan pada gigi-gigi molar rahang bawah untuk membebaskan kondilus dari
posisi terkunci di depan eminensia artikulare (B).
7. Dorong mandibula ke belakang untuk mengembalikan ke posisi anatominya (C & D).
8. Jika tidak mudah untuk direlokasi, operator dapat merujuk untuk dilakukan rontgen
foto
9. Dapat dilakukan pemberian midazolam intra vena (untuk mengendorkan otot) dan 1-2
ml 1% lidokain intraarticular (untuk mengurangi nyeri). Injeksi dilakukan pada sisi kiri
daerah yang tertekan dari kondilus yang displacement.
10. Pemasangan Barton Head Bandage untuk mencegah relokasi dan menghindari pasien
membuka mulut terlalu lebar dalam 24-48 jam. Pasien juga diinstruksikan untuk diet
makanan lunak.
11. Pemberian obat berupa analgetik dan pelemas otot (jika perlu)
JANGAN LUPA!
1. Komunikasi dengan pasien (salam sapa senyum)
2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan dan tindakan apa yang akan dilakukan
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
4. Membalut ibu jari dengan kain kasa dan menggunakan handscoon
5. Menempatkan ibu jari pada daerah retromolar dan gigi-gigi molar rahang bawah dan
keempat jari lainnya menahan rahang bawah
6. Melakukan tindakan reposisi
7. Memberikan instruksi pasca perawatan reposisi
68
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
___________________________________________________________________________
5) Pemeriksaan Trauma
• Tanda dan gejala:
a. Nyeri saat menggerakan rahang untuk mengunyah, berbicara dan menelan
b. Perdarahan dari rongga mulut
c. Maloklusi -> rahang tidak dapat dikatupkan
d. Trismus -> pembukaan kurang dari 35 mm (normal 40-60mm)
e. Pergerakan abnormal
f. Tidak mampu menutup rahang
g. Krepitasi tulang
h. Mati rasa pada bibir dan pipi
• Ada riwayat trauma
• Periksa saluran nafas. Penyumbatan bisa Karen lidah jatuh ke belakang atau tertutup
lendir, darah, muntahan, benda asing
• Pemeriksaan Ekstraoral
a. Adanya ekimosis dan pembengkakan di atas area trauma
b. Laserasi jaringan lunak
c. Jika terjadi perpindahan tempat fragmen, pasien tidak bisa menutup gigi anterior
dan mulut menggantung, kedur dan terbuka
d. Pasien sering terlihat menyangga RB dengan tangan
e. Air ludah bercampur darah dan mengalir pada sudut mulut
f. Palpasi lembut dari proc. Condyloideus pada kedua sisi dan diteruskan ke perbatasan
bawah mandibular
g. Jika fraktur mengenai saraf mandibular, bibir bawah akan mati rasa
• Pemeriksaan Intraoral
a. Serpihan gigi yang patah harus dikeluarkan
b. Periksa adanya ekimosis pada sulkus bukal atau sulkus lingual
c. Dengan hati hati lakukan palpasi pada area fraktur
d. Ibu jari dan telunjuk ditempatkan di kedua sisi mengecek mandibular yang tidak
wajar
e. Palpasi pada batas bawah mandibular dan area preaurikular
f. Iregularitas atau nyeri tekan mengindikasikan adanya fraktur
g. Metode pemeriksaan bimanual palpasi pada mandibular untuk mendeteksi fraktur
pada region tulang penyangga gigi
• Lanjutkan dengan pemeriksaan radiologi
False Movement
Untuk mengecek apakah ada fraktur mandibular
Cara:
a. Letakan kedua jari di intraoral
b. Corpus mandibular kanan dan kiri dipegang kemudian digerakan ke atas dank e bawah
secara berlawanan, sambil diperhatikan sela gigi dan gusi yang dicurigai fraktur
c. Bila ada pergerakan yang tidak sinkron antara kanan dan kiri maka false movement +.
Terutama jika ada perdarahan disekitar gigi.
Pemeriksaan Floating jaw
Untuk melihat pergerakan palatum durum dan gigi bagian atas
Tanda: edema pada wajah dan hipoestesia nervus infraorbital
Cara: Memegang gigi seri dan palatum durum lalu digerakan dorong masuk dan Tarik keluar
secara lembut.
_____________________________________________________________________
69
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
B. Palpasi
Palpasi TMJ bertujuan untuk mengetahui jenis, arah, dan
posisi dislokasi, adanya fraktur kondilus, dan adanya abnormalitas fungsi pergerakan kondilus.
Pemeriksaan Otot
Periksa adanya nyeri pada otot :
1. Masseter (pada pipi kiri dan kanan).
2. Temporal (instruksikan pasien untuk mengoklusikan gigi geliginya dan diwaktu yang
bersamaan gerakkan rahang pada kedua sisi bergantian).
3. Pterygoideus Lateralis (dengan mennematkan jari dibelakan tuberositas maksila).
Palpasi Aurikular
1. Masukkan jari kelingking pada meatus acusticus
externus dengan tekanan ringan ke arah anterior.
2. Instruksikan pasien untuk membuka dan
menutup mulut. saat membuka mulut tanpa
gerakan ke anterior, rotasi kondilus akan teraba.
Pada gerakan ke anterior, kepala kondilus akan
terasa menjauh.
C. Auskultasi
1. Dilakukan dengan menggunakan stetoskop,
selanjutnya instruksikan pasien untuk membuka
dan menutup mulut.
2. Untuk mendengarkan bunyi abnormal yang
spesifik pada persendian, yakni clicking dan
krepitasi.
___________________________________________________________________________
70
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
A. Limfonodi Submental
• Pasien diinstruksikan untuk menunduk
• Palpasi bilateral dilakukan pada anterior limfonodi submental (bawah dagu)
B. Limfonodi Submandibula
• Pasien diinstruksikan untuk menunduk
• Limfonodi submandibula di plapasi pada bagina bawah mandibula
___________________________________________________________________________
71
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
9) AVULSI
Gigi avulsi + Laserasi 1 Cm Di Bibir
A) Perawatan Pertama Pada Pasien
1. Dilakukan debridmen terlebih dahul untuk menghilangkan kotoran pada
jaringan yang terbuka dengan menggunakan nacl 0,9%
2. Anesthesi infiltrasi
3. Kemudian suturing pada luka
72
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
10) ALVEOLEKTOMI
Pasien Ingin Melakukan Alveolektomi Namun Memiliki Penyakit Sistemik Berupa DM
A) PERSIAPAN YANG HARUS DI LAKUKAN
1. pastikan Dm terkontrol
2. ketika akan dilakukan tindakan, pasien sebelumnya sudah sarapan dan suntik insulin.
dan tindakan di pakukan pagi hari
3. beri profilaksis sebelum tindakan
4. gunakan anestesi yang tidak mengandung vasokonstriktor karena akan membentuk
glikogenolisis di hati
B) LAKUKAN PEMASANGAN BENANG PADA JARUM TRAUMATIK
11) Pasien Tidak Bisa Menutup Mulut Setelah Menguap Terlalu Lebar. Ada Foto Klinis, OPG Dan
Sefalometri
A) INTERPRETASIKAN FOTO KLINIS
terdapat open bite ada rahang pasien, terlihat keasimetrisan.
B) INTERPRETASIKAN TAMPAKAN OPG DAN SEFALOMETRI
dari radiografi terlihan caput condyle berada di anterior eminentia artikularis
73
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
C) DIAGNOSIS
Dislokasi Mandibula
D) PERAGAKAN PROSEDUR PERAWATAN
1. SSS
2. Cuci Tangan, Pakai Masker Dan Sarung Tangan
3. Alat Dan Bahan: Set Diagnostik Dan Kasa
4. Jelaskan Prosedur Pada Pasien
5. Instruksikan Pasien Untuk Duduk tegak dan sejajar lantai
6. balut kasa pada ibu jari, kemudian letakkan ibu jari tersebut pada daerah retromolar pad
(distal dari gigi terahir). 4 jari sisanya berada di lar mulut untuk menahan dan fiksasi
mandibula
7. lakukan tekanan ke inferior untuk membebaskan condyle dari posisi terkunci di anterior
eminentia artikularis
8. dorong mandibula ke posterior untuk mengembalikan condle ke fosa glenoidal
9. cek oklusi reposisi dikatakan berhasil bila gigi geligi kembali dengan cepat pada posisi
normal karena adanya spasm otot maseter
10. pasang barton head bandage untuk mencegah redislokasi fiksasi, dan instruksikan
pada pasien untuk tidak membuka nya selama minimal 24 jam
11. resepkan preda nyeri pada pasien
R/ asam mefenamat tan 500 mg no.XV
S 3 dd. tab 1. pc
E) INTRUKSI PADA PASIEN
1. diet lunak
2. jangan membuka mulut lebar
3. minum obat jika rasa sakit sudah timbul
4. jika ada keluhan kembali segera hubungi dokter
74
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
75
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
9. bersihkan area pencabutan, letakkan kapas/kasa yang diberi iod pada area pencabutan kemudian
pasien disuruh menggigit
10. Beri instruksi pasca pencabutan
• Gigit kasa 1 jam
• Tidak makan dan minum dalam 1 jam
• Tidak sering berkumur, meludah atau menghisap
• Tidak merokok
• Hindari makan dan minuman panas selama 1 hari, hindari minum menggunakan sedotan
• Apabila dalam 24 jam masih perdarahan diinstruksikan kembali ke drg
16) Pasien ingin cabut gigi 43 patah hingga setinggi margin gingive
1. Verbalkan cara anastesi
a. Ketuk pintu, salam, perkenalan
b. POsisikan pasien setinggi siku operator, kursi ditegakkan
c. Posisi operator di arah jam 6-8 (depan kanan pasien)
d. Asepsis daerah kerja dengan povidone iodine 10% (pake pinset + cotton pellet
di bagian mukobukal fold dan lingual)
76
TO OSCE OKT 2017
BEDAH MULUT
77
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
ORAL MEDICINE
________________________________________________________________
1) Kasus Oral Squamous Cell Carcinoma
A. Anamnesis
a. Senyum sapa salam dan eye kontak
b. Tanyakan : Nama pasien, Usia, Pekerjaan, Alamat, Pendidikan terakhir.
c. Tanyakan Keluhan utama pasien
d. Tanyakan riwayat keluhan yang dirasakan pasien (PI): sejak kapan sariawan muncul?
Sariawan di bagian mana? Selain sariawan di mulut apakah ada bagian tubuh lain yang
mengalami hal serupa? Apakah terasa nyeri atau kebas? Sariawan dan nyeri muncul
biasanya dipicu oleh apa? Terasa membaik kalau diberikan apa? Apakah sariawan
kambuhan? Sudah diberi pengobatan apa saja?
e. PDH: apakah sudah pernah ke drg? Perawatan gigi apa yang sudah pernah dilakukan?
Berpa kali sikat gigi sehari dan kapan saja? Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok,
kalau ya berapa banyak dalam sehari? Apakah pasien ada kebiasaan mengunyah sirih,
menggertakkan gigi (bruxism) atau clenching?
f. PMH: apakah sekarang sedang sakit? Adakah riwayat oenyakit serius? Apakah pernah
diopname? Adakah oenyakit menular (secara tersirat), Adakah alergi obat, makanan atau
cuaca? Adakah riwayat konsumsi obat dari dokter hingga sekarang? Jika mengalami
perdarahan apakah sembuh dengan cepat?
g. FMH: adakah anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama? Adakah penyakit
turunan?
h. SH: Pasien tinggal dengan siapa saja? Sidah menikah? Sedang banyak pekerjaan dan tugas?
B. Diagnosis : Suspect Skuamous sel karsinoma
C. KIE : Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa keluhan yang diderita dicurigai adalah
skuamous sel karsinoma. Menginformasikan pada pasien bahwa keadaan ini adalah kondisi
yang disebabkan oleh kebiasaan buruk merokok pasien yang kronis. Menginformasikan
kepada pasien bahwa penyakit yang diderita pasien dapat mengarah pada keganasan tetapi
bukan merupakan penyakit menular. Menginformasikan kepada pasien untuk memastikan
kebenaran penyakit yang diderita pasien diperlukan pengambilan jaringan dari sariawan
pasien atau disebut biopsi dan pasien akan dirujuk ke bagian Bedah Mulut. Mengedukasi
pasien untuk segera menghilangkan faktor penyebab yaitu berhenti merokok.
D. SURAT RUJUKAN
YK Dental Care
drg. Mariana
SIP. 12345678
Alamat: Sleman, Yogyakarta
Telp. 08125667345
Yogyakarta, 19 Oktober 2017
Kepada
Yth. drg....................
di RS.....................
Dengan hormat,
Bersama ini saya kirimkan pasien:
Nama : Alfa
Usia : 40 tahun
jenis kelamin : Laki-laki
Temuan klinis : Ulser dengan diameter 11 mm di lidah, indurasi positif, mudah berdarah dan sakit.
WD : Susp. Oral karsinoma sel skuamousa
Diketahui dari anamnesis bahwa kondisi pasien lemah, dan mengalami penurunan berat badan (kalau ada sebutin beraoa
kilo). Mohon penanganan di bidang TS. Atas kerja sama TS saya ucapkan terima kasih.
Salam sejawat,
drg. Mariana
78
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
drg. Hulk
Jl. Shield no. 7 Yogyakarta
0274 123456
SIP. 123467890
Pro : Thor
Umur : 35 th Gambar Oral Lichenoid Drug
JK : Laki-laki Reaction
SURAT KONSUL
Kepada
Yth. dr. Galgandot
Di RSUP dr. Sardjito
Dengan hormat,
Kami hadapkan pasien:
Nama : Thor
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Terban No. 320 Yogyakarta
Dengan temuan klinis berupa reaksi lichenoid oral yang disebabkan karena pemakaian obat-obatan.
Working Diagnosis : Oral Lichenoid Drug Reaction
Mohon konsultasi untuk penggunaan obat-obatan di bidang TS.
Atas kerjasama TS, kami ucapkan terimakasih.
Salam sejawat,
drg. Hulk
79
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
___________________________________________________________________________
80
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
_________________________________________________________________________
81
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
5) Pasien ada sisa akar di 36, 37, awalnya sariawan sakit, lama-lama membesar selama 10 bulan,
tidak sakit, dan mengeras, pasien sulit menggerakkan lidah, ibu pasien pernah kanker
payudara.
a. Diagnosis: suspek squamous cell carcinoma et causa trauma kronis sisa akar gigi
b. DD: eosinophilic ulcer
c. KIE
• K: mengkomunikasikan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa sariawan tersebut
kemungkinan mengarah pada keganasan yaitu SCC atau kanker lidah .
• I : menginformasikan pasien bahwa SCC atau kanker lidah merupakan kanker yang sering
terjadi di dalam mulut. Penyebab kanker ini bisa dari berbagai macam faktor seperti
trauma terus menerus, asap tembakau, alkohol, dan sinar matahari.
• E : mengedukasi pasien untuk menghilangkan faktor penyebab, pada kasus ini yaitu
melakukan pencabutan sisa akar 36 dan 37. Melakukan konsul ke bagian onkologi, diet
tinggi antioksidan, menjaga kebersihan mulut.
___________________________________________________________________________
C. Etiologi :
Candidiasis pseudomembran akut merupakan penyakit infeksi opotunistik jamur candida
albicans. Faktor predisposisi terjadinya candidiasis pseudomembran adalah penggunaan
antibiotik spektrum luas dan kortikosteroid inhaler. Penggunaan antibiotik spektrum luas
dapat menekan bakteri dalam rongga mulut, sehingga terjadi ketidakseimbangan flora
normal pada rongga mulut. Keadaan ini meningkatkan pertumbuhan jamur candida albicans
sehingga menyebabkan infeksi pada rongga mulut. Penggunaan kortikosteroid yang
merupakan imunosupresan dapat menekan sistem imun tubuh sehingga memicu terjadinya
infeksi candida albicans. Agen inhaler dapat menyebabkan mulut kering karena laju curah
saliva berkurang sehingga memiliki kecenderungan terhadap munculnya infeksi oportunistik
candida albicans.
___________________________________________________________________________
82
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
_____________________________________________________________________________
8) Lichen Planus
• Diagnosis
• Deskrispi lesi
• Rencana perawatan
• KIE
• Menuliskan resep
• Cara penggunaan obat
• Membuat surat rujukan
1. Diagnosis: susp. Lichen Planus
2. Deskrispi lesi
• Retikuler
lesi berupa banyak garis-garis (Wickham striae) atau papula-papula putih halus yang
tersusun dalam suatu jaringan mirip jala pada mukosa bukal, bilateral simetris
• Atrofik
akibat dari atrofi epitel dan terutama tampak sebagai bercak-bercak mukosa yang merah,
tanpa ulserasi, biasanya pada attached gingiva
• Plak
Lesi berupa area menebal keputihan. Lesi tersebut umumnya dijumpai pada lidah.
• Erosif
Pada awalnya timbul vesikel atau bulla, yang akhirnya tererosi dan menjadi ulserasi. Lesi-
lesi yang matang mempunyai tepi-tepi merah tak teratur, pseudomembran sentral
83
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
nekrotik yang kekuning-kuningan dan bercak putih melingkar yang sering terdapat di
perifernya.
• Bulosa
Vesikel/bula dengan garis putih, tidak dapat dikerok
3. Rencana perawatan
1) KIE
2) Medikasi
3) Rujuk bagian penyakit mulut
4. KIE
K: mengkomunikasikan bahwa (tergantung temuan lesi) pada pasien merupakan suspek lichen
planus.
I: menginformasikan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh autoimun yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti lingkungan, obat-obatan, genetik.
E: mengedukasi untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, diet tinggi kalor tinggi protein
5. Menuliskan resep
drg. Sasa
No SIP: 12345678
Alamat: Jalan Denta
No Telp: 08512345678
Yogyakarta, 21 Oktober 2017
R/ Methylperdnisolone tab mg 8 no LXXX
SUC .
R/kenalog in orabase mg 5 tube no I
S 3dd lit in oris .
Dengan hormat,
Bersama ini saya kirimkan pasien
Nama : Mawar
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin: perempuan
WD: susp. Lichen Planus
Mohon penatalaksaanaan di bidang TS. Atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Salam sejawat,
drg. Sasa
84
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
9) EPULIS GRAVIDARUM
Pasien hamil 3 bulan, konsumsi multivitamin dari puskesmas, ohi sedang ada kalkulus supra
gingiva dan sub gingiva, terdapat benjolan di bag bukal gigi 13 dan 14, tidak sakit dan mudah
berdarah.
• Diagnosis
• Jelaskan kie pada pasien tersebut
1. Diagnosis: Epulis gravidarum
2. KIE
K: Mengkomunikasikan bahwa benjolan pada gusi pasien disebut dengan epulis gravidarum.
Benjolan tersebut disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon pada masa kehamilan
pada trimester I dan juga kebersihan mulut pasien
I: Menginformasikan bahwa benjolan dapat mengecil setelah melahirkan
E: Mengedukasi untuk tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut pasien, dan apabila benjolan
tersebut mengganggu dan sakit serta berdarah terus menerus dapat dilakukan pengambilan
pada trimester II atau setelah kelahiran, juga tetap mengonsumsi multivitamin kehamilan.
__________________________________________________________________________________
10) EPHELIS
Skenario :
Pasien laki-laki dengan keluhan adanya perubahan warna hitam pada bibir sejak 1 minggu yang lalu.
Dan menjadi lebih gelap setelah terpapar sinar matahari. (Ada foto klinis dan histopatologi jaringan
seperti ephelis).
Pertanyaan :
1. Diagnosa dan diagnosa banding
Dx/ Ephelis
DDx/ Frcekle
2. Verbalkan deskripsi lesi sesuai foto klinis dan histopatologi
Deskripsi Lesi : Terdapat makula hitam kecoklatan pada bibir bawah (biasanya di vermillion
border) dengan ukuran …. (ukurannya biasanya <5 mm) berbatas jelas.
Histopatologi : Terdapat peningkatan pigmen melanin tanpa bertambahnya jumlah melanosit
85
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
- Mengedukasi pasien bahwa kondisi tersebut tidak berbahaya dan tidak perlu penanganan
khusus. Namun jika keadaan tersebut mengganggu estetik, dapat dilakukan perawatan
berupa ablasi laser untuk menghilangkan lesi ini.
a. Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit : vesikel ulserasi (merah) area
kuning dan zona perdarahan (UNILATERAL)
Terdapat vesikel multiple yang dikelilingi area eritematous
pada *bibir / lidah / palatum / mukosabukal * sebelah ……
menyebar sampai kegaris tengah
b. Terapi
Medikasi
Kalau baru 1-2 hari masih berupa vesikel kasih
antivirus
R/ Acyclovir tab mg 200 No.XXXV
S 5dd tab I p.c
86
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
R/ Surbex Z No X
S 1 dd I
Kalau sudah >3 hari, udah jadi ulser terapi supportif saja
R/ Tantumverdegargle 60 ml Fl No. I
S colloris
R/ Surbex Z No X
S 1 dd I
______________________________________________________________________________
Ulkus yang muncul tidak disertai kondisi klinis lain (febris atau
malaise) dan biasanya tunggal, berbentuk oval, dan
berdiameter sekitar 1-5 cm. Ulkus besar, dalam, dan cekung
dengan bagian tengah menunjukkan area nekrotik ditutupi
selaput berwarna putih-kekuning dengan bagian tepi yang
87
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
menonjol dikelilingi area eritematous dan mengkilat, menunjukkan adanya edema dan
inflamasi. Ulkus RAS mayor dapat terjadi dimana saja pada mukosa rongga mulut, termasuk
mukosa non-keratin, seperti mukosa bukal dan labial, serta mukosa berkeratin seperti
gingiva dan lidah. Ulkus ini tidak berbahaya dan bukan keganasan, hanya saja rasa nyeri
dapat berlangsung selama 2 minggu atau lebih apabila tidak dibantu medikasi, dan biasanya
akan meninggalkan jaringan parut setelah penyembuhan yang menandakan keparahan dan
lamanya ulkus.
14) HFMD
Anamnesis
1. CC
2. PI
- Lokasi (Pada mukosa oral: mukosa bukal, lidah, palatum)
- Durasi : sejak kapa/ sudah berapa lama
- Keterlibatan bagian tubuh lain (Di ekstremitas yaitu tangan dan kaki, biasanya pada
telapak)
- Gejala yang menyertai (Demam, malaise, sore throat, mual)
- Pernah kambuh atau baru pertama kali
- Pengobatan yang sudah dilakukan
3. PMH
- Riwayat penyakit sistemik
- Riwayat alergi obat
- Riwayat hospitalisasi
- Apakah sedang dalam pengobatan dokter atau konsumsi obat jangka panjang
- Riwayat imunisasi atau vaksinasi
4. PDH
- Pernah ke dokter gigi sebelumnya
- Perawatan yang pernah dilakukan
- Kebiasaan menyikat gigi
- Kebiasaan buruk : mengunyah satu sisi, bruxism
5. FH
- Riwayat penyakit sistemik orang tua
- Adanya keluarga dengan keluhan yang sama
6. SH
- Merokok dan alkohol
- Pekerjaan saat ini
- Apakah sudah menikah, punya anak
- Tinggal dengan siapa
- Suka jajan atau membawa bekal sendiri
- Suka makan sayur dan buah
- Sedang banyak pekerjaan atau tidak, adakah kesulitan belajar
- Apakah di lingkungannya ada yang memiliki keluhan sama
88
TO OSCE OKT 2017
ORAL MEDICINE
5. Perawatan: dengan diet TKTP (Tinggi Kalori, Tinggi Protein), Konsumsi multivitamin 1x sehari,
Jaga kebesihan mulut, dan obat kumur anestetikum (Aloclair atau Tantum Verde) untuk
membantu mengurangi rasa sakit sehingga pasien bisa makan
89
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
ORTODONSIA
1) Pasien 14 tahun dengan central diastema 1 mm, maloklusi kelas I tipe 1 dan 5. Relasi molar
neutroklusi. kebutuhan ruang RA kanan 0, RA kiri -1 mm, RB kanan 0, RB -0,5 mm. 11
distoversi, 12 mesiolabiotorsiversi, 31 41 mesiolinguotorsiversi
A. Rencana perawatan pasien tersebut:
RA:
a. edukasi pasien
b. pencarian ruang : tidak perlu, hanya memanfaatkan distema sentral.
c. koreksi malposisi: mesialisasi gigi 11 menggunakan finger spring di distal 11
d. oklusal adjustment
e. retainer
RB:
a. edukasi pasien
b. pencarian ruang : slicing hingga diperoleh ruangan yang dibutuhkan
c. koreksi malposisi: continious spring pada mesial 31 dan 41
d. oklusal adjustment
e. retainer
B. Gambar desain alat RA
90
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
3) Crossbite anterior
A. Diagnosis
Mungkin : Maloklusi Angle kls I tipe Dewey 3
B. Rencana Perawatan
• Edukasi pasien
• Pencarian ruang dan distribusi ruang
• Koreksi crossbite anterior menggunakan plat dengan peninggi gigitan miring rahang bawah
• Koreksi malposisi gigi individual
• Penyesuaian oklusi
• Pemakaian retainer
Plat dengan peninggi gigitan miring rahang bawah. Peninggi gigitan ini berupa plat pada rahang
bawah dengan perluasan berupa penebalan plat membentuk dataran miring pada permukaan
lingual gigi-gigi anterior rahang bawah.
Indikasi pemakaian : Kasus-kasus maloklusi Angle klas I (neutroklusi) yang disertai dengan cross
bite atau palatoversi gigi anterior atas, pemakaian alat ini dimaksudan agar gigi-gigi anterior atas
proklinasi dan cross bite terkoreksi.
Mekanisme kerja alat : Dengan alat ini, gigi-gigi anterior rahang atas yang linguoversi akan
bergerak ke labial, mandibula terdorong ke belakang, gigi-gigi posterior elongasi dan beroklusi
pada relasi yang baru. Alat ini juga dapat menimbulkan efek intrusi disamping proklinasi pada gigi
depan atas sehingga dapat menyebabkan open bite pada gigi anterior, oleh karena itu pemakaian
alat ini harus segera dihentikan apabila cross bite telah terkoreksi.
C. Gambarkan desain alat
___________________________________________________________________________
91
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
Jawaban:
1. Desain alat
2. Fungsi alat :
• Skrup ekspansi = untuk mengekspan lengkung gigi ke arah anterior
• Adam klamer = sebagai retensi alat ortodonsi
• Peninggi gigitan posterior = mencegah kontak oklusal gigi gigi anterior sehingga gigi gigi
yang crossbite dapat terkoreksi
• Labial bow = untuk menahan lengkung gigi, sebagai retensi didaerah anterior
3. Cara aktivasi skrup ekspan =
• Dengan kunci ekspansi, diputar searah arah panah sebanyak ¼ putaran (900) sehingga
basis akrilik saling menjauh dan bagian servikal akan menekan gigi.
• Aktivasi 1 minggu sekali sebanyak ¼ putaran. Tiap ¼ putaran dapat membuka 0,2 mm.
92
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
- Sudut ini untuk menentukan apakah mandibula protrusif atau retrusif terhadap basis
krani
- Rerata sudut SNB 80, jika >80 berarti mandibula protrusif, kalo <80 mandibula retrusif.
Nilai rentang SNB biasanya 80±2
93
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
Labial Aktivasi :
bow (sumber : bimbel kampus)
1) Aktifkan sisi mesial dari vertical loop
dengan menggunakan tang pipih
2) Labial bow akan tertarik semakin tegang,
lalu aktifkan sampai kira-kira 1 mm di
posterior gigi incisivus
3) Sesuaikan labial bow dan posisikan di 1/3
incisal
(sumber : BPSL UB)
1) Loop dipegang dengan tang (A)
2) Tekuk kaki loop bagian mesial atau
sempitkan loop dengan tang (B)
3) Kaki horizontal busur akan bergerak ke
arah incisal (C)
4) Kaki busur diatur dengan menahan loop
dan menempatkan busur labial di
permukaan tengah gigi (D)
Pergerakan yang dihasilkan : retraksi gigi
anterior ke palatal
Cantilever Aktivasi (sumber : BPSL UB)
tunggal/ 1) Menarik lengan pegas ke ara pergerakan
finger gigi atau dengan menekan koil sehingga
spring lengan pegas bergerak ke arah yang
didinginkan
2) Perlu diperiksa apakah posisi pegas dan
titik kontak dengan gigi sudah benar
3) Pada kunjungan pertama dilakukan
aktivasi ringan dengan defleksi antara 1-2
mm, sedangkan pada kunjungan
berikutnta defleksi dapat sampai 3 mm
Alat : tang setengah bulat/ tang pipih ujung
runcing
Pergerakan yang dihasilkan : pergerakan ke
mesial / distal, dalam kasus ini didesain
untuk pergerakan ke mesial
Adam Aktivasi :
klamer Dengan tang pipih, lengan adam klamer
bagian mesial dan distal diposisikan turun /
ke servikal sehingga arrowhead dapat tepat
menyentuh undercut.
Yang perlu diperhatikan untuk mencapai
retensi :
- Pundak adam klamer harus
menyentuh kontak poin
interproksimal gigi sehingga tidak
menyebabkan traumatik oklusi
- Crossbar/bridge setinggi 2/3 jarak
antara margin gingiva sampai oklusal
dan berjarak < 1.5 mm dari
permukaan bukal gigi
- Arrowhead harus terletak pada
undercut yaitu di atas margin gingiva
pada aspek distobukal dan mesiobukal
94
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
7) Skenario :
Crossbite 21 terhadap 31. Overjet -3 overbite 4.
Pertanyaan :
1. Tuliskan klasifikasi maloklusi (Soal Kurang Lengkap)
Kemungkinan klasifikasi maloklusi:
Maloklusi Klas I Angle modifikasi Dewey tipe 3 (crossbite anterior)
2. Rencana perawatan
Ekspansi anterior dengan maxillary posterior bite plane
3. Desain alat
Cara aktivasi:
- memasifkan labial arch dengan cara melonggarkan u-loop labial arch agar gigi-gigi
anterior maksila tidak terhalang saat diprotraksi dengan ekspansi
- mengaktivkan sekrup ekspansi dengan kunci ekspansi yang diputar searah jarum jam
95
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
(sesuai panah) sebanyak ¼ putaran (90o) sehingga basis akrilik saling menjauh dan bagian
servikal akan menekan gigi.
Waktu aktivasi:
- 1 – 2 kali seminggu sebanyak ¼ putaran. Tiap ¼ putaran (90o) dapat membuka 0,2 mm.
maksimal sekrup ekspansi akan membuka sebanyak 4 – 5 mm.
_________________________________________________________________________________
8) Pertanyaan :
Menghitung dan menentukan indeks wajah
1. senyum, salam, sapa
2. mengkomunikasikan prosedur yang akan dilakukan, tujuannya, dan meminta izin pasien
(informed consent)
3. Cuci tangan sesuai prosedur WHO, menggunakan masker, lalu gloves
4. mempersiapkan alat dan bahan
5. Posisikan pasien duduk tegak menghadap ke depan
6. Tandai titik Nasion dan Gnation untuk pengukuran panjang wajah
7. Lakukan pengukuran dengan sliding caliper dari N-Gn (A) untuk mengukur panjang wajah
kemudian catat
8. Tandai zigomatic untuk pengukuran lebar wajah
9. Lakukan pengukuran dengan sliding caliper mengukur bizigomatic (B) untuk mengukur
panjang wajah kemudian catat
10. Lakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut
9) GARIS STEINER
Dari slide drg. Wayan
Steiner S-line untuk menentukan keseimbangan wajah jaringan lunak sering digunakan oleh
ortodontis saat ini. Menurut Steiner, bibir dalam keseimbangan yang baik, apabila menyentuh
perpanjangan garis dari kontur jaringan lunak dagu ke pertengahan S yang dibentuk oleh tepi bawah
hidung. Garis ini disebut sebagai S-line.
96
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
Dr sumber :
Analisis Jaringan Lunak
Analisis jaringan lunak pada dasarnya adalah catatan grafis dari pengamatan visual yang dilakukan
dalam pemeriksaan klinis pasien. Analisis jaringan lunak mencakup penilaian terhadap adaptasi
jaringan lunak dan profil tulang dengan mempertimbangkan ukuran, bentuk, dan postur bibir seperti
terlihat pada sefalometri lateral. Steiner, Ricketts, Holdaway, dan Merrifield mengembangkan
kriteria dan garis referensi untuk keseimbangan profil wajah. meskipun tidak ada konsep yang
seragam tentang apa yang merupakan profil ideal, garis Steiner (S-line) adalah acuan untuk
menentukan keseimbangan wajah pada jaringan lunak secara luas digunakan dalam ortodonti
sampai saat ini (Gambar 1). Menurut Steiner, bibir atas dan bibir bawah harus menyentuh garis yang
membentang dari kontur jaringan lunak dagu ke tengah batas bawah hidung.
Bibir yang terletak di luar garis ini cenderung menonjol dalam hal gigi dan rahang, rahang dan gigi ini
biasanya membutuhkan perawatan ortodonti untuk mengurangi kecembungan tersebut. Jika posisi
bibir di belakang garis ini, profil pasien umumnya ditafsirkan sebagai profil cekung. Koreksi ortodonti
biasanya diperlukan untuk memajukan gigi dalam lengkung gigi sehingga menyentuh S-line.
10) Anak 13 tahun overjet 4 mm, overbite 3 mm, 11 distolabioversi, 32,31,41,42 linguoversi
ALD(analyzing Length discrepancy) RA= -1mm, RB= -2mm, SNA SNB normal
Diagnosis: Maloklusi Kelas I Angle tipe 2 (rahang atas protrusif)
• Rencana perawatan:
1. Edukasi pasien mengedukasi pasien bahwa keluhan pasien adalah Maloklusi Angle
Kelas I tipe 2, karena SNA dan SNB pasien normal maka keadaan pasien adalah
maloklusi dental tanpa melibatkan skeletal. mengedukasi pasien bahwa jika pasien
kooperatif dalam menggunakan alat, prognosis perawatan pasien akan baik.
2. Pencarian ruang dan distribusi ruang dengan cara slicing/grinding gigi geligi anterior
RA dan gigi geligi anterior RB
97
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
• Tampakan klinis:
proklinasi I atas, retroklinasi I bawah, hipertrofi bibir bawah, cracking of lips
• Desain alat:
98
TO OSCE OKT 2017
ORTODONSIA
12) Pasien 15 tahun datang dengan keluhan gigi depan atas maju. Profil cembung, gigi protrusi,
diskrepansi 10 mm, tumpang gigit 5 mm, jarak gigit 6 mm. bibir hipertonus.
1. Rencana perawatan
a. Instruksi menghilangkan kebiasaan buruk
b. Ekstraksi 14 dan 24
c. Koreksi jarak gigit
d. Koreksi deep bite
e. Evaluasi
f. Fase retensi
2. Desain alat
a. Busur labial dari mesial 15 – mesial 25
b. Pegas kantilever tinggal pada gigi 13 dan 23
c. Peninggian gigit anterior
d. Klamer adams pada gigi 16 dan 26 sebagai penjangkaran
e. Lempeng akrilik
99
TO OSCE OKT 2017
IKGM
IKGM
1) Seorang dokter gigi akan membuka klinik. Disebutkan berbagai kondisi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
A. Tuliskan analisa SWOT berdasarkan nomor tabel
1. Strengths(Kekuatan)
Pengertian Strenght / kekuatan adalah segala sumber daya yang dimiliki perusahaan
baik sumber daya manusia, keterampilan, soft skill, maupun keunggulan lain yang
dimiliki perusahaan yang mana dihubungkan dengan para pesaing perusahaan serta
kebutuhan pasar. Kekuatan adalah sebuah persaingan khusus yang mampu
memberikan keunggulan daripada perusahaan lain dalam hal kompetisi.
2. Weakness(Kelemahan)
Weakness / kelemahan merupakan suatu keterbatasan serta kekurangan dalam
sebuah perusahaan (dalam hal sumber dayanya, kapabilitas karyawannya, serta
penguasaan keterampilan dimana nantinya akan menghambat kinerja perusahaan ke
depannya. Keterbatasan lain yang dapat menghambat jalannya perusahaan antara
lain : fasilitas, tunjangan, sumber daya keuangan perusahaan, kapabilitas manajemen,
serta kelihaian bagian pemasaran.
3. Opportunities(Peluang)
Peluang merupakan suatu kesempatan yang sangat penting yang sangat ditunggu oleh
masing-masing perusahaan. Peluang-peluang yang datang ini pada umumnya bersifat
akan menguntungkan perusahaan. Namun terkadang peluang yang datang ini belum
tentu langsung bisa disambut oleh perusahaan tersebut dikarenakan kendala-kendala
tertentu.Contoh peluang yang kedepannya bisa mendatangkan keuntungan kepada
perusahaan antara lain perubahan teknologi, peningkatan hubungan dengan pembeli
maupun supplier, dan lain-lain.
4. Threats(Ancaman)
Kebalikannya dengan peluang, Ancaman adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan perusahaan. Hal ini menjadi pengganggu jalannya roda bisnis
perusahaan dan mengancam posisi perusahaan di dalam pasar, maupun mengganggu
tujuan perusahaan. Contoh ancaman yang sering dihadapi perusahaan yaitu aturan-
aturan baru dari pemerintah yang sangat merugikan pengusaha.
B. Lakukan komunikasi kepada dokter gigi dan anda berperan sebagai konsultan manajemen
praktek.
Manajemen kesehatan mencakup hal berikut:
1. Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternative
kegiatan untuk pencapaiannya.
2. Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk
menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau
fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar
mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya
sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang
tersedia.
4. Controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah
proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan.
100
TO OSCE OKT 2017
IKGM
2) Penyuluhan ibu-ibu karena banyak makan pempek, sikat gigi teknik bass
Perhatikan :
1. Sasaran penyuluhan : perseorangan atau kelompok
2. Tingkat pendidikan sasaran penyuluhan
3. Alat bantu penyuluhan
Poin-poin edukasi :
1. Menjelaskan struktur gigi yang sehat
2. Menjelaskan pengaruh kebiasan makan pempek terhadap gigi
Perubahan patologi erosi gigi berupa demineralisasi permukaan jaringan keras gigi, pertama-
tama terjadi pelarutan kristal apatit. Pelarutan ini dapat terjadi oleh karena adanya zat asam
kuat, misalnya asam klorida, asam sitrat dan asam fosfor yang melekat pada permukaan gigi.
Pada erosi gigi, demineralisasi terjadi pada prisma enamel berlanjut sampai ke daerah
batang prisma dan interprimatik membentuk struktur seperti sarang lebah. Struktur prisma
enamel menjadi tidak beraturan diikuti dengan hilangnya enamel yang bervariasi. Hubungan
antara kadar asam (pH) pada permukaan gigi dan waktu konsumsi makanan dan minuman
ditunjukkan dalam Kurva Stephan. Dimana pH rendah menunjukkan kondisi asam, pH tinggi
menunjukkan kondisi alkanitas. Ketika pH pada permukaan gigi di bawah 5,5 (pH kritis)
permukaan gigi mengalami kerusakan. Kurva Stephan menunjukkan peningkatan akumulasi
asam pada permukaan gigi (penurunan pH) segera setelah kita makan atau minum sesuatu.
Setelah menelan saliva akan mengencerkan sisa-sisa yang tertinggal di mulut, dengan ini
dapat mengurangi potensi kerusakan permukaan gigi. Diperlukan sekitar 20 menit untuk
saliva dalam menyingkirkan cairan erosif yang berkontak dengan permukaan gigi sampai pH
melebihi 5,5 (BIKIN KATA-KATA YG TIDAK ILMIAH)
3. Menjelaskan cara pencegahannya :
a. DHE modikasi perilaku makan pempek, seperti :
konsumsi makanan/minuman hanya pada waktu makan, Waktu makan/minum tidak
boleh lama, tidak boleh mengulum makanan/minuman dalam mulut, Usahakan minum
susu, air putih atau makan keju setelah mengkonsumsi minuman ringan yang
mengandung asam bagi menetralkan pH rongga mulut dan Jangan menyikat gigi segera
setelah mengkonsumsi makanan/minuman
b. Sikat gigi yang teratur edukasi caranya juga.
101
TO OSCE OKT 2017
IKGM
Teknik Bass
Teknik penyikatan ini ditujukan untuk
membersihkan daerah leher gingival dan
untuk ini, ujung sikat dipegang
sedemikian rupa sehingga bulu sikat
terletak 45º terhadap sumbu gigi geligi.
Ujung bulu sikat mengarah ke
leher gingival. Sikat kemudian ditekan
kearah gingiva dan digerakkan dengan
gerakan memutar yang kecil sehingga
bulu sikat masuk ke daerah
leher gingival dan juga terdorong masuk
diantara gigi geligi. Teknik ini dapat
menimbulkan rasa sakit bila jaringan terinflamasi dan sensitive. Bila gingival dalam keadaan sehat,
teknik bass merupakan metode penyikatan yang baik, terbukti teknik ini merupakan metode yang
paling efektif untuk membersihkan plak.
___________________________________________________________________________
3) DIABETES MELITUS
Pasien dicurigai DM, obese, jarang makan sayur dan buah, jarang olahraga, ada
poster dan brosur, riwayat keluarga DM.
a. KIE manifestasi DM di rongga mulut
b. Pertanyaan pasien: gigi goyang mau diapakan? Kenapa bisa bau mulut?
Jawab:
A. KIE
• K:mengkmunikasikan bahwa terdapat penyakit jaringan pendukung gigi yang
menyebabkan gigi goyang
• I: menginformasikan hal tersebut dapat terjadi karena banyak hal seperti
kebersihan mulut yang buruk serta penyakit seperti DM
• E: mengedukasi pasien untuk berhati-hati karena DM dapat terjadi karena gaya
hidup yang kurang baik seperti kurang makan sayur dan buah, jarang olahraga
serta berat badan yang berlebih. Meminta pasien untuk berhati-hati juga
karena ada riwayat DM di keluarga, karena kemungkinan resiko terkena DM
pada pasien menjadi lebih tinggi. Menyarankan pasien untuk memeriksakan
dirinya ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lengkap. Menyarankan juga
untuk mulai gaya hidup sehat, olahraga, makanan seimbang serta selalu
menjaga kebersihan rongga mulut.
B. Pertanyaan pasien
Untuk keluhan gigi goyang sebaiknya memastikan dulu kadar gula darah pasien.
Jika terkontrol/ tidak lebih dari batas di SRP dulu baru nanti di splinting.Bau mulut
bisa dikarenakan kebersihan mulut yang buruk, atau penumpukan debris
makanan di lidah (coated tongue) karena pada penderita DM aliran darah perifer
menurun sehingga lebih rentan terdapat penyakit periodontal serta memudahkan
hidup bakteri dan jamur. Selain itu bau mulut bisa juga karena ketidakmampuan
tubuh untuk mengubah gula darah menjadi energy sehingga energy didapatkan
102
TO OSCE OKT 2017
IKGM
dari pembakaran lipid/lemak dengan sisa metabolism berupa keton yang dapat
menyebabkan bau mulut.
__________________________________________________________________________
B. DMF-T
D = Jumlah gigi karies, meliputi juga tambalan sementara, karies sekunder, dan sisa akar.
M = Jumlah gigi permanen yang dicabut karena karies.
F = Jumlah gigi yang telah dirawat/ditambal.
DMF-T = D + M + F
𝐷𝐷+𝑀𝑀+𝐹𝐹
Rata-rata DMF-T =
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
___________________________________________________________________________
5) HIPOPLASIA ENAMEL
Skenario :
Pasien anak 12 tahun datang bersama ibunya dengan keluhan adanya bercak putih kekuningan di
gigi rahang atas dan bawah. Anamnesa : keluhan sudah ada sejak kecil, tidak ada riwayat sistemik,
tidak konsumsi obat2an, sikat gigi 2x sehari pagi dan malam. (Ada foto klinis, seperti hipoplasia
enamel)
103
TO OSCE OKT 2017
IKGM
Pertanyaan :
1. Verbalkan dan jelaskan diagnosa
a. Hipoplasia enamel :
Kelainan yang terjadi karena adanya gangguan saat pembentukan matriks email, sehingga
permukaan email tidak sempurna atau cacat.
b. Penyebab :
Faktor sistemik trauma waktu lahir, infeksi, gangguan nutrisi, penyakit metabolik,
bahan kimia.
Faktor lokal adanya trauma atau infeksi yang mengenai gigi.
c. Gambaran Umum :
Faktor sistemik dapat mengenai seluruh gigi sulung dan tetap
Faktor lokal mengenai satu atau beberapa gigi
6) Pertanyaan :
Penyuluhan tentang karies, dan sikat gigi metode bass
104
TO OSCE OKT 2017
IKGM
105
TO OSCE OKT 2017
IKGM
makanan sakit/linu apalagi dengan rangsangan dingin/manis, akan terasa lebih linu
lagi. Pengobatannya masih mudah biasanya 2 x Kunjungan baru ditambal.
Karies mencapai pulpa / Karies dalam : Karies ini sudah mencapai dentin yang dalam
sampai perbatasan dengan pulpa atau sampai ke pulpa. Lubang gigi akan terlihat
tanpa alat. Bila pulpanya masih hidup, pasien akan mengeluh sakit senut-senut
sampai tidak bisa tidur. Bila pulpanya sudah mati pasien tidak mengeluh sakit tapi
bila dipakai mengunyah akan terasa sakit karena biasanya jaringan di sekitar akar
gigi sudah terinfeksi. Bila tetap didiamkan lama kelamaan gusi menjadi bengkak dan
bernanah. Pengobatan pada gigi dengan profunda ini lebih sulit dan kunjungannya
harus beberapa kali. Bila sudah bengkak dan bernanah sudah tidak dapat ditolong
lagi sehingga harus dicabut.
106
TO OSCE OKT 2017
IKGM
7) Melakukan penelitian, karena kekurangan orang maka butuh perawat gigi untuk
membantu. Penelitian dilakukan pada orang dewasa.
1. Verbalkan ke perawat gigi apa index yang dipakai untuk mendeteksi keparahan karies.
Menjelaskan kepada perawat gigi bahwa indeks yang dipakai untuk mendeteksi
keparahan karies berdasarkan WHO adalah indeks DMF-t. DMF-t adalah ukuran yang
dinyatakan dengan angka tentang keadaan suatu golongan atau kelompok terhadap
penyakit karies gigi.
2. Verbalkan cara perhitungannya.
Cara perhitungan indeks DMF-t adalah dengan kriteria sebagai berikut :
a. D (decay) = gigi yang mengalami karies , yang masih bisa ditambal maupun
tidak. Termasuk tambalan sementara dan karies sekunder.
b. M (missing) = gigi yang telah hilang akibat karies.
c. F (filling) = gigi yang telah ditambal permanen dan keadaannya masih baik.
𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝐷𝐷 + 𝑀𝑀 + 𝐹𝐹
𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 − 𝑡𝑡 =
𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
3. Alat apa saja yang dipakai?
Alat yang digunakan dalam pengukuran indeks DMF-t adalah
a. Kaca mulut
b. Probe
c. Senter
d. Alat tulis
e. Kertas pencatat dengan tabel DMF
107
TO OSCE OKT 2017
IKGM
Kebersihan gigi dan mulut dan serangan asam akibat mual dan muntah saat
kehamilan akan mempercepat proses terjadinya karies gigi.
b. Gingivitis kehamilan
Gingivitis kehamilan diakibatkan karena faktor lokal yaitu plak yand didukung
oleh faktor horminal saat kehamilan yang menyebabkan respon terhadap
faktor lokal meningkat.
c. Epulis gravidarum
Faktor utama penyebab timbulnya epulis gravidarum adalah plak namun
didukung oleh faktor hormonal, trauma, dan infeksi.
9) EROSI
Pasien usia 5 tahun diantar ibunya mengulahkan gigi sakit saat makan manis, dingin, dan
panas.
1. Diagnosis
Sebelumnya harus dilakukan anamnesis dengan lengkap untuk menggali kemungkinan
etiologinya. Pada anak harus ditanyakan kebiasaan buruk dan perilaku yang sering
dilakukan anak-anak. Pada kasus anak tersebut suka makan dan minum yang
mengandung asam dan memiliki riwayat penyakit maag. Oleh karena itu diagnosisnya
adalah lesi erosi.
Dx/ lesi erosi
108
TO OSCE OKT 2017
IKGM
2. Etiologi
Etiologi dari kasus tersebut adalah faktor kimiawi berupa asam yang berasal dari
makanan dan minuman asam yang sering dikonsumsi dan riwayat muntah karena
maag yang menyebabkan reflux asam lambung. Faktor kimiawi yang menempel pada
permukaan gigi akan menimbulkan erosi pada lapisan gigi yaitu enamel dan dentin,
serta meningkatkan metabolisme bakteri untuk men deminaeralisasi lapisan gigi.
3. Instruksi DHE
a. Sikat gigi minimal 2 kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur.
b. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang asam. Apabila minum
yang asam atau bersoda sebaiknya menggunakan sedotan sehingga zat asam
tidak menempel di gigi.
c. Setelah makan dan minum yang manis atau asam dapat langsung
membersihkan rongga mulut dengan berkumur-kumur.
4. Alternatif perawatannya
a. Restorasi dengan menggunakan SIKMR pada daerah servikal dan SIK pada
daerah oklusal.
b. Perawatan TAF untuk meningkatkan remineralisasi gigi sehingga dapat
mencegah terjadinya karies.
_________________________________________________________________________________
10) Hasil survey di SDN wilayah setempat, indeks kebersihan mulut 2,6 dan indeks karies 4,6.
a. Interpretasikan dan informasikan data perilaku anak kepada orang tua
b. Interpretasikan dan informasikan data kebersihan mulut kepada orang tua
c. Interpretasikan dan informasikan data karies kepada orang tua
d. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada orang tua
a. ???
b. Berdasarkan hasil survey kebersihan mulut di SDN menunjukan bahwa murid SDN tersebut
memiliki indeks kebersihan mulut sedang.
c. Berdasarkan hasil survey kebersihan mulut di SDN menunjukan bahwa setiap murid SDN
tersebut memiliki 4 sampai 5 gigi yang karies.
d. Hasil tersebut menunjukan bahwa kebersihat mulut murid harus ditingkatkan dan indeks
karies murid harus diturunkan dengan cara meningkatkan kebiasaan sikat gigi dengan pasta
gigi berfluoride minimal dua kali sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur. Selain itu
menyarankan murid-murid untuk makan makanan yang berserat, mengurangi makanan yang
manis dan lengket, dan mengurangi minuman asam dan bersoda. Selain itu menyarankan
orang tua untuk memberikan makanan selingan di jam makan besar agar mengurangi resiko
karies. Murid juga disarankan minum minuman manis dengan menggunakan sedotan agar
cairan tidak terlalu lama berada di dalam mulut. Mengajak murid untuk memeriksa giginya
minimal 6 bulan sekali. Menambalkan gigi yang masih bisa dirawat. Meningkatkan
remineralisasi dengan topikal aplikasi fluor di dokter gigi atau melakukan kumur larutan
fluor. Menambalkan gigi yang memiliki parit yang dalam pada permukaan kunyah gigi.
109
TO OSCE OKT 2017
IKGM
Menginformasikan kepada pasien bahwa keadaan gula darah yang tinggi harus ditangani
terlebih dahulu sampai keadaan normal sebelum dilakukan pencabutan. Hal tersebut untuk
menghindari komplikasi. Gula darah tinggi dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi
peradangan pasca pencabutan.
Mengedukasi pasien untuk melakukan perawatan dengan dokter Spesialis Penyakit Dalam
untuk menurunkan angka gula darah. Setelah keadaan normal dapat kembali lagi untuk
dilakukan pencabutan.
2. Surat rujukan
Dental Clinic
drg. Hulk
Jl. Shield no. 7 Yogyakarta
0274 123456
SIP. 123467890
Kepada
TS Bagian Penyakit Dalam
Di RSUP dr. Sardjito
Dengan hormat,
Bersama ini kami hadapkan pasien:
Nama :
Usia :
Jeniskelamin :
Hasil pemeriksaan : Gigi belakang kanan bawah (45,46) kavitas mencapai pulpa. Pasien
memiliiki riwayat diabetes mellitus. Hasil pemeriksaan dengan cek gula darah sewaktu
sebesar 280 mg/dL.
Diagnosis : Nekrosis pulpa gigi 45 dan 46
Akan dilakukan tindakan pencabutan gigi 45 dan 46 dengan anestesi lokal. Mohon
penatalaksanaan di bidang TS, agar dapat dilakukan tindakan tersebut. Pasien masih
dalam perawatan kami. Atas kerjasama TS, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
drg. Hulk
110
TO OSCE OKT 2017
IKGM
111