SPLINTING
Disusun oleh:
Ratri Reswitadewi
160112150524
Pembimbing:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
baik antara tekanan oklusal dengan jaringan periodontal, dengan cara membagi
tekanan oklusal ke seluruh gigi secara merata sehingga dapat mencegah kerusakan
lebih lanjut akibat kegoyangan tersebut. Splint periodontal digunakan jika kapasitas
metode tunggal untuk mendapatkan stabilitas oklusi, untuk itu perlu diketahui
Penyebab gigi tidak stabil kurangnya jaringan pendukung akibat bone loss,
tooth loss, digunakannya gigi sebagai sandaran untuk pontik, gaya oklusal berlebih
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Splint merupakan alat stabilisasi dan immobilisasi gigi goyah karena suatu
lesi, trauma, atau penyakit periodontal. Prinsip dari pembuatan splint yaitu dengan
disebut splinting.
sementara atau splint provisional merupakan bagian dari terapi awal atau fase I saat
serta prognosis perawatan dapat dievaluasi dengan lebih baik. Setelah pembedahan
periodontal pada gigi yang goyang, splint dapat membantu penyembuhan jaringan
yang sering terganggu karena tekanan kunyah saat proses perbaikan sedang
Mobilitas gigi sebenarnya normal bila masih dalam batas tertentu misalnya
sewaktu bangun tidur yang disebabkan gigi sedikit ekstrusi akibat tidak berfungsi
selama tidur. Apabila mobilitas diluar batas fisiologis maka mobilitas tersebut telah
pendukung, gaya torsi yang menyebabkan trauma pada gigi yang dijadikan
pegangan cengkraman gigi tiruan lepasan, terapi periodontal, dan trauma dapat
Gigi memilki mobilitas fisiologis dalam arah vertical, horizontal, dan rotasi
dikarenakan gigi didukung oleh tulang alveolar dan terdapat elastisitas ligamen
periodontal yang membuat mobilitas fisiologis. Mobilitas gigi biasanya lebih besar
saat pagi hari atau bangun tidur yang disebabkan gigi sedikit ekstrusi akibat tidak
berfungsi selama tidur. Kegoyangan gigi bergantung pada jenis gigi yaitu pada luas
permukkan gigi yang menjadi tempat penempelan serat ligament periodontal yang
berhubungan dengan sementum, jumlah akar gigi, dan panjang serta diameter akar.
1) Penyebab Mobilitas
yaitu:
(parafungsi)
5. Kombinasi di atas
2) Pemeriksaan mobility
Pemeriksaan mobilitas dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi
yang bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan jari lainnya terletak pada sisi
yang berseberangan dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman.
Cara lain untuk memeriksa mobilitas adalah menempatkan jari pada permukaan
3) Derajat Mobilitas
Skor 1 : Mobilitas ringan, kurang dari 1mm pergerakan horizontal dalam arah
facial-lingual
7
arah facial-lingual
Skor 3 : Mobilitas parah/severe, lebih dari 1mm pergerakan dalam arah facial-
1. Panjang akar gigi sandaran 2x gigi yang goyang dan gigi yang dijadikan
6. Mudah dibersihkan.
8
7. harus dapat menahan gigi dengan kuat dan tidak memberi stress torsional
2) Indikasi Splinting :
3) Tujuan Splinting
Peran splint sementara adalah untuk mengurangi trauma pada waktu sebelum
dan selama perawatan juga menstabilkan gigi selama proses penyembuhan. Splint
gigi terhadap respon perawatan, menstabilisasi gigi selama skaling dan root
Splint sementara atau splint provisional merupakan bagian dari terapi awal
atau fase I saat sebelum pembedahan periodontal. Splint dapat mencegah kerusakan
serta prognosis perawatan dapat dievaluasi dengan lebih baik. Setelah pembedahan
periodontal pada gigi yang goyang, splint dapat membantu penyembuhan jaringan
yang sering terganggu karena tekanan kunyah saat proses perbaikan sedang
kondisi tertentu untuk stabilisasi dalam jangka waktu panjang, yaitu pada kasus
splint permanen tidak bisa dibuat karena status ekonomi dan status kesehatan pasien
yang buruk, kasus gigi dengan prognosis yang meragukan dan prosedur splint cekat
yang rumit tidak bisa dilakukan, serta karena alasan waktu yang tidak cukup untuk
yaitu: penyesuaian oklusi gigi-geligi meliputi stabilisasi gigi goyang pada posisi
yang benar; kecukupan jumlah gigi sehat yang dilibatkan untuk menyebarkan gaya
splin terhadap jaringan gingiva, pipi, bibir, atau lidah; estetika splin; kebersihan gigi
Adanya faktor estetik, wire ligature sebagai splint sementara cekat sudah jarang
digunakan. Sebagai gantinya bahan komposit atau akrilik dapat digunakan untuk
Wire ligation
Orthodontic band
Removable acrylic appliances/ bite guard
Indikasi splint semi permanen adalah untuk kegoyangan gigi yang sangat berat
splint semi permanen. Untuk gigi-gigi anterior, bahan yang sering digunakan pada
splint semi permanen cekat adalah komposit resin (light cure). Pada gigi-gigi
posterior, splint semi permanen ditujukan untuk gigi-gigi goyang berat yang harus
menerima beban kunyah. Splint ini digunakan sebelum, selama dan sesudah terapi
2. Splint lepasan
cast chrome-cobalt alloy yang biasanya dihubungkan dengan cangkolan
GTSL.
C. Splinting Permanen
Pemakaian splint permanen merupakan bagian dari fase restorasi atau fase
menstabilkan gigi yang goyang, splint ini juga harus mendistribusikan kekuatan
14
Splint permanen dapat berupa splint lepasan eksternal atau splint cekat
internal. Splint permanen lepasan eksternal ini desainnya merupakan bagian dari
gigi tiruan kerangka logam. Splint lepasan tidak boleh digunakan pada gigi-gigi
goyang yang mempunyai tendensi untuk bermigrasi, apalagi splint tersebut hanya
digunakan pada malam hari. Pemakaian splint permanen lepasan pada keadaan tidak
bergigi dapat dikombinasikan dengan gigi tiruan. Splint permanen cekat internal
merupakan splint yang paling efektif dan tahan lama. Splint ini merupakan
penggabungan dari restorasi yang membentuk satu kesatuan rigid dan direkatkan
dengan penyemenan.
kebersihan gigi dan mulutnya, terutama pada regio gigi yang displinting, karena
pada regio tersebut lebih mudah terjadi akumulasi plak dan debris. Begitupun
setelah pelepasan splinting, pasien tetap diinstruksi untuk lebih menjaga kebersihan
gigi dan mulutnya, serta meminimalkan penggunaan regio yang displinting dari
fungsi pengunyahan.
1) Ekstrakoronal Splint
- Biasanya sementara
- Perbedaan dengan intracoronal splint yaitu tipe splint ini tidak melibatkan
preparasi gigi.
1. Indikasi
5) Lesi endodontik-periodontik
2. Kelebihan
2) Lebih reversible
3. Kekurangan
4. Material
intrakoronal splint.
2) Amalgam jarang digunakan dalam seharihari karena mudah fraktur dan lebih
2) Intrakoronal Splint
maupun gigi anterior.6 Splin intrakoronal juga dapat dilakukan pada kasus
restorasi.
1. Macam-macam
2. Indikasi
patologis.
7) Pasien dengan kegoyangan gigi yang tidak dapat di terapi dengan cara lain.
Keuntungan :
Tidak rigid
Tidak dapat digunakan untuk gigi posterior atau anterior yang edge to edge
Kawat mudah putus
Retensi plak
Plak kontrol sulit bagi pasien atau operator
Indikasi :
Kontra indikasi :
2. Gigi posterior
Keuntungan :
1. Estetiknya baik
Kerugian :
Teknik :
3. Gigi di isolasi
4. Bonding di aplikasikan
5. Permukaannya di bentuk
6. Dipoles
Keuntungan :
20
1. Estetiknya baik
2. Stabilisasi baik
Kerugian :
Indikasi :
Kontraindikasi :
Teknik :
21
5. Poles
Cara :
1. Siapkan ligature wire ukuran 0,01 inci sebagai kawat utama yang akan
mengelilingi semua gigi yang akan dilakukan splinting, dimasukkan dari
distal gigi penyangga
2.Adaptasikan kawat dari insisal hingga berada pada bagian singulum gigi, lalu
pilin pertemuan kedua kawat tersebut searah jarum jam
3.Ambil kembali kawat baru dengan ukuran panjang kurang lebih 1,5 inci dan
masukkan salah satu ujung dari permukaan labial ke lingual lalu kembalikan
ke permukaan labial lagi melalui kawat tersebut dibawah titik kontak. tarik
kawat dengan menggunakan pinset. Kencangkan dengan memilin kembali
kawat tersebut searah jarum jam.
4.Tinggalkan 3-4 mm akhiran kawat tersebut yang sudah dipilin, potong kawat
yang berlebih.
22
5. Setelah dipotong kelebihannya lalu sisa kawat yang terpilin tersebut dilipat
ke bagian interproksimal dengan lidah ular (dapat juga menggunakan
amalgam plugger). Lakukan kembali gigi lainnya yang dilakukan splinting.
6. Ujung kawat di bagian gigi penyangga gigi paling distal yang belum
dikencangkan searah jarum jam dengan wire holder kemudian potong kawat
dengan pemotong kawat kemudiaan lipat ke bagian interproksimal
(Ward, H L; Simring, M)
2. Setelah itu lewati labial gigi sebelahnya hingga masukkan kembali kawat
tersebut ke bagian distal gigi sebelahnya,
3. Lakukan gerakan tersebut hingga akhir dari ujung gigi penyangga di sisi lain.
4. Lalu lakukan gerakan seperti sebelumnya dengan arah sebaliknya menuju
gigi penyangga yang pertama, sehingga kawat tersebut mengelilingi gigi
menyerupai bentuk angka 8.
5.Akhiri figure eight tersebut pada distal gigi penyangga pertama dengan
memilin gigi tersebut pada ujung distal, lalu lipat kedalam sisi
interproksimal gigi tersebut.
(Ward, H L; Simring,)