Anda di halaman 1dari 110

Perhitungan

Korkhaus dan Howes

drg. Novarini Prahastuti, Sp.Ort.


Analisis study model

1. Set up Kesling
2. Determinasi Lengkung
3. Perhitungan : - Nance, Moyers
- Pont, Khorkhaus, Howes
Perhitungan dalam ortodontik
• Mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan rahang termasuk lengkung
gigi dan lengkung basal
• Apakah maloklusi pasien disebabkan
karena adanya gangguan pertumbuhan
dan perkembangan
• Perlu perhitungan-perhitungan tertentu
sesuai dengan periode gigi-geligi pasien
Metode perhitungan
1. Periode gigi bercampur : - Nance
- Huckaba
- Moyers
2. Periode gigi permanen :
- Pont
- Korkhaus
- Howes
- Bolton
- Kesling
- Determinasi lengkung
Alat dan Bahan
a. Model studi
b. Foto ronsen : - individual / periapikal
- panoramik
- sefalometrik
c. Tabel standar normal
d. Rumus tertentu
e. Alat ukur : sliding kaliper
Metode Korkhaus

• Prediktor : lebar mesiodistal gigi 4 gigi


insisivus RA
• Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan lengkung gigi rahang atas
kearah anterior,
• dengan cara mengetahui diskrepansi tinggi
lengkung gigi yang ideal berdasarkan table
dan hasil pengukuran pada model studi.
Prediktor : jumlah lebar m-d gigi 4 gigi
insisivus RA
• Tetapkan tinggi lengkung gigi yang ideal
melalui table Korkhaus, catat pada
formulir.
• Ukur tinggi lengkung gigi pasien yang ada
pada model studi dengan cara sebagai
berikut :
- Letakan penggaris di atas permukaan
oklusal gigi P1 kanan dan kiri tepat
pada titik pengukuran Pont,
• dengan sliding kaliper, pangkal pegangan
ditempelkan pada permukaan labial
didekat incisal incisivus sentral kanan dan
kiri (di daerah interdental)
• kemudian kaliper digeser membuka
sehingga penunjuk pada pangkal
pegangan mencapai posisi penggaris.
• Catat hasil pengukuran pada formulir
• Diskrepansi tinggi lengkung gigi pasien
diperoleh dengan membandingkan hasil
pengukuran dengan data table (indeks
Korkhaus)
• apakah pertumbuhan dan perkembangan
lengkung gigi pasien kearah anterior :
normal, protraksi atau retraksi ?
Caranya :
1. Ukur jarak sagital antara insisivus sentral
atas dan garis transversal inter premolar
satu atas
2. Lihat pada tabel Pont, dengan pedoman
jumlah lebar mesiodistal ke-empat
insisivi atas
3. Bandingkan ad.1 dan ad.2
Kesimpulan, jika diperoleh :
a. Pengukuran = tabel
---> pertumbuhan lengkung gigi ke anterior
normal
b. Pengukuran > tabel
---> pertumbuhan lengkung gigi ke anterior
lebih besar dari normal (protraksi)
c. Pengukuran = tabel
---> pertumbuhan lengkung gigi ke anterior
kurang (retraksi)
TABEL INDEKS PONT DAN KORKHAUS
JUMLAH LEBAR I ATAS JARAK P1 – P1 JARAK M1 – M1 JARAK I – INTER P1
Σ I X 100 Σ I X 100 (KORKHAUS)
80 64

