Anda di halaman 1dari 4

124 Dentofasial, Vol.10, No.

2, Juni 2011:124-127

Berbagai jenis splint untuk mengurangi kegoyangan gigi sebagai perawatan


penunjang pasien penyakit periodontal
Variety of splint to minimize tooth mobility as supporting treatment on
periodontal disease patient
Arni Irawaty Djais
Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin
Makassar, Indonesia

ABSTRACT
Tooth mobility is often experienced by patients, especially patients with periodontal disease. Periodontal disease
causes the loss of tooth support so the tooth becomes mobile. The signs of periodontal disease or periodontitis
include occasional bleeding gums, bluish red gums, shiny, and tooth mobility. Splint is used to unite one or more
teeth to form a single entity so that it can reduce tooth mobility. There are some splints used as supporting therapy
of periodontal disease patients to stabilize the tooth before further actions are carried out.
Keywords: periodontal disease, mobile teeth, splinting

ABSTRAK
Gigi goyang merupakan hal yang sering dialami oleh penderita penyakit periodontal. Penyakit periodontal
menyebabkan hilangnya dukungan terhadap gigi sehingga gigi dapat menjadi goyang. Tanda-tanda penyakit
periodontal atau periodontitis meliputi gusi sering berdarah, tampak merah kebiruan, mengkilat, dan goyang. Untuk
mengurangi kegoyangan gigi, dapat dilakukan splint. Splint merupakan penggabungan satu atau beberapa gigi
membentuk satu kesatuan sehingga dapat mengurangi kegoyangan gigi. Berbagai jenis splint dapat digunakan
sebagai terapi penunjang perawatan penyakit periodontal agar gigi menjadi lebih stabil untuk kemudian dilakukan
tindakan-tindakan selanjutnya.
Kata kunci: penyakit periodontal, gigi goyang, splint

Koresponden: Arni Irawaty Djais, Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Jln.
Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea, Makassar 90245 Indonesia. E-mail:

PENDAHULUAN gigi sehingga membentuk satu kesatuan. Splint


Gigi goyang merupakan keluhan yang sering sementara dilakukan pada tahap pertama
diungkapkan oleh penderita penyakit periodontal. perawatan periodontal sebelum tindakan bedah.
Kegoyangan gigi menyebabkan pasien sulit Sedangkan splint permanen berupa restorasi,
mengunyah sehingga mencari pemecahan masalah dilakukan sebagai bagian dari tahap restorasi atau
dengan datang ke dokter gigi. rekonstruksi dari perawatan periodontal.5
Kegoyangan gigi dapat terjadi akibat Pembahasan tentang penanganan gigi goyang
berkurangnya tinggi tulang alveolar, atau karena oleh karena penyakit periodontal dengan
pelebaran ligamentum periodontal, dan dapat pula menggunakan splint periodontal sampai saat ini
merupakan kombinasi keduanya.1,2 Kehilangan masih kurang, untuk itu dalam makalah akan
perlekatan dan bertambahnya kerusakan tulang dibahas berbagai jenis splint yang sering
serta meningkatnya kegoyangan gigi dapat digunakan di bidang periodontologi.
diperberat oleh trauma oklusi.3 Kegoyangan gigi
dapat diatasi dengan menghilangkan penyebab, TINJAUAN PUSTAKA
terutama bakteri, pemberian antibiotik, dengan Splint merupakan suatu piranti yang dibuat
cara pembedahan, menghilangkan faktor pengaruh untuk menstabilkan atau mengencangkan gigi-gigi
terutama oklusi traumatik, menyembuhkan, atau yang goyang akibat suatu trauma atau penyakit.6
merangsang regenerasi dengan cara graft atau Berdasarkan bentuknya, splint dapat berupa splint
guided tissue regeneration.4 cekat atau lepasan, yang dapat dipasang di
Splinting berperan sebagai perawatan ekstraoronal maupun intrakoronal. Splint
pendukung yang dilakukan bersama dengan permanen antara lain berupa gigitiruan jembatan
perawatan periodontal lainnya. Splint dilakukan (GTJ), gigitiruan sebagian lepasan (GTSL), atau
dengan cara menghubungkan satu atau beberapa penggabungan tambalan dengan komposit resin.
Arni Irawaty Djais: Berbagai jenis splint untuk mengurangi kegoyangan gigi 125

Akan tetapi, setiap jenis splint harus melibatkan terdiri dari bar intrakoronal kontinyu, dapat
gigi stabil sebanyak mungkin untuk mengurangi dianggap sebagai splint permanen.9,10
tekanan, menahan gigi dengan kuat dan tidak Splint permanen ada dua, yaitu jenis lepasan
memberikan stres torsional pada gigi yang dan cekat. Bentuk dari splint permanen lepasan
dipegangnya, diperluas ke sekitar lengkung rahang adalah GTSL. Untuk mencapai stabilitas yang
sehingga tekanan anteroposterior dan tekanan maksimal digunakan cengkram jenis kontinyu dan
fasiolingual yang terjadi dapat saling dinetralkan, menyertakan seluruh gigi yang ada. Splint
tidak menghalangi oklusi sehingga permanen lepasan ini desainnya merupakan bagian
ketidakharmonisan oklusi yang harus diperbaiki dari gigitiruan kerangka logam (GTKL). Splint
terlebih dahulu sebelum pemasangan splint, tidak permanen cekat merupakan penggabungan dan
boleh mengiritasi pulpa, tidak boleh mengiritasi restorasi yang membentuk suatu kesatuan yang
jaringan lunak, gingiva, pipi, bibir, atau lidah, kaku dan direkatkan dengan penyemenan. Splint
serta didesain sedemikian rupa sehingga dapat cekat ini dapat berupa multiple crown, inlay dan
dibersihkan dengan mudah. Oleh karena itu daerah mahkota . Jumlah gigi yang diperlukan untuk
embrasur interdental tidak boleh tertutup splint.7 menstabilkan gigi goyang bergantung kepada
derajat dan arah kegoyangan. Pemakaian GTJ
Jenis splint dapat sebagai splint sekaligus sebagai pengganti
Berdasarkan bahan yang digunakan, dikenal gigi yang hilang. Gigi-gigi dengan sisa jaringan
wire-composite splint, resin splint, dan periodonsium sedikit tidak dapat dijadikan
Kevlar/fiber glass splint. Wire-composite splint penyangga untuk splint GTJ atau GTSL. Bila gigi
meliputi kawat lentur yang diadaptasikan pada benar-benar akan dipertahankan maka splint
kurvatura lengkung gigi dan difiksasi ke gigi tersebut dapat mengikutsertakan gigi-gigi dan
dengan komposit adesif. Metode resin splint lengkung yang berlawanan (cross arch design).
dilakukan dengan pemasangan full resin splint ke Desain ini dibuat untuk mengatasi tekanan oklusi
permukaan gigi. Kevlar/fiber glass splint normal yang datang dari berbagai arah.2,7
menggunakan fiber nilon, Kevlar bands atau fiber Penelitian yang dilakukan oleh Nyman
glass yang dibasahi dalam resin dan dipasang selama 11 tahun, mengamati gigi penyangga GTJ
dengan serangkaian polimerisasi ke permukaan dengan jaringan periodonsium yang minimal,
gigi yang telah dietsa.8 tidak mengalami kerusakan lebih lanjut. Keadaan
Berdasarkan lamanya pemakaian, maka splint ini didukung dengan penjagaan kebersihan mulut
dapat diklasifikasikan menjadi splint sementara secara sempurna termasuk pembersihan secara
dan splint permanen. Splint sementara sebaiknya profesional pada masa-masa tertentu.2
mudah diaplikasikan pada gigi goyang dan mudah
dilepaskan setelah penyembuhan, dan digunakan PEMBAHASAN
untuk membantu penyembuhan setelah cedera Penyakit periodontal adalah penyakit yang
atau pembedahan. Jika stabilisasi yang baik belum menyerang struktur jaringan periodontal gigi.
terjadi dalam 2 bulan, maka bentuk splint Adanya gangguan pada struktur ini menyebabkan
sementara diganti dengan splint permanen. Bahan stabilitas gigi menjadi terganggu, yang salah
komposit yang ditempatkan pada gigi yang telah satunya ditandai dengan kegoyangan gigi. Selain
dietsa merupakan splint sementara yang paling itu, kegoyangan gigi juga dapat terjadi pada
sederhana tetapi sangat berguna untuk kasus jaringan periodonsium yang sehat, sehingga
darurat. Splint kawat dan akrilik juga mudah terjadi penurunan tinggi tulang alveolar dan
diaplikasikan dan biasanya untuk stabilisasi gigi pelebaran ligamentum periodontal. Keadaan ini
insisivus. Biasanya gigi dari kaninus ke kaninus dianggap sebagai kegoyangan yang fisiologis,
atau premolar pertama ke premolar pertama yang yang dapat dikurangi dengan penyesuaian oklusi
diikutkan dalam splint. Kawat 0,002 inci stainless- dan splint.2
steel dilingkarkan mengelilingi gigi lalu akhir Pada perawatan periodontal, splint digunakan
kawat diplintir kuat sampai ke sisi distal gigi pada keadaan kegoyangan gigi akibat
6,11
terakhir yang diikutkan. Setelah penyesuaian, berkurangnya tinggi tulang alveolar. Pada
kawat interdental dikuatkan, akrilik ditempatkan prinsipnya kegoyangan gigi disebabkan oleh 2
tetapi tidak sampai menutupi embrasur. Bentuk faktor, yaitu berkurangnya jaringan pendukung
lain splint sementara adalah band ortodontik gigi dan terjadinya pelebaran ligamentum
terutama untuk gigi posterior menggunakan kawat periodontal.2 Metode splint yang dilakukan tidak
0,005 inci stainless-steel. Splint intrakoronal yang membantu menyembuhkan struktur jaringan
126 Dentofasial, Vol.10, No.2, Juni 2011:124-127

periodontal sehingga bila splint dilepaskan, gigi melibatkan dua atau lebih segmen lengkung
kemungkinan masih akan goyang. Splint hanya rahang, sehingga dapat menahan tekanan dari
berperan sebagai terapi penunjang dalam segala arah.7
perawatan penyakit periodontal.1 Splint pemanen cekat internal merupakan
Penggunaan splint sebagai usaha untuk splint permanen yang paling efektif dan tahan
menstabilkan gigi cukup menjadi pertimbangan lama. Splint ini merupakan penggabungan dari
dalam mengurangi ketidaknyamanan pasien. restorasi yang membentuk suatu kesatuan kaku
Sebelum dilakukan splint perlu diketahui dan direkatkan dengan penyemenan. Splint cekat
penyebab kegoyangan gigi atau migrasi patologis ini dapat berupa multiple crown, inlay, dan
yang terjadi.11 Perlunya mengidentifikasi etiologi mahkota . Jumlah gigi yang diperlukan untuk
kegoyangan gigi, seperti adanya oklusi traumatik, menstabilkan gigi goyang bergantung kepada
atau penyakit periodontal yang berkembang, atau derajat dan arah kegoyangan. Jumlah gigi tidak
etiologi lainnya merupakan hal yang penting.12 goyang yang diikutsertakan dalam splint
Bila kegoyangan gigi disebabkan oleh oklusi tergantung pada kondisi penderita.7
traumatik, maka terapi oklusal merupakan Meskipun ditinjau dari aspek kesehatan
tindakan yang harus dilakukan pertama kali. jaringan periodonsium, GTJ merupakan pilihan
Selanjutnya kegoyangan dievaluasi untuk utama untuk menggantikan gigi-gigi yang hilang,
menentukan jika kegoyangan berkurang sebelum pada keadaan tertentu, penggunaan GTSL tidak
splint dilakukan. Akan tetapi bila oleh karena dapat dihindari untuk menggantikan gigi yang
penyakit periodontal, maka inflamasi harus hilang. Desain splint permanen lepasan eksternal
dikontrol sebelum memutuskan penggunaan merupakan bagian dari GTKL. Splint lepasan
splint, oleh karena inflamasi dapat menghasilkan unilateral sebaiknya digunakan pada keadaan
kegoyangan pada kondisi tekanan oklusal yang kelainan periodontal ringan.14
normal dan dukungan periodontal normal. Pada Manfaat penggunaan splint adalah gigi yang
saat gigi di-splint, seluruh gigi dalam kelompok goyang akan mendapatkan dukungan dari gigi
splint akan membagi tekanan oklusal ke seluruh tetangga sehingga meningkatkan kenyamanan
gigi dengan beban yang sama. Kekakuan dari pada saat pengunyahan. Akan tetapi, splint
splint dan jumlah gigi yang digunakan akan membuat prosedur membersihkan mulut menjadi
menentukan proses pendistribusian tekanan.1 sulit, sehingga untuk menjamin kelangsungannya
Di pasaran terdapat berbagai jenis splint. maka pasien perlu diingatkan untuk menjaga
Berdasarkan sejumlah pustaka, terdapat dua kesehatan mulut setelah penempatan gigitiruan.15
indikasi splint periodontal pada gigi goyang, yaitu
ketidaknyamanan pasien dan berkurangnya fungsi SIMPULAN
mastikasi dan oklusal.13 Dalam pemilihan jenis Penggunaan splint periodontal merupakan
splint untuk penderita penyakit periodontal, perlu perawatan pendukung dalam penanganan
ditentukan apakah akan dibuatkan splint penderita penyakit periodontal. Kegoyangan gigi
sementara atau splint permanen. Splint dapat akibat berkurangnya struktur pendukung gigi
dilakukan pada fase pertama perawatan menyebabkan penentuan desain maupun bahan
periodontal atau sebelum tindakan bedah. Dalam yang digunakan splint menjadi faktor yang perlu
hal ini digunakan splint sementara.5 Indikasi splint dipertimbangan. Pemakaian splint sementara akan
sementara adalah untuk kegoyangan gigi yang diganti dengan splint permanen bila setelah
sangat parah, yang digunakan sebelum dan selama evaluasi selama 2 bulan belum ada perbaikan.
terapi periodontal. Perannya adalah untuk untuk Pemakaian splint permanen merupakan tahap
mengurangi trauma pada waktu perawatan.4 rekonstruksi dalam perawatan periodontal.
Splint permanen dipergunakan khusus untuk
gigi-gigi dengan kecenderungan mengalami DAFTAR PUSTAKA
peningkatan kegoyangan.1 Pada saat 1. Takajuk GM, Pawinska MW, Stokowskaw W,
menggunakan GTSL sebagai splint permanen, Wilczkom BA, Kendra BA. The clinical assesment
maka untuk mencapai stabilitas yang maksimal, of mobile teeth stabilization with fibre-kor. J Adv
digunakan cengkram kontinyu dan menyertakan Med Sci 2006; 51 (Suppl 1) : 225-6.
2. Nyman S, Lang N. Tooth mobility and the
seluruh gigi yang ada. Splint unilateral adalah
biological rationale for splinting teeth. J Periodontol
splint yang menyertakan dua atau lebih gigi pada 2000 1994; 4: 15-22.
satu sisi rahang. Splint ini terutama menahan 3. Ranney RR, Loe H, Brown J. Classification
tekanan arah mesiodistal. Sedang splint bilateral periodontal disease. J Periodontol 2000 1993:2:13-4
Arni Irawaty Djais: Berbagai jenis splint untuk mengurangi kegoyangan gigi 127

4. Prayitno SW. Penatalaksanaan gigi goyang akibat 10. Manson JD, Elley BM. Splinting in periodontics.
kelainan jaringan periodonsium. Cermin Dunia 5th Ed. Philadelphia: Wright Elsevier 2004. p. 366-
Kedokteran 1997; 115: 56-60. 8.
5. Grant DA, Everett FO. Othans periodontics: a 11. Nyman S, Ericson I. The capacity of reduced
concept, theory and practice. 4th Ed. St Louis: periodontal tissues to support fixe bridgework. J
Mosby; 1972. p. 657-72. Clin Periodontol 1982; 9: 409-14.
6. Carranza FA. Glickmans clinical periodontlogy. 7th 12. Lindhe J. Textbook of periodontology.
Ed. Philadelphia: WB Saunders; 1990. p.943-54. Munksgaard: WB. Saunders; 1985. p. 454-64.
7. Soeroso Y. Peranan splin permanen dalam 13. Strassler HE. Stabilisation of the natural dentition in
perawatan periodontal. Cermin Dunia Kedokteran periodontal cases using adhesive. Insight 1997; 4:
1996; 113: 10-4. 4-10.
8. von Arx T. Splinting of traumatized teeth with 14. Glickman I. Clinical periodontology. 4th Ed.
focus on adhesive techniques. J Calif Dent Assoc Philadelphia: WB Saunders; 1972. p. 917-24.
2005; 33(5): 409-14. 15. Barzilay I. Splinting teeth-a review of methodology
9. Rateitschak. Splinting stabilization in color atlas of and clinical case reports. J Can Dent Assoc 2000; 6:
periodontal. New York: Georg Thieme; 1985. 440-3.
p.291-6.

Anda mungkin juga menyukai