Jawaban :
1A .
Hawley retainer
Tahap-tahap pembuatan
Berikut prosedur yang dilakukan dalam pembuatan alat orthodonti
lepasan Hawley retainer bergigi:
a. Penerimaan model kerja
Setelah mendapatkan model kerja, kemudian dilakukan pembersihan dari
nodul-nodul menggunakan lecron, pada bagian tepi dan dasar model
dirapihkan dengan menggunakan mesin trimmer.
d. Pembuatan Klamer
1. Pembuatan Labial bow
Pembuatan labial bow pada retainer menggunakan kawat stainless steel
berdiameter 0,8mm dengan menggunakan tang bulat, tang pipih, serta tang
tiga jari
2. Pembuatan klamer Adams
Pembuatan klamer Adams pada retainer menggunakan kawat stainless
steel berdiameter 0,8 mm. Klamer ini berguna sebagai retensi pada
retainer
f. Flasking
Flasking adalah suatu proses penanaman model kerja dan pola malam
kedalam flask/ cuvet untuk mendapatkan mould space.
g. Boiling out
Proses ini bertujuan untuk membuang sisi-sisa malam untuk
mendapatkan sebuah mould space
.
h. Pengulasan separating medium pada model kerja
Pengulasan dilakukan dengan menggunakan cold mould seal (CMS)
yang diulaskan secara merata pada model kerja agar memudahkan proses
pelepasan basis akrilik pada model kerja
i. Packing
Packing merupakan proses pencampuran antara bubuk polimer dan liquid
monomer yang kemudian hasil pencampurannya di masukkan ke dalam
mold space. Ada dua metode yang digunakan dalam proses polimerisasi
resin akrilik, antara lain:
j. Curing
Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan polimerisasi bahan heat
curing akrilik, yaitu dengan cara dipanaskan ke dalam air yang mendidih,
yang lama perendamannya sesuai aturan pabrik bahan yang digunakan.
k. Deflasking
Proses ini merupakan proses mengeluarkan model kerja dari dalam cuvet
dan sisa-sisa gips dibuang. Setelah cuvet kembali pada suhu normal, cuvet
dibuka lalu dikeluarkan dengan menggunakan pisau gips. Retainer
dikeluarkan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak bagian retainer.
l. Finishing
Basis akrilik yang sudah mengeras lalu diangkat dari model kerja
kemudian dirapikan dengan menggunakan fresser bur untuk membuang
sisa akrilik pada tepi basis yang tajam.
m. Polishing
Basis dipoles menggunakan feltcone dan bubuk pumice yang dicampur air
untuk menghilangkan guratan pada permukaan basis akrilik. Terakhir,
basis dipoles dengan sikat putih dan bubuk CaCo3 yang telah dicampur air
untuk mengkilap
a.Model Kerja Rahang Atas, b. Model Kerja Rahang Bawah, c. Posisi Oklusi Model Kerja
3.3 Desain
Gambar 3.2
Desain Kerja
3.4 Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan retainer bergigi, yaitu :
3.4.a Persiapan alat yang akan digunakan :
1. Alas putih
2. Bowl dan spatula
3. Lecron
4. Mesin trimmer
5. Cuvet
6. Table press
7. Press tangan
8. Sendok cetak
9. Lampu spirtus
10. Vibrator
11. Mixing jar
12. Kuas
13. Pisau gips
14. Mikromotor
15. Macam-macam mata bur
16. Amplas halus dan amplas kasar
17. Mesin poles
18. Feltcone
19. Sikat hitam dan sikat putih
20. Macam-macam tang:
Tang pipih
Tang bulat
Tang borobudur
Tang tiga jari
Tang potong24
3.4.b Persiapan bahan yang akan digunakan :
1. Dental stone
2. Plaster of paris
3. Base plate wax
4. Klamer 0,8 mm
5. Spirtus
6. Heat curing akrilik (powder dan liquid)
7. Vaselin
8. CMS (Cold Mould Seal)
9. Compond
10. Pumice
3.5 Prosedur Pembuatan Alat Orthodonti Lepasan Hawley retainer
Bergigi
Berikut prosedur pembuatan alat orthodonti lepasan Hawley retainer bergigi:
Gambar 3.6
Pembuatan Labial bow
3.5.e Pembuatan Klamer Adam
Prosedur pembuatan klamer Adam adalah sebagai berikut :
1. Siapkan kawat stainless steels dengan diameter kawat 0,8 mm
2. Kemudian kawat dibuat dengan bentuk ”L”
3. Tandai dua garis perpendikular vertikal dari sisi mesial dan
distal pada sisi bukal gigi.
4. Gambar garis horizontal pada tepi gingival sesuai dengan garis
yang sebelumnya dibuat
5. Kemudian tarik dua garis lalu sambungkan ke permukaan gigi,
dan tandai ujung dari akhir garis tersebut sesuai dengan posisi
loop .
6. Buat loop Adam sesuai dengan petunjuk garis yang telah
dibuat
7. Buat tekukan dengan sudut 45˚ pada loop untuk membuat
jembatan Adam
8. Lalu tempatkan klamer Adam pada permukaan gigi untuk
menentukan lengan retentif. (Gambar 3.7)
Gambar 3.7
Pembuatan klamer Adam
Gambar 3.9
Flasking
Gambar 3.10
Mould space hasil dari boiling out
3.5.j Packing
Pada pembuatan retainer bergigi, metode yang digunakan untuk proses
packing adalah wet method. Prosedur kerja yang dilakukan adalah:
1. Powder heat curing dicampurkan dengan liquid kedalam mixing jar,
kemudian tunggu sampai tahap dough stage.
2. Adonan akrilik diambil, kemudian ditekan dengan perlahan agar
elemen gigi tiruan tidak lepas. Sisa adonan akrilik diletakkan ke
dalam mould space dan ratakan ke tepi.
3. Tutup cuvet dengan plastik selopan, lalu lakukan pengepressan 2
sampai 3 kali sampai tidak ada lagi kelebihan akrilik.
4. Setelah tidak ada lagi kelebihan akrilik, lakukan pengepressan
terakhir tanpa menggunakan plastik selopan. (Gambar 3.12)
Gambar 3.12
Proses packing32
3.5.k Curing
Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan polimerisasi bahan heat
curing akrilik, yaitu dengan cara:
1. Pidahkan cuvet dari table press ke press tangan.
2. Air direbus dari suhu normal hingga mendidih dengan menggunakan
panci dan kompor, kemudian press tangan dimasukkan dan cuvet
kedalam air mendidih tunggu + 45 menit atau sesuai dengan aturan
pakai yang tertera pada kemasan.
3. Setelah direbus sesuai dengan aturan pabrik kemudian, kompor di
matikan dan cuvet dibiarkan sampai kembali pada suhu ruang.
(Gambar 3.13)
Gambar 3.13
Proses Curing
3.5.l Deflasking
Proses ini merupakan proses mengeluarkan model kerja dari dalam
cuvet dan sisa-sisa gips dibuang. Setelah cuvet kembali pada suhu normal,
cuvet dibuka lalu dikeluarkan dengan menggunakan pisau gips. Retainer
dikeluarkan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak bagian dari
retainer. (Gambar 3.14)
Gambar 3.14
Proses deflasking
3.5.m Finishing
Finishing merupakan proses merapikan retainer dan menyesuaikan
bentuk retainer sesuai dengan desain awal.
Prosedur yang dilakukan adalah:
1. Kelebihan- kelebihan akrilik diambil dengan fisurre bur atau round bur.
2. Bagian retainer yang tajam dirapikan dan bentuk retainer sesuai dengan
desain awal. Lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak anatomi yang
telah dibuat.
3. Retainer diamplas menggunakan amplas kasar dan amplas halus untuk
mengurangi ketebalan pada retainer. (gambar 3.15)
Gambar 3.15
Finishing
3.5.n Polishing
Polishing merupakan proses menghaluskan dan mengkilapkan tanpa
merubah bentuk retainer. Sebelum dilakukan tahap polishing, terlebih dahulu
dilakukan fitting pada model kerja untuk mengetahui kecekatan pada retainer.
Prosedur yang dilakukan ialah:
1. Pemolesan awal dengan menggunakan feltcone dan pumice untuk
menghilangkan guratan-guratan pada retainer.
2. Jika tidak ada guratan lagi pada retainer, lakukan pemolesan terakhir
dengan menggunakan sikat putih dan compound untuk mengkilapkan
retainer.
3. Retainer dibersihkan dari sisa bahan poles dibawah air mengalir.
4. Retainer dipasang kembali pada model kerja (Gambar 3.16)
Gambar 3.16
A. Polishing dengan pumice
B. Polishing dengan Comp
Hasil Akhir
Komponen dari Hawley retainer
terdiri dari clasp pada gigi molar dan labial bow dengan loop yang dapat disesuaikan, serta plat
akrilik yang menutupi ginggiva pada tulang alveolar 10. Kemampuan hawley retainer adalah
untuk menjaga stabilitas oklusi dan menjaga lengkung rahang dalam arah
transversal .
Plat Aktif
Plat Ekspansi
Pembuatan alat orthodonti lepasan dimulai dari penerimaan model kerja, pembuatan
basis, pembuatan labial bow, cengkeram adam, dan spring, pemasangan sekrup ekspansi
tipe fisher, pengulasan separating medium, aplikasi menggunakan self curing acrylic
(ortho resin), finishing, dan polishing. Hasil akhir yang diperoleh adalah alat orthodonti
lepasan dapat diinsersikan pada model kerja, cengkeram tidak berubah kedudukannya,
tidak adanya porus pada basis akrilik, sekrup dapat berfungsi dengan baik, dan pemolesan
terlihat mengkilap.
Prosedur Pembuatan Alat Orthodontia Lepasan Plat Ekspansi
2.8.1 Persiapan Model Kerja
Membersihkan model kerja dari nodul nodul stone, kemudian bagian tepi
dasar model dirapikan dengan trimmer tanpa merusak anatomi gigi.
b. CoffinEkpansi
Coffin ekspansi yang dibuat dari kawat stainless steel diameter 0,9-
1,25mm. Kekuatan yang dihasilkan coffin bersifat kontinyu. Plat ekspansi
dengan coffin dapat menghasilkan gerakan paralel simetris atau asimetris
maupun gerakan non paralel simetris atau asimetris, tergantung pengaktifan.
2.8.7 Flasking
Flasking adalah penanaman suatu model ke dalam flash untuk mendapat
suatu mould space.
Flasking ada 2 teknik,yaitu :
1. Holding the casting
Model kerja ditutup pada permukaan labialnya dengan stone sehingga
setelah bouiling out akan terlihat gua kecil. Flasking dengan cara ini agak
menyulitkan baik untuk bouiling out maupun mengulas separating medium.
2. Pulling the casting
Model kerja dibiarkan terbuka pada waktu flasking bagian bawah.
Setalah bouiling out elemen gigi akan ikut pada flask bagian atas.
Keuntungannya pengulasan separating medium dan packing mudah
dilakukan namun kerugian peninggian gigi sulit dilakukan.
2.8.8 Boiling out
Boiling out adalah suatu cara menghilangkan malam dari model kerja yang
telah ditanam untuk mendapat suatu mould space.
2.8.9 Packing
Packing adalah proses penempatan adonan akrilik ke dalam mould space ada
beberapa cara metode packing yaitu :
- Dry methode : cara mencampurkan monomer dan polymer
langsung ke dalam mould space (jadi hanya
digetarkan saja )
- Wet methode : cara mencampur di luar mould space dan bila sudah
mencapai dought stage baru dimasukkan ke
dalammould.
2.8.10 Curing
Curing adalah polylimerisasi antara monumer dan polymer yang bereaksi
dengan polymernya bila dipanskan atau ditambah suatu zat kimia lain.
2.8.11 Deflasking
Deflasking adalah proses melepaskan protesa gigi tiruan akrilik dari dalam
flask dari bahan tanamnya, tetapi tidak lepas dari model rahangnya.
2.8.12 Finishing
Merupakan suatu proses untuk menghilangkan permukaan yang
cacat/goresan untuk mendapatkan anatomi yang diinginkan.
2.8.13Poleshing
Poleshing yaitu proses meratakan, menghaluskan dan mengkilapkan
bagian akrilik, sehingga menjadi baik dan bagus.
PEMBUATAN KAWAT
Setelah penanaman dalam okludator, pembuatan kawat dapat dimulai.
Kawat atau klamer yang dimaksud adalah lengkung labial dan elemen-elemen
tambahan lain bila diperlukan.
Lengkung labial pada aktivator untuk Klas II dibuat di rahang atas dan
Klas III di rahang bawah. Dapat juga dibuat di rahang atas dan bawah, tergantung
pada anomalinya.
Lengkung labial pada sepertiga insisal digunakan untuk intrusi dan
sepertiga servikal untuk ekstrusi.
Lengkung “U” (lup vertikal) pada lengkung labial, berada pada regio
kaninus atas atau bawah, di sisi kanan dan kiri. Bagian horisontal lengkung labial
rahang atas membelok vertikal ke atas mulai dari sisi distal insisivus lateral atas
atau pada sepertiga sisi mesial kaninus. Pada Klas II divisi 1 dengan overjet yang
nyata sebaiknya dibuat lengkung labial Hawley dengan jarak lup vertikal
secukupnya. Dengan demikian lengkung labial tidak perlu cepat diganti. Lengan
posterior lup vertikal masuk ke dalam pelat akrilik intermaksiler di antara kaninus
dan molar pertama sulung atau kaninus dan premolar pertama. Disinilah
perbedaan pembuatan lengkung labial pesawat mekanik, lengan lengkung labial
masuk ke palatal melewati interdental-oklusal. Akhirnya lengkung labial aktivator
dibelokkan ke palatal, membentuk retensi dalam pelat akrilik pada dua ujungnya.
Jika retensi lengkung labial dalam pelat akrilik dibuat ke anterior, perlu
diperhatikan jangan sampai mengganggu pergerakkan gigi-gigi anterior atas ke
palatal. Sesudah posisi lengkung labial benar, kemudian difiksasi dengan malam
disebelah labial dan bukal.
malam pelat dasar Rahang atas dan Rahan Bawah disatukan dengan membuat
pelat oklusal.
TRAY-IN
Model malam Aktivator di cobakan pada pasien, dengan tujuan mudah
diperbaiki apabila terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
Setelah model malam Aktivator pas/ tepat pada mulut pasien ditanam dalam
Articulator Tripoid atau Okludator.
3. Macam-macam klamer
1. Circumferential clasp
2. Jackson
claps
3. Adams clasp
4. Southend clasp
f. Mills retractor