Anda di halaman 1dari 16

HANIFA SAFIRA

1611413006

JENIS-JENIS CENGKERAM
PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

Cengkeram (cangkolan/clasp/klammer/extracoronal retainer) merupakan bagian


dari komponen gigi tiruan sebagian lepas, baik akrilik maupun kerangka logam, yang
berbentuk bulat/gepeng yang terbentuk dari kawat stainless steel / logam tuang yang
melingkari gigi penjangkaran.
Fungsi cengkeram adalah memberi retensi, stabilisasi, dan support bagi gigi
tiruan, serta meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran.
 Fungsi retensi: untuk menahan gigi tiruan agar tidak terangkat ke oklusal atau
melawan gaya-gaya vertikal. Contoh bagian cengkeram yang memberikan retensi
adalah jari cengkeram.
 Fungsi stabilisasi: untuk menahan gigi tiruan agar tidak bergerak oleh gaya-gaya
horizontal. Contoh bagian cengekeram yang memberikan stabilisasi adalah bahu dan
badan cengkeram.
 Fungsi meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran salah satunya diberikan oleh
occlusal rest.

Untuk memudahkan pembentukan cengkeram pada gigi penjangkaran, bidang


permukaan bukal / lingual gigi dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu :
 Kuadran I dan II terletak diatas lingkaran terbesar gigi
 Kuadran III dan IV terletak dibawah lingkaran terbesar gigi
 Kuadran I dan III terletak pada daerah yang dekat dengan diastema
 Kuadran II dan IV terletak pada daerah yang jauh dari diastema
 Bagian jari : terletak pada kuadran III dan IV
 Bagian bahu : terletak pada kuadran I

Syarat umum gigi penjangkaran:


1. Gigi vital atau non-vital yang telah dirawat PSA dengan baik.
2. Bentuk anatomis dan besarnya normal.
3. Tidak ada kelainan ataupun kerusakan, seperti karies, hypoplasia, dan lainnya.
4. Posisi berada dalam lengkung gigi yang normal, tidak boleh miring, berputar,
ekstrud, atau keluar dari lengkung gigi.
5. Keadaan akar gigi harus:
 Tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota akar 2:3,
minimal 1:1
 Bentuk normal, sebaiknya tidak berfusi
 Jaringan periodontal sehat
 Tidak ada kelainan periapikal
6. Sebaiknya gigi penjangkaran tidak goyang. Bila goyang, maksimal goyang derajat 1
dan harus digandeng atau di-splint dengan gigi sebelahnya.

Cengkeram terdapat dalam berbagai macam. Secara umum, terdapat 3 tipe


cengkeram berdasarkan desainnya, yaitu:
1. Tipe Suprabulge / Sirkumferensial
Cengkeram ini merupakan cengkeram yang
mencapai daerah undercut retentif dari arah
oklusal atau dari atas garis survey. Lengan retentif
cengkeram akan berjalan dari oklusal di atas garis
survey, kemudian menyilang dan berakhir di
daerah undercut retentif di bawah garis survey.
2. Tipe Infrabulge / Bar
Cengkeram ini merupakan cengkeram yang mencapai daerah undercut
retentif dari arah gingiva atau dari bawah garis survey. Lengan retentif
cengkeram berasal dari sadel atau konektor mayor, kemudian menyilang tepi
gingiva, dan berakhir di daerah undercut retentif.

3. Tipe Kombinasi
a. Sirkumferensial dengan bar
b. Sirkumferensial dengan wrought wire

Perbandingan sifat cengkeram tipe sirkumferensial dengan tipe bar:


Sifat Cengkeram Tipe Sirkumferensial Tipe Bar
Pendekatan daerah retensi Dari oklusal Dari servikal
Kemungkinan retensi Terbatas Besar
Gangguan estetik Biasanya besar Biasanya sedikit
Penutupan gigi penjangkaran Luas Kurang luas
Penutupan gingiva Kurang Luas
Ungkitan gigi penjangkaran Besar Kecil / tidak ada

Cengkeram yang dipakai pada gigi tiruan sebagian lepas akrilik secara umum
berbeda dengan cengkeram yang dipakai pada gigi tiruan sebagian kerangka logam. Gigi
tiruan sebagian lepas akrilik biasanya menggunakan cengkeram kawat, sedangkan gigi
tiruan sebagian kerangka logam biasanya menggunakan cengkeram logam tuang.
Namun, terkadang yang membedakan kedua cengkeram ini hanyalah konstruksi /
komposisinya saja, sedangkan desainnya hampir sama.
Perbedaan cengkeram kawat dan cengkeram logam tuang:
Cengkeram Kawat Cengkeram Logam Tuang
Lebih fleksibel Lebih kaku / rigid
Cepat longgar Lebih fit
Kurang stabil Lebih stabil
Kurang retentif Lebih retentif
Bentuk bulat, diameter 0.8—1.2 mm Bentuk ½ lingkaran atau ½ elips
Kontak dengan gigi: kontak garis Kontak dengan gigi: kontak bidang
Letak pada kuadran III, IV Letak pada kuadran I, IV
Permukaan gigi yang ditutup lebih sedikit Permukaan gigi yang ditutup lebih luas
 estetis baik  estetis kurang baik
Bahan: chrom, nikel, baja, emas, platina Bahan: chrom cobalt, vitalium, emas

A. Cengkeram pada Gigi Tiruan Sebagian Lepas Akrilik


Gigi tiruan sebagian lepas akrilik biasanya menggunakan cengkeram kawat, yaitu
merupakan jenis cengkeram yang lengan-lengannya terbuat dari kawat jadi (wrought
wire). Kawat jadi yang sering dipakai biasanya terbuat dari kawat aloi khrom nikel dan
dapat diperoleh dalam 3 jenis ketegaran, yaitu soft (500—650 N/mm2), hard (1400—
1600 N/mm2), dan springhard (1800—2000 N/mm2). Ukuran yang sering dipakai adalah
diameter 0.7 mm untuk gigi anterior dan 0.8 mm untuk gigi posterior.
Syarat-syarat cengkeram kawat :
1. Harus kontak garis
2. Tidak boleh menekan/harus pasif
3. Ujung jari tidak boleh menyentuh gigi tetangga dan melukai jaringan lunak sehingga
tidak boleh tajam / harus dibulatkan.
4. Tidak ada jejas bekas tang pada lengan cengkeram. Jejas menunjukkan kurang
baiknya manipulasi pembengkokan, sehingga akan mempengaruhi daya tahan
cengkeram.
5. Bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh menganggu oklusi/artikulasi
6. Jarak bagian jari ke servikal gigi :
a. Cengkeram paradental : ½-1mm
b. Cengkeram gingival : 1 ½ - 2mm
7. Bagian retensi dalam akrilik harus di bengkokan

Cengkeram pada gigi tiruan sebagian lepas akrilik dapat dibagi menurut fungsinya,
yaitu cengkeram paradental, cengkeram gingival, dan cengkeram kombinasi dari
paradental dan gingival. Pada desain-desain gigi tiruan sebagian lepas akrilik saat ini,
cengkeram gingival sudah jarang digunakan.

1. Cengkeram Paradental
Cengkeram ini selain berfungsi untuk retensi dan stabilisasi gigi tiruan sebagian
lepas, juga untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran, yang dilakukan
oleh bagian cengkeram yang berada di bagian oklusal gigi, contohnya rest. Oleh
karena itu, cengkeram paradental harus memiliki bagian yang melalui daerah oklusal
gigi penjangkaran, atau melalui titik kontak antara gigi penjangkaran dengan gigi
sebelahnya.
Macam-macam cengkeram paradental:
a) Cengkeram 3 jari
 Terdiri dari:
 Lengan bukal dan lingual
 Badan
 Bahu
 Rest oklusal
 Bagian retensi dari akrilik
 Indikasi: gigi molar dan premolar
Modifikasi cengkeram 3 jari:
 Rest tidak dibuat dari arah diastema, tapi dari perpanjangan salah satu jari
ke bagian oklusal.
 Indikasi modifikasi cengkeram 3 jari:
 Adanya tambalan besar
 Gigi paling posterior
 Gigi miring ke diastema

b) Cengkeram Jackson (Full Jackson)


 Desain: bermula dari palatal / lingual terus ke oklusal di atas titik kontak
pada proksimal, turun ke bukal melingkari bawah kontur terbesar, naik
lagi ke oklusal di atas titik kontak, lalu turun ke lingual masuk ke akrilik.
 Indikasi: gigi molar ataupun premolar yang mempunyai kontak yang baik
di bagian mesial dan distalnya.
 Kekurangan: bila gigi penjangkaran terlalu cembung, cengkeram full
Jackson sulit masuk pada saat pemasangan gigi tiruan sebagian lepas.

c) Cengkeram ½ Jackson (Half Jackson)


 Desain: bermula dari bukal terus ke oklusal di atas titik kontak pada
proksimal, turun ke lingual dan masuk ke akrilik.
 Indikasi:
 Gigi molar dan premolar
 Gigi terlalu cembung sehingga cengkeram full Jackson sulit dimasukkan
 Ada titik kontak yang baik diantara dua gigi

d) Cengkeram S
 Desain: bermula dari bukal terus ke oklusal / insisal di atas titik kontak
turun ke lingual melalui atas singulum, kemudian turun ke bawah masuk
ke akrilik.
 Indikasi: gigi kaninus dengan singulum yang besar

e) Cengkeram Kippmeider
 Desain: cengkeram ini tidak mempunyai lengan, hanya ada rest di atas
singulum.
 Indikasi:
 Gigi kaninus
 Singulum dalam keadaan baik
 Fungsi:
 Meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
 Stabilisasi
f) Cengkeram Rush Anker / Ball Retainer
 Desain: bermula dari oklusal di proksimal, baik mesial ataupun distal, lalu
ke arah lingual, terus ke bawah dan masuk ke akrilik.
 Indikasi: gigi molar ataupun premolar yang titik kontaknya baik.
 Fungsi:
 Meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
 Retensi pada pembuatan splin

g) Cengkeram Roach
 Desain: bermula dari oklusal di daerah titik kontak pada proksimal turun
ke bukal dan lingual terus ke proksimal di daerah diastema, lalu masuk ke
akrilik.
 Indikasi: gigi molar dan premolar yang mempunyai titik kontak yang baik.
2. Cengkeram Gingival
Cengkeram ini hanya berfungsi untuk retensi dan stabilisasi gigi tiruan sebagian
lepas. Oleh karena itu, cengkeram gingival tidak memiliki bagian yang melalui daerah
oklusal gigi penjangkaran dikarenakan tidak berfungsi untuk meneruskan beban
kunyah selayaknya cengkeram paradental.
a) Cengkeram 2 Jari
 Desain: sama seperti cengkeram 3 jari, namun tidak memiliki rest.
 Indikasi: gigi molar dan premolar

b) Cengkeram 2 Jari Panjang


 Desain: sama seperti cengkeram 2 Jari, namun cengkeram 2 Jari Panjang
hanya melingkari 2 gigi yang berdekatan
 Indikasi: gigi molar dan premolar, dengan kondisi gigi yang dekat diastema
kurang kuat atau maksimal goyang derajat 1.

c) Cengkeram ½ Jackson Gingival (1 Jari)


 Desain: sama seperti cengkeram ½ Jackson paradental, namun bedanya
cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastema, bukan di titik
kontak, dan di bagian lingual lurus ke bawah (tetap di tepi lingual)
 Indikasi: gigi molar, premolar, dan kaninus.
d) Cengkeram Gillet
 Desain: sama seperti cengkeram ½ Jackson gingival namun ditambah
dengan peninggian basis
 Indikasi: gigi kaninus

e) Cengkeram Vestibular Finger


 Desain: bermula dari sayap bukal gigi tiruan sebagian lepas ke vestibulum
bagian labial, lalu ujungnya ditutupi akrilik.
 Indikasi: gigi yang tersisa hanya gigi anterior yang tidak dapat dilingkari
cengkeram, dan bagian vestibulum labial harus mempunyai endercut
retentif yang cukup.
 Fungsi: untuk tambahan retensi, namun kurang efektif

3. Cengkeram Kombinasi dari Paradental dan Gingival


Salah satu contoh cengkeram yang merupakan perpaduan antara cengkeram
paradental dan gingival adalah cengkeram Dua Jari Modifikasi. Indikasinya adalah
kasus kehilangan gigi long span ataupun free end saddle. Contoh desain gigi tiruan
dengan cengkeram Dua Jari Modifikasi:

B. Cengkeram pada Gigi Tiruan Sebagian Lepas Kerangka Logam


Gigi tiruan sebagian lepas kerangka logam biasanya menggunakan logam tuang (cast
metal). Syarat-syarat cengkeram tuang:
 Support
o Untuk mencegah pergerakan gigi tiruan kea rah gingiva dan mempertahankan
hubungan yang stabil antara cengkeram dengan gigi penjangkaran
o Beban bisa disalurkan ke jaringan periodontal sejajar sumbu aksial gigi
o Diberikan oleh occlusal rest

 Bracing / stabilisasi
o Merupakan resistensi dari cengkeram dalam melawan gaya-gaya horizontal,
lateral, dan torsi
o Cengkeram sirkumferensial memberikan bracing yang lebih baik
o Diberikan oleh semua bagian yang kaku dari cengkeram, kecuali bagian retentif
di terminal

 Retensi
Untuk mencegah ergerakan gigi tiruan dari arah gingiva, misalnya
dikarenakan oleh gerakan lidah, pengunyahan, penelanan, atau makanan
yang lengket

 Reciprocation / daya resiprokal


Merupakan bagian cengkeran yang menetralisasi gaya-gaya yang dibuat oleh
bagian cengkeram yang lain

 Encirclement / pelingkaran
Encirclement yang baik adalah bila cengkeram melingkari gigi penjangkaran
sebanyak 180o

 Pasif
Pasif yang dimaksud adalah cengkeram tidak boleh memberikan tekanan
kecuali pada waktu berfungsi atau pada saat melepaskan gigi tiruan

1) Cengkeram Akers / simple circlet / kelas I Ney


 Desain: Sama seperti cengkeram 3 jari, terdiri dari 1 buah rest oklusal dan 2
buah lengan (lengan retentif dan resiprokal). Cengkeram ini paling sederhana
dan paling sering digunakan.

 Indikasi:
o Gigi molar dan premolar
o Untuk bounded saddle
 Keuntungan:
o Sederhana
o Cukup higienis
o Memenuhi persyaratan cengkeram baik, yaitu:
- Support diberikan oleh rest oklusal
- Bracing diberikan oleh lengan lingual, bahu dari lengan bukal,
konektor minor, dan rest oklusal
- Retensi diberikan oleh bagian terminal dari lengan retentif, yaitu
bagian cengkeram yang terletak di
bawah garis survey
- Reciprocation diberikan oleh lengan
lingual yang kaku
- Encirclement diberikan oleh lengan
bukal dan lingual yang melingkari
gigi lebih dari 180o

 Modifikasi cengkeram Akers:


a) Hairpin clasp
o Desain: modifikasi terletak pada bagian bukal, tetapi ukuran gigi harus
relatif lebih besar
o Indikasi: gigi posterior yang undercut retentifnya kurang untuk
dipakaikan cengkeram Akers
o Kekurangan: mudah terjadi karies dan estetik kurang, sehingga
biasanya hanya dipakai untuk rahang bawah

b) Reverse approach circlet


o Desain: modifikasi terletak pada letak rest yang tidak berada di daerah
diastema
o Indikasi: untuk sadel ujung bebas (free end saddle) terutama bila gigi
terposterior merupakan:
- Gigi premolar atau molar
- Gigi yang tersisa hanya gigi M2 atau M3 kiri dan kanan
- Bounded dengan span kecil
c) Cengkeram kombinasi
o Desain: modifikasi terletak pada lengan bukal yang merupakan
cengkeram tipe bar seperti bentuk I atau T
o Kelebihan: estetik lebih baik
o Kekurangan: stabilitas dan encirclement kurang

2) Cengkeram Ring
 Desain: mempunyai 2 rest oklusal dan mengelilingi hampir seluruh gigi
 Indikasi: gigi molar terkahir yang berdiri sendiri atau yang miring, sebaiknya
simetris antara rahang kiri dan kanan
 Kelebihan:
- Encirclement baik
- Beban jatuh sejajar sumbu aksial meskipun gigi penjangkaran miring
 Kekurangan:
- Banyak bagian gigi yang ditutupi sehingga estetik kurang
- Retensi relatif kurang

3) Cengkeram Back Action


 Prinsip: sama seperti cengkeram ring
 Indikasi: kelas I dan II Kennedy dengan gigi premolar sebagai gigi terposterior
 Kelebihan: estetik lebih baik daripada cengkeram ring
 Kekurangan:
- Daya resiprokal kurang
- Kurang higienis dari segi periodontal
- Kurang dapat melawan gaya-gaya horizontal
4) Cengkeram Double Akers / embrasure clasp / Bonwill
 Desain: merupakan 2 buah cengkeram Akers yang
disatukan
 Indikasi: gigi premolar dan molar yang tidak
memiliki diastema di antaranya
 Kelebihan: memenuhi semua persyaratan
cengkeram yang baik
 Kekurangan: banyak bagian gigi yang ditutupi
sehingga estetik kurang

5) Cengkeram Roach
 Merupakan cengkeram yang terdiri dari 2 atau 3 bagian yang disatukan
 Dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a) RII
o Terdiri dari 3 bagian, yaitu rest, I bar retentive arm, dan I bar bracing arm
o Bar pada bagian labial dapat berbentu I,Y,T,R,C tergantung undercut
retentif
o Indikasi: gigi anterior dan premolar, gigi tiruan tooth borne
o Keuntungan : retensi dan estetik cukup baik
o Kerugian : higienis dan encirclement kurang

b) RPI
o Terdiri dari 3 bagian, yaitu rest, proximal plate, dan I bar.
o Indikasi: gigi tiruan tooth-mucosa borne, dan free end saddle (kelas I, II
Kennedy)
o Keuntungan:
- Pada saat istirahat, memungkinkan encirclement yang baik bagi gigi
penjangkaran
- Pada saat berfungsi, I bar dan proximal plate akan menjauhi gigi
penjangkaran sehingga beban yang jatuh pada gigi pengkaran
berkurang

6) Cengkeram Logam Tuang untuk Gigi Anterior


Terdapat beberapa cengkeram logam tuang yang diindikasikan untuk gigi anterior
yang pada pemakaiannya perlu mempertimbangkan estetika, yaitu:
a) Incisal rest
b) Roach
c) Inlay
d) Gabelklammer
e) Krallenverankerung

DAFTAR PUSTAKA

Phoenix RD, Cogna DR . Stewart’s Removable Partial Prosthodontics. 3rd


Edition,2003.
Diktat Kuliah Prostodonsia III: Gigi Tiruan Sebagian Lepas, 2003

Anda mungkin juga menyukai