Anda di halaman 1dari 9

DENTAL SITE TEACHING

MODUL BEDAH MINOR

ODONTEKTOMI GIGI 38

Oleh :
WIWI KARDINA SAPUTRI
1311411017

DOSEN PEMBIMBING :
drg. Dedi Sumantri, MDSC

DEPARTEMEN BEDAH MULUT


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
A. Data Pasien :

Nama pasien : Annisa Endriani

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 22 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jalan Jhoni Anwar No.4 Ulak Karang

No RM : 11785

B. Hasil Pemeriksaan :
- Pemeriksaan Subjektif :
1. Chief complain : Pasien datang dengan keluhan ingin mencabut gigi geraham
bungsu rahang bawah sebelah kiri.
2. Present illness : Pasien mulai menyadari gigi geraham paling belakangnya tumbuh
sejak ±4 tahun yang lalu. Pasien menyadari sisa makanan sering tersangkut sekitar
1 tahun yang lalu Terkadang gusi tergigit pada saat mengunyah. Sekarang pasien
tidak mengeluhkan sakit pada gigi tersebut tetapi rasanya ada yang mengganjal
seperti ada makanan yang tertinggal karena daging yang timbul di permukaan gigi
tersebut. Daging pipi dekat gigi tesebut tumbuh juga sering tergigit oleh pasien.
Gigi sudah pernah dilakukan perawatan sebelumnya.
3. Past dental history: Pasien terakhir ke dokter gigi melakukan pembedahan gusi
pada bagian gigi yang dikeluhkan tetapi 5 bulan setelah dilakukan pembedahan
gusi tersebut tumbuh lagi. Selain itu pasien pernah melakukan penambalan pada
gigi depan atas lebih kurang 1 tahun yang lalu. Pasien menyikat gigi dua kali
sehari. Pasien mengunyah dua sisi.
4. Past medical history: Pasien pernah dirawat di RS sebelumnya karena menderita
penyakit tifus pada tahun 2012.Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan
obat-obatan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
5. Family history: Ayah : memiliki riwayat penyakit gula, Ibu : memiliki riwayat
penyakit tifus. Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
6. Social history: Pasien merupakan mahasiswa FKG Universitas Andalas. Pola
makan pasien tidak teratur, pasien jarang mengonsumsi sayur dan buah. Pasien
rutin mengkonsumsi air putih.
- Pemeriksaan Objektif
1. Kondisi Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Suhu :-
Tensi : 110/80mmHg
Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit

2. Ekstra oral
- Mata : konjungtiva non anemis, sclera non ikterik, pupil isokhor
- Kelenjar Limfe :
kiri : tidak teraba, tidak sakit
kanan : tidak teraba, tidak sakit
- Bibir : normal
- TMJ : kliking kanan, tidak nyeri
- Pola pembukaan mulut : normal
- Kelainan lain: tidak ada

3. Intra Oral
Gigi 38 erupsi bukoangular dengan bagian tonjol paling tinggi sama rata
dengan permukaan oklusal gigi 37, terdapat operkulum yang menutupi bagian
distooklusal gigi 38 sehingga permukaan gigi yang terlihat hanya sebagian cusp
mesial, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap gigi 38, berupa tes :
Palpasi (-)
Sondasi (- )
Chlor Ethil (+)
Tekan (-)
Perkusi (-)
Mobility (-)

– Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiografi menunjukkan gigi 38 erupsi bukoangular dengan bagian tonjol
paling tinggi sama rata dengan permukaan oklusal gigi 37, jarak distal gigi 37 dengan
anterior border dari ramus mandibula lebih besar daripada mesiodistal gigi 38, akar
gigi 38 sudah terbentuk sempurna, tidak terdapat gambaran radiolusen pada bagian
periapikal.

C. Diagnosa:
Berdasarkan pemeriksaan subjektif, objektif, dan pemeriksaan radiografi,
maka pada kasus ini diagnosamya adalah gigi 38 impaksi kelas 1A bukoangular.

D. Rencana perawatan
Rencana perawatan untuk kasus ini adalah odontektomi gigi 38.

E. Prognosa
Prognosa kasus ini baik, dikarenakan kondisi umum pasien baik dan pasien

kooperatif.

F. Prosedur Odontektomi Gigi 38


1. Penandatanganan informed consent.
2. Siapkan alat dan bahan yang telah disterilkan

ALAT BAHAN
Diagnostic Set (kaca mulut, sonde, pinset, ekscavator) Pehacain
Raspatorium Larutan irigasi saline
Bein Tampon
Tang ekstraksi molar rahang bawah Kassa sterile
Tang ekstraksi radiks molar rahang bawah Povidone Iodine
Bur tulang Suction tip disposible
Bone file Masker
Knabel tang Handscoon
Cryer Spuit 3cc dan 1cc
Kuret periapikal Benang suturing
Gunting jaringan
Gunting suturing
Scalpel (Handle and Blade)
Needle and Needle Holder
Hand piece and burs (diamond bur, fissure bur)

A. Tahap pekerjaan
1. Persiapan alat dan bahan, persiapan pasien yaitu berupa pemeriksaan
terhadap keadaan umum pasien yang meliputi pemeriksaan tekanan darah
dan suhu badan pasien, serta observasi keadaan fisik pasien secara umum
(apakah pasien terlihat pucat, kelelahan, dsb), persiapan operator dan
asisten melakukan scrubbing up beserta pemasangan APD. Desinfeksi
daerah Ekstra Oral dan Intra Oral dengan povidon iodine secara satu arah.
2. Persiapan bahan anastesi
 Ketuk ampul bagian atas sampai semua cairan turun dibawah leher
ampul
 Tempatkan bantalan kasa kering pada leher ampul
 Patahkan leher ampul dengan arah menjauhi badan
 Aspirasikan cairan anastetikum kedalam spuit
 Setelah semi anastetikum diaspirasi, jika terdapat gelembung udara,
ketuk sisi spuit untuk membuat gelembung udara naik kearah jarum
dan keluarkan udara yang ada di dalam spuit
3. Lakukan anastesi
 Blok mandibula
 Strelisasi daerah yang akan dianastesi
 Telusuri dengan jari telunjuk daerah bukal gigi molar menuju
kebagian posterior hingga terasa tonjolan linea oblique eksterna,
geser jari telunjuk kearah media hingga teraba tonjolan linea
oblique interna.
 Tepat dibagian tengah kuku sebagai tempat insersi jarum
 Masukkan jarum dengan bevel menghadap tulang dari arah kontra
lateral gigi P ketempat bagian tengah ujung kuku hingga dirasakan
ujung jarum menyentuh tulang
 Arahkan jarum sejajar dataran oklusal gigi, kemudian masukkan
jarum sebanyak 1-1,5 cm
 Lakukan aspirasi kemudian deponeer perlahan sebanyak 1 ml
untuk menganastesi n.alveolaris inferior mandibula
 Tarik setengah jarum ,kemudian aspirasi dan deponeer perlahan-
lahan sebanyak 0,5 ml untuk nervus lingualis
 Cabut jarum , kemudian massage daerah bekas masuknya jarum

 Infiltasi bukal
 Tarik–tarik mukosa bukal untuk melihat daerah mukosa bergerak
dan tidak bergerak
 Insersikan jarum didaerah forniks sedalam 0,5 mm atau seujung
bevel dengan bevel menghadap ke tulang
 Lakukan aspirasi, jika tidak terkena pembuluh darah lakukan
deponeering sebanyak 0,5ml
 Tarik jarum dan lakukan pijat mukosa untuk mempercepat difuse
anastetikum
 Tunggu beberapa saat dan cek dengan sonde apakah anastetikum
telah bekerja

4. Insisi
 Setelah dilakukan anastesi dan efek dari bahan anastesi tersebut
bekerja , baru lakukan tindakan selanjutnya
 Perhatikan posisi operator, untuk gigi posterior RB kanan pasien
operator berada di sisi kanan depan pasien
 Insisi tajam sampai tulang mandibula dengan pola triangular bukal
ekstensi menggunakan blade no. 15, pembukaan flap (full thickness
flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan pandang
cukup dan akses terhadap gigi impaksi lebih jelas,
5. Pengurangan tulang dan pencabutan gigi
 Pembebasan jaringan tulang mandibula yang menutupi gigi impaksi
untuk mendapatkan akses dan membebaskan retensi di daerah bukal
dan distal dengan menggunakan bur tulang sambil dilakukan irigasi
dengan larutan saline. Jika diperlukan bisa dilakukan separasi gigi,
agar memudahkan proses pengeluaran gigi.

 Lepaskan perlekatan gingiva dari gigi menggunakan rasparatorium


 Longgarkan gigi dari soketnya menggunakan bein dengan gerakan
mengungkit di bagian bukal sebelah mesial dan distal, hingga gigi
terasa longgar
 Lakukan pencabutan dengan menggunakan tang ekstraksi dengan
gerakan luksasi kebukal dan lingual
 Setelah gigi tercabut, lakukan massage pada soket gigi
 Debridement of Wound and Wound Closure. Setelah gigi diangkat,
dilakukan pembersihan wound (soket) dari semua debris yang mungkin
ada pecahan tulang dan lainnya. Pembersihan dengan irigasi larutan
saline dan pembersihan mekanis dengan kuret periapikal. Tulang hasil
kuretase harus halus dan pinggirannya tidak tajam.
 Periksa tulang yang tajam, potong tulang yang tajam menggunakan
knabel tang dan haluskan tulang dengan bone file.
 Lakukan spooling pada daerah bekas pencabutan dengan larutan
povidone iodine
 Lakukan penjahitan daerah operasi dengan jahitan interrupted
menggunakan silk 0.4.
 Pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon yang telah diolesi
povidone iodine selama ±30 menit
 Pasien diberi instruksi pasca bedah dan kontrol seminggu setelah
odontectomy, jika tidak ada masalah jahitan dapat dibuka.
G. Pasca Bedah

1. Medikasi

a.Antibiotik

R/ Tab Ciprofloxacin 500 mg No. X

s.b.d.d.tab I ac

atau

R/ Tab Lincomycin 500 mg No. XV

s.t.d.d.tab I ac

b.Analgetik dan anti inflamasi

R/ Tab Asam Mefenamat 500 mg No. X

s.p.r.n.tab I p.c

atau

R/ Tab Cataflam50 mg No. X

s.p.r.n.tab I p.c

c. ObatKumur

R/ Garg Chlorhexidine gluconate 0,2% 150ml fls No. I


s.b.d.d cup I garg

d. Vitamin

R/ Cap Caviplex No. X

s.1.d.d tab I a.c

e. Obat Anti pendarahan


R/ Tab Asam Traneksamat 25 mg No.X
s.p.r.n tab I p.c max tdd

Untuk pasien menderita penyakit asam lambung dianjurkan :


R/ Tab Carbazochrome 10 mg No.X
s.p.r.n tab I p.c max tdd

2. Instruksi Pasca Bedah


a. Gigit tampon yang diolesi povidon iodine selama setengah jam, jika tampon

basah dapat diganti dengan tampon baru.


b. Hindari makanan yang keras dan kasar yang dapat melukai daerah operasi.
c. Jangan berkumur-kumur keras dan jangan minum minuman panas.
d. Jangan melakukan kerja yang terlalu berat paling tidak 48 jam pertama.
e. Jangan merokok ataupun menghisap-hisap daerah bekas odontektomi.
f. Jangan minum alkohol atau mengemudi kendaraan pada waktu menggunakan

obat analgetik.
g. Jangan menggunakan bagian yang dilakukan prosedur odontektomi untuk

mengunyah.
h. Untuk mencegah terjadinya pembengkakan, bagian wajah dekat daerah

bekas odontektomi dapat dikompres dengan air es dengan selang waktu 30

menit yaitu 30 menit kompres 30 menit selanjutnya dilepas selama 24 jam

pertama. Hari selanjutnya lakukan kompres hangat untuk menstimulasi

peredaran darah dan mempercepat penyembuhan.


i. Kontrol satu minggu kemudian.

Anda mungkin juga menyukai