Anda di halaman 1dari 38

GIGI TIRUAN JEMBATAN

(BRIDGE)
OLEH : PUTRI DEFRI AGUSTI
(18-072)
Dosen pembimbing : drg. Widya Puspita
sari,MDSc
SKENARIO KASUS
 Pasien laki-laki usia 28 tahun datang ke RSGM dengan
keluhan ingin mengganti gigi depan kanan atas yang
sudah dicabut 6 bulan yang lalu dan sendi rahang terasa
sakit dan berbunyi saat buka mulut serta mulut tidak bisa
dibuka lebar. Dari anamnesis gigi dicabut karena
kecelakaan motor 1 tahun yang lalu ingin dibuatkan gigi
tiruan yang tidak dapat dilepas pasang dengan bahan
yang kuat dan bagus. Pemeriksaan intraoral terlihat gigi
11 missing, pasien ingin dibuatkan gigi tiruan karena
merasa tidak percaya diri dengan penampilannya
CONT..
 Kehilangan gigi 18,24, 36, 37,38, dan terdapat sisa akar
pada gigi 26, gigi 46 terdapat karies pada oklusal gigi
yang masih ada terdapat kalkulus terutama pada gigi
anterior RB di daerah lingual dengan oklusi normal.

 Tugas : lakukan history taking pada kasus


PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
 Data diri pasien :
 Nama : X

 Usia : 28 tahun

 Jenis kelamin : laki-laki

 Keluhan utama : ingin mengganti gigi depan kanan atas


yang sudah dicabut dan sendi rahang terasa sakit dan
berbunyi saat buka mulut serta mulut tidak bisa dibuka
lebar. Kehilangan gigi karena kecelakaan motor 1 bulan
yang lalu
 Riwayat kesehatan umum : Pasien tidak memiliki
penyakit sistemik
 Riwayat kesahatan gigi dan mulut : pernah melakukan
pencabutan pada gigi depan atas kanan 6 bulan yang
lalu.
 Sebab Kehilangan gigi/ kerusakan gigi : kecelakaan
motor 1 tahun yang lalu
 Riwayat pemakaian gigi tiruan : tidak pernah

 Riwayat sosial: tidak merokok dan tidak mengkonsumsi


alkohol
 PEMERIKSAAN KLINIS
 EKSTRAORAL :

 Bentuk wajah : oval/lonjong/.persegi

 Profil wajah : simetris/asismetris


 Proporsi dan simetris wajah : simetris/asimetris

 Hidung : simetris/ asimetris


 Bibir : Atas: simetris/asimetris

: Bawah: simetris/asimetris
 Warna Kulit Sawo matang/putih/kuning langsat

 Kelainan / defek pada wajah : ada/tidak ada

 Sendi Rahang : buka mulut : tidak ada deviasi,tetapi sakit saat


membuka mulut
PEMERIKSAAN TMJ  Auskultasi

 Letakkan stetoskop pada


anterior meatus, kemudian
minta pasien untuk melakukan
gerakan membuka menutup
mulut serta gerakan protrusif
mandibula
 Dengarkan apakah terdapat
suara “klik” atau krepitasi
pada saat gerakan tersebut
 Palpasi

 Palpasi TMJ dilakukan pada saat


proses membuka dan menutup
mulut
 Pada gerakan membuka mulut,
palpasi dilakukan tepat di bawah
os zygomaticus, di anterior dari
proc. condylaris mandibulae
 Pada gerakan menutup mulut,
palpasi dilakukan melalui anterior
tragus di dalam meatus acusticus
externus. Rasakan apakah ada
gerakan dari arah anterior yang
merupakan aspek posterior
condylus
 Pergerakan aktif (range of motion)

 Ukur jarak interinsisal maksimal pada


saat membuka mulut. Jarak normal
berkisar 36-38 mm namun dapat
bervariasi mulai dari 30-67 mm
tergantung usia dan jenis kelamin.
Cara mudah= minta pasien untuk
meletakkan buku jari telunjuk dan jari
tengah di antara insisifus atas dan
bawah
 Kemudian pasien diminta untuk
menutup mulut
 Setelah itu, pasien diminta
mendeviasikan mandibula ke kanan
dan kiri serta melakukan gerakan
protrusi
 Perhatikan apakah ada gangguan
pergerakan
 INTRA ORAL :
 a. Saliva : - Kuantitas : N

 - Kualitas : N
 b. Lidah : - Ukuran : N

 - Mobilitas : N
 c. Refleks muntah : -
Pemeriksaan gigi geligi dan tulang alveolar :
Bentuk umum gigi/ besar gigi : normal
Fraktur gigi pada gigi : tidak ada
Lain- lain : Tidak ada
Vestibulum
Rahang Atas :
- Post kanan : dalam/sedang/dangkal
- Post kirI : dalam/sedang/dangkal
- Anterior : dalam/sedang/dangkal
Rahang Bawah :
- Post kanan : dalam/sedang/dangkal
- Post kiri : dalam/sedang/dangkal
- Anterior : dalam/sedang/dangkal
ODONTOGRAM

DIAGNOSA :
11,18,24,36,37,38: missing
26 : radiks
46 : karies klas 1
 Rencana Perawatan
 a. Rencana Perawatan awal :
 Scalling RA dan RB

 Restorasi klas1 pada gigi 46

 Ekstraksi radix 26

 b. Rencana Perawatan ahkir : -pasien akan dibuatkan gigi


tiruan jembatan 3 unit dengan tipe fixed fixed bridge
 Rencana Perawatan ahkir
 Pasien akan dibuatkan gigi tiruan jembatan jenis fixed
fixed bridge dengan pembagian:
 Abutment : pada gigi 12 dan 21 sesuai hukum ante yaitu
luas ligament periodontal gigi penyangga harus lebih
besar atau sama dengan gigi yang akan digantikan.
 Pontik : pada gigi 11 jenis ridge lap pontik

 Konektor : rigid

 Bahan : PFM (Porcelen fused to metal) / logam keramik


DESAIN GTJ
KOMPONEN GTJ

Penyangga Retainer : Restorasi


(mahkota) yang
(abutment) : menghubungkan jembatan
pendukung retainer dengan penyanggab

Pontik : gigi buatan Konektor : alat yang


untukmenggantikan mencekatkan pontik
gigi hilang ke retainer
MACAM-MACAM JENIS GIGI TIRUAN JEMBATAN
(BARCLAY CW, 2001)

Fixed-fixed bridge
Suatu gigitiruan yang pontiknya didukung secara
kaku pada kedua sisi oleh satu atau lebih gigi
penyangga.

Semi fixed bridge


Suatu gigi tiruan yang didukung secara kaku pada
satu sisi, biasanya pada akhir distal dengan satu
atau lebih gigi penyangga
Cantilever bridge
Suatu gigitiruan yang didukung hanya
pada satu sisi oleh satu atau lebih abutment.
Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga
dapat mengatasi beban oklusal dari
gigitiruan.

Spring cantilever bridge

Suatu gigitiruan yang didukung oleh sebuah


bar yang dihubungkan ke gigi atau
penyangga gigi.
Contra angle low
1 set mata bur Alat diagnostik
speed

lekron
Spatula &
Stock tray
rubber bowl

Glass slab plastisinstrument


Suction
Putty &light body

alginate
handscoon, masker, apd
level 2 Cotton roll

Gips tipe 3, gips tipe


2,gips tipe 4

slaber

wax

vaseline
MENCETAK ANATOMIS

Mencetak RA
Operator berada di belakang kanan pasien
Posisi DU 120 terhadap lantai
Instruksikan pasien bernapas melalui hidung
Instruksikan pasien mengucapkan “O”

Mencetak RB
Operator berada di samping kanan arah jam8-9
Instruksikanpasien bernbapas melalui hidung
Instruksikanpasien mengucapkan “O”
PROSEDUR PENCETAKAN ANATOMIS
UNTUK MENDAPATKAN MODEL STUDI
Mempersiapkan alat dan Mempersiapkan
bahan untuk mencetak
menggunakan handscoon posisi pasien
danmasker untuk pencetakan

Membuat adonan Melakukanpemilihan


alginate dengan sendokcetak dengan
perbandingan powder mencobakan pada
dan liquid yang sesuai pasien

Menempatkan sendok Melepaskan sendok


cetak pada pasien dan
tunggu sampai waktu
cetak,dan lihat batas-
setting batas anatomis nya

Cor dengan
menggunakan gipsstone
tipe 3 pada cetakan
TAHAP KERJA PADA GIGI 12 DAN 21
PREPARASI BAGIAN INSISAL DAN
LABIAL
Pengurang tiga
Membuat an insisal dengan
alur panduan
kemudian
menggunakan bagian
bur
dengan menggunakan flatinsisal
flat end tapered
end
sehingga sejejar dengan inklinasi
dipotong
tapered yang melalui
terletak pada
tepi insisal yang b elum
tepi
daerah
tengan mesiolabial
insisal dan
dan diperluas
dipreparasi. 2
distolabial
Pengurang dibuat
an pada sedalam 1,2
bagian insisal
mm
mm.
kearah gingival.
pada permukaan labial.

Ba
gia
n
gin
giv
a
dari
per
mu
kaa
n
labi
al
dik
ura
ngi
den
gan
me
ngg
una
kan
bur
flat
end
tap
per
ed
bur
PREPARASI PROXIMAL DAN PALATAL
Pengurang an sudu t labio
Pengurang an palatal
proksimal 1mm d ari kontak
Permukaan palatal (insisal-
proksimal dengan mengg unakan
singulum ) dikurangi dengan
long thin needle
football-shaped (flame bur) untuk
Perhatikan sudut kemirin gan
mendapatkan ruangan min imal 0,7
kurang leb ih 6 0 b ebas dengan gigi
mm terhadap gigi antagonis.
tetangganya.

Ba
gia
n
per
mu
kaa
n
pal
atal
yan
g
aka
n
dila
pisi
ker
ami
k
har
us
me
mp
uny
ai
jara
k1
m
m
PREPARASI SERVIKAL
Finishing
Permukaan palatal dn proksimal dihaluskan dengan
bur torpedo dan champer sebagai mempertegas.
Bur flat and tappered yang halus digunakan untuk
menghaluskan permukaan labial
Semua sudut dan pinggiran preparasi dibulatkan,
memudakan duduknya retorasi, pada saat yang
bersamaan permukaan labial dihaluskan dengan
tepi mata bur akhirnya terbentuk akhiran bahu.
 Pemeriksaan Hasil Preparasi
 Ada 2 cara :

 Langsung

 Pemeriksaan hasil preprasi kita lakukan pada gigi yang


dipreparasi.
 Tidak langsung

 Pemeriksaan kita lakukan pada model yang telah kita


cetak setelah preparasi.
Retraksi gingival dengan menggunakan benang
retraksi selama 5 – 10 menit.
Tujuan retraksi gingival adalah untuk menaikkan
sulkus gingival agar batas gusi preparasi tampak
dengan jelas sebelum di lakukan cetak fisiologis.

Teknik retraksi :
1. Gigi yang dipreparasi diisolasi dengan cottonroll dan
dikeringkan
2. Benang yang sudah disiapkan dipotong kira-kira 5cm
direndamdalam larutan epineprin
3. Benang dililitkan sekeliling batas servikal preparasi
diantara gigi dan gingiva
4.Ujung instrument tumpuldigunakanuntuk mendorong
benang masuk kedalamsulkus gingiva
5.Setelah 5-10 menit benang diambil danterlihat ruang
antara gingiva dan tepi akhir preparasi
Pembuatan cetakan dari gigi yang telah di preparasi
untuk mendapatkan model kerja.

 Bahan cetak double impression dengan tenik one stage/ phase


(direct)

 -  Putty : aduk bahan putty, letakkan didasar sendok cetak yang


tujuannya untuk menstabilkan kedudukan sendok cetak didalam
mulut. Ambil perbandingan 1:1 rubber base : katalis lalu aduk
hingga homogen lalu letakkan pada dasar sendok cetak dan pada
daerah yang telah dipreparasi harus dicekungkan untuk
menyediakan bahan yang kedua.
 -  Aduk light body, setelah homogen, masukkan kedalam injeksi
kemudian injeksikan ke gigi yang telah dipreparasi pada mulut
pasien, sisanya pada bagian yang dicekungkan tadi.
 -  Kemudian cetakkan kedalam mulut pasien

 -   Cor cetakan dengan hard stone tipe IV


 Bahan cetak double impression dengan teknik two phase
 -     Aduk bahan putty sampai homogen letakkan ke
sendok cetak, setelah rata masukkan ke dalam mulut
pasien tanpa melepas crown sementara. Pada bagian
anterior gigi yang dipreparasi tidak perlu dicekungkan.
Setelah mengeras ambil sendok cetak tersebut dari mulut
pasien, kemudian aduk light body yang terdiri dari basa
dan katalis, setelah homogen masukan ke dalam injeksi
kemudian injeksikan ke gigi yang telah dipreparasi tadi.
Masukkan cetakan putty tadi ke dalam mulut. Setelah
keras keluarkan dari mulut pasien
 - Cor cetakan dengan hard stone Tipe IV.
MENENTUKAN WARNA GIGI
 Sesuai dengan warna gigi tetangga
dengan bantuan pedoman warna
(shade guide 3D). Penentuan warna
dilakukan dalam ruangan dengan
pencahayaan yang terang atau di luar
ruangan dengan cahaya matahari
serta gigi tetangga dan shade guide
dalam keadaan basah. Ada tiga
prinsip penentuan warna dengan
shade guide, yaitu value, chroma,
dan hue. Value yaitu tingkatan warna
dari gelap ke terang, chroma yaitu
kepekatan warna, sedangkan hue
yaitu merah atau kuning
Pemasangan Bridge sementara.

 Setelah preparasi selesai, maka pasien dipasangkan mahkota


sementara. Selanjutnya lakukan wax up pada model kerja untuk
proses bridge. Jembatan sementara yang baik adalah mampu
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 1.      Pelindungan pulpa

 2.      Stabilitas kedudukan

 3.      Fungsi oklusal

 4.      Mudah dibersihkan

 5.      Tepi retainer yang tepat (tidak menyebabkan peradangan


mukosa)
 6.      Kekuatan dan retensi

 7.      Estetis (terutama pada gigi depan)

  

 Bahan : ethil metacrylate, epimine resin, methyl metacrilate


 Penyemenan jembatan sementara : dengan semen zinc
oxide eugenol yang cukup tebal. Dicampur sedikit
vaselin untuk mengurangi kekuatan semen dan akan
mempermudah pembongkaran kembali nantinya. Setelah
penyemenan selesai, sisa-sisa semen dihilangkan sebab
dapat mengiritasi jaringan lunak.
 Try in Bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan
bentuk), kontak proksimal antara tepi mahkota jaket dengan gigi sebelahnya
dan tidak boleh menekan ginggiva serta pemeriksaan kontak oklusal.
 Penyemenan Bridge :

 Mahkota bridge dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan gigi yang akan
dipasangi mahkota bridge juga dikeringkan.
 Glass Ionomer Cement tipe I diaduk sesuai konsistensinya dan dioleskan pada
gigi yang dipreparasi dan bagian dalam mahkota bridge.
 Mahkota bridge dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas
diletakkan diatas mahkota jaket dan pasien disuruh menggigit beberapa menit.
 Pemeriksaan oklusi dan estetis.

 Instruksi pada pasien untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta untuk
tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada keluhan rasa
sakit segera kontrol.
 Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang
mungkin terjadi tindakan yang perlu dilakukan.
 Pemeriksaan subjektif
 Ada atau tidaknya keluhan pasien tentang gigi tiruannya
 Pemeriksaan objektif
 Memeriksa keadaan jaringan mulut serta keadaan oklusi,
retensi dan stabilisasi Bridge.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai