Anda di halaman 1dari 39

Public Health

Survey
a. sebutkan alat dan bahan survey dan kegunaannya
 Kaca mulut (untuk melihat keadaan intraoral)
 Prob WHO(bukan sonde saudara-saudara), untuk mengukur kedalaman
karies dan tingkat karies
 Prob WHO modifikasi (CPITN) untuk mengukur kedalaman poket
 Sonde (untuk mengukur CIS & DIS)
 Gelas kumur
 Glove dan masker
 Alat sterilisasi
b. jelaskan bagaimana cara pemilihan formulir anex apa yg dipakai
 Karies : DMF-T
 Periodontal : OHIS/CPITN
c. jelaskan cara pemakaian apd,alat dan bahan,posisi,operatornya,cara pemeriksaan
survey bagaimana
 Cara memakai APD : operator memakai masker, cuci tangan WHO dan
memasang gloves
 Posisi operator di arah jam 8-12
 Cara survey : pasien dengan posisi supine pada permukaan yang rata (meja/
tempat tidur)/ Operator memeriksa dengan keadaan berdiri dari arah depan
kanan pasien. (ga dapat teori aslinya, mohon dicari lagi)
d. lakukan penyuluhan menyikat gigi metode fones
 Metode Fones atau teknik sirkuler: bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada
permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi
digerakkan membentuk lingkaranlingkaran besar, sehingga gigi dan gusi
rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2 gigi tidak
mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gigi, gerakan yang
dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil.
Penyuluhan
DIABETES MELITUS
Konser Endo

gigi 36 pasca psa MOD akan di buat onlay


a. sebutkan alat dan bahan
 Alat:
o alat standart (2 kaca mulut, sonde, pinset, eskavator)
o tappered fissure bur
o flame bur
 Bahan :
- inlay wax
- Tumpatan sementara
- Floss
- Malam wax
b. peragakan cara preparasi onlay
1. REDUKSI permukaan OKLUSAL: 1,5 cm – 2 cm mengikuti anatomi gigi asli [Tapered
fissure bur]
2. Periksa apakah reduksi oklusal sudah cukup :
a. Dengan melewatkan sonde pada gigi dalam keadaan oklusi (lewat tanpa
hambatan)
b. Mengambil gigitan malam (lembar malam dilipat 2, tebal 1,5 – 2 mm lalu
dilewatkan ke gigi dalam keadaan oklusi
3. Pembuatan FUNCTIONAL CUSP BEVEL à di bukal jika gigi RB , pada 1/3 jarak serviko-
oklusal, dengan sudut 30 – 45 derajat [Tapered fissure bur], kemudian buat bahu selebar
1 mm dengan posisi bur tegak lurus [Tapered fissure bur]
4. Pembuatan ISTHMUS pada oklusal gigi dengan [Tapered fissure bur]
5. Pembuatan BOX PROXIMAL pada mesial dan distal [Tapered fissure bur]
6. Pembuatan PROXIMAL FLARE pada mesial dan distal [Tapered fissure bur]
7. Pembuatan GINGIVAL BEVEL [Flame ShapedDiamond Bur]
8. PENYELESAIAN seluruh cavosurface angle dibevel, termasuk bahu [Tapered fissure
bur]

c. peragakan cara pengecekan oklusi


1. tanyakan kepada pasien apakah ada keluhan subjektif?
2. Keringkan daerah gigi yang sudah dipasang onlay
3. Ambil articulating paper dengan menggunakan pinset
4. Letakkan pada permukaan oklusan onlay dan gigi antagonisnya
5. Minta pasien untuk gigit kencang dan berkali-kali
6. Lihat daerah yang memiliki ketebalan yang tidak merata (lebih tebal)
7. Asah pada bagian tersebut dengan diamond bur
Pasien abis kecelakaan, fraktur 1/3 servikal pada distal oblique diagonal, tanduk pulpa
terekspos.
1. Anamnesis
a. Data diri pasien (nama, umur, alamat, jeni kelamin)
b. OLDCART (Onset, lokasi, durasi, karakteristik, agresor, relieve, treatment)
c. Jatuh dimana?
d. Bagaimana jatuhnya?
e. Sudah berapa lama gigi terekspos?
f. Apakah ada trauma lain selain gigi?
g. Apakah ada gejala pusing, mual muntah?

2. Pemeriksaan klinis
 PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM
Lihat kesadaran pasien (sadar/pusing/pingsan)
 PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
1. Visual apakah ada trauma pada ekstraoral
2. Lihat kesimetrisan wajah
3. Palpasi pada bagian yang dicurigai fraktur
 PEMERIKSAAN INTRAORAL
1. Jaringan lunak / mukosa (oedem? Hiperemi? Fistula? )
2. Gigi
o TES VITALITAS
Dingin keringkan gigi, semprot chloretyl pada cotton pellet sampai ada bunga es,
tempel pada 1/3 tengah bukal
EPT Electric Pulp Test
Visual: Perubahan warna (nekrosis pulpa)
o TES JARINGAN PENDUKUNG
Palpasi à tekanan ringan pada apeks gigi yang bersangkutan dengan ujung jari à
apakah ada rasa sakit? ada fluktuasi (abses)
Perkusi à ketuk bag insisal/oklusal searah sumbu gigi dengan ujung kaca mulut / jari,
dari gigi yang sehat ke yang sakit agar bisa dibandingkan
Druksasi / Tekan / bite test gigitkan ujung kaca mulut perlahan lalu lebih keras
Mobilitas à dengan ujung kaca mulut, didorong pada labial gigi, jari tangan menahan
pada palatal gigi
Tes transluminasi: dengan fibre optic probe arah sinar bisa dari bukal / palatal
- Fraktur : cahaya tidak melewati garis fraktur
- Jar sehat : jernih kemerahan
- Jar patologik : keruh / gelap
Staining test: melihat gigi yang fraktur Dengan larutan 2% iodine / metilen blue
dalam prep
kavitas ; disclosing tablet kunyah (akan terlihat garis
fraktur)
Radiologi: untuk mengetahui:
- Fraktur akar/koronal

4. Rencana Perawatan dan restorasi


Pulpektomi dengan restorasi dowel crown all porcelain

Tumpatan Klas IV

1. Senyum, sapa salam dan memperkenalkan diri


2. Menggunakan masker, cuci tangan standar WHO, dang menggunakan gloves
3. Mempersiapkan alat dan bahan
Alat: Alat diagnostic standar (2 kaca mulut, 1 ekskavator, 1 pinset, 1 sonde
halfmoon)
Cotton pellet, cotton roll steril
Bur intan bulat, bur silindris
Handpiece
Micro brush
Plastis filling instrument
Light Curing
Finishing bur
Rubber putih
Bahan: Resin komposit
Etsa
Bonding
Seluloid strip
Articulating paper
4. Menyampaikan bahwa akan memulai tindakan
5. Memasang bur intan bulat ke handpiece, lalu melakukan ekskavasi jaringan keras
menggunakan bur intan bulat
6. Menyampaikan bahwa jaringan karies yang diambil adalah hingga dentin infected
dan meninggalkan dentin affected
7. Preparasi bevel di bagian labial dan palatal
8. Membilas kavitas dengan menggunakan air dari 3 way syringe
9. Mengeringkan kavitas menggunakan semprotan angin dari 3 way syringe
10. Melakukan isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll yang diletakkan pada
mukobukal fold labial
11. Mengaplikasikan etsa yang diambil menggunakan microbrush applicator / cotton
pellet lalu didiamkan dalam kavitas selama 15 detik
12. Membilas kavitas menggunakan air mengalir dari 3 way syringe
13. Mengeringkan kavitas menggunakan semprotan angin dari 3 way syringe
14. Mengaplikasikan bonding yang diambil dengan micro brush, lalu didiamkan dalam
kavitas selama 20 detik. Aplikasikan semprotan angin dengan tekanan rendah pada
bonding, guna penetrasi bonding ke dalam tubuli dentin. Sinari selama 10detik.
15. pasang seluloid strip pada bagian proksimal dan juga wedge
16. ambil bahan resin komposit menggunakan plastic filling lalu aplikasikan ke dalam
kavitas secara incremental. Bentuk permukaan resin komposit sehingga membentuk
anatomi gigi. Sinari selama 20 detik.
17. Cek oklusi dan artikulasi menggunakan articulating paper. Bila ada jejas yang
berat, lakukan pengurangan bahan menggunakan fibishing bur atau rubber putih
(enhance). Haluskan bagian yang tajam.

IBM

Ekstraksi mahkota m1 atas


a. Tahapan pekerjaan ?
1. Senyum, salam , sapa
2. Perkenalkan diri ke dosen dan pasien
3. Memakai masker, cuci tangan std who, sarung tangan
4. Tanya identitas dan keluhan
5. Menjelaskan diagnosis dan rencana perawatan.
6. Pengisian informed consent
7. Pemeriksaan vital sign ( nadi , nafas, nensi)
8. Menyiapkan alat dan bahan

Alat Bahan
tang m1 atas : beak , joint, handle Cotton roll
membentuk s terbalik , ujung
terbuka, bagian tajam pada bukal.
Beak Cotton pellet
Kuret Precaine
Spuit anestesi Pehacaine
Alat std Tampo
Jarum irigasi Povidine iodine 10%
9. Persiapan pasien :
 Pastikan pasien sudah makan
 Pemakaian polibib
 Posisi pasien leher kepala 1 garis lurus
 Bidang oklusi setinggi antara bahu dan siku , membentuk 450
terhadap lantai
10. Persiapan posisi dokter : berada pada kanan depan pasien ,posisi jam 7-8
11. Asepsis bagian mukobukal fold yang akan diinsersi dengan povideine iodine 10%
12. Keringkan dan oleskan anestesi topical, tunggu 2-3 mnt
13. Suntik infiltasi pada bagian bukal di mukobukalfold, dengan bevel jarum
membentuk 450 terhadap mukosa bukal.
14. Aspirasi, dan deponir 1,5 cc
15. Lakukan suntikan infiltrasi pada bagian palatum pada area formaen palatinum
majus, aspirasi dan deponir 0,2-0,3 cc
16. Cek numbness
17. Lakukan fiksasi dengan tangan kiri untuk gigi yang akan dicabut
18. Gunakan bein untuk memisahkan gigi dr tulang alveolar pada sisi mesial dan
distal dengan gerakan mengungkit.
19. Bila sudah goyang derjat 3 , dilakukan ekstraksi dengan tang memegang gigi se-
apikal mungkin
20. Ekstraksi dengan gerakan luksasi .
21. kuretase untuk membuang jaringan granulasi.
22. Irigasi dengan povidine iodine 10%
23. Gigit tampon selama 1 jam
24. Pemberian medikasi oral

b. Instruksi pasca pencabutan.


1. Gigit tampon selama krg lebih 1 jam
2. Tdak makan dan minum selama 1 jam
3. Tidak membuang ludah selama 24 jam
4. Tidak boleh berkumur keras-keras
5. Jangan makan asam panas pedas, lebih baik makan dan minum fingin
6. Tidak boleh memainkan luka bekas pencabutan
7. Tidak minum dari sedotan
8. Tidak merokok
9. Hubungi dokter segeran bila ada masalah dan pendarahan tidka berhenti dlm 24
jam.
Odontektomi 38
Ada rontgen , ekstra oral ada bengkak, intra oral ggv 38 bengkak merah, mau diodontektomi
1. Verbalkan anamnesis pada kasus di atas
2. Pemeriksaan pada kasus di atas
3. Diagnosis
4. Design flap
5. Sebutkan beberapa teknik penjahitan.
Answer:
Senyum, salam , sapa
Perkenalkan diri ke dosen dan pasien
Memakai masker, cuci tangan std who, sarung tangan
Tanya identitas dan keluhan
Menjelaskan diagnosis dan rencana perawatan.
Pengisian informed consent
Pemeriksaan vital sign ( nadi , nafas, nensi)

1. Tanya identitas ,keluhan , lokasi, sakit ga, masalah lain bengkak dll, uda diobati
apa belum, uda pernah ke dokter gigi , alergi, riwayat keluarga , umpan balik

2. Pemeriksaan eo :palpasi di blkg pasien, raba kelenjar submandibular, hambatan


oklusi , cek bs membuka mulut brp cm,
Pemeriksaan io: gigi keseluruhan, palpasi, perkusi, mobilitas, druksasi pada gigi
yang disuspect.

3. kelas II A mesioangular
4. trapezoid, pada tgh gigi m 2 dan distal gigi m3
5. simple interrupted dan figure of eight .

Raden
ada gambar periapical gigi 22 . Ada karies ada lesi periapical
1. intepretasi dari mahkota sampai periapical
2. mutu radiografi
3. peragakan sampai eskposisi

answer:

Senyum, salam , sapa


Perkenalkan diri ke dosen dan pasien
Memakai masker, cuci tangan std who, sarung tangan

1. evaluasi lesi periapikal


 batas tepi lesi ( tegas / jelas / radiopak / diffuse / tidak jelas )
 radiodensitas lesi ( radiopak/ radiolusen)
 strukter interna ( radioluse/radiopak/radiolusen berkabut)
 bentuk lesi (oval/bulat)
 ukuran lesi (mis: 7 mm)
 lokasi dan perluasan ( mis : 1/3 apikal akar distal, meluas ke bifurkasi)
 efek lesi terhadao jaringan sekitar ( mis : resorbsi eksterna, migrasi gigi
geligi, ekspansi kanalis mandibula

2. evaluasi mutu radiografi


 menuliskan objek tercangkup dan terletak di tengah radiograf
 menuliskan kontras, detil, ketajaman baik
 menuliskan cusp bukal dan palatal / lingual sebidang
 menuliskan daera interdental terlihat jelas
 menuliskan distorsi
 menyimpulkan bahwa radiografi dapat digunakan untuk mendiagnosis

3. peragakan sampai eksposure


1. persiapan pasien duduk tegak, kepala leher satu garis lurus
2. pilih paralel holder
3. digigitkan pada gigi yang ingin di radiograf
4. arahkan sinar ke holder
5. atur setting dosis sinar
6. keluar dan tekan tombol untuk pengambilan radiograf

Fraktur dentoalveolar
1. diagnosis fraktur dentoalveolar
2. etiologi trauma
3. penanganan :
a. Anamnesis : informasi riwayat pasien dimana, kapan, dan bagaimana kejadiannya terapi
apa yang sudah diberikan sebelumnya , Terjadinya Trauma ? Karena jarak antara
kecelakaan dan perawatan sangat penting diketahui menentukan jenis perawatan dan
prognosisnya. Avulsi semakin cepat gigi tersebut di replantasi, maka prognosisnya akan
semakin baik.
b. Pemeriksaan fisik umum , VS, kesadaran
c. Pemeriksaan ekstraoral inspeksi/visual : edema, hematom, luka, gangguan pergerakan
rahang palpasi diskontinyuitas, kelainan saraf.
d. Pemeriksaan intraoral : 1. Perkusi gigi 2. Pencatatan kegoyangan abnormal dari gigi atau
tulang alveolar. 3. Pencatatan adanya perubahan warna gigi 4. Pencatatan kerusakan
jaringan lunak, seperti pada bibir, gusi, langit-langit dan lidah. 5. Pencatatan perubahan
letak gigi 6. Tes vitalitas dari gigi 7. Pencatatan adanya kerusakan prosesus alveolaris,
dengan cara palpasi prosesus alveolaris.
e. Pemeriksaan Radiologis Untuk melihat arah garis fraktur Adanya fraktur akar .
bagaimana tingkat keparahan dari gigi yang mengalami instrusi atau ekstrusi Adanya
kelainan dari jaringan periodontal , tingkat perkembangan akar ,ukuran kamar pulpa dan
saluran akar adanya fraktur rahang melihat keadaan fragmen gigi dan jaringan lunak lain
disekitar rongga mulut, seperti dasar mulut, bibir dan pipi.
f. Tahapan Perawatan Perawatan trauma gigi anterior
 Membersihkan luka cairan antiseptik
 Merawat luka penjahitan dan penutupan luka dengan kain kasa.
 Menghentikan perdarahan
 Menghilangkan rasa sakit
 Pencegahan terhadap infeksi Perawatan definitif:
 Reposisi mengembalikan gigi yang mengalami trauma keposisi semula
 Fiksasi dan imobilisasi mempertahankannya hingga proses
penyembuhan

Ortho
Sefalo
A. Landmark pada Jaringan Keras
1. Sella tursica (S) : Pusat dari outline pituitary fossa
2. Nasion (N) : Titik paling anterior perpotongan Os. Nasal dan Os. Frontal
3. Orbitale (O) : Titik pada inferior orbita (foramen infra orbitalis)
4. Titik A : Titik terdalam kontur premaksila (antara ANS dan akar gigi I atas)
5. Tititk B : Titik terdalam kontur mandibula (dekat akar gigi I bawah)
6. Pogonion (Pog) : Titik paling anterior dari kontur dagu
7. Menton (Me) : Titik paling inferior dari dagu
8. Gnation (Gn) : Titik pada dagu, antara Pogonion dan Menton
9. Gonion (Go) : Titik tengah kontur mandibula (antara ramus dan corpus)
10. Porion (Po) : Titik paling superior dari meastus akustikus eksternus
11. ANS : Ujung anterior dari nasal spine
12. PNS : Ujung posterior dari palatum durum
13. Basion : Titik paling inferior dan posterior dari Os. Occipitale, berhubungan
dengan margin anterior foramen magnum
14. Artikulare (Ar) : Pertemuan batas inferior basis cranii dan tepi posterior
condylus
15. PTM : Fissura yang berbentuk seperti tetesan air mata

B. Landmark pada Jaringan Lunak


1. Glabella (G) : Titik paling prominen di midsagital plane pada dahi
2. Pronasal (Pr) : Titik paling prominen dari ujung hidung
3. Labrale superius (Ls) : Titik median di margin teratas bibir atas
4. Labrale inferius (Li) : Titik median di margin terbawah bibir bawah
5. Soft tissue pogonion (Pog) : Titik paling prominen pada kontur jaringan
lunak dagu

C. Penetuan Garis / Bidang


1. Bidang SN (bidang referensi Steiner) dibentuk oleh titik S-N
2. Bidang FHP (Downs) : Po-Or
3. Bidang Palatal : ANS-PNS
4. Bidang Mandibula : Go-Me atau Go-Gn
5. Bidang Oklusal : dari titik oklusi M1 atas dan bawah ke titik oklusi I1 atas dan
bawah
6. Bidang Maksila : garis antara PNS-ANS
D. Sudut-sudut Analisa Sefalometri Lateral
1. SNA : Sudut antara bidang SN dengan titik A
2. SNB : Sudut antara bidang SN dengan titik B
3. ANB : Sudut antara garis A-N dan N-B
4. MMPA : Sudut antara bidang mandibula dengan bidang maksila
5. IMPA : Sudut antara garis sumbu gigi I1 bawah dengan bidang mandibula
6. FMPA : Sudut antara bidang FHP dengan bidang mandibula
7. FMIA : Sudut antara garis sumbu gigi I1 bawah dengan bidang FHP
8. NAPg : Sudut antara garis N-A dan A-Pg
9. I-SN : Sudut antara garis sumbu gigi I1 atas denganbidang SN
10. I-MxP1 : Sudut antara garis sumbu gigi I1 atas dengan bidang maksila

E. Kesimpulan Analisa Sefalometri


Maloklusi Kelas I / II / III
dengan
Maksila Normal / Protruded / Retruded
dan Mandibula Normal / Protruded / Retruded.

Inklinasi insisif atas terhadap basis kranii Normal / Protrusif / Retrusif


dan Inklinasi insisif bawah terhadap bidang mandibula Normal / Protrusif /
Retrusif.

Profil Skeletal Lurus / Cekung / Cembung,


Profil jaringan lunak Lurus / Cekung / Cembung,
Serta pertumbuhan 1/3 muka bawah N / >N / <N.
Pasien skeletal kelas I. M kelas I. I-SN sudut diatas normal, IMPA diatas normal. Jarak I-SN
9 mm.
3. Diagnosis
BIMAXILARY DENTAL PROTRUSION
4. Alasan Diagnosis
- Relasi rahang atas dan bawah keduanya tidak normal pada arah yang sama
(Bimaksiler).
-Jika maksila dan mandibula ke dua-duanya pada posisi ke depan maka
maloklusi ini disebut sebagai tipe prognatik bimaksiler (bimaxillary
prognatism)
5. Diagnosis Banding

6. Garis E-LINE
Analisis E-Line / Rickett’s E-Line / Esthetic Line
- Tentukan 4 titik anatomis E-line : Pronasal (titik prominen/ujung hidung), Ls
(titik median margin teratas bibir atas), Li (titik median margin terbawah bibir
bawah), Pog (titik prominen dagu).
- Buat garis pronasal (ujung hidung) – pogonion dan tentukan kedudukan
garis terhadap Ls/Li
- Analisis normal : Ls 1 mm dibelakang E-Line, Li menyentuh E-Line
- Ideal : Bibir Atas 2-3 mm dibelakang garis E; Bibir Bawah 1-2 mm
dibelakang garis E

7. Cara Penetuan Hubungan Rahang

8. Nasolabial Angle

1. Ortho (gesy)
Pasien dengan ANB Normal, Overjet 2 mm, Overbite 4 mm, Gigi 31, 41 Mesiolingual.
A. Diagnosis
B. Rencana Perawatan

C. Komponen dan Fungsi RA

D. Komponen dan Fungsi RB

E. Gambarkan Design Plat RA & RB

PROSTHO
Immediate denture
a. Kunjungan I
- Pencetakan utk model studi
- Radir bagian gigi yg goyang sampai margin gingiva pake bur fraser/belimbing
- Buat lempeng galangan gigit + klamer
- Penyusunan gigi di okludator
- Processing di lab
- Poles GT pake stone bur (pink)
b. Kunjungan II
- Lakukan anestesi+pencabutan gigi 11
- Kontrol perdarahan pakai tampon sampai benar2 berhenti
- Langsung insersikan immediate denture
- Cek oklusi dan artikulasi pakai articulating paper
- Cek klamer
- Cek warna gigi
Instruksi:
- GT tidak boleh dilepas selama 24 jam
- Kontrol 1 kemudian untuk selanjutnya dilepaskan oleh drg
PENCETAKAN FISIOLOGIS

A. GIGI TIRUAN SEBAGIAN

 Pasien duduk di dental unit


 Operator pakai APD
 Alat dan bahan: alat standard, tray, sendok cetak perseorangan yang sudah
di border moulding (kasus free-end) atau sendok cetak stock tray bersudut,
tissue, bahan desinfeksi, dll
 Atur posisi pasien dan operator
 Tentukan teknik pencetakan dan bahan cetak
Pada area tahanan jaringan tinggi:
- Teknik: mukokompresi
- Bahan cetak: elastomer
Pada area tahanan jaringan rendah:
- Teknik: mukostatis
- Bahan cetak: alginate
 Pasien diminta berkumur
 Try in sendok cetak
 Apabila menggunakn spacer, lepaskan spacer pada sendok cetak
perseorangan
 Lakukan pencetakan
 Lepaskan dan keluarkan sendok cetak
 Instruksikan pasien untuk berkumur
 Cek hasil cetakan
 Desinfeksi cetakan
 Cor dengan dental stone tipe III
 Instruksikan pasien untuk datang kembali

B. Gigi Tiruan Penuh/Gigi Tiruan Lengkap

 Pasien duduk di dental unit


 Operator pakai APD
 Alat dan bahan: alat standard, tray, sendok cetak perseorangan yang sudah
di border moulding (kasus free-end) atau sendok cetak stock tray bersudut,
tissue, bahan desinfeksi, dll
 Atur posisi pasien dan operator
 Tentukan teknik pencetakan dan bahan cetak
Tahanan jaringan tinggi
- Teknik: Selective pressure
- Bahan cetak: ZnOE/light body/alginate
Tahanan jaringan rendah
- Teknik: mukostatis
- Bahan cetak: ZnOE
 Pasien diminta berkumur
 Try in sendok cetak
 Apabila menggunakn spacer, lepaskan spacer pada sendok cetak
perseorangan
 Lakukan pencetakan
 Lepaskan dan keluarkan sendok cetak
 Instruksikan pasien untuk berkumur
 Cek hasil cetakan
 Desinfeksi cetakan
 Cor dengan dental stone tipe III
 Instruksikan pasien untuk datang kembali

Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian akrilik. Hilang gigi 36 37 38 46 47 48. Gigi
34 karies profunda. lingual anterior kalkulus. Jarak servikal ke dasar mulut 4 mm.
1. Perawatan pendahuluan
Skeling dan penghalusan akar regio anterior lingual
Gigi 34 = PSA/ Direct Pulp Caping
2. Klasifikasi kennedy kelas berapa
Klasifikasi kennedy kelas I Bilateral Free End dengan kasus kehilangan gigi 36,37,38
dan 46,47,48
3. Jenis konektor utama dan fungsinya
Plat dasar akrilik
fungsi: menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain
4. Cengkram pada gigi 34 dan 44 apa
Cengkram C Clasp dibagian distal dengan sandaran oklusal dibagian mesial

PERIO
Pasien abis dipecat, ada membrane putih, kreter gingiva, kerusakan tulang anterior
interdental, oedem, gingiva kemerahan
1. Verbalkan dan tuliskan diagnosis
Necrotizing ulseratif periodontitis
2. Bakteri apa
Spirochaeta, Fusobacterium nucleatum
3. Perawatan darurat
 Persilakan pasien duduk di DU
 Pakai masker, cuci tangan, gloves
 Siapkan alat dan bahan (alat standar, syringe irigasi, H2O2, aquabides,
povidon iodine, kasa steril)
 Kunjungan pertama:
o Asepsis dan anestesi topikal
o Lakukan debridement dan irigasi pseudomembrane di sulkus dengan
irigasi H2O2-aquabides-povidon iodin-akuabides-saline; kasa steril
yang dicelup air hangat untuk menghilangkan pseudomembran
o Instruksikan pasien berkumur saline tiap jam atau H2O2 1.5% atau
klorheksidin gluconate 2x1 hari
o Berikan medikasi Amoxicilin, metronidazole, asam mefenamat,
vitamin
o Pada kunjungan pertama tidak boleh dilakukan skeling karena dapat
memperluas infeksi (jika memang terdapat kalkulus, dapat dilakukan
skeling supragingiva dan tidak boleh skeling subgingiva)
o Tindakan bedah ditunda hingga gejala hilang kurang lebih 14 minggu
o Instruksikan pasien menjaga kebersihan mulut, tingkatkan nutrisi,
tingkatkan konsumsi air putih, istirahat yang cukup, tidak merokok.
o Instruksikan pasien untuk control 1-2 hari setelah kunjungan pertama
4. Terapi antibiotic
R/ Amoxicilin 500 mg tab No XV
S 3 dd 1 tab pc

R/ Metronidazole 250 mg tab No. XV


S 3 dd 1 tab pc

5. Instruksi setelah perawatan darurat


 Jangan makan makanan yang pedas, panas
 Jangan merokok
 Minum obat teratur
 Diet lunak
 Makan makanan yang tinggi kalori tinggi protein
 Jaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi 2 kali sehari menggunakan sikat
gigi bulu lembut
 Gunakan obat kumur klorheksidin

Perio : ANUG

 Ulserasi nekrosis papilla interdental dan margin gingiva, dilapisi oleh


pseudomembran jaringan nekkrotik berwarna putih kekuningan / abu-abu
 Terbentuk crater like depression pada crest papilla interdental
 Perdarahan spontan atau dengan rangsangan
 Sakit saat makan pedas/panas dan mengunyah
 Halitosis
 Limfadenopati lokal, demam, malaise
 Etiologi : bakteri fusiform dan spirochaeta
 Faktor predisposisi : OH buruk, system imun menurun, defisiensi nutrisi
 Tahap perkembangan NUG: ujung papilla interdental – margin gingiva – attached
gingiva – mengenai tulang

Terapi ANUG

 Persilakan pasien duduk di DU


 Pakai masker, cuci tangan, gloves
 Siapkan alat dan bahan (alat standar, syringe irigasi, H2O2, aquabides, povidon
iodine, kasa steril)
 Kunjungan pertama:
o Asepsis dan anestesi topikal
o Lakukan debridement dan irigasi pseudomembrane di sulkus dengan irigasi
H2O2-aquabides-povidon iodin-akuabides-saline; kasa steril yang dicelup air
hangat untuk menghilangkan pseudomembran
o Instruksikan pasien berkumur saline tiap jam atau H2O2 1.5% atau
klorheksidin gluconate 2x1 hari
o Berikan medikasi Amoxicilin, metronidazole, asam mefenamat, vitamin
o Pada kunjungan pertama tidak boleh dilakukan skeling karena dapat
memperluas infeksi (jika memang terdapat kalkulus, dapat dilakukan skeling
supragingiva dan tidak boleh skeling subgingiva)
o Tindakan bedah ditunda hingga gejala hilang kurang lebih 14 minggu
o Instruksikan pasien menjaga kebersihan mulut, tingkatkan nutrisi, tingkatkan
konsumsi air putih, istirahat yang cukup, tidak merokok.
o Instruksikan pasien untuk control 1-2 hari setelah kunjungan pertama
 Kunjungan kedua (1-2 hari setelah kunjungan 1)
Jika tidak ada pseudomembran boleh dilakukan skeling, instruksikan kumur H2O2
3%
 Kunjungan ketiga (1 minggu setelah kunjungan 1)
Kontrol OHIS, berhenti kumur H2O2 3% ganti klorheksidin 0,12%)
Resep ANUG
R/ Amoxicilin 500 mg tab No XV
S 3 dd 1 tab pc

R/ Metronidazole 250 mg tab No. XV


S 3 dd 1 tab pc

R/ Asam mefenamat 500 mg tab No. XV


S 3 dd 1 tab pc prn

R/ Klorheksidin gluconate garg 0,12% 180 ml No. 1


S 2 dd garg 10 ml

R/ H2O2 3% Fl No. 1
S 2 jam sekali, diencerkan perbandingan 1:1 dengan air hangat

Gigi 31, 32, 41, 42


a. Diagnosis
Periodontitis kronis lokalis disertai resesi
b. Sebutkan tahap perawatan periodontal fase 1
Fase 1 (fase inisial)
Control plak, skeling supragingiva dan subgingiva, penghalusan akar
c. Sebutkan definisi poket infraboni
Poket infraboni (Subcrestal / intraalveolar pocket) adalah poket periodontal yang
sudah terjadi kerusakan tulang vertical / angular, dasar poket dibawah crest alveolar
d. Tulis cara skor PBI
 Pemeriksaan PBI (Papilla bleeding index) dilakukan dengan alat standard an
periodontal probe (Michigan)
 Prob digerakkan / disentuhkan ke margin gingiva dari mesial ke distal dengan
tekanan ringan. Tunggu 20-30 detik.
 Beri skor :
0 = tidak ada perdarahan
1 = perdarahan titik
2 = perdarahan garis
3 = perdarahan segitiga
4 = perdarahan menyebar

e. Peragakan cara pengukuran resesi


 Persilakan pasien duduk di DU
 Pakai masker, cuci tangan, gloves
o Siapkan alat dan bahan (alat standar, periodontal prob / Michigan)
o Pemeriksaan resesi menggunakan periodontal prob (Michigan) dengan
penanda kedalaman poket pada prob 1mm, 2mm, 3mm, 5mm, 7mm,
8mm, 9mm.
o Prob dimasukkan ke sulkus gingiva pada 6 titik yaitu mesiobukal,
midbukal, distobukal, mesiolingual, midlingual, distolingual, dengan
tekanan ringan dengan gerakan walking stroke, lakukan pemeriksaan
pada seluruh gigi
o Resesi gingiva diukur dari margin gingiva ke CEJ

Pedo
Gigi sudah dilakukan open bur, prep saluran akar, medikamen
a. Rencana perawatan selanjutnya?
Kontrol gejala, Obturasi, Penumpatan sementara, 1 minggu kemudian lakukan
kontrol pasca obturasi, penumpatan tetap atau restorasi stainless steel crown

b. Sebutkan obat yang dipakai pada tahap selanjutnya?


Cresofen atau CHKM

c. Sebutkan syarat bahan pengisian saluran akar


 Harus dapat diserap pada waktu yang sama seperti resorpsi fisiologis
akarnya
 Bersifat radiopaque
 Tidak mengiritasi (Non toksik) pada jaringan periapikal dan benih gigi
permanen
 Mudah aplikasinya, mudah dimasukkan ke saluran akar
 Rapat ke lateral maupun apical
 Tidak mewarnai gigi
 Tidak mengkerut setelah dimasukkan
 Tahan terhadap kelembapan
 Mempunyai sifat desinfektan, bakterisid, menghambat pertumbuhan bakteri
 Mudah dikeluarkan dari saluran akar

d. Peragakan cara pengisian saluran akar (obturasi)


 Persilakan pasien duduk di DU
 Pakai masker, cuci tangan, gloves
 Lakukan pendekan Tell, show, do
 Siapkan alat dan bahan (alat standar, brush, cotton roll, cotton pellet, lowspeed
dan highspeed handpiece, round diamond bur, paper point, syringe irigasi,
aquades steril, semen spatula, glass plate, plastis instrument, ZnOE, Zinc Fosfat,
cavit)
 Lakukan oral profilaksis dengam cara menyikat gigi anak menggunakan brush
yang dipasang di handpiece lowspeed
 Setelah dilakukan pemeriksaan subjektif (tidak ada keluhan sakit) dan objektif
(perkusi -, druksasi -, palpasi -, tidak ada tanda keradangan gingiva, tidak ada
kegoyangan) pasien, bongkar tumpatan sementara
 Lakukan irigasi dengan aquades, keringkan saluran akar menggunakan paper
point, isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll
 Aduk ZnOE hingga konsistensi dempul, aplikasikan dalam saluran akar sampai
penuh, cek radiograf
 Aduk zinc fosfat, aplikasikan dalam kamar pula, tumpat cavit
 Pasien diminta untuk control 1 minggu kemudian untuk observasi dan pembuatan
restorasi permanen stainless steel crown
 DHE pasca tumpatan sementara : hindari makan 1 jam setelah perawatan,
makan dengan rahang yang bersebrangan dari gigi yang dirawat, jaga
kebersihan rongga mulut, bila tumpatan sementara lepas segera kembali ke
dokter gigi.

Teknik menyikat gigi pada anak


Metode roll diterapkan pada anak umur 6-12 tahun.
-Ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian
bulu sikat menekan gusi.
-Ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak
membentuk lengkungan melalui permukaan gigi.
-Gerakan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga permukaan bagian
belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan.
-Waktu bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap
permukaan email.
-Sikat harus digunakan seperti sapu, bukan seperti sikat untuk menggosok.
-Ulangi gerakan ini sampai ±12 kali sehingga tidak ada yang terlewat.
Metode roll mengutamakan gerakan memutar pada permukaan interproksimal
tetapi bagian sulkus tidak terbersihkan secara sempurna. Metode roll merupakan
metode yang dianggap dapat membersihkan plak dengan baik dan dapat menjaga
kesehatan gusi dengan baik.

Pasien datang dengan keadaan gigi 74 karies dentin oklusal. Vitalitas +. Perkusi dan
palpasi -. Akan ditumpat dengan bahan kompomer.
1. Verbalkan alat dan bahan yang digunakan
- 1 set alat standard (2 kaca mulut, 1 sonde halfmoon, 1 ekskavator, 1 pinset)
- nierbeken tray
-pumice
-brush
-cotton roll dan cotton pellet steril
-lowspeed handpiece
-bur metal bulat
-bur diamond bulat dan fissure
-NRC
-prime&bond
-kompomer
-light curing
-articulating paper
-bur finishing
-bur polishing
2. Verbalkan dan lakukan cara penumpatan
-persiapkan alat dan bahan
-persiapan pasien di dental unit (lepas sepatu dan menggunakan polibib)
-gunakan masker, cuci tangan standard who, glove
-lakukan pendekatan non farmakoterapi pada anak tell show do
-lakukan oral profilaksis menggunakan handpiece lowspeed, brush dan pumice
-ekskavasi jaringan karies dengan ekskavator dan bur metal bulat lowspeed
-lakukan preparasi dengan bur diamond bulat dan fissure bentuk regangan kavitas
Klas I sesuai anatomi
-cuci kavitas dengan akuades
-isolasi gigi pada bagian bukal dan lingual
-keringkan gigi dengan air syringe
-aplikasikan NRC pada kavitas dengan menggunakan micro brush diamkan 15 detik
lalu keringkan dengan cotton pellet
-aplikasikan prime&bond di kavitas dengan menggunakan micro brush lalu lakukan
polimerisasi dengan light curing
-aplikasikan kompomer dengan tekhnik incremental, polimerisasi setiap lapisan
-bentuk sesuai anatomi
-cek oklusi dan artikulasi dengan menggunakan articulating paper
-gunakan bur finishing jika ada jejas yang tegas, lakukan polishing
-kontrol 1 minggu kemudian

OM
Kandidiasis pseudomembran
Anamnesis
Nama
Usia
Pekerjaan
A. Keluhan
1. Keluhan utama dtg ke drg apa
2. Sejak kapan
3. Lokasinya ada dmna
4. Sakit / perih / kering atau tidak
5. Apabila sakit/ perih / kering , seperti apa karakteristiknya?
6. Durasi brp lama?
7. Apa yg memperberat kondisi tersbut
8. Apa yg memperingan
9. Sudah di lakukan treatment apa aja?
B. Kesehatan umum
1. Terakhir cek ke dokter umum kapan
2. Sedang konsumsi obat sistemik ?
C. Riwayat dental
1. Terakhir kapan ke dokter gigi
2. Perawatan apa yg telah dilakukan
3. Apakah ada kebiasaan buruk
D. Keluarga atau sosial
1. Apakah ada riwayat keluarga yg terkena sama dengan kondisi

Gambran klinis
Lesi berupa plak putih atau papula berwarna putih multiple di dorsal lidah / di
.... berukuran ..x.. lesi tersebut dapat diseset dan meninggalkan daerah kemerahan

Kie
1.Identifikasi etiologi dan predisposisi
Infeksi jamur dan predisposisi nya DM / sistemik ,obat antibiotik, OH buruk ,
usia ,menopause
2. Simptomatis
Apabila perih diberikan asam hialuronat yg oral rinse di kumur 3x sebelum
makan agar dpt makan
3. Kausatif
Nystatin oral
4. Supportif
Tidak diberikan
5. Kie
Komunikasi : memberikan informasi bahwa keadaan pasien bisa sembuh
tidak berbahaya tidak menular dan tidak ada keganasan
Instruksi memberikan instruksi kepada pasien untuk menggunakan obat
nystatin oral 4x/ hari sebanyak 1ml setelah makan dikulum dan ditelan dan jangan
makan / minum 30 menit. Banyak istirahat . Menggosok gigi tiruan apabila ada
dengan sabun 1x/ hari. Menggosok gigi 2x/ hari. Kontrol berkala. Merujuk ke bagian
penyakit dalam apabila ada sistemik
Edukasi menjelaskan pada pasien keadaanya disebabkan oleh infeksi jamur
dan predisposisinya DM , usia , menopause

Lesi berupa ulser soliter / multiple diameter 2x2 cm berwarna tengah dikeliling
daerah kemerahan dengan tepi beraturan

1.Identifikasi etiologi dan predisposisi


Tidak diketahui dan predisposisi nya Penipisan mukosa ( trauma,
endokrinopati , menstruasi , defisiensi nutrisi ) , disfungsi imun ( atopi , stress)
2. Simptomatis
diberikan asam hialuronat gel 3x hari
Mayor diberikan kortikosteroid gel
Herpetiform diberikan asam hialuronat oral rinse
3. Kausatif
Tidak diberikan
4. Supportif
Tidak diberikan
5. Kie
Komunikasi : memberikan informasi bahwa keadaan pasien bisa sembuh
tidak berbahaya tidak menular dan tidak ada keganasan dan dapat sembuh sendiri
Instruksi Banyak istirahat. Menggosok gigi 2x/ hari. Kontrol berkala. Memakai
obat asam hialuronat 3x sehari
Edukasi menjelaskan pada pasien keadaanya disebabkan oleh stress

Pasien, gambar palatum merah, pake gts sejak 2 thn lalu. Sakit sejak 2 bln lalu. Ada
data lab eosinofil di atas normal, hba1c di atas normal. Angka normalnya dikasi tau

1. Anamnesis sama sperti yg tadi


2. Diagnosis denture sore mouth / denture stomatitis / atropik kronik
kandidiasis

Hba1c normal itu 6


Eosinofil tinggi itu alergi
Leukosit tinggi adanya infeksi
Diabates
Gds normal diatas 200
Gd puasa diatas 125
Nilai normal
Gds normal 110-140
Gd puasa 70-110 mg/ dl

Kie
1.Identifikasi etiologi dan predisposisi
Infeksi jamur dan predisposisi nya Gigi tiruan sistemik , OH buruk
2. Simptomatis
Apabila perih diberikan asam hialuronat yg oral rinse di kumur 3x sebelum
makan agar dpt makan.
3. Kausatif
Nystatin oral
4. Supportif
Tidak diberikan
5. Kie
Komunikasi : memberikan informasi bahwa keadaan pasien bisa sembuh
tidak berbahaya tidak menular dan tidak ada keganasan
Instruksi memberikan instruksi kepada pasien untuk menggunakan obat
nystatin oral 4x/ hari sebanyak 1ml setelah makan dikulum dan ditelan dan jangan
makan / minum 30 menit Atau Berkumur dengan klorheksidin glukonat 0.12% ( tidak
boleh bersamaan diberikan dengan nystatin )Menggosok gigi tiruan apabila ada
dengan sabun 1x/ hari. Menggosok gigi 2x/ hari. Mengganti gigi tiruan.Kontrol
berkala
Edukasi menjelaskan pada pasien keadaanya disebabkan oleh infeksi jamur
dan predisposisinya Gigi tiruan

Anda mungkin juga menyukai