KELOMPOK 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
1. Tipe Pengungkit
GTSL di dalam mulut dapat diilustrasikan sebagai pengungkit dan
inclined plane. Pengungkit didukung oleh beberapa titik dan ketika ada
tekanan maka akan terjadi perputaran di sekitar pendukung. Gaya yang
berlawanan dengan inclined plane akan menghasilkan gerakan pada
inclined plane. Titik dukungan dari pengungkit terletak pada fulkrum dan
pengungkit bergerak di sekitar fulkrum. Berdasarkan letak titik fulkrum,
ada tiga tipe pengungkit, yaitu:
a. Pengungkit klas I (first-class lever)
Titik fulkrum di tengah, tahanan pada salah satu ujung dan tekanan
pada ujung yang berlawanan. Terjadi pada kasus Kennedy klas III.
Posisi titik fulkrum berpengaruh terhadap ungkitan yang terjadi pada gigi
penyangga. Oleh sebab itu, sistem pengungkit ini perlu diperhatikan
dalam penentuan desain GTSL.
b. Gaya Lateral
Gaya lateral timbul pada saat rahang bawah bergerak dari posisi
kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik atau sebaliknya. Gaya ini
merupakan gaya yang paling merusak gigi asli maupun tulang alveolar
pada daerah tak bergigi, karena hanya sebagian serat periodontal atau
mukosa saja yang berfungsi menyangganya. Untuk mencegah
kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar berlebih, gaya lateral
harus diimbangi dengan kombinasi dari beberapa cara berikut ini :
Penyaluran gaya lateral sebanyak mungkin kepada gigi asli
Pengurangan sudut tonjol gigi.
Pengurangan luas permukaan bidang oklusal elemen tiruan.
Pemakaian desain cengkeram bilateral
Penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis.
c. Gaya Antero-posterior
Gaya ini terjadi padapergerakan rahang dimana gigi depan ada pada
posisi edge to edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik dan
sebaliknya. Pada pergerakan ini ada kecenderungan gigi tiruan rahang
bawah bergerak ke arah posterior dan gigi tiruan rahang atas ke
anterior. Pergerakan antero-posterior ini pada protesa rahang bawah
dapat diatasi dengan :
Penempatan lengan cengkeram sampai ke permukaan mesial, jika
cengkeram berasal dari sandaran distal.
Penempatan sandaran dari konektor minor di sisi mesial gigi
penyangga.
Perluasan basis sampai retromolar pad
Pengurangan sudut tonjol gigi
Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis.
Pada rahang atas, pergerakan antero-posterior dapat diatasi dengan :
Perluasan basis sampai tuber maksilaris
Penempatan cengkeram pada gigi posterior atau sandaran dan
konektor minor pada permukaan distal
Perluasan konektor utama sampai gigi anterior
Pengurangan sudut tonjol gigi
Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis
d. Gaya Pemindah
Gaya pemindah atau pelepas (displacing or dislodging forces) timbul
karena pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada permukaan
oklusal geligi tiruan pada saat mulut terbuka protesa akan tertarik ke
arah oklusal. Selanjutnya pergerakan otot perifer, kekuatan tak
terkontrol seperti batuk, bersin dan gaya berat untuk protesa rahang
atas, termasuk ke dalam kelompok gaya-gaya ini.
C. PENYELESAIAN KASUS
Gigi yang hilang adalah gigi 35,36,37 dan 46,47.
POIN
Perhitungan poin ditentukan dari daerah paling posterior dan dari gigi molar,
maka poin/ skor dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu 1,2, dan 3, seperti
pada penentuan kelas. Dengan kata lain R (Resistance arm) pada gigi molar
lebih rendah jika dibandingkan dengan R (Resistance arm) pada premolar
dan juga pada gigi-gigi anterior.
Rm < Rp < Ra
atau
1<2<3
.
Gambar 7. Garis alanasi melalui poros kaninus
- Sudut mulut
Sudut mulut dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan letak tepi distal dari kaninus atas pada saat
istirahat. Jarak antara kedua sudut mulut sama dnegan lebar
keenam gigi depan atas.
Gambar 8. Hubungan sudut mulut dengan tepi distal kaninus
2. Bentuk gigi
Untuk menentukan bentuk gigi beberapa hal di bawah ini dapat
digunakan sebagai pedoman.
Menurut Leon Williams
Bentuk wajah ada hubungannya dengan bentuk gigi insisivus
sentral atas. Bentuk insisivus sentral atas sesuai dengan bentuk
garis luar wajah tetapi dalam arah terbalik.
Wajah dilihat dari depan :
- Persegi/square
- Lancip/tapering
Gambar 10. Wajah bentuk lancip/tapering
- Lonjong/ovoid
Jenis kelamin
Menurut Frush dan Fisher, garis luar insisivus atas pada pria
bersudut lebih tajam (giginya berbentuk kuboidal), sedangkan
pada wanita lebih tumpul (giginya berbentuk spheroidal).
Gambar 15. Perbedaan bentuk gigi pria (A) dan wanita (B)
Perbedaan kecembungan kontur labial ada kaitannya dengan jenis
kelamin. Pria mempunyai kontur labial yang datar dan wanita
cembung.
Gambar 17. Keausan gigi sesuai umur, makin tua makin nyata
keausannya.
3. Warna gigi
Pada pembuatan GTSL, untuk menentukan warna gigi yang akan
diganti dapat disesuaikan dengan warna gigi yang ada. Cahaya dapat
mempengaruhi pemilihan warna gigi. Cahaya lampu pijar akan
menghasilkan gigi dengan warna lebih merah dari yang sebenarnya.
Sebaiknya untuk menentukan warna gigi, dipakai cahaya yang berasal
dari sinar matahari karena sinarnya merupakan sinar yang alamiah.
Usia dapat juga dipakai sebagai pedoman. Usia tua, warna giginya
lebih gelap disanding usia muda.
4. Bahan anasir gigi tiruan
Anasir gigi tiruan biasanya terbuat dari :
Akrilik
Porselen
Okluso gingival
Ukuran okluso gingival ditentukan oleh besarnya ruangan inter
oklusal. Panjang anasir gigi tiruan disesuaikan dengan gigi
tetangganya terutama gigi premolar, letak garis servikalnya harus
sesuai dengan letak garis servikal gigi tetangganya karena akan
kelihatan pada waktu bicara atau tertawa.
Gambar 21. Lebar buko lingual/ palatal gigi (A) normal dan (B) yang
telah dipersempit
3. Warna
Anasir gigi tiruan posterior warnanya harus disesuaikan dengan gigi
yang masih ada.
2. Kondisi Penderita
Faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah faktor usia dan ras.
Makin tua usia makin tua pula warna gigi seseorang. Perubahan
seperti ini antara lain disebabkan oleh adanya retakan pada permukaan
labial gigi, abrasi, atrisi atau erosi, karena sudah lamanya gigi ini
berfungsi. Disamping itu, sudah terjadi penyempitan ruang pulpa disertai
pembentukan dentin sekunder dan adanya staining pada bagian servikal
gigi.
Berbicara mengenai faktor ras, biasanya kulit wajah menjadi
patokan dasar, sedangkan warna rambut dan lain-lain hanya faktor
penyokong saja. Pada masa lalu, warna kulit, muka dan rambut
disesuaikan dengan warna gigi, karena pada saat itu warna porselen masih
opak. Dengan ditemukannya warna porselen yang lebih baik dan lebih
translusen dan flouresen, hal tersebut tadi menurut Gehl dan Dresen tidak
lagi diperlukan.
Dalam pemilihan warna biasanya dipakai pemandu warna (shade
guide), yang dikeluarkan oleh masing-masing produsen elemen gigi
tiruan.
Cara pemakaian pemandu warna
Sebelum dicoba, pemandu warna harus dicelupkan dahulu dalam air,
untuk meniru keadaan basahnya gigi dalam mulut.
Pemandu warna dicocokkan di luar mulut pada kulit di samping
hidung. Hal ini berguna untuk menentukan warna, saturasi,
kecermelangan, translusensi.
Pemandu warna dimasukkan mulut sehingga yang terlihat hanya tepi
insisal saja. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efek warna gigi
dalam keadaan istirahat.
Pemandu warna berada dalam mulut yang sedikit terbuka, sehingga
hanya bagian servikal saja yang tampak. Cara ini untuk menentukan
warna gigi dalam keadaan mulut terbuka.
1. Carr, Alan B., dkk. McCrackens Removable Partial Prosthodontics 11th Ed.
UK: Elsevier Mosby.
2. Gunadi, Haryanto A, dkk. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
Jilid I. 1991. Jakarta: Hipokrates.
3. Gunadi, Haryanto A, dkk. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
Jilid II. 1995. Jakarta: Hipokrates.
4. Loney, Robert W. Removable Partial Denture Manual. 2011. Dalhousie
University.
5. Jones, John D. & Garcia, Lily T. Removable Partial Dentures A Clinician
Guide. 2009. USA: Blackwell Publishing.
6. Stratton, Russell J. & Wiebelt, Frank J. An Atlas of Removable Partial
Denture Design. USA: Quintessence Books.
7. Brudvik, James S. Advanced Removable Partial Dentures. 1999. USA:
Quintessence Books.
8. Nallaswamy, Deepak. Textbook of Prosthodontics. 2003. New Delhi: Jaypee.