Inlay/Onlay Logam
Karakteristik utama preparasi ini adalah tidak boleh adanya undercut. Secara teoritis sudut
antara dinding-dinding kavitas harus antara 7-10 derajat. Dinding-dinding kavitas harus
dihaluskan dengan finishing bur fissure tappered dengan kecepatan rendah maupun tinggi dan
membentuk sudut internal yang tajam. Aloi yang digunakan hendaknya aloi yang duktil dan
tepi kavitas dibevel sehingga inlay dapat diburnis untuk meningkatkan adaptasi tepinya.
Bevel dapat dibuat dengan bur karbida tungsten kecepatan tinggi atau dengan memakai
finishing bur karbida tungsten atau baja dengan stone hijau kecepatan tinggi atau kecepatan
Pada sebagian besar kasus dipakai malam inlay tetapi adakalanya lebih praktis memakai resin
akrilik yang khusus dibuat untuk tujuan ini sehingga jika dipanaskan dalam investment bahan
ini akan menguap semua tanpa meninggalkan residu. Untuk membuat pola malam direk,
permukaan preparasi mula-mula dilumas dulu dengan laposan tipis parafin cair atau larutan
sabun. Sebatang malam inlay dilunakkan dan dibentuk mengerucut dengan jalan
memanaskan ujung malam secara hati-hati diatas api spirtus. Ujung malam yang sudah
melunak dibentuk dengan jari. Kerucut malam yang lunak tersebut kemudian ditekankan
kekavitas dan tetap ditekan sampai malamnya mendingin. Jika sudah mengerah, malam diukit
dengan instrumen panas atau tajam sambil hati-hati dalam membentuk bevel sudut tepi
kavitas dan kontur. Permukaan malam dihaluskan dengan cotton pellet yang sudah dibasahu
Tahapan selanjutnya adalah memberikan sprue pada pola malam. Sprue terbuat dari kawat
bulat lurus berdiameter sekitar 1mm dan panjang 15mm. Sprue dipanaskan dan setelah
ditambah selapis malam inlay disekelilingnya, sprue ditusukkan ditengah pola malam dan
dibiarkan sampai dingin. Sprue berfungsi sebagai pegangan untuk menarik pola malam dari
kavitas dan untuk membentuk saluran tempat mengalirnya logam setelah pola ditanam dan
Tambalan sementara diperlukan untuk melindungi dentin yang terbuka, sampai inlay-nya
selesai dicor. Tambalan ini bisa berupa semen OSE walaupun tidak ideal karena akan sukar
dibuka tanpa merusak preparasi. Lebih disukai memakai akrilik untuk mahkota dan jembatan
sementara karena dapat dibuka dalam satu kesatuan. Akrilik dicampur sampai konsistensinya
kental, dimasukkan kedalam kavitas, dan dibentuk dengan instrumen plastis datar. Ketika
sampai mengeras. Ini akan menghindarkan inlay sementara menempel pada kavitas. Inlay
Tahap Laboratorium
Sprue dan pola diletakkan pada cone-shaped form, ditutup dengan bumbung tuang lalu
dituangi dengan bahan investmen dan dibiarkan mengeras. Jika telah mengeras, cone-shaped
form dan sprue diangkat dengan pinset. Bumbung tuang kemudian dipanaskan dalam tungku
sampai malam meleleh dan menguap atau akriliknya terbakar habis lalu logam cair dicorkan
dan dibiarkan mengeras. Ketika masih panas bumbung tuang dicelupkan kedalam air
sehingga investmen akan pecah dan mudah dibuka. Sprue dipotong, biasanya disisakan
sedikit sebagai pegangan ketika mencoba inlay dalam kavitas. Inlay direk yang kecil biasanya
Kunjungan Kedua
Inlay sementara dibuka dan kavitas dibersihan serta diperiksa dari sisa-sisa tambalan
sementara. Untuk sebagian besar inlay kecil dianjurkan memakai isolator karet agar bila
terjatuh tidak ada resiko tertelan (Kidd, 2000). Sebelum dicobakan kedalam kavitas,
permukaan dalam inlay harus diperiksa dengan teliti memakai alat pembesar. Kemudian inlay
dicobakan kedalam kavitas. Jika restorasinya telah pas, tepi inlay diburnis dengan burnisher
tangan dengan gerakan dari inlay ke gigi. Suatu daerah tepi yang tampak terlalu tebal dapat
dikurangi dengan finishing bur baja bulat dan kecil atau dengan stone putih low speed. Jika
telah ditipiskan, logam dapat diburnis kembali (Kidd, 2000). Tepi inlay dipoles dengan poin
karet pumis dan caret. Kemudian inlay diangkat dan sprue dipotong dengan disk
karborondum dan sisa permukaan dipoles dengan roda karet abrasif. Lalu inlay disemenkan
dengan semen ionomer kaca atau dengan semen zinc fosfat. semen dicampur dengan rasio
sesuai petunjuk pabrik dan diulaskan pada permukaan dalam inlay, dimasukkan kekavitas,
ditekan sampai posisinya baik dengan burnisher. Jika semen telah mengeras, gunakan
eskavator atau sonde untuk menghilangkan kelebihan semen. Restorasi kemudian dipoleh
akhir dengan poin karet pumis dan tepinya divernish (Kidd, 2000).
Teknik preparasi inlay logam indirek sama dengan inlay logam direk, yang membedakan
keduanya adalah pada proses pencetakan. Pencetakan pada inlay logam indirek menggunakan
bahan cetak elastomer. Cetakan dari rahang antagonis dibuat dengan alginat. Syarat penting
dari cetakan adalah semua permukaan oklusal gigi tercetak tanpa gelembung udara sehingga
model atas dan bawah bisa diartikulasikan dengan benar (Kidd, 2000). Rekaman hubungan
antaroklusal dibutuhkan jika cukup banyak gigi yang beroklusi. Tapi jika oklusi diragukan,
bisa dibuat rekaman antaroklusal yang baik pada posisi intercuspal, dengan menggunakan
malam yang dilunakkan dengan pemanasan dan digigitkan. Bahan cetak elastomer bersifat
hidrofobik oleh karena itu permukaan gigi yang dipreparasi harus kering. Gigi diisolasi
dengan kapas serta bisa menggunakan saliva ejector. Rincian permukaan oklusal dari seluruh
cetakan harus diperiksa karena lubang kosong akibat gelembung udara nantinya akan terisi
apabila dibandingkan dengan amalgam, namun dalam hal isolasi gigi, penempatan etsa,
primer dan bahan adhesif pada struktur gigi, insersi, finishing dan polishing dari resin
komposit lebih sulit dari restorasi amalgam. Dan waktu yang dibutuhkan untuk penambalan
lebih lama dan operator harus lebih berhati-hati (Baum, et al., 1995). Kemampuan dan
pengetahuan dari penggunaan material dan keterbatasannya sangat dibutuhkan oleh operator
Jika prosedur komposit hanya membutuhkan sedikit preparasi atau bahkan tidak melakukan
preparasi pada gigi sama sekali, maka diperlukan pembersihan area operasi dengan
menggunakan slurry pumice untuk menghilangkan plak, pelikel, dan pewarnaan superfisial.
Tahapan-tahapan tersebut akan menciptakan area yang baik untuk dilakukan bonding.
b. Shade selection
Perhatian khusus harus kita berikan saat kita mencocokkan warna gigi dengan komposit
material. Umunya gigi berwarna putih dengan berbagai derajat variasi dari abu-abu,kuning,
atau orange. Juga berbeda-beda sesuai translusensi, ketebalan, serta distribusi dari enamel dan
dentin dan juga usia pasien. Faktor lain juga mempengaruhi seperti fluorosis, efek
melakukan pemilihan warna. Pencahayaan alami lebih diutamakan disini. Ketika memilih
warna yang tepat, shade guide diletakkan dekat dengan gigi untuk menentukan warnanya
secara umum. Kemudian seseorang yang lain mencocokkan dengan label shade guide yang
spesifik disamping area yang direstorasi. Area servikal biasanya lebih gelap daripada area
mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah adalah sedikit dari masalah-masalah
yang harus diatasi sebelum prosedur kerja yang teliti dan tepat dapat dilakukan. Beberapa
metode dapat dilakukan untuk mengisolasi daerah kerja, seperti penggunaan rubber dam dan
cotton roll (Baum dkk, 1995). Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll efektif
dalam menghasilkan isolasi jangka pendek, seperti dalam prosedur polishing, penempatan
Preparasi gigi dengan menggunakan bevel mirip dengan preparasi gigi bentuk konvensional
dengan bentuk outline seperti box, tetapi pada margin enamel dibentuk bevel pada margin
enamel. Preparasi ini dapat dibentuk dan disempurnakan dengan menggunakan diamond atau
stone bur. Keuntungan dari bevel pada margin enamel untuk restorasi resin komposit adalah
perlekatan resin pada enamel rods menjadi lebih baik. Selain itu, keuntungan lain adalah
ikatan antara resin dengan email menjadi lebih kuat yang berarti meningkatkan retensi,
mengurangi marginal leakage, dan mengurangi diskolorisasi pada bagian marginal. Bevel
pada bagian cavosurface dapat membuat restorasi tampak lebih menyatu dengan struktur gigi
sehingga tampak lebih estetik. Walaupun memiliki beberapa keuntungan, ternyata bevel ini
biasanya tidak ditempatkan pada permukaan oklusal gig posterior atau permukaan lain yang
berkontak tinggi karena pada preparasi konvensional sudah didesain sedemikian rupa dimana
perlekatannya memanfaatkan enamel rods pada permukaan oklusal. Bevel juga tidak
ditempatkan pada bagian proksimal jika penggunaan bevel ini akan memperluas cavosurface
margin. Preparasi bevel conventional jarang digunakan untuk restorasi resin komposit pada
gigi posterior.
dinding eksternal memerlukan batasan yang benar, bentuk yang sama, kedalaman dentin,
membentuk dinding menjadi sebuah sudut 90 derajat dengan restorasi materialnya. Pada
preparasi gigi konvensional dengan amalgam, bentuk konfigurasi marginal, retensi groove,
dan perlekatan dentin mempunyai ciri-ciri berbeda. Desain preparasi ini digunakan secara
ekstensif pada restorasi amalgam dan komposit masa lampau, dan desain ini bisa
digabungkan ketika penggantian restorasi menjadi salah satu indikasinya. Kegunaan preparasi
konvensional sebelumnya tidak hanya dibatasi pada preparasi permukaan akar saja, namun
bisa juga menjadi desain untuk kelas 3, 4 dan 5. Indikasi utama untuk preparasi konvensional
menggunakan restorasi komposit adalah (1) preparasi terletak pada permukaan akar, (2)
restorasi kelas 1 dan 2 sedang sampai besar. Pada area akar desain preparasi kelas 1 ini akan
memberikan bentuk preparasi yang baik karena ada retensi groovenya. Desain ini
memberikan perlindungan yang baik antara komposit dan permukaan dentin atau sementum
dan memberikan retensi pada material komposit di dalam gigi. Pada restorasi komposit kelas
1 dan 2 yang sedang sampai besar, dibutuhkan bentuk resistensi yang cukup, seperti pada
desain preparasi konvensional menggunakan amalgam. Bur inverted cone ataupun bur karbid
dibutuhkan untuk preparasi gigi, menghasilkan desain preparasi yang sama seperti pada
preparasi amalgam, tetapi luasnya lebih kecil, perluasannya lebih sedikit, dan tanpa preparasi
retensi sekunder. Bur inverted cone akan membuat hasil preparasi yang kasar bila
menggunakan diamond dan menggunakan bentuk desain konservatif dari ekstensi oklusal
fasiolingual. Bentuk marginal butt joint antara gigi dan komposit tidak dibutuhkan (dengan
amalgam wajib dilakukan). Sudut cavosurface pada area tepi dari preparasi bisa lebih dari 90
derajat. Sudut oklusal cavosurface tumpul, sehingga masih belum dapat membentuk dinding
yang konvergen. Penggunaan bur diamond menghasilkan permukaan yang kasar, peningkatan
area kontak, dan peningkatan retensi potensial, namun dapat menghasil menghasilkan smear
layer yang lumayan tebal. Efek ini menyebabkan perlunya peningkatan agitasi dari primer
ketika dilakukan bonding pada area yang kasar. Sistem self-etching bonding bisa
menyebabkan terjadinya efek negative pada smear layer, karena asam yang dikandung
konvensional kelas 1 dan 2 pada amalgam dan restorasi komposit, banyak operator lebih
menggunakan restorasi komposit ketika melakukan preparasi kelas 1 dan 2 pada kavitas
posterior yang besar, atau untuk membentuk kavitas yang lebih kecil. Karena pentingnya
bentuk struktur gigi maka restorasi komposit kelas 1 dan 2 konvensional harus dilakukan
dengan sesedikit mungkin perluasan fasiolingual dan harus diperluas sampai area pit dan fisur
Teknik preparasi ini tidak mempunyai spesifikasi bentuk dinding maupun kedalaman pulpa
atau aksial, yang utama adalah mempunyai enamel margin. Perbedaan yang mencolok antara
teknik preparasi konvensional dan modified adalah bahwa preparasi modified ini tidak
dipreparasi hingga kedalaman dentin. Perluasan margin dan kedalaman pada teknik ini
diperoleh dengan melebarkan (ke arah lateral) dan kedalaman dari lesi karies atau kerusakan
yang lain. Tujuan disain preparasi ini adalah untuk membuang kerusakan sekonservatif
mungkin dan untuk mengandalkan ikatan komposit pada struktur gigi untuk mempertahankan
restorasi di dalam mulut. Round burs atau diamond stone dapat digunakan untuk jenis
preparasi ini, yang akan menghasilkan disain marginal yang serupa dengan beveled
Box-Only
Cara kerja:
a) Box proksimal dipreparasi dengan menggunakan inverted cone bur atau round diamond
c) Kedalaman inisial proximal aksial dipreparasi sedalam 0,2 pada dentinoenamel junction.
a) Indikasi: Modifikasi desain yang ketiga dalam merestorasi kavitas bagian proksimal pada
gigi posterior adalah dengan menggunakan preparasi fasial atau lingual slot. Pada kasus ini,
lesi terdapat pada permukaan proximal, namun operator yakin bahwa akses menuju lesi
tersebut dapat dicapai baik dari arah facial maupun lingual daripada arah oklusal.
c) Cara kerja:
2) Jalan masuk instrument berasal dari gigi yang berdekatan, pertahankan permukaan lingual
3) Kedalaman inisial aksial 0,2 mm pada dentinoenamel junction. Sudut pada oklusal, fasial,
dan gingival cavosurface margin sebesar 90o atau lebih. Preparasi dengan teknik ini hampir
Pulpal Protection
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, proteksi pulpa untuk restorasi komposit
diindikasikan untuk prosedur pulp capping secara langsung. Walaupun beberapa penulis
dari kalsium hidroksida untuk pembukaan pulpa vital. Karena material komposit merupakan
bahan yang retentif dan kuat, maka penggunaan base pada preparasi yang dalam biasanya
tidak diperlukan.
Teknik etsa asam dilakukan untuk mengoptimalkan hasil, termasuk isolasi dari cairan seperti
saliva dan cairan sulkus dengan menggunakan rubber dam atau gulungan kapas dan alat
retraksi. Etsa pada email mempengaruhi inti email dan bagian email yang mengelilinginya.
Cairan dan gel etsa sudah tersedia, konsentrasi asam fosforik sekitar 32% hingga 37%. Etsa
likuid bisa digunakan untuk penetsaan permukaan yang luas, seperti pada sealant dan full
veneer. Thixotropic gels digunakan oleh banyak praktisi untuk dinding preparasi termasuk
bevel dan margin. Etsa dalam bentuk gel dapat digunakan dengan brush atau paper-point
endodontik dengan hati-hati, namun biasanya syringe digunakan untuk menginjeksikan gel
tersebut ke gigi yang sedang di preparasi. Permukaan yang dietsa tidak boleh terkontaminasi
oleh cairan yang ada di rongga mulut. Jika terkena, maka prosedur tersebut harus diulang.
Untuk preparasi yang melibatkan area proksimal dari gigi anterior, matriks polyester
diletakkan diantara gigi sebelum asam di aplikasikan untuk menghindari etsa pada gigi yang
berdekatan.
Restorasi komposit biasanya diaplikasikan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu aplikasi
adesif bonding. Tahap kedua yaitu insersi material restorative. Saat ini terdapat dua tipe
komposit, yaitu self-cured dan light cured. Komposit tipe self cured tidak lagi digunakan
secara luas karena tipe light cured lebih memberikan beberapa keuntungan seperti
cured agar menyebabkan polimerisasi, maka material komposit harus diinsersikan pada
preparasi gigi dengan ketebalan 1-2 mm. hal ini akan menyebabkan sinar dapat
pengkerutan polimerisasi, terutama pada sepanjang dinding gingival. Baik instrumen tangan
maupun alat syringe dapat digunakan untuk menginsersi komposit light cured maupun self
cured. Penggunaan instrument tangan lebih popular digunakan karena lebih mudah dan cepat.
preparasi gigi atau tidak dapat tercampur pada material saat prosedur insersi. Teknik syringe
kecil, teknik syringe akan mendapatkan kesulitan karena ujung syringe yang terlalu besar
sehingga sebaiknya tip syringe yang kosong sebelumnya sudah dicobakan pada preparasi
gigi. Komposit yang dapat diinjeksikan tergantung pula pada viskositasnya. Beberapa
digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan segera
setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah
1. Alat untuk shaping: sharp amalgam carvers dan scalpel blades, seperti 12 atau12 b atau
specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide,anodized aluminium, atau nikel
titanium.
2. Alat untuk finishing dan polishing: diamond dan carbide burs, berbagai tipe dari flexibe
disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic finishing strips, dan
pasta polishing.
Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin komposit dan dapat
b) Discs
Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasive dari disk dapat
mencapai bagian embrasure dan area interproksimal. Disk terdiri dari beberapa jenis dari
yang kasar sampai yang halus yang bisa digunakan secara berurutan saat melakukan finishing
dan polishing.
Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling kasar digunakan untuk
mengurangi ekses-ekses yang yang besar sedangkan yang halus efektif untuk membuat
permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang utama dari penggunaan alat ini
adalah dapat membuat permukaan yang terdapat ekses membentuk groove, membentuk
bentuk permukaan yang diinginkan serta membentuk permukaan yang konkaf pada lingual
gigi anterior
d) Finishing stips
Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan proksimal margin gingival untuk
membuat kontak interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan plastik. Untuk metal biasa
digunakan untuk mengurangi ekses yang besar namun dalam menggunakan alat ini kita harus
berhati-hati karena jika tidak dapat memotong enamel, cementum, dan dentin. Sedangkan
plastic strips dapat digunakan untuk finishing dan polishing. Juga tersedia dalam beberapa
jenis dari yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara berurutan.
Prosedur finishing dan polishing resin komposit:
proksimal, dan margin gingival dan untuk membentuk permukaan proksimal dari resin
komposit.
2. 12b scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari resin komposit pada aspek
distal
3. Alumunium oxide disk digunakan untuk membentu kontur dan untuk polishing permukaan
6. Aluminum oxide finishing strips untuk conturing atau finishing atau polishing permukaan
1. Untuk membuat contur yang baik, kita harus menyesuaikan bentuk restorasi sesuai dengan
anatomi gigi yang benar dan tepat agar diperoleh hasil yang maksimal.
2. Kita harus berhati-hati dan senantiasa memperhatikan hal-hal seperti tactil, kontak dengan
3. Finishing dan polishing sangatlah mempengaruhi hasil akhir restorasi seperti warna
Inlay/Onlay Porcelain
Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan dalam (pit surface) yang
dietsa atau sekurang-kurangnya dikasarkan. Inlay ini disemenkan dengan semen komposit
terhadap email yang sudah dietsa atau ke basis semen ionomer kaca yang dietsa. Jadi, desain
retentif dari kavitas kurang penting dibandingkan untuk inlay logam tuang konvensional.
Disini karies dan restorasi yang lama harus dibuang, tetapi basis ionomer kaca umumnya
dibuat cukup tebal, kadang-kadang di atas subpelapik hidroksida kalsium, dan berfungsi
sebagai pembonding dan penguat dentin yang masih ada pada tonjol gigi. Inlay atau onlay
porselen disini terutama berfungsi untuk memberikan lapisan permukaan oklusal yang tahan
keausan (Sturdevant, 2006; Baum, 1985). Prinsip desain kavitasnya adalah harus masih ada
cukup email atau permukaan ionomer kaca untuk dietsa dan tepinya tidak dibevel. Teknik
pencetakannya sama untuk logam tuang indirek. Untuk penyemenan digunakan resin
komposit khusus. Inlay dikembalikan dari laboratorium dengan permukaan dalam yang telah
dietsa menggunakan asam hidrofluorik atau hanya dibiarkan kasar setelah dilepas dari die
refraktori dengan cara sandblasting. Gigi diisolasi dengan isolator karet, inlay sementara
dilepas, dan email serta setiap semen ionomer kaca yang membentuk bagian preparasi dietsa,
Resin kemudian diaplikasikan menurut petunjuk pabrik. Pada pemakaian beberapa semen
perekat reaksi pengerasan bisa dipercepat dengan penyinaran dan reaksi pengerasan akan
berlanjut secara kimia. Kelebihan semen akan lebih mudah dibersihkan pada saat semen
belum mengeras sempurna. Jika semen sudah mengeras, isolator karet dilepas dan oklusi
dicek dengan kertas artikulasi serta diasah dengan bur intan kecil. Permukaan yang diasah
bisa dipoles dengan disk pemoles komposit atau dengan roret dan poin yang khusus dibuat
Kunjungan Pertama
a) Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunkan bur
fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan
pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah bukopalatal.
Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas utama
yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal
masing-masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi yang masih ada berada
pada keadaan yang terlalu banyak tekanan selama prosedur sementasi dan jika sudut lebih
d) Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup dan dijaga
agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara tonjol merupakan daerah
yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies aproksimalnya
dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk
memeriksa ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka
dengan sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu harus
diperbaiki.
e) Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus di
dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan
membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada
pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat
pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur runcing.
Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan
terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway merupakan
hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya mempunyai kemiringan yang
sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan
pertautan email-dentin dari karies, demikian juga halnya dalam arah bukolingual. Setiap
email yang tak terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah terbuang,
email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding aksial,
maka undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen
pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang
dikehendaki.
g) Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini untuk
memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di
daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil
tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.
Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang.
Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan
supaya tepi tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding
aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak
di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus
dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan tuangan yang
4. Pola Malam
- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.
- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkali-kali
kunjungan
5. Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara, seperti
Kunjungan Kedua
2. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau separating
medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matriks band, wedge atau
3. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan bur untuk
menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan sistemis.
5. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi tersebut.
6. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan eskavator
restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk mengurangi pelarutan semen selama
jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta
pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada berbagai
sikat.
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan. Berdasarkan
perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi yaitu; regular felspathic porcelain
(temperatur tinggi 1200-1400 oC), aluminous porcelain (temperatur sedang 1050-1200 oC),
dan metal bonding porcelain (temperatur rendah 800-1050 oC). PFM merupakan metal
bonding porcelain. PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar
kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik bertahan lama
Teknik preparasi
Secara umum bentuk preparasi gigi untuk restorasi tidak langsung harus mempunyai
ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum untuk memperoleh retensi dan
resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan untuk membuat ketebalan yang adekuat
dari material restorasi tanpa kontur yang berlebihan, maka permukaan dari preparasi
sebaiknya meniru restorasi yang diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri
1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut dalam dapat terlihat.
2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan cara mempersiapkan
dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan retensi maksimal. Posisi gigi yang
3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan tekanan yang
4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi 1/2 gingival harus dibuat mendekati paralel. 1/3
sampai 1/2 oklusal biasanya lebih runcing karena adanya pengurangan dua dataran di sebelah
labial yang dibutuhkan untuk menyediakan ruangan yang cukup untuk material restorasi di
5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan karena jalan masuk
yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan memanjangkan mahkota, dan
bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan pengurangan groove, celah atau box, dan dengan
meminimalkan pengurangan gigi. Untuk mahkota porcelain fused to metal dan untuk
7. Posisi dan tipe margin yang telah selesai ditentukan oleh kontur gingiva, keaslian material
restorasi, ada atau tidaknya core margin, dan pemilihan bahan luthing agent. Bila
yang asli. Akhiran tepi gigi idealnya paling tidak 1 mm melewati core margin untuk