Anda di halaman 1dari 141

Gigi Tiruan

Sebagian Lepasan
Akrilik
TUTORIAL 4
ANGGOTA TUTORIAL
MUHAMMAD SYADZA AL-NAUFAL 1913101010006
AULI SIMAHARA SIAGIAN 1913101010008
RIZKA FADILLA FADLI 1913101010001
TALITHADEHA APWINA 1913101010012
EVLIN VERNANDA 1913101010004
RAISA AMALIA YERMAN 1913101010020
GHINA GHUFRANI 1913101010028
SAYUNA MAULIDA PUTRI 1913101010010
SALSABILA POBRINA 1913101010029
2
1.
Definisi &
Komponen
DEFINISI

Gigi tiruan yang basisnya dibuat dari


bahan resin akrilik.

Theressia M. Proses Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Dari Bahan Kombinasi Logam dan Akrilik. 2019;1-4 4
KOMPONEN
Gigi
Basis artifisial

Cengkeram Saddle
Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II. Jakarta : Hipokrates.

Putri Kusuma Wardhani. 2020. DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RESIN AKRILIK (Literature
Review). Fakultas Kedokteran Gigi. Pendidikan Dokter Gigi. Universitas Hasanuddin. Makassar. 5
Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II. Jakarta : Hipokrates.

Putri Kusuma Wardhani. 2020. DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RESIN AKRILIK (Literature
Review). Fakultas Kedokteran Gigi. Pendidikan Dokter Gigi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

• Basis gigi tiruan  menutupi mukosa mulut di daerah palatum, labial,


bukal dan lingual.
• Gigi artifisial  bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi
menggantikan gigi asli yang hilang dan disusun menjadi suatu rangkaian
pada suatu protesa
• Cengkeram  retensi.
• Saddle  Bagian dari gigi tiruan yang menjadi pengganti tulang alveolar
yang hilang dan mendukung anasir gigi.

6
Gingival:
Cengkram 2 jari
Cengkram Half Jackson

Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II. Jakarta : Hipokrates.

Putri Kusuma Wardhani. 2020. DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RESIN AKRILIK (Literature 7
Review). Fakultas Kedokteran Gigi. Pendidikan Dokter Gigi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Paradental:
Cengkram 3 jari
Cengkram Full Jackson
Cengkram Half Jackson
Cengkram S

8
2.
Indikasi dan
Kontraindikasi
INDIKASI
• Hilangnya satu gigi atau lebih
• Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat sebagai gigi abutment
• Keadaan processus alveolaris masih baik
• Oral hygiene pasien baik
• Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik
Alan B.Carr. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. Elsevier. Page : 104-105.
Gunadi, Haryanto A. ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. hal 218-220
INDIKASI
• Sebagai alat untuk menyelesaikan masalah estetik
dan fonetik.
• Karena alasan keuangan oleh pasien.

Alan B.Carr. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. Elsevier. Page : 104-105.
Gunadi, Haryanto A. ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. hal 218-220
KONTRAINDIKASI
• Oral hygiene pasien buruk
• Pasien belum siap secara fisik dan mental
• Pasien alergi terhadap material gigi tiruan
sebagian lepasan terutama akrilik
• Pasien tidak kooperatif

Alan B.Carr. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. Elsevier. Page : 104-105.
Gunadi, Haryanto A. ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. hal 218-220
3.
Kelebihan dan Kekurangan
KELEBIHAN GTSL AKRILIK
✢ Mudah dipoles dan dapat diperbaiki

✢ Lebih estetis karena stabilitasi warna baik dan pilihan


warna banyak

✢ Terjangkau biayanya

✢ Proses pembuatan mudah dan hanya memerlukan alat


sederhana

Alan B.Carr. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. Elsevier. Page : 104-105.
Gunadi, Haryanto A. ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. hal 218-220
Alan B.Carr. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. Elsevier. Page : 104-105.
Gunadi, Haryanto A. ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. hal 218-220

Kelebihan Resin Akrilik

Dapat dilapis dan Relatif ringan


Warnanya harmonis dgn
dicekatkan kembali
jaringan sekitarnya
dengan mudah

Teknik pembuatan
dan pemolesannya Harganya murah
mudah

15
KEKURANGAN GTSL AKRILIK
✢ Ketahanan terhadap abrasi yang rendah

✢ Konduktivitas termal yang rendah

✢ gigi tiruan resin akrilik memiliki sifat isolasi

✢ Basis resin akrilik cenderung menumpuk endapan


lendir / musin yang mengandung partikel makanan,
serta deposit kalkulus

Alan B.Carr. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. Elsevier. Page : 104-105.
Gunadi, Haryanto A. ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. hal 218-220
Alan B.Carr. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. Elsevier. Page : 104-105.
Gunadi, Haryanto A. ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. hal 218-220

KekuranganResin Akrilik

Penghantar termis yang Abrasi


Dimensinya tdk stabil
buruk

Menyerap cairan Kalkulus dan deposit


mulut makanan melekat

17
4.
Diagnosis dan Prognosis
Pemeriksaan intraoral
Rahang Atas :
Pasien: Ibu Swab
-Kehilangan gigi 14,15, 16, 24, 25 dan 26
Usia: 50 tahun
-Gigi 27 karies dentin bagian mesial
Pekerjaan: Penjual makanan di SD -Tahanan jaringan rendah
Keluhan: tidak dapat mengunyah -Ketinggian tulang sedang
karena gigi belakang bawahnya Rahang Bawah :
sudah banyak hilang dan goyang -Gigi hilang 35, 36, 44, 45, 46
Anamnesis: Memiliki Riwayat -Gigi 47 goyang derajat 3
Diabetes Mellitus -Gigi 41 dan 43 goyang derajat 1
Tujuan pasien: ingin dibuatkan gigi -Tahanan jaringan tinggi
tiruan agar dapat mengunyah Pemeriksaan Ekstraoral :
dengan baik -Profil wajah cembung
-Rima oris normal
-Bibit hypotonus
19
DIAGNOSIS BERDASARKAN KASUS

Rahang Atas:

✢ karies gigi 27 di restorasi dengan RK

✢ Bentuk kasus kehilangan gigi 14,15, 16, 24, 25, dan 26 klasifikasi
kennedy kelas 3 modifikasi 1 memerlukan rehabilitasi dengan
pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik dengan cengkram
half jackson gingival di gigi 13 dan 17 regio 1 serta pada gigi 23 dan
27 di regio 2

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 227 20
Rahang Bawah :

✢ Ektraksi gigi 47 karena mobility derajat 3

✢ Gigi 41 dan 43 mobility derajat 1 dilakukan splinting

✢ Bentuk kasus kehilangan gigi 35, 36, 44, 45, 46 dan 47 klasifikasi
kennedy kelas 3 modifikasi 1 memerlukan rehabilitasi dengan
pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik dengan
cengkram half jackson gingival di gigi 34 dan 37 regio 3 serta
pada gigi 43 regio 4 dengan perluasan basis

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 227 21
PROGNOSIS
Secara umum prognosis kasus pada perawatan gigi tiruan
sebagian lepasan adalah sebagai berikut:

1. Kekooperatifan pasien

2. Kondisi gigi dan kesehatan umum pasien

3. Kemampuan dokter gigi

4. Riwayat penyakit medis lain

5. Usia

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Ed. Quientessence
Publishing, hal: 194-195. 22
✢ Prognosis kasus : Sedang

1. Sosial ekonomi : sedang

2. Kondisi gigi dan kesehatan umum : sedang

3. Kemampuan dokter gigi : Baik

4. Riwayat medis lain : riwayat diabetes melitus

5. Usia : Tua

23
5.
Penatalaksanaan
Perawatan
Perawatan prepostetik, pencetakan model kerja, pembuatan model
kerja, surveying, pembuatan desain, penentuan relasi rahang,
pemasangan articulator, pembuatan cengkram, penyusunan elemen
gigi, uji coba, packing dan polishing, pemasangan dan kontrol
Perawatan preprostetik
✢ Bedah Preprostetik
 Persiapan tindakan bedah, seperti pencabutan gigi,
pembedahan gigi impaksi, tulang atau jaringan
hendaknya dilakukan secepat mungkin dan harus
diselesaikan jauh sebelum pembuatan protesa
dilakukan, supaya penyembuhan optimal bisa
tercapai.
 Anatomi seperti torus, frenulum lingualis dan labialis
yang menganggu desain GT dapat dilakukan
pembedahan

Haryanto. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. EGC hal:129-132
✢ Perawatan Konservatif
✢ Untuk perawatan jangka panjang, perawatan endodontik biasanya harus diperkuat
dengan pasak tuang atau dikembalikan fungsinya dengan mahkota tiruan atau
modifikasi untuk perawatan overdenture. Perawatan konservatif atau restoratif
dengan demikian tidak terbatashany akepada perawatan karies saja, tetapi juga
harus:
1. memberikan kekuatan yang cukup serta cukup tebar untuk preparasi sandaran
oklusal.
2. mengurangi ruang interproksimal yang berlebihan.
3. memberikan ruang oklusal yang cukup luas.
4. membentuk daerah untuk retensi, bila daerah ini memang tidak ada.
5. Mendukung terpenuhinya faktor estetik
6. Memberikan kontur gigi yang sesuai.

Haryanto. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. EGC hal:129-132
✢ Perawatan Ortodontik
✢ Gigi yang sudah lama dicabut biasanya meninggalkan ruang
kosong semakin lama akan menyebabkan relokasi gigi
tetangga  terjadi malposisi dan gigi tidak mengungtungkan
untuk dibuat protesa.
✢ Perawatan ortho untuk memperbaiki malposisi gigi sehingga
memengaruhi keberhasilan perawatan disamping itu juga
meningkatkan kesehatan jaringan periodontal gigi-gigi di
sekitar protesa.

Haryanto. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. EGC hal:129-132
✢ Perawatan periodontik
✢ Untuk memperbaiki kesehatan jaringan pendukung sehingga
meningkatkan keberhasilan perawatan prosto
✢ Pasien yang mengalami kelainan jaringan periodontal tidak bisa
dilakukan perawatan prosto
✢ Tindakan yang dapat dilakukan berupa scalling dan root planing,
kuretase, prosedur gingivektomi, bedah mukogingival, dan lain-lain
disesuaikan dengan indikasi pasien
✢ Pasien kelainan perio harus benar-benar sembuh dan dapat menjadi
kesehatan rongga mulut baru bisa dilakukan perawatan prosto

Haryanto. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. EGC hal:129-132
Perawatan preprostetik pada kasus

✢ RA : karies dentin gigi 27  restorasi dengan GIC atau RK

✢ RB : gigi 47 goyang derajat 3  ekstraksi ( pertimbangan DM)


gigi 41 dan 43 goyang derajat 1  splinting

Mobilitas gigi  dicari penyebabnya. Kemungkinan karena


penyakit periodontal, oklusi traumatic atau sistemik ( DM)

Haryanto. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. EGC hal:129-132
PENCETAKAN MODEL
KERJA

31
Model • Pencetakan pendahuluan yang dibuat sebelum
preparasi mulut. Berfungsi untuk mempelajari

Studi
keadaan mulut pasien, sehingga dapat
menyusun rencana perawatan

Model • Cetakan kedua sesudah preparasi mulut,


menunjukkan keadaan mulut yang siap
Kerja menerima gigi tiruan

Haryanto. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. EGC hal:129-132
Bahan cetak yang digunakan dalam berbagai fase pembuatan GTSL :
1. Rigid
 Bahan cetak dg konsistensi yang rigid
 Dapat mencetak detail pada gigi dan mukosa
 Cenderung fraktur saat dilepaskan dari mulut

2. Thermoplastic
 Bahan cetak yang menjadi plastic pada suhu tinggi; kembali ke bentuk semula saat didinginkan
 Tidak dapat mencetak dg akurat  distorsi permenen saat dilepaskan

3. Bahan elastis
 Bahan yang tetap dalam keadaan elastis atau fleksibel saat sudah setting dan dilepaskan
 Satu- satunya bahan cetak yang tidak deformasi saat dilepaskan
 Secara umum digunakan dalam pembuatan GTSL, immediate denture, crown, GTSC  membutuhkan
akurasi undercut gigi, mukosa, dan permukaan

Carr, Alan B., Brown, David T., 2016, McCracken’s Removable Partial Prosthodontics, Thirteenth Edition, Canada : Elsevier (hlm
Pencetakan model kerja pada kasus
skenario
✢ RA : Sendok cetak yang digunakan adalah jenis stock tray
berlubang dan bersudut dengan bahan cetak alginate dan
Teknik mukostatis

✢ RB : sendok cetak yang digunakan adalah jenis stock tray


tidak berlubang dan bersudut dengan bahan cetak
impression compound dengan teknik mukokompresi

✢ Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II. Jakarta : Hipokrates.
• IMPRESSION COMPOUND (modeling plastic)
 bahan termoplastik yang disediakan dalam bentuk lembaran ( cakes) dan stick.
 Ada dua jenis tersedia.
• Tipe I  bahan lower fusing untuk membuat cetakan di rongga mulut;  dapat
diberikan dalam bentuk lembaran atau stick
• Tipe II adalah  higher, juga disebut senyawa compound  digunakan untuk
membentuk compound di rongga mulut.
 Aplikasi umum lainnya  untuk pencetakan kedua, mencetak bentuk fungsional
alveoral ridge, dan pembentukan tepi

Carr, AB. Brown, DT. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 13th Ed. Indiana : Elsevier. Page
219-220
Manipulasi

• Dilakukan pelunakan oleh panas ( suhu)


• Temperatur sesuai dengan manufaktur  jika tidak, material akan kehilangan
karakteristik yang menguntungkan
• Setelah tray cetakan ditempatkan ke rongga mulut, harus dipegang dengan lembut
(pasif) pada posisinya sampai cetakan mendingin di bawah suhu peleburan. (Tidak
boleh diganggu sampai mencapai suhu oral)
• Bahan harus merata pada saat ditempatkan di tray dan benar-benar sudah dingin
sebelum cetakan ditarik dari mulut.
• Air dingin dapat disemprotkan pada saat tray berada di dalam mulut sampai kompon
benar-benar mengeras sebelum tray cetak dikeluarkan.

Carr, AB. Brown, DT. 2016. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 13th Ed. Indiana : Elsevier. Page 219-220
• Bahan cetak alginat adalah bahan cetak gigi yang
paling banyak digunakan dan paling serbaguna.
Bahannya mudah didapat, relatif murah, mudah
digunakan, dan dimensinya akurat.
Alginat • Kelemahan utama dari bahan cetak alginat adalah
ketidakmampuan untuk menyimpan bahan untuk
jangka waktu yang cukup lama. Cetakan alginat
harus dituangkan dalam waktu 12 menit setelah
dikeluarkan dari mulut.
• Keuntungan lain dari bahan cetak alginat adalah
bahwa tray khusus tidak diperlukan untuk
sebagian besar cetakan. Tray khusus hanya
digunakan bila tray yang tersedia tidak sesuai
dengan lengkung gigi.

M. Barsby, Book Review: Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics, vol. os17, no. 3. 2010. P:130-152
Posisi Pasien Dan Dokter Gigi Selama Prosedur
Pembuatan Cetakan

• Saat membuat cetakan mandibula, seorang dokter gigl harus berdiri di


sebelah kanan dan di depan pasien. Hal ini memungkinkan dokter gigi untuk
memegang tray di tangan kanan.
• Saat membuat cetakan rahang atas, seorang dokter gigi harus berdiri di
sebelah kanan dan di belakang pasien. Ini memungkinkan lengan dan tangan
kiri dokter gigi untuk melingkari kepala pasien dan membuka sudut kiri
mulut.

M. Barsby, Book Review: Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics, vol. os17, no. 3. 2010. P:130-152
PEMBUATAN MODEL
KERJA
1. Setelah cetakan dibersihkan dari saliva, diperiksa apabila ada cacat,
dan disemprot dengan disinfektan, lalu segera tuang gips. Dalam
situasi apa pun, cetakan alginat tidak boleh dibiarkan selama lebih
dari 12 menit

2. Buat campuran stone, sebaiknya dibawah vakum sesuai petunjuk dan


selesaikan pengecoran pertama.

3. Pastikan semua pinggiran ditutupi oleh setidaknya 6 mm stone.

Phoenix RD, Cagna DR. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics.


39
4th Ed. Chicago : Quintessence. 2008. Page : 309
4. Setelah initial set (10 sampai 12 menit), basahi dasar tuang pertama
dan tambahkan tuang kedua. Balikkan cetakan pertama di atas alas
stone dan bentuk alasnya.

5. Antara 45 dan 60 menit setelah penuangan pertama, pisahkan


cetakan dari gips jika bahan hidrokoloid telah digunakan. 

6. Basahi gips secara menyeluruh dalam air dengan merendamnya


sebagian. Jangan merendam gips sepenuhnya karena ini akan
mencegah udara keluar dari stone.

7. Rapikan gips.

Phoenix RD, Cagna DR. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th Ed. Chicago : Quintessence. 2008. Page : 309 40
SURVEYING

Surveyor gigi  alat yang digunakan


untuk menentukan kesejajaran relatif
dari dua atau lebih permukaan gigi
atau bagian lain dari cast pada
lengkung gigi.
41
a. Surveying platform
b. Vertical column
c. Lengan horizontal
d. Lengan surveying
e. Mandrel
f. Pemegang alat surveying
g. Meja surveying

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222 42
Analyzing rod, yang digunakan untuk Carbon Maker, yang digunakan untuk Undercut gauge, yang
menentukan kesejajaran permukaan menandai ketinggian kontur gigi  digunakan untuk
model  mengidentifikasi posisi
undercut yang diinginkan
pada gigi

Surveying Tools

Rodney. D. Phoenix.
2008.Stewart’s Clinical
wax knife, yang digunakan Removable Partial
selama prosedur blockout dan Meja survei yang dirancang Prosthodontics Fourth Edition.
dalam konstruksi restorasi untuk menahan model studi Quintessence Publishing Page
yang disurvei 43 206-222
Prosedur Survey

44
 Guiding plane diperlukan untuk mempermudah
Mengidentifikasi kemiringan pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan tanpa
(Guiding Plane) paksaan. Guiding plane dapat ditemukan dengan
mencari kesejajaran antara permukaan proksimal
gigi.

model studi dipasang Kemiringan model digambarkan dari


pada meja survei sudut pandang seseorang yang melihat model sebelah kiri
permukaan posteriornya. Oleh karena menampilkan kemiringan ke
nya model di sebelah kiri menampilkan
kemiringan anterior, sedangkan model di
kiri. model di sebelah kanan
sebelah kanan menampilkan kemiringan menampilkan kemiringan ke
posterior kanan

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 45


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222
Jalur insersi (panah) adalah rute yang Jalur masuk untuk prostesis
Prostesis Kelas I Kennedy
dilalui oleh gigi tiruan sebagian lepasan
dapat masuk atau keluar dari Kennedy Kelas II dengan ruang
selama penempatan dan pelepasan.
Jalur ini ditentukan selama prosedur posisi yang diinginkan pada modifikasi ditentukan oleh ruang
survei dan desain dan sejajar dengan berbagai sudut (panah). modifikasi.
lengan vertikal surveyor

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222 46
Path of insertion dari klasifikasi kehilangan gigi berbeda – beda

Kelas I Kennedy : dapat masuk atau keluar dari posisi yang diinginkan
pada berbagai sudut.

Kelas II Kennedy : lengkungan Kelas II Kennedy yang tidak dimodifikasi


dibatasi hanya pada salah satu ujung ruang tak bergigi. Akibatnya, protesa
dapat masuk atau keluar dariposisi berbagai sudut.

Namun, jika lengkungan Kennedy Kelas II menunjukkan ruang


modifikasi dengan ada gigi di sisi berlawanan dari lengkung, ruang
modifikasi akan menentukan path of insertion.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222 47
 Kelas III Kennedy: Pada Kennedy Class III , ruang
edentulous seluruhnya dibatasi gigi. guiding planes
pada permukaan proksimal gigi penyangga
menentukan single path of insertion

 Kelas IV Kennedy: Kelas IV Kennedy umumnya


menunjukkan single path of insertion.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222 48
Menempatkan survey line

 Penempatan garis survey yang tepat sangat penting untuk


proses desain dan harus diselesaikan dengan sangat hati-
hati. Untuk menempatkan garis survei, carbon marker
ditempatkan di mandrel surveyor, dan mandrel dikencangkan

 vertical arm surveyor tidak dikunci untuk memastikan


pergerakan bebas ke arah supero-inferior. surveying table
kemudian dipindahkan di sepanjang permukaan platform
sampai model bersentuhan dengan carbon marker.

 Praktisi dapat melakukannya dengan mengontrol surveyor’s


vertical arm dengan satu tangan sambil memandu gerakan
surveying table dengan tangan yang berlawanan.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222 49
Survey lines dipindahkan kegigi
dengan menggerakkan surveying
table melintasi platform sambil
mempertahankan kontak ringan
antara carbon marker dan model

Survey lines dipindahkan ke area


jaringan lunak dengan cara yang
sama

Proses ini dilanjutkan sampai


Survey lines yang diperlukan telah
ditandai dengan jelas

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222
Retentive undercut: harus ada pada gigi abutment
saat model berada pada horizontal tilt (zero tilting).

a) Tidak terdapat undercut pada model diletakkan


pada zero tilting.
b) Penggunaan surveyor untuk mendeteksi adanya
undercut.
c) Dengan memiringkan model, operator bisa saja
mendapatkan daerah undercut
d) Kerangka GTSL dapat di buat berdasarkan
survey line yang terlihat.
e) Saat di balikkan pada posisi horizontal, undercut
yang sebelumnya di dapatkan karena model
dimiringkan akan hilang.
f) Retensi pada gigi menjadi kurang dan terlihat
jelas.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222
Menemukan dan menandai undercut

 Daerah undercuts harus ditempatkan secara akurat dan


ditandai dengan tepat untuk memungkinkan penempatan dari
lengan cengkram.

 Oleh karena itu, prosedur untuk menemukan dan menandai


undercut retentif memerlukan perhatian khusus Kedalaman dan
posisi undercut yang diinginkan akan bervariasi dengan
material cengkram yang akan digunakan.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222
Undercut gauge yang
sesuai ditempatkan pada
mandrel.

Vertical arm surveyor diangkat


sampai kepala undercut gauge
menyentuh area undercut gigi

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222
Interference: struktur dalam rongga mulut yang
dapat mengganggu pemasangan GTSL.

Terdapat 2 interference:
 Interference of Maxillary Arch: ex: torus palatinus, yang dapat
mengganggu penempatan konektor RA.

 Interference of Mandibular Arch: ex: torus lingual, dapat mengganggu


ketebalan konektor mayor atau mengganggu aktivitas lidah.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222 54
Torus palatal yang
dapat mengganggu
pemasangan GTSL

Tori lingual yang


dapat mengganggu
pemasangan GTSL

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 55


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222
Surveying sangat penting untuk dilakukan
sebelum kita melakukan pembuatan cengkram,
dengan melakukan survey kita akan menemukan
 daerah undercut gigi.

Hal tersebut bisa menjadi acuan kita dalam


menempatkan lengan cengkram. Jika posisi dari
komponen gigi tiruan sebagian lepasan sudah
benar  menunjang keberhasilan dari
perawatan gtsl itu sendiri.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 206-222
PEMBUATAN
DESAIN

57
✢ Tahapan mendesain  menentukan gambaran bentuk yang akan dibuat oleh
teknisi kepada pasien, berupa perencanaan gambaran GTSL yang dilakukan
dengan menggambar dan perincian data pendukung.

✢ Tujuan  gigi tiruan yang didapatkan nantinya akan memiliki retensi yang
baik, stabilisasi yang baik, pembagian beban kunyah lebih merata antara gigi
penjangkaran dengan jaringan pendukung lainnya.

Drg. Sri Hardianti Irwan, Sp.Pros. Diktat Kuliah Prostoonsia III Bagian 1. Universitas Indonesia FKG bagian
prostodonsia. Hal : 28 58
Cara mendesain : desain gambar pada kartu status di tempat yang
sudah disediakan yaitu pada gambaran lengkung gigi rahang atas dan
rahang bawah. Bila akan mengirim model kerja ke laboratorium Teknik
gambar dibuat pada lembaran khusus, dan dilengkapi dengan
keterangan terperinci tentang data pasien yang berhubungan dengan
pasien.

Drg. Sri Hardianti Irwan, Sp.Pros. Diktat Kuliah Prostoonsia III Bagian 1. Universitas Indonesia FKG bagian
prostodonsia. Hal : 28 59
✢ Terdapat prinsip dasar desain GTSL yaitu memelihara atau mempertahankan
Kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan Sebagian lepas dengan memperhatikan :

1. Distribusi tekanan yang luas (melalui cengkram)

2. Mempersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)

3. Phisiologic basing (tekanan fisiologis pada mukosa bawah basis)

Drg. Sri Hardianti Irwan, Sp.Pros. Diktat Kuliah Prostoonsia III Bagian 1. Universitas Indonesia FKG bagian
prostodonsia. Hal : 28 60
Color coding
Merah digunakan untuk menunjukkan
tindakan yang diperlukan dan untuk
penempatan tanda tripod. Hal ini juga
digunakan untuk mengidentifikasi area gigi
dan jaringan lunak yang harus dipreparasi,
dikontur ulang, atau dihilangkan

Garis hitam digunakan untuk menunjukkan


garis survei pada gigi dan jaringan lunak,
untuk memberikan instruksi tertulis di dasar
gips (panah). Instruksi tertulis dapat
mencakup jenis penggantian gigi, jenis
jepitan, atau kedalaman undercut yang akan
digunakan.

Phoenix RD, Cagna DR. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. 4th Ed. Chicago :
Quintessence. P:222, 234-235 61
Biru menunjukkan bagian dari gigi tiruan
sebagian lepasan yang akan dibuat dari
resin akrilik

Phoenix
Phoenix RD, Cagna DR. 2008. Stewart’s Clinical RD, Cagna
Removable DR. Prosthodontics.
Partial 2008. Stewart’s Clinical
4th Ed.Removable
ChicagoPartial
: Prosthodontics. 4th Ed.
Chicago : Quintessence. P:222, 234-235
Quintessence. P:222, 234-235 62
RELASI RAHANG
1. Relasi Rahang Vertikal
Dimensi vertikal mengacu pada pengukuran vertikal
wajah antara dua titik yang berubah-ubah.

Gambar 14-2 dimensi vertikal oklusal


gambar 14-1 dimensi istirahat fisiologis

 
Phoenix, R.D., Cagna. D.R., and DeFreest, C.F. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Edition. Hanover Park : Quintessence
Publishing Co Inc. Page : 367-370.
Dimensi istirahat fisiologis
✢ ditentukan ketika pasien dalam posisi tegak dan benar-benar istirahat.
✢ Posisi mandibula dihasilkan oleh keseimbangan otot antara otot
pengunyahan, kelompok otot postservikal, kelompok otot infrahyoid,
dan kelompok otot suprahyoid.
✢ Pada posisi ini, gigi rahang atas dan rahang bawah pasien tidak boleh
bersentuhan.
✢ Ruang antara gigi rahang atas dan rahang bawah disebut sebagai ruang
istirahat interoklusal

 
Phoenix, R.D., Cagna. D.R., and DeFreest, C.F. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Edition. Hanover Park : Quintessence
Publishing Co Inc. Page : 367-370. 65
Dimensi vertikal oklusal
✢ Ditentukan dengan mengukur dimensi vertikal saat gigi
pasien berada pada posisi interkuspal maksimal.

✢ Dimensi istirahat fisiologis akan selalu lebih besar dari


dimensi vertikal oklusal. Pada kebanyakan pasien,
perbedaan pengukuran ini adalah 2 hingga 4 mm.

 
Phoenix, R.D., Cagna. D.R., and DeFreest, C.F. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Edition. Hanover Park : Quintessence
Publishing Co Inc. Page : 367-370. 66
Mengubah dimensi vertikal oklusal yang ada
Untuk sebagian besar pasien yang membutuhkan gigi tiruan sebagian lepasan, pengukuran
dimensi vertikal oklusal tidak diperlukan. Jika gigi asli yang tersisa tampak normal dalam
ukuran, bentuk, dan posisi, dan gigi ini menunjukkan kontak yang dapat diterima selama
penutupan, hubungan vertikal ini harus dipertimbangkan sebagai dimensi vertikal oklusal.

Gambar 14-3 Penurunan dimensi Gambar 14.4 Peningkatan tinggi interoklusal ini
vertikal oklusal dapat disertai harus dilakukan dengan menggunakan alat
dengan keausan gigi yang signifikan lepasan sementara dalam bentuk overlay resin
akrilik
 
Phoenix, R.D., Cagna. D.R., and DeFreest, C.F. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Edition. Hanover Park : Quintessence
Publishing Co Inc. Page : 367-370.
Menetapkan dimensi vertikal oklusal

Gambar 14-5) pengukuran ini dicapai dengan menentukan dimensi istirahat


fisiologis dan kemudian mengurangi 2 sampai 3 mm (ruang istirahat interoklusal
rata-rata). ). Pengukuran yang dihasilkan adalah dimensi di mana prostesis harus
dibuat.
 
Phoenix, R.D., Cagna. D.R., and DeFreest, C.F. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Edition. Hanover Park : Quintessence
Publishing Co Inc. Page : 367-370.
2. Relasi Rahang Horizontal
Dua relasi horizontal mandibula dengan maksila harus dipertimbangkan
dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.

Gambar 14-6 Hubungan sentris adalah hubungan


fisiologis mandibula ke maksila ketika kedua condyle-
disc distabilkan terhadap slopes posterior eminensia
artikular (anak panah). Menurut definisi, hubungan
sentris adalah hubungan tulang-ke-tulang dari
mandibula ke maksila. Posisi mandibula yang tersisa
(shading) berada di depan relasi sentris.

 
Phoenix, R.D., Cagna. D.R., and DeFreest, C.F. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Edition. Hanover Park : Quintessence
Publishing Co Inc. Page : 367-370.
 
Gambar 14-7 Posisi interkuspal maksimal
mewakili yang paling lengkap interdigitasi
giginya. Dalam kebanyakan kasus, posisi
interkuspal maksimal (panah) adalah anterior
dan inferior terhadap relasi sentris (shading,
garis putus-putus).

 
Phoenix, R.D., Cagna. D.R., and DeFreest, C.F. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics 4th Edition. Hanover Park : Quintessence
Publishing Co Inc. Page : 367-370. 70
PEMASANGAN
ARTIKULATOR
Tujuan utama dari prosedur pemasangan
diagnostik (mounting) adalah menempatkan
gips diagnostik dengan benar pada artikulator
gigi. Untuk mencapai tujuan ini, cetakan
harus terkait satu sama lain dan dengan
sumbu pembukaan/penutupan artikulator.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial 71
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Prosedur pemasangan diagnostik dapat dibagi menjadi: tiga fase yang
berbeda yaitu sebagai berikut

✢ 1. Orientasi gips rahang atas ke elemen kondilus artikulator melalui


transfer facebow

✢ 2. Orientasi gips mandibula ke gips maksila pada hubungan rahang


sentris pasien melalui catatan hubungan sentris yang akurat

✢ 3. Verifikasi hubungan ini dengan cara tambahan catatan relasi sentris


dan perbandingan oklusal kontak pada artikulator dengan yang ada di
mulut

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Transfer facebow

✢ Langkah pertama dalam prosedur pemasangan diagnostik


melibatkan: pemasangan gips maxilla pada artikulator semi-
adjustable.

✢ Hubungan tiga dimensi antara lengkung rahang atas pasien dan


kondilus mandibula harus disimulasikan dalam pemasangan
cetakan diagnostic/dalam proses mounting.

✢ Untuk mencapai ini, rahang atas gips harus berhubungan


dengan elemen kondilus artikulator persis seperti lengkung
rahang atas berhubungan dengan kondilus pasien

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Facebow digunakan untuk merekam hubungan
tiga dimensi antara lengkung rahang atas pasien dan
kondilus mandibula dan mentransfernya ke artikulator.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Alat Bahan yang perlu dipersiapkan untuk “facebow transfer” :
1. Gips rahang atas yang akurat
2. Artikulator semi-adjustable
3. Facebow dan garpu gigitan kompatibel dengan yang dipilih
sesuai dengan artikulator
4. Plastik model merah (red cake modeling plastik)
5. Bunsen
6. Penggaris milimeter dan marker
7. Dental stone, bowl, dan spatula
8. Media pemisah stone

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Teknik
Langkah-langkah teknis yang terlibat dalam melakukan transfer
facebow agak bervariasi tergantung pada facebow dan articulator yang
digunakan. Namun, langkah-langkah berikut berlaku untuk semua
prosedur facebow:
1. Persiapan bite fork
2. Orientasi facebow untuk menggigit garpu dan referensi poin
3. Orientasi facebow ke artikulator
4. Pemasangan gips rahang atas ke articulator

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Persiapan dengan garpu gigitan

Modelling Plastic harus dilunakkan dalam penangas air pada suhu


60 ° C (140 ° F) dan disesuaikan dengan kedua sisi bite fork

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Sedangkan modelling plastic masih lunak, bite fork
harus diposisikan dengan benar dalam mulut

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Ketika modelling plastic telah dingin, garpu gigitan harus
dikeluarkan dari mulut dan diperiksa. Lekukan yang dihasilkan
oleh permukaan insisal dan oklusal harus jelas dalam modelling
plastic

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Selanjutnya modelling plastic harus didinginkan dalam
air es dan dipangkas/dipotong sehingga hanya lekukan
cusp tip yang tetap ada

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Jika gigi rahang atas yang tersisa tidak terdistribusi secara luas, hal
tersebut sangat memengaruhi stabilitas pemodelan. Untuk mengatasi masalah
ini, pemasangan yang akurat baseplate resin akrilik dan wax occlusion rim harus
dibuat pada model RA. Baseplate dan rim harus digunakan untuk memberikan
kontak tambahan dengan catatan modelling plastic dan meningkatkan akurasi
transfer facebow.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Setelah catatan diperiksa dan di-trim, model RA harus
dimasukkan ke dalam catatan untuk memverifikasi
kecocokan dan stabilitas

Sebelum model ditempatkan ke dalam catatan, model RA


harus sekali lagi diperiksa untuk ketidakakuratan. Semua nodul pada
cetakan bagian permukaan oklusal gigi harus dihilangkan.
Selanjutnya, gips rahang atas harus ditempatkan ke dalam cetakan
pada permukaan superior dari catatan plastik pemodelan.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Orientasi pemasangan facebow ke gigitan garpu dan titik referensi

Bite fork dan catatan gigi pada modelling plastic harus duduk
dengan kuat pada gigi rahang atas pasien. Pasien harus diarahkan
untuk menutup mulut. Dengan cara ini, pasien dapat
mempertahankan posisi bite fork dengan tekanan oklusal. Hal ini
juga dapat membebaskan tangan dokter gigi dan memfasilitasi
penempatan facebow.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Bite fork diposisikan dengan benar di gigi pasien;
kemudian facebow diposisikan mengarah sejajar ke
batang bite fork

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Earpiece atau bagian ujung dari facebow
disesuaikan ke bukaan pendengaran eksternal

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Penunjuk orbital diposisikan ke bagian dari
infraorbital notch yang sebelumnya sudah di
tandai dengan menggunakan marker.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Pada tahap ini, sekrup pada facebow
dikencangkan. Sekrup ini mempertahankan
hubungan antara facebow dan bite fork.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Orientasi pemasangan facebow ke articulator
Langkah-langkah berikut harus digunakan dalam mempersiapkan artikulator dan
mengarahkan facebow ke articulator:

1. Artikulator harus dibersihkan dan disetel dengan benar. Panduan condylar harus
diatur pada 30 derajat, panduan lateral atau Bennett pada 15 derajat, dan meja
insisal pada 0 derajat. Condylar ball harus dikunci di posisi paling belakang.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
2. Anterior elevator (panah) harus dipasang pada transfer
rod. Elevating pin harus disesuaikan ke posisi paling
atas dan diamankan dengan sekrup

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
3. Spring bow harus diregangkan hingga terbuka dan
earpiece harus ditempatkan pada auditory pin
pada aspek lateral artikulator. Pada tahap ini,
bagian anterior Spring-Bow harus bertumpu pada
elevating pin.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
4. Facebow diatur ke posisi vertikal yang tepat.
Anterior elevator diatur untuk mempertahankan
posisi vertikal. Panah menunjukkan kontak
indikator orbital dengan perangkat bidang orbital.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
5. Penopang gips dipasang pada bagian bawah
artikulator dan disesuaikan untuk menstabilkan
bite fork. Panah menunjukkan bite fork yang
bertumpu pada penyangga gips.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Attachment of maxillary cast to articulator
Berikut ini adalah langkah-langkah yang terlibat dalam memasang gips rahang atas ke
articulator:

1. Model RA harus ditempatkan dengan benar dalam


catatan modeling plastic

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
2. Campuran low-expansion dental stone harus disiapkan sesuai dengan
petunjuk pabrik. Upper member artikulator harus dinaikkan ke posisi
terbuka, dan dental stone yang baru disiapkan harus ditempatkan di
dasar model.

3. Upper member artikulator harus dikembalikan ke posisi tertutup.Dokter


gigi harus memastikan bahwa pin insisal bersentuhan dengan incisal
table. Dental stone harus dikontur untuk mengikat bukaan pada cincin
pemasangan. Kontur luar harus halus

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
Preparation of articulator and mounting of mandibular cast
 

Pada tahap prosedur pemasangan diagnostik ini, praktisi harus memiliki Model
RA yang terpasang dengan benar, catatan relasi sentris yang akurat, dan Model
RB yang belum terpasang.

1. Facebow dan cast support harus dilepas dari artikulator jika hal ini belum
tercapai. Gips maxilla yang terpasang harus dilepas dari artikulator.

2. Catatan relasi sentris harus ditempatkan pada gips rahang atas. Pastikan
bahwa cusp tip akurat sesuai dengan catatan.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
3. Model RB dicocokkan pada lengkung catatan
lekukan relasi sentris. Praktisi harus memastikan
bahwa cusp tips secara akurat sesuai dengan
catatan. Model ditahan dengan tekanan ringan
menggunakan jari.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
4. Model difiksasi menggunakan wire struts bersama
dengan modelling plastic. Metal stabilizing struts dapat
dibuat dengan memotong hanger wire sepanjang 75
mm.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
5. Mekanisme penguncian untuk pin insisal harus dilonggarkan dan pin
dibuka 2 sampai 3 mm dari pengaturan netralnya. Hal ini menciptakan
peningkatan ruang antara bagian atas dan bawah artikulator dan
mengkompensasi ketebalan rekaman interoklusal

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
6. Mounting ring RA harus dipasang ke bagian atas artikulator, dan sekrup
pemasangan harus dikencangkan. Mounting ring yang bersih harus
dipasang ke bagian bawah artikulator. Ketika ini telah tercapai, artikulator
ditempatkan pada permukaan horizontal.

7. Dasar dari gips mandibula dibasahi dengan air slurry yang jernih.
Selanjutnya, bagian dasar dipoles dengan media pemisah cairan

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
Prosthodontics. 4th ed. Chicago: Quintessence Publishing Co. pg. 159-181
8. Campuran mounting stone atau accelerated dental stone harus
disiapkan. Artikulator kemudian harus ditutup. Praktisi harus
memastikan bahwa pin insisal dalam kontak dengan meja insisal. Pada
tahap ini, dental stone harus dibentuk dan dihaluskan.

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
9. Setelah dental stone mengeras, modeling plastic
dan metal stabilizing struts harus dilepas. Catatan
interoklusal juga dilepas, dan pin insisal harus
disesuaikan dengan benar

Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. 2008. Stewart‟s Clinical Removable Partial
PEMBUATAN
CENGKERAM
Cengkeram Half Jackson gingival digunakan di gigi
13,17(regio 1); 23,27(regio 2); 34,37(regio3); 43(regio 4)

Cengkram Half Jackson gingival, hampir sama dengan


cengkeram Half Jackson paradental bedanya
cengkeram ini melalui bagian proksimal dekat diastem
dan di bagian lingual lurus ke bawah, tetap di tepi
lingual.

Indikasi: gigi molar, premolar, kaninus.

Gunadi, Haryanto A., dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II. Jakarta : Hipokrates.

Putri Kusuma Wardhani. 2020. DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN RESIN AKRILIK (Literature Review).
102
Fakultas Kedokteran Gigi. Pendidikan Dokter Gigi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
PENYUSUNAN ELEMEN GIGI

• Penyusunan gigi dilakukan diatas wax


• Tahapannya dimulai dari penanaman elemen gigi tiruan sesuai dengan warna,
susunan, bentuk gigi pasien dan sesuai dengan oklusi pada basis pola malam.
• Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu gigi anterior atas, gigi
anterior bawah, gigi posterior atas dan gigi posterior bawah.

Gunadi, A. Haryanto, Lusiana K. B, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (Removable Partial
Prosthodontics) Jilid 2. Jakarta: Hipokrates. Hal 379-393
Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lengkap Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1995: 135-165
Rudd KD, Morrow RM, Eissmann HF. Dental Laboratory Procedures Removable Partial Denture. St.
Louis: Mosby Company.1986;Vol 3: 136327.
103
PENYUSUNAN ELEMEN GIGI
• Saat penyusunan gigi posisi pin vertical articulator yg harus menyentuh
piringan dasar. Jika tidak menyentuh incisor guide table (gigi disusun terlalu
tinggi/ ukuran gigi terlalu besar atau tinggi, maka dimensi vertical menjadi
tinggi.  pengasahan bagian dalam dari dasar gigi tiruan dengan acrylic
trimmer
• Batas servikal tidak diasah kacuali jika sangat diperlukan (mis. gigi pendek)

• Setelah gigi selesai disusun pada bagian pola malam dibuat wax contouring
bertujuan untuk pembentukan basis gigi tiruan seperti gingiva asli 
pengukiran gum cuff

Gunadi, A. Haryanto, Lusiana K. B, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (Removable Partial
Prosthodontics) Jilid 2. Jakarta: Hipokrates. Hal 379-393
Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lengkap Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1995: 135-165
Rudd KD, Morrow RM, Eissmann HF. Dental Laboratory Procedures Removable Partial Denture. St.
Louis: Mosby Company.1986;Vol 3: 136327.
104
Skenario

Rahang Atas
Gigi yang hilang : 14, 15, 16, 24, 25, dan 26

Rahan Bawah
Gigi yang hilang : 35, 36, 44, 45,dan 46
a. Penyusunan gigi anterior rahang atas

1) Insisivus satu rahang atas

Titik kontak sebelah mesial berkontak dengan midline. Sumbu gigi miring 5 o terhadap garis midline,
titik kontak sebelah mesial tepat pada garis tengah.

2) Insisivus dua rahang atas

Titik kontak sebelah mesial berkontak dengan distal insisivus satu kanan rahang atas, sumbu gigi
miring 5o terhadap garis midline. Inklinasi antero-posterior bagian servikal condong lebih ke palatal.

3) Caninus rahang atas

Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal dan hampir sejajar dengan garis midline. Titik kontak mesial
berkontak dengan titik kontak distal insisiv dua. Permukaan labial sesuai dengan lengkung bite rim.

Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1991:88-122 106
b. Penyusunan gigi anterior rahang bawah

1) Insisivus satu rahang bawah

Sumbu gigi tegak lurus terhadap meja artikulator. Titik kontak mesial tepat pada midline. Titik kontak distal
berkontak dengan titik kontak mesial insisiv dua.

2) Insisivus dua rahang bawah

Inklinasi gigi lebih ke mesial. Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal insisiv satu.

3) Caninus rahang bawah

Sumbu gigi lebih miring kemesial, ujung cups menyentuh bidang oklusal dan berada diantara gigi insisiv dua
dan caninus rahang atas. Sumbu gigi lebih miring ke mesial dibandingkan gigi insisiv dua rahang bawah.

Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1991:88-122 107
b. Penyusunan gigi posterior rahang atas

1) Premolar satu rahang atas (Gigi 14 & 24)

Sumbu gigi terletak lurus bidang oklusal. Titik kontak mesial berkontak dengan
titik kontak distal caninus. Puncak cups buccal tepat berada atau menyentuh
bidang oklusal. Permukaan buccal sesuai lengkung bite rim.

2) Premolar dua rahang atas (Gigi 15 & 25)

Sumbu gigi terletak lurus bidang oklusal. Titik kontak mesial cups palatal
terangkat kurang lebih 1 mm di atas bidang oklusal. Permukaan buccal sesuai
lengkung bite rim.

Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1991:88-122 108
3) Molar satu rahang atas (Gigi 16 & 26)

Sumbu gigi pada bagian servikal sedikit miring ke arah mesial.


Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal
premolar dua.

4) Molar dua rahang atas

Sumbu gigi pada bagian servikal sedikit miring ke arah mesial.


Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal molar
molar satu.

Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1991:88-122
b. Penyusunan gigi posterior rahang bawah

1) Premolar satu rahang bawah (Gigi 44)

Sumbu gigi tegak lurus pada meja artikulator. Cups buccal terletak
pada central fossa antara premolar satu dan caninus atas.

2) Premolar dua rahang bawah (Gigi 35 & 45)

Sumbu gigi tegak lurus. Cups buccal terletak pada centra fossa
antara premolar satu dan premolar dua atas.

Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1991:88-122 110
3) Molar satu rahang bawah (Gigi 36 & 46)

Cups mesio buccal gigi molar satu rahang atas berada di groove
mesio buccal molar satu rahang bawah, cups buccal gigi molar satu
rahang bawah berada di fosacentral.

4) Molar dua rahang bawah

Inklinasi antero-posterior dilihat dari bidang oklusal.

Hasanur, Itjiningsih W. Geligi Tiruan Lepasan. Penerbit Buku Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.1991:88-122
UJI COBA / TRY IN
Indikasi uji coba klinis:

• Untuk melihat prosthesis, apakah memungkinkan praktisi untuk


mengevaluasi estetika dan karakteristik fonetik dari protesa dan
untuk membuat perubahan yang tepat dalam susunan gigi

• Untuk memverifikasi keakuratan catatan hubungan rahang.

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 397 - 454 112
Prosedur klinis:

✢ Pasien harus duduk, dan gigi tiruan sebagian dicoba ke dalam mulut.
✢ Pengamatan visual dari kontak oklusal harus digunakan untuk menentukan
apakah terdapat kesalahan
✢ Pasien harus diinstruksikan untuk memakai prostesis selama 3 sampai 5
menit
✢ Selama waktu ini, pasien harus diarahkan untuk berbicara
✢ Praktisi harus terlibat dalam percakapan dengan pasien menggunakan
kesempatan ini untuk menilai kualitas fonetik dan estetika prostesis

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 397 - 454 113
1. Try in gigi Anterior
✢ Cek garis median

✢ Lihat tepi sayap dari malam apakah sudah tepat dan


sudah melekat ke mukosa.

✢ Cek oklusi gigi anterior.

✢ Cek apakah dimensi vertikal pasien berubah.

Gunadi, A. Haryanto, Lusiana K. B, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
(Removable Partial Prosthodontics) Jilid 2. Jakarta: Hipokrates. 114
2. Try in gigi Posterior
✢ Cek garis median
✢ Lihat tepi sayap dari malam apakah sudah tepat dan sudah
melekat ke mukosa.
✢ Cek oklusi gigi anterior-posterior.
✢ Pasien diminta untuk mencoba gerakan mulut seperti
mengunyah serta bicara.
✢ Cek apakah dimensi vertikal pasien berubah.

 Setelah try in geligi tiruan malam dalam mulut pasien,


kedua geligi tiruan atas dan bawah ditempatkan kembali
pada model kerja artikulator, lalu dilakukan tahap lab

Gunadi, A. Haryanto, Lusiana K. B, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
115
(Removable Partial Prosthodontics) Jilid 2. Jakarta: Hipokrates.
Packing dan
Polishing
Packing
Packing merupakan proses pencampuran monomer dan
polymer resin akrilik ke dalam mold space. Sebelum dilakukan
proses packing, mould space diolesi CMS yang bertujuan untuk
memudahkan protesa terlepas dari gips yang telah diaduk
sebelumnya saat proses deflasking. Proses packing ada dua,
pertama metode kering (dry method) yaitu bubuk akrilik ditaburkan
diatas monomer. Kedua, wet method yaitu, cara mencampur di luar
mold dan bila sudah mencapai dough stage dimasukkan ke dalam
mold.

Phoenix RD., Cagna DR.,. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. Quintessence, Chicago, 4rd ed. Page: 415-425
Sumber: Gunadi, A. Haryanto, Lusiana K. B, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (Removable Partial Prosthodontics) Jilid 2. Jakarta:
Hipokrates. Hal 379-393 118
Wet Metode

 Adonan packing dimasukkan ke dalam mold ketika dough stage, dimana


dilakukan pencampuran di luar mold dan bila sudah mencapai dough
stage dimasukkan ke dalam mold. Packing sangat baik dilakukan
dengan menggunakan jari.

 Proses dilanjutkan dengan curing, curing merupakan proses


polimerisasi antara monomer dan polymer dengan bantuan pemanasan
yang merata atau zat kimia yang lainnya. Kemudian dilakukan prosedur
deflasking, finishing dan polishing.

Phoenix RD., Cagna DR.,. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. Quintessence, Chicago, 4rd ed. Page: 415-425
Sumber: Gunadi, A. Haryanto, Lusiana K. B, dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (Removable Partial Prosthodontics) Jilid 2. Jakarta:
Hipokrates. Hal 379-393 119
Packing
Resin ditekan kedalam pada
sekitar gigi pada seluruh bagian
flask

Tutup antara kedua bagian


flask

Phoenix RD., Cagna DR.,. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. Quintessence, Chicago, 4rd ed. Page: 415-425
 Kemudian buka flask dan
periksa apakah ada kelebihan
atau kekurangan dari resin di
sekitar gigi
 Kelebihan dari resin
dikeluarkan/dibuang dengan dull
instrumen
 Bentuk tambahan closure yang
sangat kecil hingga surface dari
resin terlihat
 Tutup flask kembali hingga
menghasilkan tekanan namun
tanpa adanya plastic sheet lagi
 Kemudian lakukan deflasking

Phoenix RD., Cagna DR.,. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. Quintessence, Chicago, 4rd ed. Page: 415-425
Polishing
Polisihing dan Finishing
• Jika waxing dan prosedur
packing dilakukan dengan
benar, maka area hanya
membutuhkan finishing dan
polishing yang minimal
• Kemudian, batas dari resin
dihaluskan dengan pumice
hingga hasil tidak lagi terlihat
adanya undercut dan
permukan menjadi halus

Phoenix RD., Cagna DR.,. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. Quintessence, Chicago, 4rd ed. Page: 415-425
• Perpanjangan distobuccal
dari maxillary prostesis harus
ditipiskan agar memudahkan
pergerakan mandibula.
• Sedangkan perpanjangan
pada distolingual ditipiskan
agar tidak menimbulkan
crowding dan iritasi pada
lidah
• Batas resin akrilik harus 2-
3mm dengan sudut yang
membulat

Phoenix RD., Cagna DR.,. 2008. Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics. Quintessence, Chicago, 4rd ed. Page: 415-425
Pemasangan
dan Kontrol
• diperiksa dalam waktu 24 jam setelah pemasangan protesa lepasan sering
kali iritasi yang diakibatkan gigi tiruan belum dirasakan oleh pasien, tapi itu
bisa diketahui oleh dokter

• Jika kesulitan-kesulitan terdeteksi dan diperbaiki dalam waktu cepat, pasien


tidak akan merasakan sakit dan ketinyamanan yang mungkin akan timbul

• Setelah pasien duduk dan sebelum pemeriksaan mulut dimulai, pasien


hendaknya ditanya apakah ada masalah tertentu dan, jika demikian, apa
persisnya masalah ini. Pasien harus diyakinkan bahwa sebagian besar
masalah dapat diselesaikan dengan cepat dan sederhana. Bahkan jika tidak
ada keluhan mulut harus diperiksa dengan hati-hati dengan protesis di dalam
dan keluar dari mulut

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 447-448 126
Keluhan biasanya terdiri dari tiga kategori utama:

• Rasa sakit atau ketidaknyamanan yang timbul dari


jaringan keras dan lunak dari edentulous ridge
• Rasa nyeri pada satu atau lebih gigi
• Hal-hal lain seperti ketidakstabilan protesis, lidah dan
pipi mengigit, dan kesulitan berbicara dan makan

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 447-
127
448
Iritasi Jaringan Lunak
Ulserasi

Setiap area yang


menunjukkan
peningkatan kemerahan
atau translusensi harus
menimbulkan
kecurigaan
overextension. Tampilan translucent
tampilan translucent atau keputihan (panah)
Sedikit perubahan warna
mungkin ada di:
menjadi jelas sebelum jaringan lunak
perbatasan basis gigi
ulserasi yang sering menunjukkan iritasi. Lesi
tiruan yang terlalu
ini (panah) dihasilkan oleh basis
sebenarnya terjadi gigi tiruan yang terlalu panjang.
panjang. Lesi seperti itu
biasanya mendahului
ulserasi
Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics
128
Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 397 - 454
Eritema

• Kekasaran dasar gigi tiruan dapat


dikoreksi hanya dengan
menggunakan pasta indikator
tekanan untuk melihat area
kekasaran dan menghilangkan
resin akrilik dengan bur
laboratorium dalam handpiece
kecepatan rendah
• Setelah penyesuaian dilakukan,
yang lain percobaan dengan pasta
indikator tekanan harus dilakukan
Kemerahan atau eritema pada jaringan lunak untuk memverifikasi bahwa
umumnya disebabkan oleh kekasaran basis tekanan telah dikurangi
gigi tiruan atau oleh sedikit gerakan
menggosok basis gigi tiruan terhadapjaringan
lunak

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


129
Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 397 - 454
Iritasi pada Gigi

• Ketika iritasi jaringan lunak telah dihilangkan, praktisi harus mengevaluasi


semua gigi yang berkontak dengan prostesis
• Dengan prostesis dikeluar dari mulut, mesial, tekanan distal, bukal, dan lingual
harus diterapkan pada sisa gigi asli.
• Tekanan paling baik diterapkan menggunakan jari telunjuk masing-masing
tangan.
• Jika prostesis telah memberikan kekuatan yang tidak diinginkan pada satu atau
lebih gigi  respon sakit

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 397 - 454
130
Macam-Macam Keluhan
✢ Tersedak
✢ Masalah dengan fonetik
✢ Menggigit pipi atau lidah
✢ Kesulitan mengunyah
✢ Ketidakstabilan gigi tiruan sebagian
lepasan

Rodney. D. Phoenix. 2008.Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics


Fourth Edition. Quintessence Publishing Page 397 - 454
EVALUASI
PASCA
PEMASANGAN
Faktor Penting
Pasca
Pemasangan Gigi
Tiruan
1. Perubahan Jaringan Lunak
✢ Ketebalan mukosa pada daerah tak bergigi berkisar
antara 1,1-1,3 mm pada mandibula dan 1,4-2,9 mm
pada maksila  menjadi lebih tipis lagi pada pemakai
geligi tiruan
✢ Meningkatnya keratinisasi jaringan lunak mulut 
perubahan kimiawi sel pada epitel palatum ( pada
bagian yang tertutup)
✢ Kurangnya stimulasi mekanis pada mukosa  inflamasi
dan menurunnya daya tahan terhadap infeksi

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 408-410
2. Perubahan Jaringan Keras
✢ Tekanan basis terhadap jaringan lunak 
gangguan sirkulasi  inflamasi  resorpsi
residual ridge
✢ Pembebanan berlebih pada alveolar ridge 
atrofi
✢ Penyusutan tulang rahang terjadi lebih besar
pada mereka yang memakainya pada siang
hari saja.

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 408-410
3. Rasa Nyaman
✢ Geligi tiruan baru akan dirasakan sebagai benda asing
dan aneh yang memenuhi rongga mulut  pasien perlu
diingatkan untuk tidak mengatur diri mengerak-gerakkan
protesanya dengan bibir/lidah
✢ Pada hari-hari pertama, pasien akan mengalami
hipersalivasi  hingga mampu beradaptasi
✢ geligi tiruan rahang bawah selalu lebih mengganggu
dari protesa atas.
✢ Lamanya waktu pemakaian, dan kerjasama
pengendalian antara lidah, bibir, pipi akan menentukan
keberhasilan adaptasi
Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 408-410
4. Bicara
✢ Untuk dapat berbicara secara normal dengan geligi
tiruan, terutama bila hampir semua gigi yang sudah
hilang, membutuhkan latihan.
✢ Salah satu cara latihan dapat dilakukan dengan
berlatih membaca keras-keras di depan sebuah
cermin. Diucapkan berkali-kali setiap kata yang sulit
diucapkan.

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 408-410
5. Pengunyahan ( Mastikasi)
✢ Butuh Latihan penyesuaian untuk dapat mengunyah; biasanya
beberapa hari sampai beberapa minggu, bergantung pada jumlah
serta jenis gigi asli yang hilang.
✢ Pada hari-hari pertama anjurkan mengunyah makanan yang relatif
lebih lunak dan potongan-potongan kecil.
✢ Membiasakan mengunyah pada kedua sisi rahang akan mencegah
terangkatnya geligi tiruan selama fungsi.

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 408-410
6. Penyesuaian
✢ Walaupun geligi tiruan sudah dibuat sebagaimana mestinya dan
cekat dengan permukaan jaringan sekitarnya, masih tetap terjadi
pergerakan  menimbulkan rasa sakit, untuk jangka waktu yang
bervariasi pada masing-masing tempat yang berlainan di dalam
rongga mulut.
✢ Penyesuaian tahap pertama dilakukan 24 jam setelah pemasangan,
lalu disusul lagi 48 jam sebelumnya.
✢ Agar dapat mendeteksi bagian mana yang perlu diperbaiki, pasien
dianjurkan untuk memakai geligi tiruannya sepanjang malam
sebelum berkunjung sehingga luka-luka masih dsb tetap ada.

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 408-410
7. Kesehatan Mulut dan
Pemakaian Geligi Tiruan
✢ Protesa sebaiknya dilepaskan pada malam hari 
memberikan kesempatan istirahat yang memadai
bagi jaringan mulut pendukungnya.
✢ Protesa tidak selalu digunakan  selain bisa
bersantai, lidah maupun otot-otot sekitar mulut,
dengan bantuan air liur sempat melakukan dan
stimulasi terhadap jaringan yang berada di bawah
protesa.

Gunadi, Haryanto. Et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Page 408-410
Terima Kasih
141

Anda mungkin juga menyukai