Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada
Progam Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
oleh :
Sastya Fitri Khairunnisa
J 520 150 061
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
Dosen Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH
Sastya Fitri Khairunnisa
J520150061
Dewan Penguji :
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diterbitkan orang lain,
kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
iii
PENGARUH KRIM EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia
tuberosa) TOPIKAL TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG PADA PROSES
PENYEMBUHAN ULKUS TRAUMATIK (IN VIVO)
Abstrak
Ulkus traumatik merupakan kondisi patologis mukosa rongga mulut yang disebabkan trauma. Proses
penyembuhan ulkus traumatik melalui tahapan inflamasi, proliferasi dan remodeling. Fase inflamasi
merupakan fase awal penyembuhan luka, salah satu sel yang berperan adalah makrofag. Makrofag
berfungsi sebagai sel antiinflamasi dan memproduksi berbagai mediator antiinflamasi dan growth
factor penyembuhan luka. Tanaman sarang semut mempunyai zat flavonoid dan tanin yang dapat
mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh krim
ekstrak etanol tanaman sarang semut terhadap jumlah sel makrofag pada proses penyembuhan ulkus
traumatik. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental laboratory dengan rancangan
posttest only control group design dengan tikus jantan putih strain wistar usia 2-3 bulan sebagai objek
penelitian. Jumlah hewan uji 24 ekor dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu akuades, krim ekstrak
etanol tanaman sarang semut dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%, dan 80% serta aloclair gel,
kemudian dibuat ulkus pada mukosa labial median inferior dengan menggunakan amalgam stopper
yang dipanaskan. Hewan uji diberi perlakuan selama 3 hari dan diterminasi pada hari ke-4 untuk
dibuat sediaan histopatologis. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan menghitung
jumlah sel makrofag. Hasil analisis menggunakan uji One Way Annova menunjukkan perbedaan
signifikan dengan nilai p<0,05. Krim ekstrak etanol tanaman sarang semut berpengaruh terhadap
jumlah sel makrofag pada proses penyembuhan ulkus traumatik.
Kata kunci : tanaman sarang semut, makrofag, ulkus traumatik, proses penyembuhan
Abstract
Traumatic ulcers are pathological conditions of the oral mucosa caused by trauma. The process of
healing traumatic ulcers through stages of inflammation, proliferation, and remodeling. The
inflammatory phase is the initial phase of wound healing one of the cells that play a role is
macrophages. Macrophages function as anti-inflammatory cells and produce various anti-
inflammatory mediators and wound healing growth factors. Ant nest plants have flavonoids and
tannins which can speed up the wound healing process. This study aimed to determine the effect of
cream ant nest plants ethanol extract on the number of macrophage cells in the healing process of
traumatic ulcers. This study was a true experimental laboratory with posttest only control group
design with white male wistar rats aged 2-3 months as the object of research, and then made an ulcer
on the median inferior labial mucosa using an amalgam stopper heated up. The number of 24 test
animals was divided into 6 treatment groups, with aquades, cream of ant nest plants ethanol extract
at concentrations 10%, 20%, 40%, and 80% and aloclair gel. Test animals were treated for 3 days
and terminated on day 4 to make histopathological preparations. Observations were made using a
microscope by counting the number of macrophage cells. The results of the analysis using One Way
Annova test showed a significant difference with a value of p <0.05. The cream of ant nest plants
ethanol extract influenced the number of macrophage cells in the healing process of traumatic ulcers.
Keywords: ant nest plants, macrophage, traumatic ulcers, wound healing
1
1. PENDAHULUAN
2
immunomodulator dapat mengaktivasi makrofag dengan cara meningkatkan
produksi IL-2. IL-2 tersebut dapat merangsang proliferasi dan diferensiasi dari sel
T yang berdiferensiasi menjadi Th1 yang memiliki fungsi mensekresi IL-γ
sehinggga mengaktifkan makrofag. Selanjutnya makrofag yang sudah aktif akan
memproduksi sitokin, recovery jaringan dan memproduksi hormon pertumbuhan
(Shenoy dkk., 2009). Tanin memiliki aktivitas mekanisme seluler yaitu
membersihkan radikal bebas dan oksigen reaktif, pembentukan pembuluh darah
kapiler dan meningkatkan aktivasi fibroblas, antibakteri, memicu pertumbuhan
pembuluh darah baru, meningkatkan kontraksi luka dan menstimulasi aktivasi
makrofag (Yildirim dan Kutlu, 2015).
2. METODE
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah true experimental laboratory dengan
rancangan posttest only control group design dengan menggunakan tikus jantan
putih (Rattus norvegicus) strain wistar sebagai objek penelitian. Perlakuan dengan
pemberian krim ekstrak etanol tanaman sarang semut (Myrmecodia tuberose) dan
aloclair gel secara topikal.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor tikus
jantan putih (Rattus norvegicus) strain wistar dengan rentang umur 2-3 bulan dan
rentang berat badan 180-250 gram yang dipilih secara acak kemudian dibagi
kedalam 6 kelompok perlakuan yaitu, kelompok kontrol negatif menggunakan
akuades, kelompok kontrol positif menggunakan aloclair gel dan kelompok krim
ekstrak etanol tanaman sarang semut dengan konsentrasi 10%, 20%, 40% dan
80%. Satu kelompok terdiri dari 4 tikus yang sebelumnya telah dibentuk ulkus
pada mukosa labial median inferior menggunakan amalgam stopper berdiameter
3 mm dan kedalam 1 mm yang dipanaskan dengan bunsen selama 10 detik.
Hewan uji diberi perlakuan selama 3 hari selanjutnya diterminasi pada hari
ke-4 untuk dibuat sediaan preparat histopatologis dengan perwarnaan HE.
Pengambilan data menggunakan mikroskop cahaya dengan menghitung jumlah
sel makrofag pada preparat histopatologis ulkus pada mukosa labial tikus setelah
diberi perlakuan selama 3 hari dengan menggunakan aplikasi image raster 3.0.
3
Preparat dibagi ke dalam 5 lapang padang dengan perbesaran masing-masing
400x.
Keterangan
: sel makrofag
: sel neutrofil
4
Tabel 1. Mean dan standar deviasi jumlah sel makrofag
Mean ± SD
K(-) 4,50 ±2,08
P10% 17,25 ±2,62
P20% 11,25 ±2,75
P40% 5,25 ±1,70
P80% 5,00 ±0,81
K(+) 18,00 ±2,58
Berdasarkan hasil uji one way anova pada tabel 2, menunjukkan nilai p=0,000
(p<0,05) yang berarti terdapat pengaruh dari intervensi yang telah diberikan. Uji
statistik kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Uji Post Hoc yang digunakan
adalah uji LSD (Least Significant Different) dengan tingkat kepercayaan 95%
untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan.
5
Tabel 6. Hasil uji Post Hoc LSD
Kelompok
K(-) P10% P20% P40% P80% K(+)
Perlakuan
K(-) ,000* ,000* ,636 ,752 ,000*
P10% ,000* ,001* ,000* ,000* ,636
P20% ,000* ,001* ,001* ,001* ,000*
P40% ,636 ,000* ,001* ,874 ,000*
P80% ,752 ,000* ,001* ,874 ,000*
K(+) ,000* ,636* ,000* ,000* ,000*
6
T agar bekerja lebih baik. Flavonoid juga memiliki kemampuan dalam
mengaktivasi makrofag, dimulai dengan menghambat enzim lipooksigenase yang
berperan dalam biosintesis prostagaldin. Sifat pereduksi yang baik oleh flavonoid
dapat menghambat reaksi oksidasi oleh bakteri. Flavonoid mengaktifkan sel IL-
12 yang mampu meningkatkan merangsang aktivasi sel Th1 dan proliferasi sel
limfosit. Sel Th1 yang telah teraktivasi akan mempengaruhi kerja sistem SMAF
(Specific Makrofag Activating Factor), yaitu berupa sitokin IFN-ɣ yang berperan
dalam mengaktifkan makrofag, dimana sel ini merupakan diferensiasi dari sel
monosit (Figueroa dkk, 2017).
Tanin merupakan senyawa fenolik yang larut air. Kandungan tanin berguna
sebagai astringen atau menghentikan perdarahan, mempercepat inflamasi
membran mukosa, serta regenerasi jaringan baru (Aliefia dkk., 2015). Tanin pada
konsentrasi optimal akan aktif membunuh bakteri-bakteri disekitar jaringan luka
dengan cara merusak protein bakteri tersebut. Ketiadaan bakteri ini akan membuat
makrofag lebih banyak memproduksi sitokin yang akan meningkatkan jumlah
fibroblast sehingga mempercepat pembentukan kolagen (Li dkk., 2011).
Hasil uji post hoc pada kelompok kontrol positif yaitu aloclair gel terhadap
konsentrasi 10% menunjukkan hasil yang tidak siginifikan yaitu 0,636. Nilai
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa krim ekstrak etanol tanaman sarang semut
konsentrasi 10% memiliki kemampuan yang hampir sama dengan aloclair gel
untuk meningkatkan jumlah sel makrofag pada proses penyembuhan ulkus
traumatik. Krim ekstrak etanol tanaman sarang semut yang memiliki konsentrasi
di atas 10% mengalami penghambatan dalam peningkatan jumlah sel makrofag.
Hal ini ditunjukkan dengan semakin tinggi konsentrasi semakin rendah jumlah sel
makrofag yang ditemukan dalam preparat.
Semakin tinggi konsentrasi dari krim ekstrak etanol tanaman sarang semut
diikuti dengan penurunan jumlah makrofag. Hal ini dapat terjadi karena pada
tahap awal proses penyembuhan luka akan terjadi fase inflamasi dan pembentukan
reactive oxygen species (ROS) sebagai bagian dari respon tubuh pada awal proses
inflamasi . Selain berefek positif, ROS juga dapat berdampak negatif. Pada
keadaan konsentrasi ROS rendah, hidrogen peroksida dan ROS yang lain dapat
7
menghambat migrasi berbagai sel inflamasi termasuk sel makrofag, sedangkan
dalam konsentrasi tinggi ROS dapat merusak jaringan bahkan berubah menjadi
neoplasma, sehingga keberadaan ROS akan menghambat penyembuhan luka (Mz
dan Muhartono, 2013). Flavonoid dan tanin merupakan antioksidan, sehingga
dapat membasmi radikal bebas dan melindungi tubuh melawan ROS, akan tetapi
pemberian flavonoid dan tanin dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan
kemampuan flavonoid dan tanin untuk mengikat ROS menjadi berlebihan dan
menyebabkan kadar ROS dalam tubuh rendah sehingga membuat migrasi sel-sel
inflamasi termasuk makrofag menuju ke daerah luka menjadi terhambat, sehingga
terjadi penurunan sel makrofag (Keller dkk, 2006).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel makrofag
pada kelompok positif jika dibandingkan dengan kelompok negatif yang bersifat
netral saat diberi perlakuan. Aloclair gel digunakan sebagai kontrol positif karena
terdapat kandungan yaitu aloevera yang memiliki kemampuan aktivasi sel
makrofag. Aloevera memilki kandungan zat aktif yaitu acemannans. Terjadinya
luka akan merangsang keluarnya tromboxane A2 dan prostaglandin 2a, keduanya
adalah vasokonstriktor kuat dimana keluarnya dua vasokonstriktor ini akan
membantu mengurangi perdarahan akibat luka. Pada waktu yang sama,
terpaparnya kolagen jaringan akan mengaktivasi proses pembentukan clot
(clotting cascade). Sel pertama yang masuk menuju ke daerah luka adalah platelet
yang berfungsi membentuk sumbatan di daerah yang luka tersebut. Platelet
selanjutnya akan mengeluarkan hormon Platelet Derived Growth Factor (PDGF)
dan Transforming Growth Factor Beta (TGF-β). Kedua hormon ini akan menarik
neutrofil dan makrofag dari pembuluh darah menuju jaringan luka (Hardiana dkk,
2011).
4. PENUTUP
Krim ekstrak etanol tanaman sarang semut (Myrmecodia tuberosa) berpengaruh
terhadap jumlah sel makrofag pada proses penyembuhan ulkus traumatik (in vivo).
8
DAFTAR PUSTAKA
Aliefia D.K., Umi K., Ika S.R, 2015, Pengaruh Sediaan Salep Ekstrak Daun
Sirih (Piper betle Linn.) terhadap Jumlah Fibroblas Luka Bakar Derajat
IIA pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar, Majalah
Kesehatan FKUB, 2(1): 16-29.
Figueroa, L.A., Abarca-Vargas, R., Alanis, C.G., dan Petricev, V.L., 2017,
Comparison between peritoneal macrophage activation by bougenvillea
xbuttiana extract and LPS and/or interleukins. Biomeds Rest Int. 2017: 1-
11.
Hardiana, D., Budipramana, E.S., dan Wibowo, T.B., 2011, Ekstrak lidah
buaya (Aloe barbadensis miller) terhadap proses penyembuhan luka
insisi pada tikus wistar. Pendodontic Dental Journal, 3(1): 12-17.
Keller, U., Kumin, A., Braun, S., dan Werner, S., 2006, Raective oxygen
species and their detoxification in healing skin wound, Journal of
Investigative Dematology Symposium Preceedong, 11(1): 106-111.
Langlais, Robert P., Craigs S. Miller, dan Jill S. Nield-Gehrig, 2013, Atlas
Bewarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan (terj), 4th ed., Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 172.
Li, K., Diao, Y., Zhang, H., Wang, S., Zhang, Z., Yu, B., Huang, S., dan Yang,
Hl., 2011, Tannin extracts from immature fruits of Terminalia chebula
9
Fructus Retz. Promote cutaneous wound healing in rats, BMC
Complementary and Alternative Medic, 11(86): 1-9.
Mackay, M. dan Miller, A.L., 2003, Nutritional Support for Wound Healing,
Altern Med Rev, 8(4): 359-377.
Mustamu, H.L., Evacuasiany, E., dan Liana L.K., 2016, The Etanol Extract of
Neem Leaf (Azadirachta Indiaca A. Juss) Effect towards Wound Healing
in Male Swiss Webster Mice. J Med Heal. 1(3): 241-251.
Mz, Arif., dan Muhartono, 2013, Perbandingan tingkat kesembuhan luka bakar
dengan pemberian madu dan pemberian gentasimin topikal pada tikus
putih (Rattus norvegicus), MAJORITY, 2(5): 33-42.
Ongole, R., dan Praveen, B.N., 2007, Clinical Manual for Oral Medicine and
Radiology, First, Jaypee Brothers Medical Publisher, New Delhi, hal
202-208.
Shenoy, C., Patil, M.B., Kumar, R., dan Patil, S., 2009, Preliminary
Phytochemical Investigation And Wound Healing Activity Of Allium
Cepa Linn (Liliaceae), International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical, 2(2): 167-175.
Soeksmanto, A., Subroto, M.A., Wijaya, H., dan Simanjuntak, P., 2010,
Anticancer activity for extractsof Sarang-Semut plant (Myrmecodia
pendens) toHeLa and MCM-B2 cells, Pakistan J. Biol. Sci.,13(3): 148-
151.
Subroto, M.A. dan Saputro, H., 2006, Gempur Penyakit dengan Sarang Semut,
Penebar Swadaya, Depok, hal. 7-34.
Yildirim, I. dan Kutlu, T., 2015, Anticancer Agents: Saponin and Tannin,
International Journal of Biology Chemistry, 9(6): 332-340.
10