27 33,5 42,5 16
27,5 34 42,95 16,3
28 35 44 16,5
28,5 35,5 44,5 16,8
29 36 45,3 17
29,5 37 46 17,3
30 37,5 46,8 17,5
30,5 38 47,6 17,8
31 39 48,4 18
31,5 39,5 49,2 18,3
32 40 50 18,5
32,5 40,5 50,8 18,8
33 41 51,5 19
33,5 42 52,3 19,3
34 43 53 19,5
34,5 43,5 53,9 19,8
35 44 54,5 20
35,5 44,5 55,5 20,5
36 45 56,2 21
Metode Howes
• Metode ini dikenalkan oleh Ashley E. Howes
1941
• Gigi crowding (Howes) :
- lebih diakibatkan masalah lebar lengkung
daripada panjang lengkung.
- bukan hanya disebabkan ukuran gigi namun
juga karena lengkung basal yang tidak
cukup dalam menampung gigi.
Prediktor : jumlah lebar m-d gigi – gigi RA
dari M1 kanan sampai M1 kiri
Dasar :
Pada susunan gigi normal :
a. Ada hubungan antara lebar lengkung
gigi dengan panjang perimeter lengkung
gigi
b. Ada hubungan antara lebar lengkung
basal dengan panjang perimeter
lengkung gigi
c. Ada keseimbangan antara lebar
lengkung gigi dengan lebar lengkung
basal
Prediktor :
----> Panjang perimeter lengkung gigi
----> jumlah lebar m-d gigi-gigi M1 atas kanan
sampai M1 atas kiri ( 6.5.4.3.2.1.1.2.3.4.5.6 )
Cara :
• Ukur lebar mesiodistal gigi-gigi dari M1 –
M1 catat pada formulir pemeriksaan
• Ukur lebar lengkung gigi dengan
mengukur jarak inter P1 pada titik bagian
dalam tonjol bukal gigi P1 kanan dan kiri
• Hitung indeks premolar pasien yaitu : lebar
inter P1 dibagi jumlah lebar mesiodistal
gigi M1-M1 dikalikan 100.
• Hitung lebar lengkung basal dengan
mengukur jarak interfossa canina yaitu titik
pada basis alveolaris setinggi apeks gigi
P1 kanan dan kiri ( titik 8 mm dibawah
puncak papila interdental distal kaninus
kanan dan kiri).
• Hitung indeks fossa canina pasien yaitu :
lebar inter fossa canina dibagi jumlah
lebar mesiodistal gigi M1-M1 dikalikan 100
Istilah
• TTM : Total Tooth Material (m-d M1-M1)
• PMBAW : Premolar Basal Arch Width
( Inter Fossa Canina)
• PMD : Premolar Diameter (Inter Premolar)
Hubungan antara lebar lengkung gigi dgn
panjang perimeter lengkung gigi dinyatakan
dengan Indeks Howes untuk Premolar,
besarnya 43 %

Jarak (P1-P1)
Indeks P : x 100 = 43 %
Jumlah m-d (M1-M1)
Hubungan antara lebar lengkung basal dengan
panjang perimeter lengkung gigi dinyatakan
dengan Indeks Howes untuk Fossa canina,
besarnya 44 %
Jarak inter fc
Indeks FC : x 100 = 44 %
Jumlah m-d (M1-M1)

: PMBAW x 100
TTM
Analisis
• Lengkung gigi dapat menampung gigi-gigi
ke dlm lengkung ideal dan stabil jika
indeks premolar ≤ 43%.
• Lengkung basal dapat menampung gigi-
gigi ke dalam lengkung ideal dan stabil jika
indeks fossa canina ≤ 44%.
• Apabila indeks fossa canina pasien <
37%, ini merupakan kasus dengan indikasi
pencabutan.
• Apabila indeks fossa canina didapatkan <
44% tetapi > 37% ini merupakan kasus
meragukan, apakah merupakan kasus
dengan indikasi ekspansi atau
pencabutan

• Apabila IFC > IP berarti inklinasi gigi-gigi


posterior diregio P1 konvergen, ini
merupakan indikasi ekspansi.
• Apabila IFC < IP berarti inklinasi gigi
posterior divergen, ini merupakan kontra
indikasi ekspansi
Bila ekspansi akan dilakukan, pada orang
dewasa, maksimal hanya dapat mencapai
- IP = IFC ( inklinasi gigi posterior tegak )
yaitu sebesar 44%
Dapat dihitung berapa milimeter ekspansi
leng-kung gigi mungkin bisa dilakukan ?
44% < 37% > 37% - < 44% 44%
Inter FC

Inter P1
43% cabut cabut / ekspansi 44%
Catatan:
• Jika PMBAW > PMD, indikasi ekspansi
• Jika PMD < PMBAW, kontraindikasi
ekspansi
• Jika PMBAW x 100
TTM
---> ≤ 37%, lengkung basal tidak cukup,
maka ekstraksi
---> ≥ 44%, tanpa ekstraksi
---> 37% - 44%, kasus borderline
Metode Korkhaus:
Tabel Korkhaus : …….. mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran : …….. mm Diskrepansi : …….. mm
Keterangan: ……………………………………………………………………….

