Anda di halaman 1dari 8

DISKUSI TATAP MUKA POST CORE CROWN

Nama Pasien : Nurul Fitri


Nama Operator : Ekasusanti
Elemen Gigi : 21
Usia Pasien : 27 tahun
NPM : 1413101020043
Tanggal :

KeluhanUtama
Pasien datang dengan keluhan gigi depan kanan atas berlubang besar, dan mulai di sadari
sejak kurang lebih 2 tahun lalu.

Status Umum
Pasien memiliki riwayat asam lambung dan tidak memiliki riwayat sistemik lainnya.

Status Khusus
a. Gigi 11 mengalami kerusakan yang diakibatkan karena karies yang besar.
b. Gigi 11 telah selesai dilakukan perawatan saluran akar.
c. Gigi 11 tidak pernah sakit atau terasa goyang.
d. Gigi 11 belum pernah dibuatkan mahkota tiruan.
e. Pasien ingin dibuatkan mahkota tiruan pada gigi 11 untuk memperbaiki fungsi
pengunyahan.

Pemeriksaan Objektif
Hasil pemeriksaan ekstra oral, wajah terlihat simetris, bibir sehat, kelenjar submandibula
kanan dan kiri tidak teraba dan tidak sakit. Hasil pemeriksaan intraoral terlihat mahkota gigi
11 telah dibangun artificial wall, telah dilakukan perawatan saluran akar dan direstorasi
sementara menggunakan cavit (Gambar 1). Tes palpasi dan perkusi negatif.

1
Gambar 1. Foto Klinis Gigi 11
Pemeriksaan Radiograf
Pada pemeriksaan radiograf perbandingan mahkota akar 1:2 dimana terlihat saluran akar
normal, ligamen periodontal normal, lamina dura normal. Ditemukan bahan pengisi saluran
akar padat dan hermetis (Gambar 2).

Gambar 2. Foto Radiograf Gigi 11

Diagnosis : endodontically treated tooth


Rencana Perawatan : Post core crown dengan pasak fiber.
Prognosis :
a. Dari sudut pandang periodonsia: prognosis baik, tidak ada mobility pada gigi tersebut dan
oral hygiene pasien baik.
b. Dari sudut pandang prostodonti: prognosis baik, karena struktur gigi masih mencukupi
untuk dilakukan restorasi pasca endodontik.
c. Dari sudut pandang endodonsia: prognosis baik, karena telah dilakukan perawatan saluran
akar dengan bahan pengisi yang padat dan hermetis.

2
d. Faktor pendukung: prognosisnya baik, tidak memiliki kebiasan buruk, kooperatif dan
akses ke RSGM mudah.

Persiapan Alat :
1. Alat standar (kaca mulut,sonde berkait, sonde lurus, pinset, ekskavator)
2. Bur intan bulat
3. Bur fisur
4. Peeso reamer
5. Penggaris besi
6. Kapas butir
7. Kapas gulung
8. Mixing slab
9. Spatula semen
10. Sendok cetak

Persiapan Bahan :
1. Pasak fiber
2. Semen pasak
3. Tumpatan sementara
4. Double impression
5. Wax
6. Benang retraksi
7. Akrilik putih
8. Vaseline
9. Semen sementara non eugenol

ProsedurKerja:
Kunjungan I
1. Pengisian rekam medik
2. Mengukur panjang kerja pasak, panjang dan diameter pasak (ukuran pasak yg
tersedia)
a. Panjang pasak 1:1 dengan panjang mahkota gigi.
Panjang mahkota : 8 mm
Panjang pasak : 8 mm

3
b. Diameter pasak = 1/3 diameter akar
1
= 3 × 5 = 1,6 𝑚𝑚

Panjang dan diameter pasak yang tersedia:


Panjang: ± 17 mm
Diameter: 1,2,3 (putih, kuning, biru)
3. Buka tumpatan sementara
4. Pencetakan mahkota sementara
a. Pencetakan gigi menggunakan alginate dan pengecoran menggunakan gipsum
b. Wax up
c. Pencetakan (yang telah di wax up) menggunakan double impression
5. Preparasi pasak
a. Pembuangan gutta perca sepanjang panjang kerja pasak (tandai dengan stopper)
menggunakan peeso reamer yang dihubungkan ke handpiece.
b. Minimal pasak fiber yg masuk ke dalam saluran akar = sepanjang mahkota
c. Minimal gutta perca yang tersisa = 5 mm
d. Bentuk preparasi kearah apikal : sesuai dengan bentuk anatomi saluran akar,
mengecil ke apikal.
e. Bentuk penampang pasak : tidak boleh bulat, harus oval
f. Besar preparasi : Minimal menyisakan ½ dari diameter akar untuk akar besar atau
minimal meninggalkan 1 mm jaringan sehat disekeliling saluran akar, pada akar
kecil sampai normal.

Gambar 3.Preparasi dengan Peeso Reamer

6. Percobaan pasak fiber ke dalam saluran akar


7. Dilakukan foto radiograf pertama

4
8. Potong pasak fiber sebatas kamar pulpa
9. Sementasi pasak fiber
a. Pengadukan semen pasak
b. Ambil lentulo lalu masukkan semen ke dalam saluran akar hingga merata,
kemudian masukkan pasak fiber yang telah dioleskan semen ke dalam saluran
akar.
10. Build up mahkota gigi 11
11. Preparasi mahkota
a. Permukaan proksimal
Pedoman : Berupa garis yang ditarik dari gingival crest kearah oklusal, searah
sumbu gigi berjarak 1,5 mm dari titik kontak.
Cara : Menggunakan bur pointed taper cylindrical, diletakkan diantara garis
pedoman dan titik kontak, ujung bur setinggi gingival crest dan sejajar dengan
sumbu gigi/garis pedoman. Bur diputar, pemotongan dari arah buko-palatal.
Setelah titik kontak terputus, pengeburan diteruskan sampai garis pedoman.
Sehingga jarak gigi tersebut 1-1,5 mm dari gigi tetangga. Didapat kesejajaran
dinding mesial-distal dan bidang preparasi rata dan halus.

Gambar 4. Bur Pointed Tapered Cylindrical

Gambar 5.Pedoman Preparasi Proksimal

5
b. Permukaan oklusal
Pedoman : Buat garis dengan pensil berjarak 1-2 mm, namun jika gigi mengalami
fraktur maka cukup garis lurus untuk meratakan.
Cara : Menggunakan bur round end, arah penggambilan dari bukal ke lingual
membentuk sudut 450 dengan sumbu gigi. Didapat bidang preparasi yang rata dan
halus.

Gambar 6. Bur Round End

Gambar 7.Pedoman Preparasi Oklusal

c. Permukaan bukal
Pedoman : Buat groove dengan kedalaman 1-1,5 mm, dibuat 2-3 groove,
kedalaman groove semakin ke servikal semakin dangkal.
Cara : Pengeburan bertahap dengan mengikuti pedoman preparasi sampai
pedoman groove hilang. Permukaan preparasi rata dan halus.

Gambar 8. Pedoman Preparasi Bukal

6
d. Permukaan lingual
Preparasi dengan kedalaman 0,5-1 mm. Dimana cingulum ke arah oklusal sesuai
dengan bentuk anatomi gigi. Dan permukaan preparasi halus dan rata.

e. Preparasi tepi servikal


Menggunakan bur tapper round end dengan bentuk preparasi membentuk sudut
yang membulat (bevel).

f. Pembentukan finishing line


Pasang benang retraksi lalu gunakan finishing bur (TR 25EF) pita kuning untuk
membulatkantepipreparasi yang tajam, menghaluskan seluruh permukaanbidang
preparasi sehingga ratadanbebasdari undercut.

Gambar 9. Bur Finishing

12. Pencetakan menggunakan double impression


13. Pembuatan catatan gigit menggunakan wax
14. Pengiriman ke laboratorium
15. Pembuatan dan pemasangan mahkota sementara
a. Pengisian hasil cetakan (yang telah di wax up menggunakan double impression)
dengan dentalon
b. Lalu dicetak kembali pada gigi
c. Poles hasil cetakan
d. Pasang dan sementasi sementara dengan freegenol

7
Kunjungan II
1. Adaptasi crown
Perhatikan bentuk anatomi crown, artikulasi dengan gigi antagonis, titik kontak
dengan gigi tetangga, adaptasi terhadap gingiva.
2. Sementasi crown
Sementasi menggunakan GIC tipe 1 luting.
Kunjungan III

1. Dilakukan kontrol 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan :


a. Subjektif : apakah pasien mengeluhkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman atau tidak,
mengganjal, rasa goyang, ada perdarahan gingiva atau tidak.
b. Objektif : dilakukan pemeriksaan untuk melihat artikulasi, kegoyangan mahkota,
keadaan gingiva.

Anda mungkin juga menyukai