Laporan Kasus
OLEH:
Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai peran penting pada tubuh
manusia diantaranya berfungsi untuk mengunyah, berbicara, dan dalam berpenampilan. Gigi
yang sehat jika tidak dirawat dengan baik akan menyebabkan timbulnya masalah, antara lain
gigi tanggal. Setiap individu idealnya mempertahankan gigi permanen sepanjang hidup, namun
demikian gigi dapat lepas atau perlu dicabut dengan berbagai alasan.
Kehilangan gigi antara lain dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal dan
trauma. Kehilangan gigi dapat berpengaruh terhadap aktivitas sosial. Hal ini selaras dengan
pendapat McGrath dan Bedi yang dikutip oleh Emini bahwa kehilangan gigi dapat
memengaruhi keadaan fisik seperti penampilan estetik, terganggunya sistem mastikasi dan
memengaruhi kenyamanan bicara. Hasil penelitian Wong menemukan bahwa kehilangan gigi
geligi dapat memengaruhi keadaan fisik dan psikologis, seperti kurangnya percaya diri dan
keterbatasan aktifitas sosial.
Perawatan dengan pemakaian gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang hilang sangat
penting karena pemakaian gigi tiruan akan menolong pasien dalam memperbaiki estetis,
mengembalikan mekanisme pengunyahan, memulihkan fungsi bicara, memelihara atau
mempertahankan kesehatan jaringan sekitar mulut, relasi rahang dan meningkatkan kualitas
hidup. Gigi tiruan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan lepas dan gigi tiruan
cekat. Gigi tiruan lepas dapat dibagi menjadi gigi tiruan lepas lengkap (Full Denture) dan gigi
tiruan lepas sebagian (Partial Denture).1
c. Pontik6,7
Pontik merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang
hilang.
Berikut adalah persyaratan ideal pontik
1) Mengembalikan fungsi gigi yang diganti.
2) Memberikan estetika dan kenyamanan.
3) Harus dapat diterima secara biologis.
4) Pertahankan residual ridge dan mukosa yang mendasarinya.
5) Memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan gaya oklusal.
Klasifikasi pontik
Desain ridge lap memberikan estetik yang baik, namun jika ridge mengalami
resorbsi di bagian fasial, dapat terlihat artifisial. Permukaan pontik yang menghadap
jaringan yang cekung dan luas, membuat pembersihan plak agak sulit. Inflamasi dan
ulserasi jaringan lunak sering dihubungkan dengan pontik tipe ini.
Desain modified ridge lap merupakan tipe pontik yang paling polpuler. Pontik
ini biasanya menyebabkan sedikit inflamasi di area ridge dibandingkan dengan
pontik ridge lap karena permukaan yang cekungnya lebih kecil dan mudah
dibersihkan. Namun, tetap terdapat permukaan cekung di tengah permukaan jaringan
yang sulit dilewati benang gigi dan/atau sikat gigi. Jika ridge edentulous tidak
resopsi parah, biasanya estetik cukup baik.
Gambar 2. Modified ridge lap
c. Ovate pontic
Pontik ovate ditemukan oleh Abrams pada tahun 1980. Walaupun permukaan
jaringan berbentuk cekung, pontik ovate dibuat berbentuk cembung untuk mengatasi
kelemahan ridge lap atau modified ridge lap. Hasilnya, pontik ini lebih mudah
dibersihkan. Namun, karena tinggi kontur permukaan cembung didesain dekat
dengan dasar, terkadang benang gigi tidak dapat melewatinya, khususnya pada
periodonsium yang tipis, dimana jarak papila tertinggi dengan margin gingiva tidak
jauh. Kecembungan ovate pontic dibuat untuk untuk menciptakan profil
kemunculan yang benar. Pontik ini berkontak dengan jaringan.
d. Conical pontic,
Pontik ini juga dikenal dengan istilah pontic ‘egg-shaped’, ‘bullet-shaped’ dan
‘heart-shaped’
c. Cantilever bridge
Desain ini merupakan desain gigi tiruan yang sangat konservatif dengan pontik yang
terhubung secara kaku atau rigid ke retainer sedangkan ujung lain tidak. Kondisi
cantilever yang ideal adalah insisivus lateral digantikan dengan dukungan gigi caninus
dan premolar pertama digantikan dengan gigi premolar kedua (penyangga primer) dan
molar pertama (penyangga sekunder).
e. Compound bridge
Yaitu merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigi tiruan cekat dan
bersatu menjadi satu kesatuan.
f. Maryland bridge
Yatu gigi tiruan cekat adesif yang retainernya berupa sayap dari logam yang dietsa
dengan asam dan dilekatkan dengan menggunakan resin komposit pada gigi penyangga
yang tela dietsa. Preparasinya hanya meliputi daerah proksimal dan lingual dengan
pengambilan jaringan email yang sedikit.
a. Jaringan periodontal:
Kesehatan jaringan periodontal, kesehatan jaringan periodontal secara umum
memiliki gingiva yang berwarna merah muda sehat, tembus cahaya, dan memiliki
tampilan berbintik-bintik kusam dengan berbagai tingkat pigmentasi melanin.
Penampakan attached gingiva yang tender dan eritematosa dapat mengindikasikan
adanya proses inflamasi. Daerah resesi gingiva yang meluas ke apikal dari sambungan
CEJ harus dicatat, kemudian, mengukur dan mencatat kedalaman poket periodontal.
Selain itu, derajat mobilitas semua gigi juga harus dicatat.
b. Kondisi gigi:
Ø Hilangnya gigi, karies, restorasi, keausan gigi, fraktur, abrasi, malformasi, dan
erosi harus dinilai.
Ø Penilaian oklusal: general alignment, kontak lateral dan protrusive
Ø Evaluasi gigi penyangga (abutment): gigi penyangga harus dalam keadaan
yang kuat untuk menahan tekanan kunyah dan tidak mengalami mobilitas.
Gigi yang dirawat endodontik dapat dipertimbangkan sebagai gigi penyangga.
Selain itu, perlu pula diperhatikan kondisi jaringan di sekitar gigi penyangga,
yaitu harus dalam keadaan sehat dan bebas dari inflamasi. Evaluasi lainnya
meliputi rasio mahkota-akar, konfigurasi gigi, luas permukaan jaringan
periodontal, dan tes vitalitas. Rasio mahkota akar yang ideal sebagai
penyangga adalah 2:3 atau minimal 1:1. Bentuk akar kerucut memberikan
dukungan yang tidak maksimal. Adapun akar yang divergen dan multipel
dapat memberikan dukungan yang lebih maksimal. Gigi yang besar tentunya
juga memiliki luas permukaan periodontal yang besar pula dan akan menahan
gaya lebih baik. Kemudian kemiringan gigi penyangga tidak boleh lebih besar
dari 25° agar preparasi tidak membahayakan pulpa. Dua gigi penyangga dapat
mendukung pontik.
6. Informed Consent
Informed consent atau surat persetujuan tindakan perawatan wajib diberikan
kepada pasien setelah menjelaskan diagnosis dan rencana perawatan.
Gambar 14. (A) Posisi mencetak rahang bawah; (B) Posisi mencetak rahang atas
• Prosedur pembuatan model studi
1. Dental stone dicampur secara proporsional dengan air dan dituangkan dimulai
dari sudut cetakan negatif. Bahan biasanya dituangkan dalam tiga lapis.
Lapisan pertama harus memiliki campuran bahan yang lebih cair.
2. Kemudian cetakan harus ditempatkan pada vibrator untuk menghindari
pembentukan gelembung udara.
3. Konsistensi campuran bahan kedua harus sedikit lebih kental dan campuran
bahan terakhir
4. Bahan cetak dibiarkan hingga setting hingga diperoleh model studi.
5. Model harus dipisahkan dari cetakan, 1 jam setelah dituang.
b. Chroma
Setelah hue dipilih, selanjutnya lakukan pencocokan chroma. Chroma
didefinisikan sebagai intensitas dari hue. Istilahnya saturasi dan chroma digunakan
secara bergantian di kedokteran gigi dan keduanya berarti kekuatan hue tertentu atau
konsentrasi pigmen. Misalnya, jika hue B ditentukan sebelumnya, maka terdapat empat
gradasi dari hue yang dapat dipilih antara lain B1, B2, B3, dan B4.
c. Value
Value didefinisikan sebagai terang atau gelap relatif dari sebuah warna atau
kecerahan suatu objek. Kecerahan suatu benda adalah konsekuensi langsung dari
jumlah energi cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan benda. Value ditentukan
dengan menggunakan sampel yang tersusun dalam urutan tingkat kecerahan.
Gambar 15. Susunan value pada shade guide digunakan untuk memeriksa
kecerahan gigi
Prosedur dalam pemilihan warna gigi pada pasien adalah sebagai berikut.
a) Mempersiapkan shade guide yang sesuai dengan porselen: Vita Lumin untuk
porselen Vita dan Bioform untuk porselen Biobond dan Ceramco.
b) Pasien harus menghapus kosmetik dan distraksi lainnya sebelum pemilihan
warna dilakukan.
c) Gigi harus dibersihkan sebelum pemilihan warna. Rubber cup dan pasta
profilaksis diberikan pada area dimana warna akan disesuaikan.
d) Ketika pemilihan warna dilakukan, operator berdiri di antara pasien dan sumber
cahaya.
e) Shade guide kemudian didekatkan pada gigi dan pemilihan warna dilakukan
secara cepat. Pemilihan warna setidaknya dilakukan dalam maksimal 5 detik
untuk mencegah kelelahan retina.Beberapa praktisi melakukan pemilihan warna
hue terlebih dahulu (kelompok A, B, C, atau D). Chroma dan value berkaitan
erat, oleh karena itu setelah kelompok hue dipilih, shade tab akhir (misal: A2)
dipilih saat kedua karakteristik dipertimbangkan secara bersamaan.
f) Tab dipegang pada kedua sisi gigi ketika akan memilih dua warna yang mirip.
g) Area gingiva dari shade tab dicocokkan dengan bagian gingiva dar gigi asli
h) Akhiran insisal dari tab dibandingkan dengan area insisal dari gigi asli
9. Preparasi Gigi Abutment9
a. Alat dan bahan
• Oral diagnostic
• Handpiece high speed
• Dental bur (short needle diamond bur, flat-end dan round-end tappered fissure
bur, tappered torpedo diamond bur)
• Bite Block
• Handpiece
• Handscoen dan masker
• Spoit 3 cc dan anestetikum 1 ampul (pehacain)
• Povidone iodine
• Cotton roll, cotton pelletProsedur
a. Prosedur
1) Lakukan desinfeksi mukosa dan lakukan anestesi infiltrasi pada daerah
mucobuccofold gigi yang akan dipreparasi
2) Reduksi oklusal diawali dengan membuat saluran orientasi menggunakan round-
end tappered diamond bur. Reduksi dilakukan sebanyak 2 mm.
3) Membuat bevel pada cusp fungsional, dengan diawali dengan pembuatan saluran
orientasi sebesar 2 mm menggunakan round-end tappered diamond bur. Adapun
angulasi bevel dibentuk mendekati kemiringan cusp gigi antagonisnya.
Gambar 17. Preparasi bagian cusp funsional gigi abutment
4) Preparasi bagian bukal dengan flat-end tapered torpedo diamond bur yang
diawali dengan pembuatan saluran orientasi dengan kedalaman sekitar 1,2 mm.
Selanjutnya, struktur gigi yang tersisa diantara saluran orientasi dipreparasi
menggunakan bur yang sama
Gambar 18. preperasi bagian bukal gigi abutment, A. Pembuatan saluran orientasi, B & C.
Preparasi struktur gigi diantara saluran orientasi
5) Preparasi daerah proksimal gigi dengan bur short needle diamond bur.
Gambar 20. preperasi bagian lingual gigi abutment dan pembentukan akhiran preparasi
Gambar 23. hasil preparasi gigi abutment untuk mahkota porcelain fused to metal.
Gambar 24. rekomendasi pengambilan struktur jaringan pada gigi abutment untuk mahkota
porcelain fused to metal.
Features Fungsi
Radial shoulder: Daya tahan struktural dan pemeliharaan
Periodontal
Chamfer: Integritas marginal dan pemeliharaan
Periodontal
Reduksi aksial Retensi, resistensi, dan daya tahan struktural
Reduksi insisal Daya tahan structural
Wing Retensi, resistensi, dan pemeliharaan
struktur gigi
Gambar 26. Mencampurkan bahan putty dan memasukkan bahan pada sendok cetak.
4) Selanjutnya lepaskan sendok cetak dari gigi pasien dan lepaskan polyethilene
secara perlahan
5) Bahan cetak light body diinjeksikan di atas cetakan putty dan juga pada gigi
yang telah dipreparasi.
Gambar 29. Menginjeksikan bahan cetak light body pada gigi yang telah dipreparasi
6) Hasil cetakan akhir menggunakan light body akan menampilkan hasil cetakan
yang akurat
5) Instruksikan pasien untuk menggigit ringan dan sealami mungkin pada wax.
a b c
d e f
Gambar 33. (a) daerah edentulous direstorasi dan dikoreksi dengan wax; (b) pencetakan model gips
menggunakan putty; (c) Preparasi gigi abutment pada model gips; (d) Resin akrilik diruangkan kedalam cetakan
putty; (e) Cetakan putty difiksasi kemodel gips menggunakan karet gelang; (f) Setelah setting dan dipasang ke
model gips