Metode Howes:
Jarak lebar mesiodistal M1-M1 : …….. mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : …….. mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100%
md M1-M1
Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi : ……..
Jarak inter fossa canina : …….. mm
Indeks FC: Jarak FC x 100%
md M1-M1
Keterangan: ..............................................................................................................
Determinasi Lengkung dan Kesling

drg. Novarini Prahastuti, Sp.Ort.


Metode Kesling

• metode analisis Set up model


dikemukakan oleh Kesling (1956).
• Merupakan prosedur laboratorium
yang melibatkan pemotongan dan
reposisi/ pemasangan kembali gigi
dalam model studi duplikat untuk
mengkoreksi maloklusi yang ada
• metode cara langsung pada model
dengan memisahkan gigi-gigi yang
akan dikoreksi dengan cara
menggergaji masing-masing mahkota
gigi dari bagian processus
alveolarisnya setinggi 3 mm dari
marginal gingiva, kemudian menyusun
kembali pada posisi yang benar
• Pemasangan gigi disusun sesuai
rencana perawatan berdasarkan
diagnosis, kemudian diuji dan diubah
sampai tercapai hasil yang terbaik.

• Cara ini memungkinkan simulasi hasil


sebelum memulai perawatan
ortodontik
• Suatu positioner gigi yang membantu
dalam penyelesaian perawatan
ortodontik

• dapat dipakai untuk menegakkan


diagnosis, merencanakan perawatan
maupun prognosis perawatan suatu
kasus secara individual.
• Karena cara ini mampu untuk
mendiagnosis maka disebut :
DIAGNOSTIC SET UP MODEL

• Model yang telah disusun kembali


dalam lengkung gigi tersebut
merupakan gambaran suatu hasil
perawatan, karena itu disebut :
PROGNOSIS SET UP MODEL
Kekurangan : pembuatan cukup melelahkan

Keuntungan : bagi ortodontists


- informasi dapat dipercaya.
- rencana perawatan menjadi kurang
spekulatif
- terutama untuk kasus ortodontik
‘borderline’ dimana biasanya ada
masalah klinis.
Prosedur:
1. Siapkan model RA & RB.
2. Fiksasi pada okludator yang sesuai, dengan
dibuat kedudukan basis dari model sejajar dengan
bidang oklusal (model RB).

Seharusnya bidang oklusal dengan bidang


mandibula (mandibulair plane) membntk sudut
rata-rata 15
3. Kemudian memotong / memisahkan gigi-gigi
dari model tersebut pada aproksimal kontak
dengan pisau/gergaji tipis
Caranya :
a. Buat lubang dengan gergaji  3 mm di atas
gingival margin (fornix) antara 1 1
.
b. Dari lubang ini buat irisan arah horisontal kanan
- kiri misalnya sampai M1.
c. Kemudian dari sini buat irisan vertikal pada
aproksimal M2-M1

d. Buat pada setiap aproksimal irisan arah vertikal.


e. Pisahkan masing-masing gigi, beri tanda
f. Susun kembali gigi-gigi tersebut dalam lengkung
yg dikehendaki dgn perantaraan pelekatan wax.
• Perlu diperhatikan :

Akan terlihat:
a. cukup ruang
b. kurang ruang, maka dilakukan pengurangan
gigi (pencabutan 1 atau 2 gigi : P1 atau P2).
Rahang Atas caranya sama seperti pada RB
Pertimbangkan: overjet dan overbite

Modifikasi cara pembuatan Kesling


a. Siapkan hasil cetakan yang belum diisi
gips.
b.Isi dengan gips sampai  5 mm dari gingival
margin.

c.Tunggu sampai agak keras, kemudian lapisi


bagian atas gips dengan selapis tipis wax cair
panas.
c. Tunggu wax keras kemudian isi lagi dengan
gips. Lapisan wax ini berfungsi sbg pemisah

d. Lepaskan dari cetakan


e. Model difiksasi pada okludator dan diberi
tanda serta dipisahkan arah vertikal pada
aproksimal kontaknya.
d. Susun kembali sesuai lengkung yang
dikehendaki dengan cara sama.

Pada gigi yang berjejal parah, pemotongan


gigi sampai lengkung basal sulit dilakukan
Untuk kasus ini, pemotongan dilakukan sedikit
di bawah mahkota klinis

Pada cara kedua, lapisan wax separator juga


sedikit di bawah mahkota klinis
Kasus :
1. Rahang Bawah normal, penyusunan gigi RA
mengikuti Rahang Bawah
2. Rahang Atas normal, penyusunan gigi RB
mengi-kuti Rahang Atas
3. Rahang Atas & Rahang Bawah tidak normal,
tentu-kan Rahang Bawah lebih dulu
Analisis ruang pada gigi berjejal
Prinsip dasar :
membandingkan antara ruang yang
tersedia dan ruang yang dibutuhkan untuk
mengatur gigi sebagaimana mestinya.
RUANG YANG TERSEDIA RUANG YANG DIBUTUHKAN

DIBANDINGKAN

KELEBIHAN RUANG CUKUP KEKURANGAN RUANG


Perbandingan antara ruang yang tersedia dan
ruang yang dibutuhkan untuk menentukan :
a. Apakah di dalam lengkung terjadi kekurangan
ruang yang akhirnya terjadi crowding,
b. ataukah tersedia cukup ruang untuk
menampung gigi-gigi
c. atau kelebihan ruang yang akan membuat
celah / spacing di antara gigi-gigi.
Determinasi lengkung gigi
---> salah satu cara menetapkan kebutuhan
ruang untuk pengaturan gigi-gigi dalam
perawatan ortodontik.

---> Mengetahui diskrepansi ukuran mesio-


distal gigi ( kebutuhan ruang )
---> metode cara tidak langsung yaitu
dengan mengukur panjang lengkung
ideal yang direncanakan pada plastik
transparan di atas plat kaca kemudian
membandingkan dengan jumlah lebar
mesiodistal gigi yang akan ditempatkan
pada lengkung tersebut.

---> perencanan perawatan akan lebih


mudah dilakukan karena tidak perlu
membuat model khusus (Set up model)
Bahan dan alat :
1. Model studi
2. Plat kaca atau mika, tebal 2 mm
3. Plastik transparan
4. Spidol F (fine) tiga warna (hijau, biru dan
merah)
5. Kaliper geser skala 0,05 mm
6.Alkohol atau thinner
7. Kapas
Cara kerja :
1.Penapakan lengkung pra-koreksi
( lengkung awal / lengkung mula-mula).
- Membuat lengkung awal RA & RB
- Mengecek ketepatan hasil penapakan

2. Penapakan lengkung pasca koreksi


( lengkung ideal ).
- Membuat lengkung ekspansi RA & RB
3. Mengukur dikrepansi lengkung ideal RA&RB
4. Menetapkan cara pencarian ruang
Menapak lengkung pra koreksi

• Penapakan pada rahang atas:


a. Model studi rahang atas diletakkan
diatas meja datar sejajar lantai
b. Plat gelas / mika diletakkan diatas
permukaan oklusal gigi-gigi
c. Diatas plat dilapisi plastik transparan
d. Pengamatan tegak lurus bidang plat,
penapakan m-d terbesar dari gigi M1 kanan
– M1 kiri dilakukan dengan spidol biru.

e. Menetapkan titik puncak lengkung sesuai


dgn posisi median line gigi di daerah inter
dental Insisivus sentral atas.

f. Menetapkan basis lengkung di kedua kaki


lengkung ( kanan dan kiri ) di distal gigi
terakhir yang posisinya normal.
Contoh :
• ---> koreksi hanya sampai gigi 12 & 22
maka basis lengkung dibuat didistal
gigi 13 & 23
• ---> koreksi sampai gigi 13 & 23 atau
akan dilakukan pencabutan 14 & 24
maka basis lengkung dibuat di distal
15 & 25
• ---> koreksi dilakukan sampai 15 & 25
maka basis lengkung ditetapkan pada
distal gigi 16 & 26
g. Mentransfer posisi basis lengkung RA ke
model RB
---> Model RA dan RB dioklusikan secara
sentrik
---> Posisi basis lengkung gigi RA ditransfer
ke gigi RB dengan membuat garis pada
permukaan bukal mahkota gigi RB kanan
dan kiri, tepat pada sisi distal gigi RA yang
dipilih sebagai basis lengkung.
---> Posisi basis lengkung gigi RA tidak
selalu akan sama dengan posisi distal
gigi RB
• Penapakan pada rahang bawah :
a. Plat gelas diletakkan pada
permukaan oklusal model gigi
RB
b. Plastik transparan dibalik supaya
posisi kanan dan kiri RA sesuai
dengan RB, kemudian basis
lengkung rahang atas dihimpitkan
pada posisi basis yang telah
dibuat pada RB tadi
c. Kemudian dilakukan penapakan
dengan spidol biru mengikuti m-d
terlebar dari gigi M1 kanan – M1 kiri

d. Menetapkan posisi puncak lengkung


RB di daerah interdental Insisivus
sentral bawah.

e. Menetapkan basis lengkung di kedua


kaki lengkung ( kanan dan kiri ) di
distal gigi terakhir yang posisinya
normal.
Mengecek ketepatan hasil
penapakan

Pengukuran dengan sliding calipers :


• ---> Jarak puncak lengkung
RA & RB = overjet pasien
• ---> Lebar kaki lengkung RA &
RB hasil penapakan = lebar
pada model studi.
Menapak lengkung ideal

• Mengacu kepada oklusi normal, posisi


dan relasi rahang serta kemampuan alat
yang dipakai untuk melakukan koreksi
terhadap gigi, kemudian ditetapkan :
a. koreksi median line ?
b. koreksi relasi M1 (klasifikasi Angle )?.
c. koreksi malposisi ringan gigi posterior
atau dianggap normal saja ?
d. Retraksi maksimal gigi anterior untuk
mengkompensasi rahang yang
protrusif?.
e. Lengkung ideal RA dibuat terlebih
dahulu diikuti RB, atau sebaliknya ?.
Penapakan pada rahang atas :
a. Plat gelas dletakkan pada permukaan oklusal
model RA dan plastik transparan dibalik
dikembalikan pada posisi semula.
b. Tetapkan posisi puncak lengkung ideal RA
yang akan dibuat yaitu :
1. Jika tidak ada retraksi, puncak lengkung
tetap
2. Retraksi maksimal sampai inklinasi gigi
insivus atas tegak yaitu dengan
meletakkan titik spidol merah tepat
setinggi foramen insisivum.
• 3. Retraksi sampai inklinasi gigi
insisivus normal yaitu 2-4 mm
didepan foramen insisivum

c.Ukur besar retraksi gigi anteror atas yang


telah ditetapkan dengan dan hitung besar
perubahan overjet

Apabila nilainya negatif akan terjadi crossbite


anterior, jika tidak dilakukan retrusi pada RB
d. Tetapkan beberapa titik posisi gigi
lain yang dianggap normal (jika ada)
hubungkan titik basis lengkung
kanan dan kiri ke puncak lengkung
membentuk lengkung ideal rahang
atas
Penapakan pada rahang bawah :
a. Plat gelas dipindahkan ke model RB.
Plastik transparan dibalik posisi basis
dipaskan pada posisi semula.

b. Tetapkan overjet akhir yang akan


direncanakan dengan menetapkan
posisi puncak lengkung ideal RB
dibelakang puncak lengkung ideal
RA
c. Tetapkan besar retraksi ( mungkin
juga protraksi) pada RB yang
harus dilakukan dengan mengukur
jarak posisi titik puncak lengkung
awal ke puncak lengkung ideal
RB.

d. Tetapkan beberapa titik posisi gigi


lain yang dianggap normal (jika
ada), hubungkan titik basis
lengkung kanan dan kiri kepuncak
lengkung membentuk lengkung
ideal RB
Mengukur diskrepansi lengkung :

• ---> dilakukan dengan mempertimbangkan


apakah perlu dilakukan koreksi median
line gigi atau tidak ?.
Pengukuran pada rahang atas :
a. Pada lengkung ideal tetapkan posisi
puncak lengkung tepat pada posisi median
RA. Jika perlu dilakukan koreksi median
line tetapkan posisi puncak lengkung ideal
dengan menggeser posisi median line ke
posisi yang benar sesuai dengan besar
pergeseran gigi yang ada.

b. Dengan spidol F (hijau) tetapkan posisi


basis kanan dan kiri lengkung ideal (distal
P2 atau distal M1) sesuai dengan posisi
gigi P2/ M1 yang sebenarnya.
c. Ukur kecukupan ruang lengkung ideal :
–---> Dari median line ke basis kanan
dengan menggunakan sliding caliper,
mulai tapakkan ukuran mesiodistal gigi
dari I1sampai P2/ M1, tandai dengan
spidol F (merah)
---> Kekurangan ruang sisi kanan akan
diketahui dengan membandingkan selisih
jarak titik distal P2/ M1 sebenarnya
(warna hijau) dengan titik distal P2/ M1
setelah disusun sesuai lengkung ideal.
–---> Dari median line ke basis kiri
dengan menggunakan sliding caliper,
mulai tapakkan ukuran mesiodistal gigi
dari I1sampai P2/ M1, tandai dengan
spidol F (merah)
---> Kekurangan ruang sisi kiri akan
diketahui dengan membandingkan selisih
jarak titik distal P2/ M1 sebenarnya
(warna hijau) dengan titik distal P2/ M1
setelah disusun sesuai lengkung ideal.
Pengukuran pada rahang bawah :
---> dengan cara yang sama seperti
pada RA dilakukan juga pengukuran
pada RB
• Gambar hasil penapakan :

• Keterangan :
: lengkung pra koreksi (awal/mula-mula)
• --------- : lengkung pasca koreksi (ideal)
Menetapkan cara pencarian ruang
Analisis Carey
Apabila kekurangan ruang per sisi
lengkung didapatkan :
• > ½ m-d gigi P1:
- cabut gigi P1 pada sisi tersebut.

• > ¼ -½ m-d gigi P1 :


– jika ada pergeseran median line, cabut
satu P1 satu sisi lengkung
–jika lengkung gigi simetris, cabut
dua P2 kanan dan kiri,
–jika lengkung gigi kontraksi,
ekspansi kombinasi grinding

• < dari ¼ m-d gigi P1 :


–jika pasien tidak rentan karies,
grinding gigi anterior
–jika lengkung gigi kontraksi.
ekspansi
• Apabila hasil perhitungan Determinasi
Lengkung di analisis berdasarkan
metode Carrey ditetapkan rencana
perawatan dengan ekspansi,
• maka perlu dilbuat Determinasi
Lengkung Ekspansi.
Determinasi Lengkung Ekspansi
:
Cara kerja :
1. Penapakan lengkung pra-koreksi
- Membuat lengkung awal RA & RB
- Mengecek ketepatan hasil penapakan
2. Penapakan lengkung ekspansi
- Membuat lengkung ekspansi RA & RB
Determinasi Lengkung Ekspansi :
(contoh kombinasi grinding)

grinding
• Pengukuran kawat tembaga sisi
kanan–kiri berdasarkan :
Membuat lengkung ekspansi RA

---> Tarik garis lurus dari kedua ujung


kaki
---> Ukur jarak ekspansi maksimum:
selisih IFC – IP ( mm) --> Howes

Ekspansi bisa dilakukan jika: IFC > IP,


karena ekspansi lateral maksimum: IP = IFC
• ---> Tandai titik IP awal (menurut
Howes) dan titik ekspansi
maksimum.
• ---> Ukur jumlah mesiodistal gigi-
geligi sisi kanan lalu sisi kiri,
jangan sampai tertukar.
• ---> Kawat lunak ditandai di antara
kedua sisi merupakan puncak
lengkung, kedua ujung kawat
merupakan kaki lengkung
• ---> Puncak lengkung kawat diletakan
sesuai puncak determinasi
lengkung ideal terdahulu
(sebelum di ekspansi: akan retraksi/
protraksi/ tetap?)

• ---> Kawat bagian lateral diletakkan


antara 2 titik tanda
(awal – ekspansi maksimum)
• ---> Kedua sisi kawat dilebarkan ke
lateral hingga ujung-ujungnya tepat
jatuh di perpanjangan garis lurus
kaki determinasi mula-mula.

• ---> Bentuk lengkung kawat seideal


mungkin.
Perhatikan apakah lateral kawat melebihi
titik ekspansi maksimum sisi kanan-kiri
lengkung?
• ---> ≤ batas ekspansi maksimum,
buat garis merah terputus-putus
menyusuri kawat, membentuk
lengkung ekspansi.

• ---> > batas ekspansi maksimum,


maka lebar lateral lengkung diubah
hanya sampai titik maksimum
ekspansi.
• ---> Maka kedua ujung kawat tidak bisa
jatuh tepat di perpanjangan garis lurus
kaki determinasi mula-mula, tapi menjadi
jatuh di distal garis tersebut.

• ---> Buat garis merah terputus-putus


menyusuri kawat, membentuk lengkung
ekspansi.
• ---> Jarak ke arah distal antara ujung
kawat dengan bagian kawat yang
memotong garis perpanjangan garis lurus
kaki determinasi mula-mula, merupakan
diskrepansi determinasi lengkung
ekspansi pada sisi tersebut.
• ---> Diskrepansi ini nantinya akan diatasi
dengan penggrindingan mesio-distal gigi
anterior. Sehingga perawatan menjadi
ekspansi dengan kombinasi grinding.
• ---> Untuk mengetahui ekspansi lateral
yang dibutuhkan, maka ukur jarak lateral
lengkung mula-mula dengan lengkung
ekspansi sejajar titik IP.

• ---> Dari jumlah yang diketahui dengan


lebih jelas dapat direncanakan berapa
putaran srup ekspansi yang dibutuhkan
dalam suatu perawatan
Membuat lengkung ekspansi RB
• ---> Plat kaca dipindahkan ke model rahang
bawah. Plastik transparan dibalik, posisi
basis dipaskan pada posisi semula.
• ---> Tarik garis lurus dari kedua ujung kaki
determinasi lengkung rahang bawah melebar
ke samping.
• ---> Tetapkan overjet akhir yang
direncanakan dengan menetapkan puncak
lengkung ideal rahang bawah di belakang
puncak lengkung rahang atas.
• ---> Sesuaikan bentuk lengkung
ekspansi rahang bawah dalam
arah lateral dengan lengkung
ekspansi rahang atas supaya
diperoleh interdigitasi yang baik
pada akhir perawatan.

• ---> Dengan kawat lunak dilakukan


dengan cara yang sama seperti
pengukuran pada rahang atas
Determinasi Lengkung kasus
Diastema :
Cara kerja :
1. Penapakan lengkung pra-koreksi
- Membuat lengkung awal RA & RB
- Mengecek ketepatan hasil penapakan
2. Penapakan lengkung setelah diastema
ditutup
- Membuat lengkung ideal RA & RB
• Besar retraksi gigi anterior RA =
jarak antara puncak lengkung awal
dengan puncak lengkung ideal
puncak lengkung awal

puncak lengkung ideal


Membuat lengkung diastema RA

---> Ukur jumlah mesiodistal gigi-geligi


sisi kanan lalu sisi kiri, jangan sampai
tertukar

---> Kawat lunak yang mudah dibentuk


diukur sesuai panjang sisi kanan beri
tanda dilanjutkan panjang sesuai sisi
kiri, kemudian ujung kawat dipotong
• ---> Tanda di antara kedua sisi
merupakan puncak lengkung
sedangkan kedua ujung kawat
merupakan kaki lengkung.
• ---> Ke dua kaki kawat diletakkan
pada distal M1 kanan dan kiri
• ---> Titik tengah kawat diletakkan
menyentuh garis tengah vertikal
perpanjangan puncak lengkung
• ---> Ukur jarak puncak determinasi
lengkung awal ke ideal (vertikal) :
---> besar retraksi gigi anterior
gigi rahang (jika seluruh
diastema ditutup)

• ---> Diskrepansi RA dan RB = 0 ,


karena kelebihan ruang sudah
ditutup dengan retraksi.
Membuat lengkung diastema RB
• ---> Plat kaca dipindahkan ke model
rahang bawah. Plastik transparan dibalik,
posisi basis dipaskan pada posisi
semula.
• ---> Dari puncak lengkung ideal rahang
atas direncanakan besar overjet
sehingga dapat ditentukan posisi tepat
puncak lengkung ideal rahang bawah.
• ---> Sesuaikan bentuk lengkung ideal
RB dengan lengkung ideal RA
supaya diperoleh interdigitasi yang
baik pada akhir perawatan.

• ---> Dengan kawat lunak dilakukan


dengan cara yang sama seperti
pengukuran pada rahang atas
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai