Anda di halaman 1dari 21

ODONTEKTOMI

GIGI 48

WIYA ALAWIYAH

Dosen Pembimbing: drg. Juliani Kusuma Putra, Sp.BM


IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. A.S
• Jenis kelamin : Wanita
• Umur : 25 tahun
• No. Tlp : 08111XXXX
• Status perkawinan : Belum kawin
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Mahasiswi
KASUS

Seorang px wanita berusia 25 tahun datang ke RSGM


YARSI dengan keluhan gigi bawah kiri bagian belakang
ingin dicabut karena terkadang suka terselip makanan
dibagian belakang kiri tersebut sehingga suka terasa
sakit dan gusinya bengkak. Px tidak memiliki penyakit
sistemik, tidak memiliki alergi, px memiliki kebiasaan
menyikat gigi 2x sehari.
PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM

• Kesadaran : Compos Mentis


• TD : 120/80 mmHg
• Nadi: 80x / menit
• Pernapasan : 24x / menit
• Penyakit umum :-
• Penyakit sistemik : -
• Riwayat alergi : -
GAMBARAN KLINIS
PANORAMIK

Impaksi molar 48 (Kelas 2, posisi B, Horizontal)


KLASIFIKASI IMPAKSI

 Menurut Pell & Gregory : klas 2 Posisi B

 Menurut Archer : mesioangular


DIAGNOSA SEMENTARA: Impaksi gigi 48
 
KEBUTUHAN PEMERIKSAAN PENUNJANG: Foto Panoramik
 
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Radiologi panoramik:
• Gigi 48 impaksi
 
DIAGNOSA KERJA: Impaksi gigi 48
RENCANA TERAPI/TINDAKAN:
Odontektomi gigi 48
ODONTEKTOMI
• Teknik pencabutan gigi yang dalam keadaan tidak dapat bertumbuh atau
bertumbuh sebagian (impaksi) dimana gigi tersebut tidak dapat
dikeluarkan dengan cara pencabutan tang biasa melainkan diawali
dengan pembuatan flap mukoperiostal, diikuti dengan pengambilan
tulang undercut yang meghalangi pengeluaran gigi tersebut

INDIKASI KONTRA INDIKASI


 M3 mandibular erupsi sebagian  Gigi erupsi sempurna dan tidak ada
 Terbentuk kista odontogenik keluhan sakit
 Terdapat resorbsi tulang yg  Px usia lanjut (diatas 70 tahun)
berdekatan dengan KU buruk
 Infeksi (Perikoronitis)  Penyakit sistemik yang tdk terkontrol
 Perawatan ortho dengan gigi  Infeksi jaringan lunak mandibular
impaksi
 Karies yang tidak dapat direstorasi
KLASIFIKASI IMPAKSI
Klasifikasi Pell and Gregory (1933) berdasarkan letak molar 3 dalam tulang
mandibula.
1. Posisi A : ketinggian permukaan oklusal M3 sama dengan oklusal M2
2. Posisi B : ketinggian permukaan oklusal M3 ditengah garis mahkota
M2
3. Posisi C : ketinggan permukaan oklusal M3 dibawah garis servikal M2
Klasifikasi Pell and Gregory (1933) berdasarkan
hubungan ramus mandibular dengan M2

• Kelas I : ukuran mesiodistal M3 lebih kecil dibanding jarak antar distal gigi
M2 dengan ramus mandibular
• Kelas 2 : ukuran mesiodistal M3 lebih besar dibanding jarak antar distal gigi
M2 dengan ramus mandibular
• Kelas 3 : seluruh atau sebagian besar M3 berada di dalam ramus mandibula
KLASIFIKASI IMPAKSI
Klasifikasi Archer (1975) and Kruger (1984) berdasarkan
angulasinya gigi:

1. Kelas 1: impaksi mesioangular


2. Kelas 2: distoangular
3. Kelas 3: vertikal
4. kelas 4: horizontal
5. Kelas 5: bukoangular
6. Kelas 6:linguoangular
7. Kelas 7: inverted
FAKTOR
PENYULIT OD
 Lengkung akar yang abnormal, bengkok,
baik dalam arah mesial dan distal.
 Kedekatan gigi impaksi dengan kanalis
mandibularis.
 Gigi ankylosis dan hipersementosis.
KOMPLIKASI OD
 Akses yang sulit ke daerah operasi karena
orbicularis oris yang kecil,
ketidakmampuan pasien membuka mulut
 Jahitan terbuka
lebar, lidah yang besar dan tidak
terkontrol pergerakannya.  Rasa sakit dan pembengkakan normal
terjadi ±5 hari pasca bedah. Namun bila
 Usia pasien
lebih dari 5 hari dikhawatirkan DRY
SOCKET
 Fraktur tulang alveolar
 Perdarahan
 Bibir atau mukosa terluka akibat tang
ekstraksi, raspatorium dan alat lain
yang digunakan
RENCANA PERAWATAN

1. Ekstraksi odontektomi gigi 38


2. Medikasi:
• R/ tab cefadroxil 500 mg No. XV
S 3 dd tab 1
• R/ tab Asam mefenamat 500 mg No. X
S 3 dd tab 1 prn
• R/ tab Dexametasone 0.5 mg No. X
S 3 dd tab 1
• R/ sol Minosep 0,2% 150 ml fl I
S 2 dd garg 10 ml
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
BAHAN :
 Povidone iodine  Disposible syringe 2ml
10% untuk asepsis  Scalpel dengan pisau no 15
 Alkohol  Elevator periosteal
 Bone file
 Pehacain (larutan
anastesi dengan
 Bur dan handpiece  bur tulang dan bur
adrenalin) fissure
 Bein lurus
 Saline steril  Forceps/ tang  forceps untuk posterior
(NaCl)
RB
 Spongostan  Needle holder dan hemostat
 Benang jahit black  Tissue forceps
silk 3.0  Needle (jarum)
 Tampon, kapas dan  Gunting benang
kassa steril  Syringe irigasi
 Duk steril
 Kuret
LANGKAH-LANGKAH
• Anastesi mandibular blok : Teknik :
(untuk gigi 48) - Jari telunjuk kiri meraba linea oblique externa
dan coronoid notch
- Jari telunjuk putar dan geser ke lingual, lalu
- Pasien duduk terlentang atau teraba linea oblique interna dan trigonum
setengah terlentang retromolar
- Pasien diminta untuk membuka - Os membuka mulut lebar
mulut lebar - Spuit dipegang tepat diatas gigi P kontra lateral
- Op berdiri pada posisi (depan - Jarum tusukan pada membrane mukosa ditengah-
kanan pasien). tengah kuku, kira –kira 7mm diatas bidang
oklusal, sedalam 5-6mm.
- Arahkan jarum menjadi ipsi lateral, masukan
sedalam 5-6mm
- Arahkan jarum kontralateral kembali, masukan
sedalam 6-12mm.
- Aspirasi, depositkan sebanyak 1,25cc 
N.alveolaris inferior
- Tarik jarum ½, depositkan sebanyak 0,25cc  N.
lingualis
- Infiltrasi pada mukobukalfold gigi 37,
depositkan 0,5cc  N. bukalis
- Tunggu 5-10 menit
TEKNIK PROSEDUR
‐ Memasang mata pisau ke gagang pisau
‐ Melakukan insisi sepanjang sulkus gingival pada gigi 47 dan 48
kemudian diujung mesial gigi 47 dibuat insisi vertical
‐ Lepas flap dari tulang  elevator bagian yg runcing. Kemudian
elevator bagian yang lebar dimasukan pada bagian tengah flap.
‐ Flap mukoperiosteal  elevator yang lebar

‐ Lakukan pembuangan tulang secukupnya


‐ Separasai gigi
‐ Ungkit gigi yang telah dilakukan separasi dengan bur tulang menggunakan bein atau tang cabut
‐ Lakukan irigasi dengan NaCl
‐ Haluskan tulang alveolar dengan menggunakan bone file (bila diperlukan)
‐ Lakukan interrupted suture
INSTRUKSI PASCA BEDAH

Meminum obat yang teratur


Pasien harus istirahat yang cukup
Pasien tidak boleh berkumur 1 jam pasca ekstraksi
Instruksikan untuk tidak makan-makanan panas
Diet lunak dan bergizi TKTP
Instruksi kontrol 1 minggu pasca ekstraksi bedah untuk
membuka jahitan

Anda mungkin juga menyukai