Anda di halaman 1dari 34

SPLINTING

Integrasi C
Rizky Septiani Ikbar 2019-16-106
Rusydah Taqiya 2019-16-107
Suci Alfath Allyah. 2019-16-113

Pembimbing : drg. Veronica Septnina, Sp.Perio


Kegoyangan Gigi

Gejala penyakit periodontal ditandai


dengan hilangnya perlekatan dan
kerusakan tulang vertikal. Dapat
bersifat fisiologis dan patologis,
reversible dan irreversible
Etiologi Gigi Goyang
Trauma inflamasi
Bone Loss berkepanjangan
oklusi

Bedah proses
Hormonal
Periodontal patologis
Derajat kegoyangan Gigi
Menurut Miller

Derajat 3;
kegoyangan > 1 mm
Derajat 1; pada segala arah
Derajat 2;
kegoyangan gigi dan/atau gigi dapat
kegoyangan ditekan ke arah
sedikit lebih
besar dari
sekitar 1mm ke apical (vertikal),
segala arah atau dapat berputar
normal
dalam soket
PEMERIKSAAN KEGOYANGAN GIGI PERAWATAN KEGOYANGAN GIGI

Derajat 1
perawtan periodontitis dan occlusal

adjustment

Derajat 2
perawtan periodontitis, occlusal adjustment,

splinting

Pemeriksaan dilakukan dengan penilaian Derajat 3


secara klinis, yaitu dengan memegang gigi Splinting terkadang diindikasikan saat

dengan satu jari dan satu instrumen logam. pencabutan gigi menjadi kontraindikasi
SPLINTING
prosedur untuk menstabilasikan gigi dengan

memberikan gigi istirahat dan mendistribusikan

kembali kekuatan fungsional dan parafungsional.

Higienis dan tidak


Desain sederhana
mengiritasi jaringan lunak

Ekonomis, Stabil, Dapat diterima secara

efesien estetis
kegoyangan gigi derajat 3 dengan

INDIKASI
kerusakan tulang berat

mengontrol kegoyangan yang dapat

SPLINTING menyebabkan ketidak nyamanan

menstabilkan gigi pada tingkat

kegoyangan yang makin bertambah


Mobilitas gigi sedang hingga berat

yang berhubungan dengan inflamasi

KONTRA-
periodontal dengan atau tanpa trauma

oklusal

Jumlah gigi yang kuat tidak cukup untuk

INDIKASI menstabilkan gigi yang goyang.

Pasien dengan kebersihan mulut yang

SPLINTING buruk

Gigi dengan trauma oklusi atau

gangguan oklusi yang tidak bisa

dirawat dengan oklusal adjustment.


Klasifikasi
Splinting
Berdasarkan Waktu Pemakaian
Berdasarkan Lokasi
KLASIFIKASI
BERDASARKAN LOKASI

Splint Splint
Ekstrakorona Intrakorona
Bahan splinting direkatkan ke bagian Mengambil struktur jaringan gigi dan dibuat
luar gigi. Contoh splint ekstrakorona : slot lalu alat stabilisasi dimasukkan ke
wire ligature splint dalam slot tersebut lalu difiksasi. Estetik
splint resin komposit baik.
Contoh splint intrakorona :
fiber komposit splint
wire komposit splint
orthodontic band
inlay
cast splint nylon wire
Klasifikasi
Berdasarkan Waktu Pemakaian
Digunakan dalam waktu singkat < 6 bulan

Dapat digunakan sebelum dan selama

Splint perawatan periodontal

Sementara Sebaiknya mudah diaplikasikan dan


mudah dilepaskan setelah penyembuhan

Jika stabilisasi yang baik belum terjadi dalam 2


bulan, splint sementara splint permanen.
Wire Ligature Band
Splint Ortodontik
pada gigi anterior yang goyang pada regio posterior
menggunakan kawat 0,25-0,3 menggunakan band stainless steel
mm 0,005 mm yang disemen pada gigi
rigid dan dapat mengiritasi tepi band harus dibentuk dan
gingiva dipoles

Composite Wire Composite


Splint Splint
paling sederhana dan dapat kawat diadaptasikan pada
digunakan dalam keadaan darurat lengkung gigi kemudian difiksasi
permukaan gigi yang goyang dengan komposit
diaplikasikan bahan etsa, bonding paling umum digunakan dalam
dan komposit praktik klinis
lebih mengiritasi gingiva
Splint Semi Permanen
digunakan beberapa bulan hingga tahun untuk tujuan diagnostik dan
biasanya mengarah pada jenis stabilisasi yang lebih permanen

Interim fixed Wire/Fiber


Nightguard prosthesis
pada gigi yang mengalami
Composite Splint
pasien dengan riwayat pada gigi anterior karena
clenching dan bruxism masalah periodontal sampai alasan estetik
rencana perawatan definitif
untuk menstabilkan gigi Menggunakan bahan
dibuat
setelah prosedur occlusal restorasi resin komposit
untuk mengembalikan
adjustment
estetika dan mengembalikan
pola oklusi
Splint digunakan tanpa batas waktu
untuk meningkatkan stabilitas
estetika dalam jangka waktu yang panjang
fungsional dan

Permanen merupakan tahap rekonstruksi dalam perawatan


periodontal

Splint Permanen Lepasan Splint Permanen Cekat


GTSKL Mahkota 3/4 atau Bridge
menggunakan cengkeram gabungan dari restorasi
jenis kontinyu yang rigid dan direkatkan
menyertakan seluruh gigi dengan penyemenan
yang ada
Syarat Splinting yang Baik
01 02
Melibatkan gigi yang stabil sebanyak Dapat menahan gigi dengan kuat dan tidak
mungkin memberikan stress torsional pada gigi abutment

03 04

Tidak menghalangi oklusi Diperluas ke sekitar lengkung rahang agar tekanan


anteroposterior dan fasiolingual dapat saling dinetralkan

05 06
Tidak mengiritasi pulpa, jaringan Didesain sedemikian rupa sehingga
lunak, gingiva, pipi, bibir, atau lidah. dapat dengan mudah dibersihkan.
Prosedur Splinting
LAPORAN
KASUS
DATA PEMERIKSAN
PASIEN SUBJEKTIF
ANAMNESA
Nama O.S. : T

Tanggal Lahir : 12-06-1958 Pasien wanita berusia 61 tahun datang ke RSGM

Jenis kelamin : Wanita


Moestopo dengan keluhan gigi terasa panjang dan ngilu
Pekerjaan : IRT
saat makan atau minum dingin. Pasien menyikat gigi 2x
Alamat : Jl. Swadarma I,
sehari, pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur.
Cipulir
Pada tanggal 31 Oktober 2019 pasien datang untuk
No.Telp : 081398656290
membersihkan karang gigi namun, pasien masih

mengeluhkan ngilu saat makan atau minum dingin.Pasien

mengeluh gigi depan bawah sering ngilu. Pasien datang

dalam keadaan tidak sakit dan ingin dirawat.

STATUS UMUM PEMERIKSAN


OBJEKTIF
Umum: Compas mentis
Ekstra Oral
Tekanan darah 110/70

mmHg

Wajah : Simetris (TAK) pipi : TAK


Hipertensi (-)

Hipotensi (-)

Penyakit jantung (-) bibir : tidak kompoten Limfonodi : TAK

Diabetes (-)

Hemofilia (-)
Mata
Hepatitis (-)
Pupil : isokor


Asma (-)
Sclera : non ikterik
Alergi (+) obat antibiotik golongan

penisilin Konjungtiva : non anemic

Asam urat (+)

Kolestrol (+)
Pemeriksaan Intraoral

Resesi gingiva pada gigi 18, 28, 23 klas I Miller, resesi gingiva pada gigi 22, 24, 25, 33, 35, 44 klas II Miller, resesi

gingiva pada gigi 13-21, 32-43, 45 klas III Miller, Trauma oklusi gigi 12-22,32-42, gigi 12, 28, 35, 38 karies, gigi 34

gangren radiks, gigi 32-42 goyang °1, gigi 11,21 mesiopalatoversi, gigi 35 mesial drifting, gigi 31, 42 labioversi, gigi

41 mesiolinguoversi, gigi 45 distoversi.

Gingiva:

RA. KA : Gingiva merah tua, Konsistensi lunak, Stippling (-), Interdentalpapil tumpul, Edema (+), BOP (+)

RA. M : Gingiva merah muda, Konsistensi kenyal, Stippling (-), Interdentalpapil tumpul, Edema (+), BOP (-)

RA. KR : Gingiva merah tua, Konsistensi lunak, Stippling (-), Interdentalpapil tumpul, Edema (+), BOP (+)

RB. KA : Gingiva merah muda, Konsistensi kenyal, Stippling (-), Interdentalpapil lancip, Edema (-),BOP (-)

RB. M : Gingiva merah tua, Konsistensi lunak, Stippling (-), Interdentalpapil tumpul, Edema (+), BOP (+)

RB. KR : Gingiva merah muda, Konsistensi kenyal, Stippling (-), Interdentalpapil tumpul, Edema (+), BOP (+)
Keadaan Gigi Geligi
Rahang Atas
Keadaan Gigi Geligi
Rahang Bawah
POKET
Rahang Atas Rahang Bawah
EKSTRAORAL INTRAORAL
RADIOGRAFI

32, 31, 41, 42 : penurunan tulang alveolar creast pd mesial dan distal 4-7 mm, lamina

dura terputus, pelebaran ligamen periodontal, dan tidak terdapat kelainan periapikal
Diagnosa : Periodontitis kronis generalis

Menurut AAP 2017 : keparahan Stage III, perluasan Generalis, Grade B

Etiologi Primer : Bakteri Plak

Etiologi Sekunder :

a. Lokal
Kalkulus
Karies 12,28,35,38
gangren radiks 34
Trauma oklusi gigi 12,11,21,22,32,31,41,42
Malposisi gigi 11,21,35,31, 42,41,45
Missing gigi 17,16,15,14,26,27,37,36,46,47
b. Sistemik
Tidak ada.

Gambaran Klinis : Gingiva kemerahan, poket periodontal (1-5 mm)


Diagram Rencana Perawatan

Rujukan

Radiologi : Foto roentgen panoramik

Oral Surgery : Pencabutan gangren

radiks gigi 34

Konservasi : Penambalan gigi 12, 28, 35,

38

Prosthodontia : Pembuatan gigi tiruan

sebagian lepasan

Ortodontia : pembuatan peranti

otrodonti RA dan RB
Persiapan Operator dan
Pasien

dokter menggunakan APD lengkap (masker, pasien di dudukkan di dental chair, dokter
Google/face mask, Hand glove, headcap) disamping kanan pasien berada pada arah pukul
8/9, dental chair setinggi siku operator
Alat dan Bahan
PROSEDUR SPLINTING
PROSEDUR SPLINTING
Kegoyangan gigi merupakan
Peningkatan kegoyangan gigi
salah satu gejala penyakit
akan berefek buruk pada
periodontal yang ditandai
fungsi, estetika, serta
dengan hilangnya perlekatan
kenyamanan pasien
serta kerusakan tulang

AlatKESIMPULAN
dan Bahan
Pemilihan alternatif splint perawatan splint hendaknya lebih
periodontal disesuaikan pada memelihara kebersihan mulutnya
kondisi tertentu. splint memiliki karena alat splint bisa menjadi
indikasi, keuntungan, dan
sumber retensi plak
kerugian yang berbeda. Pasien
yang menggunakan
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai