Anda di halaman 1dari 18

GAYA-GAYA DAN PERGERAKAN ROTASI

PADA PROTESA SEBAGIAN LEPASAN


 Protesa sebagian lepasan hanya dapat berfungsi dengan baik
dan membuat si pemakai merasa nyaman, bila tekniker
memahami berbagai gaya yang terjadi pada sebuah geligi
tiruan dan pergerakan rotasi yang berlangsung selama fungsi.
MACAM-MACAM GAYA
 GAYA OKLUSAL
 GAYA LATERAL
 GAYA ANTERO-POSTERIOR
 GAYA PEMINDAH
Gaya Oklusal
 Sering juga disebut gaya vertikal, adalah gaya yang timbul
pada waktu bolus makanan berada di permukaan oklusal
geligi tiruan sebelum dan pada saat berfungsi atau oklusal.
Gaya oklusal ini hendaknya disalurkan kepada gigi asli.
 Pada geligi tiruan yang pada kedua sisinya masih dibatasi gigi
asli (bounded saddle), gaya oklusal akan disangga oleh sandaran
oklusal cengkeram. Dengan cara ini, gaya oklusal tadi akan
disalurkan ke akar gigi lalu ke membrana periodontal sampai
akhirnya diterima oleh tulang alveolar.
 Pada geligi tiruan berujung bebas (free end) sebagian gaya
oklusal akan diterima oleh gigi penyangga, sedangkan sisanya
oleh jaringan mukosa di bawah basis protesa.
 Besar gaya kunyah yang terjadi pada saat mastikasi tergantung
pada usia, jenis kelamin, kekuatan otot mastikasi, macam gigi
antagonis, kebiasaan makan serta lokasi gigi yang diganti.
 Pada penderita usia lanjut, gaya kunyah lebih kecil dibanding
mereka yang masih muda, begitu pula gaya kunyah laki-laki
lebih besar daripada wanita.
 Jika gigi antagonis masih asli, gaya kunyah masih lenih besar
dari yang tiruan.
 Gaya kunyah pada gigitiruan metal dan porselen lebih besar
dibanding yang plastik.
 Penderita dengan otot kunyah kuat akan menghasilkan gaya
kunyah lebih besar daripada mereka yang otot kunyahnya
lemah. Selain itu, kebiasaan makan makanan keras juga
menghasilkan gaya lebih besar pula, seperti halnya gigi molar
bila dibanding premolar.
Gaya Lateral
 Kontak oklusi antara gigi-gigi dan aktivitas otot-otot di
sekitar geligi tiruan pada saat pengunyahan akan
menimbulkan gaya horisontal.
 Berdasarkan arahnya, gaya horisontal dapat dibagi menjadi
Gaya Lateral dan Gaya Antero-posterior
 Gaya lateral timbul pada saat rahang bergerak dari posisi
kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik dan sebaliknya.
 Gaya ini merupakan gaya yang paling merusak gigi asli
maupun tulang alveolar pada daerah tak bergigi karena hanya
sebagian serat periodontal atau mukosa yang berfungsi
menyangganya.
 Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang
alveolar berlebih, gaya lateral harus diimbangi dengan
kombinasi dari beberapa cara berikut ini :
1. Penyaluran gaya lateral sebanyak mungkin kepada gigi asli
2. Pengurangan sudut tonjol
3. Pengurangan luas permukaan bidang oklusal elemen tiruan
4. Pemakaian desain cengkram bilateral
5. Penyusunan oklusal dan artikulasi yang harmonis
Gaya Antero-Posterior
 Gaya ini terjadi pada pergerakan rahang
dimana gigi depan ada pada posisi edge to
edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik
dan sebaliknya.
 Pada pergerakan ini ada kecenderungan
geligi tiruan rahang bawah bergerak ke arah
posterior dan geligi tiruan rahang atas ke
anterior.
Pergerakan semacam ini pada protesa
rahang bawah dapat diatasi dengan :
 Penempatan lengan cengkram sampai ke permukaan mesial,
jika cengkeram berasal dari sandaran distal.
 Penempatan sandaran dan konektor minor di sisi mesial
penyangga
 Perluasan basis sampai retromolar pad
 Pengurangan sudut tonjol gigi
 Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis
Pada rahang atas, pergerakan antero-
posterior dapat diatasi dengan :
 Perluasan basis sampai tubermaksilaris
 Penempatan cengkam pada gigi posterior atau sandaran dan
konektor minor pada permukaan distal
 Perluasan konektor utama sampai gigi anterior
 Pengurangan sudut tonjol gigi
 Penyusunan oklsi dan artikulasi harmonis
Gaya Pemindah
 Gaya pemindah atau gaya pelepas (displacing or dislodging
forces) timbul karena pada saat mastikasi, makanan lengket
melekat pada permukaan oklusal geligi tiruan dan pada saat
mulut terbuka protesa akan tertarik ke arah oklusal.
 Selanjutnya pergerakan otot perifer, kekuatan tak terkontrol
seperti batuk, bersin dan gaya berat untuk protesa rahang atas
termasuk dalam kelompok gaya-gaya ini.
 Perbedaan antara gaya perpindahan dan rotasi terletak pada
ada tidaknya sumbu rotasi. Pada gaya perpindahan, sandaran
akan terangkat dari kedudukannya, sedangkan pada rotasi
masih ada bagian sandaran yang berkontak dengan gigi dan
merupakan tumpuan untuk rotasi.
 Gaya perpindahan ini ditahan oleh lengan retentif cengkeram
dan bagian retentif lainnya dari geligi tiruan sebagian lepasan.
 Pada geligi tiruan sebagian lepasan berujung bebas akan
terjadi Pergerakan Rotasi pada saat fungsi. Dalam hal ini, ada
tiga kemungkinan pergerakan rotasi pada saat fungsi.
MACAM-MACAM PERGERAKAN ROTASI

 PERGERAKAN ROTASI PADA GARIS FULKRUM


 PERGERAKAN ROTASI PADA SUMBU LONGITUDINAL
 PERGERAKAN ROTASI PADA SUMBU IMAJINER
Pergerakan Rotasi pada Garis Fulkrum (1)
 Pergerakan ini terjadi pada sekeliling sumbu putar yang
terbentuk oleh dua buah sandaran utama. Garis ini disebut
garis fulkrum atau garis rotasi dan merupakan pusat rotasi
geligi tiruan dalam arah vertikal.
 Bila ada gaya oklusal yang diterima protesa, maka geligi
tiruan akan bergerak ke arah jaringan mukosa.
 Besarnya pergerakan ini tergantung pada besarnya
kompresibilitas mukosa yang bersangkutan.
 Garis fulkrum juga merupakan pusat rotasi basis protesa
menjauhi jaringan mukosa, bila yang bekerja adalah gaya
perpindahan
Pergerakan Rotasi pada Garis Fulkrum (2)
 Kalau lengan cengkeram cukup retentif dan efektif menahan
sandaran oklusal tetap pada kedudukannya, maka disini hanya
terjadi pergerakan rotasi saja.
 Pergerakan ke arah mukosa dapat ditanggulangi dengan
cetakan fungsional, ketepatan basis dan tergantung pada
kualitas jaringan pendukung.
 Pergerakan ke arah oklusal, sementara ini dapat diimbangi
dengan retensi tak langsung (indirect retention).
Pergerakan Rotasi pada Sumbu
Longitudinal
 Pergerakan rotasi ini terjadi pada sumbu longitudinal yang
melalui pusat sandaran dan puncak lingir.
 Pada saat gigi tiruan berfungsi, basis ujung bebas akan
berotasi pada puncak lingir.
 Pergerakan rotasi ini dapat ditanggulangi dngan ketegaran
konektor utama dan lengan retentif cengkeram pada sisi
rahang lainnya.
 Jadi penempatan cengkeram sebaiknya bilateral.
 Pada desain unilateral, kedua lengan cengkeram harus
retentif.
Pergerakan Rotasi pada Sumbu
Imajiner
 Pergerakan pada sumbu imajinerntegak lurus pusat rahang
terjadi karena gaya kunyah horisontal dan diagonal bekerja
pada protesa.
 Pergerakan rotasi jenis ini dapat ditanggulangi oleh lengan
pengimbang atau stabilisasi dari geligi tiruan, dan konektor
minor yang berkontak dengan permukaan vertikal gigi asli.
 Seperti halnya lengan retentif cengkeram, lengan pengimbang
juga sebaiknya bilateral.

Anda mungkin juga menyukai