Anda di halaman 1dari 21

RESTORASI NON

ADHESIVE

Titaviana Rae Isywari (J530195015)


Sastya Fitri Khairunnisa (J530195053)
TUJUAN PERAWATAN OPDENT
PADA ANAK
• Mengembalikan fungsi gigi  mastikasi, fonasi estetika, perlindungan jaringan
periodontal
• Mencegah dan menghilangkan rasa sakit
• Mencegah terjadinya infeksi
• Mempertahankan gigi desidui tetap sehat sampai waktunya tanggal
MANAGEMENT RESTORASI
ANAK
Behavior anak : operator harus mampu memahami perilaku anak sehingga anak dapat mengiku ti
intruksi anjuran operator selama perawatan

Morfologi gigi desidui berbeda dengan gigi permanen dalam hal:

1) Anatomi permukaan oklusal lebih sempit

2) Ruang pulpa relatif lebih lebar

3) Tanduk pulpa lebih menonjol

4) Permukaan proksimal luas, leher gigi sempit, kontak proksimal bidang (flat)

5) Struktur email dan dentin lebih tipis


KLASIFIKASI KAVITAS
(KLASIFIKASI BLACK)
• Klas I : kavitas pada pit dan fissure
• Klas II : kavitas pada permukaan proksimal gigi molar
• Klas III : kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior
• Klas IV : kavitas pada permukaan proksimal dan melibatkan incisal gigi anterior
• Klas V : kavitas pada 1/3 gingival permukaan bukal/labial dan lingual/palatal gigi
RESTORASI ADHESIVTORASI
NON ADHESIV
Berbagai pendekatan perawatan telah diusulkan untuk mengatasi estetika dan retensi
restorasi pada gigi sulung.  Selama bertahun-tahun, ada empat jenis restorasi full
coverage, yaitu :
• Stainless steel crowns 
• Open-faced stainless steel crowns 
• Polycarbonate crowns 
• Strip crowns
RESTORASI POLYCARBONATE CROWN
(PCC)
PCC merupakan mahkota sementara yang terbuat dari polimer dengan kekuatan yang
tinggi dalam menahan beban kunyah. Disebut sementara karena keberadaannya di dalam
mulut akan berhenti seiring dengan tanggalnya gigi yang diselubungi PCC. Seperti
namanya, PCC tersusun atas karbonat multipel, yang paling dominan adalah Bis-GMA
Kelebihan : Kekurangan
- dapat diterima secara estetika - harga relative lebih mahal
- waktu relative lebih singkat - diskolorasi
- Retensi dapat ditingkatkan
- Fleksibel
- Adaptasi yang lebih baik
INDIKASI DAN
KONTRAINDIKASI PCC
Indikasi Kontra Indikasi

a) Gigi anterior desidui yang sudah mengalami karies luas a) Jarak mesiodistal yang tidak mencukupi

b) Karies proksimal yang memerlukan preparasi sampai b) Crowding anterior


permukaan bukal dan atau lingual
c) Deep bite
c) Gigi yang sudah mengalami perawatan endodontik
d) Bruksisme parah
d) Gigi malformasi (rudimenter, hipoplasi, hipokalsifikasi,
dentinogenesis/ amelogenesis imperfekta)

e) Gigi anterior yang fraktur


ALAT DAN BAHAN
Alat
Bahan
a) APD
a) Rubber dam atau cotton roll untuk isolasi
b) Diagnostic set
b) Bahan anestesi
c) Spuit injeksi anestesi
c) PCC
d) Round bur
d) Articulating paper
e) Flame bur
e) GIC atau semen polikarboksilat untuk sementasi
f) Long thin tapered bur
f) Dental floss.
g) Wheel bur

h) Inverted bur

i) Glass plate

j) Spatula GIC.
TAHAP RESTORASI DAN
CROWN Menyiapkan crown dan pemasangan
Tahap Restorasi 1. Crown dibuat dengan bermacam-macam ukuran dengan bentuk
1. Anesthesi lokal, secara infiltrasi pada bagian labial yang spesifik untuk masing-masing
dan palatal. 2. PiIih ukuran yang sesuai
3. Buat 2 lubang pada sisi lingual atau paIataI
2. Ambil jaringan karies dengan round bur  4. Permukaan dalam crown dibuat kasar, sebagai tambahan retensi
mekanik bagi semen.
3. Kurangi permukaan mesial dan distal dengan flame/fissure
bur, paralel dengan axispanjang gigi 1 - 1,5 mm sampai 5. Kontrol perdarahannya sebelum dilakukan penyemenan
subgingival 6. Aduk semen, masukkan ke dalam crown dan pada gigi, pasang
crown, tekan dengan jari
4. Kurangi permukaan labial dan palatal, 1 - 1,5 mm 7. Kelebihan/ekses semen dibersihkan dengan sonde 
subgingival
5. Incisal dikurangi 1 - 1,5 mm
6. Retensi dengan menggunakan inverted cone bur dibuat
artifisial groove ( ± 0,25 mm) didaerah1/3 gingival,
mengelilingi gigi .bila sudah terdapat kavitas disebelah
mesialdan distal, maka retensi groe tidak diperlukan.
CASE REPORT
Seorang pasien laki-laki (umur 4 tahun) melaporkan adanya keluhan perubahan warna pada gigi depan
atas. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya restorasi komposit yang berubah warna pada 51 dan 61.
Orang tua memberikan riwayat trauma dan terapi pulpa berikutnya pada 51. Karena sifat restorasi yang
tidak estetik, orang tua menginginkan restorasi mahkota dilakukan pada gigi yang terkena. . Pasien
dinilai secara hati-hati sesuai dengan parameter yang dibutuhkan untuk restorasi menggunakan mahkota
polikarbonat. Setelah parameternya memuaskan, diputuskan untuk mengembalikan gigi yang berubah
warna. Penghapusan total bahan restorasi lama dan pembusukan sekunder di bawah restorasi dilakukan
diikuti dengan restorasi dengan mahkota polikarbonat. Pasien telah menjalani evaluasi klinis berkala
setiap 6 bulan selama 18 bulan terakhir dan mahkota ditemukan utuh.

Sebelum perawatan Setelah perawatan


RESTORASI STAINLESS STEEL
CROWN (SSC)
Stainless steel crown atau SSC merupakan suatu restorasi untuk gigi molar desidui yang
sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat dengan restorasi amalgam atau bahan
restorasi direk lainnya.

Kelebihan Kekurangan
- Tingkat kegagalan rendah - kurang estetik
-Mudah ditempatkan - Pengurangan gigi untuk preparasi lebih banyak
-- Biaya yang efektif
INDIKASI DAN
KONTRAINDIKASI SSC Kontraindikasi SCC
Indikasi SSC

a) Gigi molar desidui yang sudah mengalami karies luas


1) Resorpsi >1/2 akar
b) Karies proksimal yang memerlukan preparasi sampai
permukaan bukal dan atau lingual 2) Restorasi gigi permanen

c) Gigi yang seudah mengalami perawatan endodontic 3) Restorasi gigi anterior

d) Gigi malformasi (hipoplasi, hipokalsifikasi, 4) Alergi nikel


dentinogenesis/aelogenesis imperfekta)
5) Terdapat kelainan periapikal
e) Gigi molar yang fraktur

f) Pasien yang tidak dapat mengontrol kebersihan mulut

g) Sebagai pegangan pada perawatan space maintainer atau


retensi alat ortodonsi lepasan
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan

a) APD
a) Rubber dam atau cotton roll untuk isolasi
b) Diagnostic set
b) Bahan anestesi
c) Spuit injeksi anestesi

d) Matrix band c) SSC

e) Gunting crown
d) Articulating paper
f) Glass plate
e) GIC atau semen polikarboksilat untuk sementasi
g) Spatula GIC
f) Dental floss
h) Berbagai jenis bur dan plier, dijelaskan pada tabel berikut.

i) Bur fissure g) Benang retraktor

j) Stone bur & bur polishing


TAHAPAN RESTORASI SSC
1. Lakukan anestesi lokal untuk gigi yang masih vital

2. Preparasi permukaan oklusal dengan bur fissure. Pengurangan dimulai dari arah groove sedalam 1-1,5 mm secara
merata

3. Kurangi bagian proksimal hingga tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya menggunakan fissure bur kecil.
Dinding dibuat paralel atau sedikit konvergen terhadap axis gigi, dimulai dari oklusal ke arah gingival, jangan
sampai terjadi ledge

4. Kurangi permukaan bukal hingga 1 mm subgingival

5. Tumpulkan sudut-sudut yang tajam

6. Jaringan karies diambil bur bulat kecepatan rendah

7. Lakukan seleksi dan adaptasi crown stainless steel


TAHAPAN RESTORASI SSC
 Ukur jarak/ruang mesiodistal gigi dengan caliper

 Pilih crown dengan lebar mesiodistal yang sesuai

 Letakkan SSC pada gigi yang telah dipreparasi, beri tanda pada permukaan bukal dan
lingual pada free gingiva margin. Kurangi bagian di bawah tanda sebanyak 0,5 – 1
mm dengan gunting, sehingga crown masuk sulkus gingival sedalam 1 mm

 Haluskan permukaan dengan stone bur dan rubber wheel polish A. Penyesuaian crown,

B. Penghalusan crown pada bagian bekas pemotongan


 Crimping pada tepi SSC
menggunakan stone bur dan rubber wheel polish,

 Pasang dan lihat tepi gingiva. C. Crimping pada tepi gingiva,

a) Apabila sudah pas, ambil SSC dan lakukan sementasi. Dengan SIK tipe 1 D. Pengambilan ekses semen pada gingiva dengan sonde dan dental
floss
b) Cek oklusi dengan articulating paper

c) Bersihkan ekses semen pada margin dengan sonde dan dental floss
CASE REPORT

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang bersama orang


tuanya ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Padjadjaran dengan keluhan nyeri di gigi geraham bawah.
Pemeriksaan klinis menunjukkan terdapat karies yang dalam
pada gigi 74, 75, 84 dan karies sekunder pada gigi 85, gigi
berlubang dalam dan celah pada gigi 16, 26, 36 dan 46, dan
persistensi gigi 72. Postur tubuh tidak menunjukkan kelainan
PERAWATAN PADA KASUS
Kunjungan I
1. Tentukan panjang kerja dari tabel panjang akar rata-rata pada gigi 74, 75, 84, 85
2. Hilangkan semua restorasi lama di 85 dan karies, dengan mempersiapkan akses ke cavitas pada gigi 74, 75, 84, 85
3. Ekstirpasi jaringan pulpa gigi 74, 75, 84, 85 dengan barbed broach dan irigasi saline 0,9%
4. Persiapan saluran akar 74, 75, 84, 85 menggunakan K-File No. 10-30. Irigasi dengan saline 0,9%. Keringkan dengan papper point
dan sterilkan dengan Cresotin, tutupi dengan tambalan sementara. Kontrol 3 hari kemudian.
Kunjungan II
1. Buka tambalan sementara, buang cotton pellet mengandung obat-obatan, membersihkan saluran akar dan mengairi dengan saline
0,9% pada gigi 74, 75, 84, 85.
2. Keringkan saluran akar dengan paper point dan sterilkan lagi dengan Cresotin, tutupi dengan tambalan sementara. Kontrol 3 hari
kemudian.
Kunjungan III
1. Penambalan saluran akar gigi 74, 75, 84, 85 dengan bahan Zinc Oxide Eugenol, kemudian ditempatkan GIC dan kontrol 1 minggu
kemudian
PERAWATAN PADA KASUS
Kunjungan IV
1. Tidak ada keluhan pasien, tes perkusi, tekanan, dan mobilitas negatif. Tidak ada
peradangan pada jaringan di sekitar gigi 74, 75, 84, 85.
2. Restorasi gigi 74, 75, 84, 85 dengan SSC (Gambar 3). Tambal 74, 75, 84, 85
menggunakan semen atau GIC, Kurangi permukaan oklusal menjadi sekitar 1,5 mm
3. Gunakan bur tapered diamond untuk reduksi bagian interproksimal. Reduksi harus
memungkinkan probe untuk masuk ke area kontak. Reduksi kecil bukolingual
mungkin diperlukan. Namun, pengurangan ini harus dijaga seminimal mungkin
karena permukaan ini penting untuk retensi
4. Ukuran SSC yang sesuai dipilih dengan mengukur lebar mesiodistal tersebut. Penting
bahwa mahkota harus tidak lebih dari 1 mm subgingival. Jika ada jaringan pucat
yang berlebihan, panjang mahkota harus dikurangi dengan menggunakan abrasive
stone dan dihaluskan dengan white stone. Sementasi mahkota dengan GIC
PERAWATAN PADA KASUS
Kunjungan V
1. Kontrol semua restorasi SSC. Pada pemeriksaan subjektif, pasien tidak ada keluhan, tes perkusi, tekanan, dan
mobilitas negative dan adaptasi gingiva bagus.
2. Fissure sealant pada gigi 16,26,36, 46. Gigi diprofilaksis terlebih dahulu . Gigi yang di fissure sealant
dilakukan isolasi terlebih dahulu. Aplikasi sealant dengan Fuji 7, kemudian cek dengan articulating paper
Kunjungan VI
3. Ekstraksi gigi 72 dengan anestesi topical selama 3 menit diikuti dengan infil 1 cc pada mucobuccal fold
4. Pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon selama 15 menit
Kunjungan VII
5. Kontrol semua restorasi yang dilakukan dan post ekstraksi. Aplikasi topical fluor dengan 0,5 ml varnish.
6. Pasien diinstruksikan tidak makan dan minum selama 30 menit dan control secara berkala ke dokter gigi 6
bulan sekali
EDUKASI PASIEN PCC DAN
SSC
Pasien dan pendampingnya diberi edukasi secara lisan berupa:

a) Tidak memainkan SSC/PCC yang sudah dipasang dengan lidah atau tangan

b) Tidak menggunakan area tersebut untuk makan yang keras-keras terlebih dahulu

c) Menjaga OH

d) Lapor ke dokter gigi jika ada keluhan seperti nyeri berlanjut, perdarahan, atau
SSC/PCC lepas.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai