Anda di halaman 1dari 43

12 November 2021

Ekstraksi dengan
Penyulit
CDS Bedah Mulut
Syifa Sahaliya 4251191412

Pembimbing : Tichvy Tammama, drg., Sp.BM


Overview Case
Seorang pasien perempuan berusia 20 tahun
datang ke klinik dengan keluhan gigi bawah
kanan belakangnya berlubang besar sejak 6
tahun yang lalu, dan pasien ingin giginya
dicabut.
Saat ini gigi tersebut tidak terasa sakit, dan
pasien tidak memiliki penyakit sistemik yang
menyertai.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Composmentis

• Tanda vital :

• Tekanan darah : 110/80 mmHg

• Nadi : 88x/menit

• Respirasi : 19x/menit

• Suhu : afebris
Pemeriksaan Intra Oral
Hasil pemeriksaan intra oral :
Gigi 46 Karies Profunda

Hasil pemeriksaan klinis gigi 46 :


Vitalitas (-)
tes perkusi (-)
tes tekan (-)
Mobility (-)
Palpasi (-)
Pemeriksaan Radiologi
 Pasien dirujuk untuk melakukan pemeriksaan radiologi periapikal

46: Terdapat gambaran radiolusen pada oklusal


dengan pulpa terekspose menyerupai karies
mencapai pulpa.
Etiologi : karies
Gigi 46 :
Periodontitis Apikalis Kronis e.c
Nekrosis Pulpa
DIAGNOSIS RENCANA PERAWATAN
Pro BM :
Ekstraksi dengan Penyulit
Gigi 46

Medikasi post ekstraksi :


-Antibiotik (Amoxicilin 500 mg)
-Analgetik (Asam Mefenamat 500 mg)
Indikasi Ekstraksi
Akar gigi ditemukan di bawah garis gusi

Gigi Maksila Posterior yang biasanya Gigi impaksi dan semi impaksi
mendekati ke dalam sinus

Gigi dengan akar dilaserasi dengan akar Gigi yang menunjukkan morfologi akar
ankylosed atau dengan kelainan (Co : yang tidak biasa sehingga tidak dapat
Densindente) dilakukan extraksi sederhana
Kontra Indikasi Ekstraksi

Ujung akar patah tanpa gejala, yang vital,


terletak jauh di dalam soket

Sebagian besar proses


Ekstraksi ujung akar seperti itu alveolar perlu diangkat
tidak boleh dipertimbangkan
Persiapan Pasien, Operator, Alat dan Bahan
Persiapan Pasien dan Operator

1 Persiapan Pasien

• Pasien di persilahkan duduk


• Cek tekanan darah
• Pastikan keadaan pasien baik, tidak sedang sakit,
dan sudah siap dilakukan pencabutan
• Memasangkan slaber, doek bolong
• Posisikan pasien sesuai gigi yang akan di lakukan
tindakan
2 Persiapan Operator

• Opreator mencuci tangan dan mengeringkannya


• Memakai handscoon
• Mamakai masker, head cap, gown
• APD level 3 (Saat ini)
Gigi
46
Dibelakang Sudut antara
Posisi Operator Pasien, Arah Posisi Pasien dental unit dan
Jam 11 lantai110º
Persiapan Alat dan Bahan

Dispossible Ampul Anastesi


Baki steril
syringe 3 cc Pehacaine topical

Tampon Providon
Kassa steril Cutton pellet
segitiga iodine

Scalpel & Benang &


Blade Bein Raspatorium Gunting

Tang
Needle Bur Tulang +
ekstraks igigi
Holder Handpiece
Posterior RB
Set of instruments necessary
for tooth extraction

Tang Ekstraksi Gigi


Molar RB
Penatalaksanaan Anastesi
Untuk gigi 46 : Blok Fisher Infiltrasi Bukal
Persiapan Penyuntikan

 Membuka tutup ampul obat (pehacaine), sebelum mematahkan leher ampul bagian
tersebut dilapisi dengan kasa steril terlebih dahulu

 Ambil dispossible syringe 3 ml kemudian buka tutupnya

 Memasukkan jarum ke dalam ampul yang telah di buka, posisi jarum menengadah

 Menarik piston suntikan, sehingga obat mengisi syringe sesuai jumlah yang diinginkan

 Keluarkan gelembung udara di dalam syringe, dengan cara menekan piston

 Menarik jarum keluar dari ampul, dan menutup kembali jarum dengan teknik satu tangan
Anastesi (Blok Fisher)

Teknik Anastesi blok Fisher:


1. Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang
2. Pipi dan bibir ditarik hingga lokasi penyuntikan dapat terlihat
jelas
3. Aplikasikan antiseptic di daerah Trigonum Retromolar
4. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibula,
geser ke lateral untuk meraba linea oblique eksterna
5. Posisi 1 : Jarum diinsersikan dipertengahan kuku dari regio
premolar
6. Posisi 2 : Syringe digeser sejajar bidang oklusal dan jarum
ditusukan sedalam 5 mm dan keluarkan cairan sebanyak 5 cc
7. Posisi 3 : syiringe digeser ke regio kaninus dan ditusukan
sedalam 10-15mm dan keluarkan cairan 1 cc
Anastesi (Infiltrasi Bukal)
40%

• Tarik pipi dan bibir sehingga menjadi tegang.


• Bersihkan area penyuntikan infiltrasi dengan providon iodin.
• Insersi jarum pada lipatan mukobukal gigi 46, jarum ditusuk ke
arah apeks gigi (bevel menghadap tulang) masukan sampai ujung
jarum di daerah apeks gigi.
• Aspirasi, bila negatif keluarkan cairan sebanyak 0,6-1 cc secara
perlahan (20 detik).
• Tarik jarum secara perlahan.
• Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kassa steril/tampon.
Memberi tahu pasien
tindakan anastesi
telah selesai

Menanyakan kepada pasien


apakah adakeluhan yang
timbul,serta apakah telah
terasa adanya rasa
baal/kesemutan
Prinsip Dasar Flap
Melakukan insisi dengan blade yang tajam no
15, pen graps

Insisi secara halus dengan gerakan kontinu


dan tidak terputus

Menghindari terpotongnya struktur penting saat


insisi

Insisi dari epitel dimana sebelumnya operator


telah memperkirakan reaproksimasi

Insisi dilakukan pada region yang tepat diatas


gingiva cekat atau tulang
Pada kasus  Flap Envelope

 Keuntungan : Mudah reaproksimasi ke posisi semula


 Kerugian : Resiko robek, pandangan terbatas di
apicoectomy, defek di attached gingiva
Jenis-jenis Flap
PENATALAKSANAAN
INSISI
PENATALAKSANAAN INSISI
• Membuat pola insisi flap envelop pada gigi 46
• Memasangkan scalpel blade no 15 pada scalpel
• Anastesi local sesuai lokasi flap

Prosedur bedah
• Persiapan insisi :
• Posisi pen graps , posisi scalpel dengan posisi 90 drajat terhadap permukaan epitel
• Melakukan insisi secara halus dengan gerakan kontinu, inisisi mencapai tulang
• Suction untuk menghisap darah
• Membuka flap dengan raspatorium
• Penanganan jaringan dengan pinset chirugis
• Melakukan separasi akar dengan bur tulang stainless steel dengan posisi bur tegak lurus
atau sejajar sumbu panjang gigi dengan gerakan kearah bukal lingual mencapai furkasi

• Mengeluarkan akar gigi dengan menggunakan bein atau elevator dibagian tengah gigi
dengan gerakan seperti mencungkil

• Mengeluarkan akar gigi dengan tang sisa akar


Prosedur Ekstraksi

 Memisahkan gusi dari gigi dengan raspatorium

 Menggunakan elevator untuk memperluas soket

 Memasangkan tang ekstraksi

 Menggerakan arah bukal-lingual

 Menggerakan gigi dengan gerakkan rotasi

 Pengangkatan gigi
Prosedur Penjahitan

 Kembalikan Flap ke Posisi Semula

 Memasang Jarum pada needle holder dan memasukan


benang pada jarum

 Menjahit dengan teknik interrupted, dimulai dari bagian


posterior gigi M
Instruksi Pasca Bedah

Instruksi untuk menggigit tampon selama 30-60 menit


Instruksi untuk mengkonsumsi makanan yang lembut
Instruksi tidak makan/minum yang panas
Tidak memainkan bekas pencabutan dengan lidah atau jari
Tidak menghisap-hisap luka
Tidak banyak meludah dan berkumur
Konsumsi obat post ekstraksi
Kontrol setelah pencabutan
Komplikasi saat
Komplikasi setelah prosedur
Prosedur

Fraktur dentoalveolar Trismus

Perdarahan Oedem

Tertinggalnya
Infeksi
fragmen gigi
Farmakologi / Obat-Obatan
Anastesi
Pehacain  Konsentrasi lidokain 2% dengan epinefrin 1:100.000
akan menghasilkan durasi kerja selama 55-65 menit (infiltrasi),
80-90 menit (blok), dan apabila digunakan pada anestesi jaringan lunak
akan bertahan 3-5 jam.
Post Extraction
Pemberian Obat  Antibiotik dan Analgetik
*Disesuaikan dengan kondisi pasien (alergi, dll)

R/ Amoxicillin 500 mg tab No XII


3 dd 1 PC

R/ Asam Mefenamat 500 mg tab No X


3 dd 1 PC
Analgetik Pilihan Obat yang dapat diberikan (Oral)

NSAID

 Derivat Asam Fenamat  Asam Mefenamat


 Derivat Asam Propionat  Ibu Profen
 Derivat Asam Fenil Asetat  Diklofenak (K/Na)

Asam Mefenamat
Sebagai analgesik dan anti inflamasi.
Efek samping : iritasi mukosa lambung, dispepsia, dan diare.
Dosis : 500 mg 3 x 1.
Tidak dianjurkan diberikan pada anak <14 tahun, wanita hamil, dan
memiliki penyakit lambung (co : maag).
Pemakaian tidak boleh >7 hari.
Ibu Profen
Sebagai analgesik, namun daya anti inflamasinya kurang kuat.
Dosis sebagai analgesik  400 mg 3 x 1.
Tidak dianjurkan diberikan kepada wanita hamil dan menyusui.

Diklofenak (Kalium Diklofenak, Natrium Diklofenak)


Termasuk NSAID terkuat daya anti inflamasinya.
Penyerapan garam-K (Cataflam) lebih pesat daripada garam-
Na.
Dosis oral :
Garam-Na/K 50 mg 2 x 1, atau
Garam-Na/K 25 mg 3 x 1.
 Apabila pasien memiliki penyakit lambung (co : maag), maka analgesik
yang dapat digunakan  Asetaminofen (Parasetamol)

 Parasetamol merupakan derivat para amino fenol. Memiliki efek


analgesik yang dapat mengurangi rasa ringan-sedang, dan memiliki
efek antipiretik untuk menurunkan demam. Efek anti inflamasinya
sangat lemah.

 Tidak memiliki efek iritasi, erosi, dan peradangan lambung.

 Dosis Parasetamol  500 mg 3 x 1

Apabila rasa sakitnya tidak mereda/tidak mempan oleh


parasetamol, dapat menggunakan analgesik lain (seperti ibu
profen), namun harus minum obat untuk maag 2 jam sebelum
minum obat analgesik.
Antibiotik
 Golongan Penisilin  Amoxisilin
 Golongan Linkosamid  Klindamisin
 Golongan Sefalosporin  Sefadroxil

Amoxisilin Sefadroxil
Dosis  250-500 mg, 3 x 1 Dosis  500 mg, 2 x 1
*Dapat digunakan jika pasien
Klindamisin alergi Penisilin (Amoxisilin) dan
Klindamisin.
Dosis  150 mg, 4 x 1
300 mg, 3 x 1
*Dapat digunakan jika pasien
alergi Penisilin (Amoxisilin)
Sefalosporin

Sefalosporin
Merupakan antiobiotik β-laktam
yang efektif terhadap gram-positif
cocci dan batang gram-negative.

Dibedakan menjadi 4 generasi.


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai