Anda di halaman 1dari 14

Pencabutan Gigi

Posterior Rahang
Bawah
Sastya Fitri Khairunnisa/ J530195053
Dewi DeDei
INDIKASI &
KONTRAINDIKASI

Indikasi • Karies yang parah Kontraindikasi • Kelainan jantung


• Nekrosis pulpa • Kelainan darah
• Penyakit periodontal • Radang akut
• Infeksi akut
yang parah • Malignancy oral
• Alasan orthodontic • Terapi dengan antikoagulan
• Impaksi • Kehamilan trisemester kedua,
karena obat – obatan pada saat
itu mempunyai efek rendah
terhadap janin
 Diagnostik set: kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset
Alat 
.
disposable injection syringe (spuit injeksi)
 Bein
& 

Tang cabut mahkota posterior RB
Bone file

Bahan 


Kuret bedah
HP low speed (jika diperlukan)
Bur tulang (jika diperlukan)
 larutan povidone iodine 10%)
 larutan anestesi lokal (lidocaine 2% dengan
adrenaline 1:80.000) dalam ampul 2 cc
 Tampon
 NaCl
 sarung tangan
Tang Cabut Posterior RB Permanen

Tang Cabut Premolar Mahkota Tang Cabut Molar Mahkota


• Handle dan sampai dengan beeknya 45° • Handle dan sampai dengan beeknya 90°
• Kedua paruh beek bila ditutup tidak • Kedua paruh beek bila ditutup tidak
bertemu bertemu
• Kedua paruh beak tidak berlekuk • Kedua paruh berlekuk
• Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama • Tang untuk gigi kiri dan kanan sama

Tang Cabut Akar Gigi Posterior RB


• Handle sampai dengan beeknya membentuk sudut 90°
• Kedua paruh beek bila ditutup akan bertemu
• Tang untuk akar gigi rahang bawah permanent
TAHAPAN

01 Mengatur Posisi Pasien dan Operator


• Sandaran kursi harus dimundurkan hingga m embentuk sudut 110o dengan lantai.
• Ketinggian kursi harus lebih rendah ,ketinggian mulut dibawah siku operator.
• Pencabutan gigi posterior bawah (kanan), posisi dokter jam 9-12, (kiri), jam 8

Melakukan Asepsis Daerah Kerja

02 Keringkan daerah yang akan menjadi tempat tusukan jarum dengan kasa steril lalu
ulasidaerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya dari arah dalam keluar

03
Lakukan Anastesi dengan teknik anastesi blok mandibula

Saraf yang teranastesi nervus alveolaris inverior


Anastesi Blok Mandibula
1. saraf yang teranestesi: nervus alveolaris inferior dan cabang-cabangnya yaitu: rami dentalis, nervus mentalis
dan nervus incisivus
2. daerah yang teranestesi: corpus mandibula dan bagian inferior ramus ascendens pada sisi yang dianestesi,
seluruh gigi rahang bawah termasuk jaringan penyangga dan processus alveolaris pada sisi yang dianestesi,
mukoperiosteum dan gingiva sisi bukal atau labial mulai dari foramen mentalis sampai dengan linea mediana,
mukosa bibir bawah dan kulit dagu pada sisi yang dianestesi
3. pedoman anatomis: linea oblique externa, linea oblique interna, bagian anterior ramus ascendens, dan
coronoid notch
4. teknik:
a. pasien diminta untuk membuka mulut dengan lebar selama dilakukan prosedur anestesi lokal ini, pertama-
tama dilakukan perabaan dengan jari telunjuk pada mucobuccal fold gigi-gigi molar rahang bawah, kemudian
tulang ditelusuri sampai teraba linea oblique externa dan batas anterior ramus ascendens, dari situ ujung jari
telunjuk digeser ke posterior sejauh kira-kira 10 mm untuk mendapatkan cekungan yang disebut dengan
coronoid notch, untuk tindakan pada sisi kiri perabaan di atas menggunakan ibu jari kiri ; catatan: coronoid
notch terletak pada garis horizontal yang sama dengan foramen mandibularis yang merupakan tempat sasaran
prosedur anestesi ini
Anastesi Blok Mandibula
b. jarum diarahkan dari sisi berlawanan yakni antara premolar pertama dan kedua rahang bawah kontralateral
dengan bevel menghadap kea rah tulang, kemudian jarum ditusukkan tepat di pertengahan ujung jari telunjuk
tadi sampai ujung jarum menyentuh tulang, jarum ditarik sedikit kemudian arah syringe diubah sehingga
menjadi sejajar dengan gigi-gigi posterior rahang bawah pada sisi yang sama, kemudian jarum dimasukkan ke
arah posterior sejauh kira-kira 10 mm sambil menyusuri tulang linea oblique interna, kemudian syringe diubah
lagi posisinya dengan arah kontralateral, langkah terakhir masukkan lagi jarum ke dalam jaringan sampai
ujung jarum terasa menyentuh tulang
c. Setelah inferior alveolar nerve block selesai dilakukan maka jarum selanjutnya ditarik sejauh kira-kira 10
mm, kemudian cairan anestesi diinjeksikan perlahan-lahan untuk menganestesi nervus lingualis
TAHAPAN

04 Separasi
Melakukan separasi dengan desmotome atau ekskavator untuk memisahkan saringan
lunak dengan gigi perlekatan gigi dengan soket, dimulai dari mesial ke labia

Luksasi gigi

05 Melakukan luksasi pada gigi agar gigi telepas dari tulang alveolar

06
Melakukkan Pencabutan dengan Forceps

Masing masing gigi posterior RB memiliki karakteristik masing-masing


Pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah

• Premolar pertama rahang bawah memiliki akar yang kuat dan berpenampang oval.
• Gigi ini dicabut dengan gerakan luksasi yang kemudian dikombinasikan dengan gerakan
“ellips” dan pada saat penarikan gigi dari socket dikombinasikan dengan gerakan rotasi.
tan gigi premolar kedua rahang

• Akarnya berpenampang sirkuler, mengkerucut dan relatif pendek.


• Pada saat pencabutan dilakukan dengan sedikit gerakan luksasi,
kemudian rotasi sebelum gigi tersebut ditarik keluar dari socket.
Pencabutan gigi molar rahang bawah

• Gigi molar rahang bawah tertanam kuat, terutama karena ketebalan tulang alveolar di
daerah bukal.
• Akarnya kuat dan lurus dalam arah mesiodistal, serta kemungkinan sedikit
melengkung ke arah distal.
• Gerakan utamanya adalah luksasi yang lebih banyak ke arah lingual dan diakhiri
dengan penarikan ke arah bukal.
Separasi molar RB

• Arah separasi adalah buko-lingual hingga akar gigi terpisah.


• Setelah kedua akar mesial dan distal terpisah, masukkan elevator/cryer ke celah
yang paling dalam pada akar distal, kemudian akar tersebut diungkit keluar dari
socket.
04 UPCOMING REPORT

Here you could describe the topic of


the section

Anda mungkin juga menyukai