Anda di halaman 1dari 6

Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

BENTUK RESIDUAL RIDGE DAN HUBUNGANNYA DENGAN RETENSI


GIGI TIRUAN PENUH

SilviaPridana*, Ismet Danial Nasution**

*Program Studi Prostodonsia, PPDGS Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
**Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Resorpsi tulang alveolar dipengaruhi berbagai faktor yang menyebabkan perubahan bentuk tulang
alveolus. Pada pembuatan gigi tiruan penuh, dukungan tulang alveolus diperlukan karena
mempengaruhi retensi dan stabilisasi. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui hubungan bentuk
tulang alveolus dengan retensi gigi tiruan penuh. Klasifikasi bentuk tulang alveolus terus mengalami
penyempurnaan. Faktor-faktor retensi pada gigi tiruan penuh adalah adhesi, kohesi, tekanan atmosfer,
muskular, tegangan permukaan, gravitasi, daerah gerong, rotasi arah pasang, dan kesejajaran dinding.
Bentuk tulang alveolus yang membulat, rata, dan lereng yang sejajar memberikan retensi yang baik
karena kemampuannya menahan gaya vertikal dan lateral yang terjadi serta menambah luas
permukaan antara gigi tiruan dan mukosa sehingga dapat menambah faktor fisika retensi gigi tiruan.
Terdapat hubungan antara bentuk tulang alveolus dengan retensi gigi tiruan penuh.

Kata kunci: Tulang alveolus, Retensi, Gigi Tiruan Penuh

ABSTRACT
Residual ridge resorption influenced by various factors resulting residual ridge shape alteration.
Residual ridge is important in complete denture fabrication related to support, which will influence
retention and stability.The purpose of this literature review was to analyze the relationship between
residual ridge shapes with complete denture retention.Residual ridge shape classification was
continuously reviewed and completed. Interfacial force, adhesion, cohesion, muscular, atmospheric
pressure, gravity, undercuts, rotational insertion,and parallel walls are complete denture retention
factors. Rounded, flat crest andparallel slopes residual ridge shape provided significant retention with
strong resistance to vertical and lateral forces.There are also present additional surface area between
denture and mucosa that will increase physical retention factor. There are relationships between
residual ridge shape with complete denture retention.

Key words: Residual ridge, retention, complete denture

55
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

PENDAHULUAN seperti osteoporosis, defisiensi vitamin D,dan


Pasca pencabutan gigi geligi, tulang kelainan metabolisme fosfat/ kalsium1.
alveolar mengalami resorpsi yang Jagadeesh dkk menyebutkan bahwa
menyebabkan perubahan bentuk dan wanita memiliki resiko yang lebih besar
berkurangnya ukuran tulang alveolus secara dibanding pria, dan lebih signifikan pada
terus-menerus.1Perubahan bentuk tulang wanita yang sudah mengalami menopause.6
alveolus tidak hanya terjadi pada permukaan Selain itu pada umur empat puluh tahun
tulang alveolus dalam arah vertikal saja tetapi kepadatan tulang mulai menurun ditambah
juga dalam arahlabio-lingual/palatal dari posisi dengan berkurangnya aktivitas fisik,
awal yang menyebabkan tulang alveolus kurangnya aliran estrogen, asupan makanan,
menjadi rendah, membulat, atau datar.2 ras dan keadaan herediter yang
Fenomena perubahan yang terjadi keseluruhannya merupakan hal-hal yang
pada tulang alveolar ini sering disebut dengan mempengaruhi terjadinya resopsi tulang
residual ridge resorption (RRR)1-3. Resorpsi alveolus yang berhubungan dengan umur.2
residual ridge menyebabkan beberapa bentuk Perubahan bentuk ini berlangsung
tulang alveolus yang dipengaruhi oleh faktor- paling besar pada enam bulan pasca
faktor etiologi yang berbeda pada setiap pencabutan sampai satu tahun penggunaan gigi
individu1-3. Klasifikasi bentuk tulang alveolus tiruan dan terus akan berlangsung dalam porsi
dinyatakan oleh beberapa peneliti diantaranya yang lebih sedikit.5 Pada Gambar 1 dapat
Atwood, Cawood dan Howel yang dilihat proses resorpsi tulang alveolus1: (a)
mengklasifikasikan atas 6 kelas ,Zarb dkk. Tinggi tulang alveolus pasca pencabutan; (b)
mengklasifikasikan atas 4 kelas.1,4-5 Bentuk Tinggi tulang alveolus beberapa tahun
tulang alveolus dapat memberikan dukungan kemudian.
terhadap gigi tiruan disebabkan
kemampuannya menahan gaya vertikal dan
lateral yang terjadi pada gigi tiruan.1 Resorpsi
tulang alveolar juga dapat menyebabkan
berkurangnya ukuran tulang alveolus sehingga
luas daerah dukungan gigi tiruan penuh
menjadi lebih kecil. Luas permukaan
dukungan gigi tiruan penuh berkorelasi positif
dengan faktor-faktor retensi yang terjadi pada
gigi tiruan. Berkurangnya luas jaringan
pendukung gigi tiruan dapat mempengaruhi Gambar 1. Proses resorbsi alveolar 1
faktor-faktor retensi gigi tiruan penuh yaitu
adhesi, kohesi, tegangan permukaan, tekanan Proses resorpsi menyebabkan
atmosfer, terjadi pada permukaan basis gigi permukaan tulang tidak rata, dan pada tulang
tiruan penuh.1,3,5 Tujuan penulisan ini untuk knife edge ditandai dengan jaringan lunak
menjelaskan tentang hubungan bentuk tulang yang berlebih.1-3 Oleh karena itu, diperlukan
alveolus terhadap retensi gigi tiruan penuh. palpasi pada saat pemeriksaan intra oral untuk
memastikan bentuk tulang alveolus.
Etiologi resorpsi tulang alveolus Radiografi sefalometri memberikan data yang
Proses resorpsi tulang alveolus akurat untuk menentukan besarnya kehilangan
dipengaruhi beberapa faktor etiologi, Zarb dkk tulang.2 Selain itu, terdapat beberapa cara
(2012) membaginya atas tiga kategori untuk menganalisa besarnya resorpsi pada
yaitu1:Faktor anatomis yang terdiri dari tulang, yaitu menggunakan kaliper untuk
resorpsi pada mandibula empat kali lebih besar melihat tinggi tulang, dento-counthograph,
daripada pada maksila, wajah yang pendek dan perbandingan dengan model, metode
persegi, yang disebabkan besarnya beban photogrammetric, dan skala visualanalog.2,6
pengunyahan dan alveoloplasti; Faktor
prostodontik yaitu penggunaan gigitiruan Klasifikasi bentuk tulang
secara intensif, keadaan oklusi yang tidak Sephalogram arah lateral
stabil dan penggunaan gigi tiruan imediat; menunjukkan perubahan yang signifikan pada
Faktor sistemik yaitu Penyakit yang bagian labial, puncak dan lingual dari tulang
mempengaruhi proses pembentukan tulang pasca pencabutan gigi-geligi. Terdapat

56
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

beberapa klasifikasi bentuk tulang alveolus, v terbalik dengan tinggi optimal , bentuk
Atwood (1963) membaginya atas enam tulang dengan undercut.
kelas,yaitu7; tulang sebelum pencabutan,
tulang pasca pencabutan, high, well-rounded,
knife edge, low well-rounded, depressed
(Gambar 2).

(A) (B)

Gambar 4. Bentuk tulang pada rahang bawah


menurut nalaswamy.8
Gambar 2 . Klasifikasi tulang menurut Atwood 4

Cawood dan Howel melakukan


penyempurnaan terhadap klasifikasi tulang
Atwood yaitu : Klas I : Bergigi, Klas II : (A) (B) (C) (D)
Segera pasca pencabutan, Klas III : Bentuk
tulang well rounded, adekuat tinggi dan
lebarnya, Klas IV : Bentuk tulang knife edge, Gambar 5: Bentuk tulang alveolus klas III pada
adekuat tinggi tetapi tidak adekuat secara lebar rahang bawah menurut Nalaswamy. 8
nya, Klas V : Bentuk tulang flat , danKlas VI
: Bentuk tulang depressed, dengan kehilangan Zarb dkk (2012) mengklasifikasikan
daerah basal.6 bentuk tulang alveolus atas 4 kelas yaitu : Klas
Nallaswamy (2005) membagi tiga I yaitu tinggi tulang alveolus rahang bawah
kategori tulang menurut bentuknya yaitu 21mm atau lebih dengan hubungan rahang
tulang dengan tinggi yang cukup, puncak yang klas 1, keadaan ini memiliki prognosa yang
rata dan kedua dinding yang parallel, tulang baik keberhasilan perawatan gigi tiruan; Klas
yang rata, tulang knife edge (Gambar 3).8 II yaitu tinggi tulang alveolus rahang bawah
16-20 mm dengan hubungan rahang klas I.
Bentuk tulang alveolus ini dapat menahan
gaya vertikal dan horizontal pada gigi tiruan
penuh; Klas III, tinggi tulang alveolus rahang
bawah 11-15mm. Pasien hubungan rahang
(A) (B) (C)
klas I, II ataupun III dengan posisi perlekatan
jaringan lunak dapat mempengaruhi retensi
Gambar 3. Kategori tulang menurut nalaswamy.8 dan stabilitas gigi tiruan penuh, pada keadaan
ini dibutuhkan intervensi perawatan bedah
Nallaswamy (2005) juga membagi berupa tindakan pembedahan preprostetik atau
klasifikasi yang memisahkan klasifikasi insersi implan untuk mencapai keberhasilan
bentuk tulang alveolus pada rahang atas dan fungsi gigi tiruan; Klas IV yaitu tinggi tulang
rahang bawah. Pada rahang atas8 : Klas I, alveolus rahang bawah yang tidak adekuat dan
bentuk tulang alveolus persegi atau atau bulat; pasien memiliki hubungan rahang klas I, II
Klas II yaitu bentuk tulang alveolus V terbalik; dan III dengan posisi perlekatan jaringan lunak
Klas III, bentuk tulang alveolus rata / flat. sangat mempengaruhi retensi dan stabilitas
Pada rahang bawah : Klas I yaitu bentuk gigi tiruan. Tulang tidak memiliki kemampuan
tulang alveolus U terbalik, dengan dinding dalam menahan gaya horizontal dan vertikal.
yang sejajar dan tinggi maksimal maupun Tindakan bedah merupakan indikasi tapi
medium; Klas II yaitu bentuk tulang alveolus seringkali tidak dapat dilakukan dikarenakan
U terbalik dengan tinggi tulang alveolus kesehatan, kemauan, riwayat kesehatan rongga
minimal (Gambar 4); Klas III, bentuk tulang mulut, dan keadaaan keuangan pasien.1
alveolus yang kurang diinginkan pada
pembuatan gigi tiruan, yaitu (Gambar 5) : Faktor-faktor retensi pada gigitiruan penuh
Bentuk huruf w terbalik, bentuk huruf v Retensi adalah kemampuan gigi tiruan
terbalik dengan tinggi minimal, Bentuk huruf menahan gaya yang melepasakan dari arah

57
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

vertikal atau dari arah yang berlawanan dari


arah pasang.Sedangkan stabilisasi adalah daya
tahan terhadap gerakan horizontal dan
tekanan.yang menyebabkan perubahan
hubungan antara basis gigi dengan tiruan dan
daerah pendukung dalam arah horizontal atau
rotasi1,3,10.
Pada gigi tiruan penuh, retensi yang Gambar 5. Tegangan permukaan yang terjadi pada
terjadi merupakan hasil serangkaian gigitiruan penuh.11
mekanisme yang terdiri atas faktor-faktor
retensi.Yang termasuk dalam faktor retensi Undercut, rotasi arah pasang dan
gigitiruan penuh adalah3,10-12: Adhesi, yaitu kesejajaran dinding merupakan faktor retensi
merupakan mekanisme ketertarikan fisik karena kelenturan mukosa dan submukosa
antara molekul yang berbeda. pada permukaan daerah pendukung gigi tiruan
Adhesi yang terjadi antara saliva memungkinkan adanya sedikit undercut yang
dengan mukosa dan basis gigi tiruan terjadi dapat menambah retensi gigitiruan.Pada
akibat tekanan ion antara c glikoprotein saliva undercut yang diduduk terlebih dahulu pada
dan permukaan epitel atau resin akrilik; saat arah pasang, biasanya pada arah
Kohesi, yaitu mekanisme ketertarikan fisik berlawanan dari arah vertikal dibutuhkan
antara molekul yang sama. rotasi pada saat pemasangan maka gigi tiruan
Kekuatan retensi ini dihasilkan dari akan memiliki ketahanan terhadap gaya
lapisan cairan saliva yang terdapat diantara vertikal yang melepaskan.3
basis gigi tiruan dan mukosa yang bekerja Darvel dan Lark, 2010 menyatakan
mempertahankan integritas permukaan cairanl; dalam tulisannya bahwa adhesi, kohesi,
Tekanan atmosfer, yaitu ketika suatu gaya gravitasi dan muskular bukanlah bagian dari
tegak lurus terjadi searah dari daerah faktor retensi dan yang merupakan faktor
dukungan gigi tiruan, maka tekanan antara gigi retensi adalah viskositas, waktu, adaptasi
tiruan dan mukosa menurun dibandingkan basis, batas tepi dan seating force.12
dengan keadaan sekitarnya, hal inilah yang
menahan gaya yang dapat melepaskan DISKUSI
gigitiruan. Resorpsi tulang alveolar terjadi lebih
Otot-otot oral dan wajah merupakan besar pada arah horizontal (29-63%; 3,79mm)
kekuatan retensi tambahan yang didapatkan dibandingkan dalam arah vertikal (11-22%;
jika (1) posisi anasir yang tepat pada neutral 1,24mm pada bukal, 0,84mm pada mesial, dan
zone antara otot pipi dan lidah (2) permukaan 0,80 pada distal) pada enam bulan pasca
gigi tiruan yang halus dengan bentuk yang pencabutan. Ashman menyatakan tinggi tulang
tepat. Apabila kedua hal diatas tercapai maka alveolus berkurang 40-60% pada 2-3 tahun
otot-otot secara otomatis dapat menahan pasca pencabutan.13
gigitiruan. Pada rahang bawah resorpsi terjadi
Tegangan permukaan antar fasial empat kali lebih besar dibanding pada rahang
adalah daya tahan dua permukaan yang atas.Atwood dan Co menyatakan rata-rata
merekat dengan perantaraan selapis tipis mengalami resorpsi sebesar 0,4 mm pada
cairan terhadap gaya yang memisahkannya. rahang bawah dan 0,1 mm pada rahang
Semua bahan basis mempunyai tegangan atas.Daerah posterior rahang bawah juga
permukaan yang lebih besar jika dibandingkan memiliki resiko resorbsi terbesar yang
dengan mukosa rongga mulut, tetapi setelah disebabkan oleh konsentrasi besarnya tekanan
dilapisi oleh pelikel saliva maka tegangan oklusal.2 Zarb dkk menyatakan Luas daerah
permukaan semakin menurun yang dapat pendukung pada tulang alveolus berkisar pada
memaksimalkan luas permukaan antara saliva 22,96 cm2 dan 12,25 cm2. Besarnya
dan basis gigitiruan (Gambar 5); Gravitasi kehilangan tulang alveolus memerlukan
yang terjadi pada saat pasien berada dalam perhatian khusus karena luas dukungan
posisi berdiri gaya gravitasi berfungsi sebagai jaringan yang minimal.3,14
kekuatan retensi pada gigi tiruan penuh Pada penelitiannya Koshino
mandibula dan kekuatan yang melepaskan menemukan bahwa pada wanita tinggi tulang
pada gigi tiruan penuh maksila alveolus lebih rendah dibandingkan pria

58
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

pernyataanini sesuai dengan hernyataan Ruby dkk dan Yanikoglu dkk


sebelumnya yang mengatakan bahwa resorpsi menyatakan bentuk tulang alveolus pasti
tulang alveolus lebih besar terjadi pada mempengaruhi retensi dan stabilisasi. Bentuk
wanita.15 tulang yang baik adalah berbentuk U karena
Berkurangnya ukuran dari tulang memiliki tinggi yang mampu menahan gaya
dapat mempengaruhi daerah dukungan lateral dan kesejajaran dinding yang dapat
gigitiruan penuh dan mempengaruhi ukuran menahan seal dengan jarak yang tepat untuk
basis gigi tiruan penuh. Faktor-faktor retensi menahan gaya yang melepaskan dari arah
pada gigi tiruan penuh seperti tegangan vertikal. Sedangkan pada tulang dengan
permukaan adhesi, kohesi, tegangan bentuk V hanya memiliki sedikit kemampuan
permukaan, tekanan atmosfer berhubungan terhadap gaya vertikal yang melepaskan
langsung dengan luas daerah dukungan gigi karena terbukanya seal pada seluruh sisi secara
tiruan.5 terus menerus.5,16
Saliva merupakan faktor yang sangat Maller dkk menyatakan bentuk tulang
perperan pada mekanisme kerja faktor retensi. alveolus yang baik pada gigitiruan adalah
Adanya lapisan saliva diantara basis gigi tulang dengan puncak yang rata dan sejajar
tiruan dan mukosa bekerja pada proses adhesi pada kedua sisi dinding labial/bukal dan
dan kohesi dan tekanan kapiler. Tegangan lingual/palatal.17 Zarb dkk menyatakan bentuk
permukaan atau kemampuan cairan tulang alveolus yang ideal untuk memberi
membasahi permukaan, dapat dijelaskan oleh dukungan pada gigi tiruan penuh adalah tulang
hukum law, yaitu tegangan permukaan melalui yang memiliki tulang yang berbentuk
gaya ion antara cairan disekitar permukaan membulat dan sedikit persegi pada region
(adhesi) dan gaya yang menahan masing labial, bukal, lingual serta ditutupi oleh
masing molekul (kohesi). Tekanan atmosfer perlekatan mukosa yang baik. Bentuk tulang
dapat menahan kekuatan yang dapat alveolus dengan dinding bukal dan
melepaskan jika terdapat seal yang efektif lingual/palatal yang sejajar dapat menambah
pada basis gigi tiruan. Hal ini dapat dijelaskan retensi karena memperbesar daerah permukaan
bahwa mekanisme kerja tekanan pada basis antara gigi tiruan dan mukosa oleh karena
lebih rendah dibandingkan tekanan udara kemampuanya meningkatkan tegangan
diluar. Border moulding serta teknik permukaan dan tekanan atmosfer. Tinggi
pencetakan selectif presure merupakan faktor tulang alveolus yang cukup juga dapat
penting untuk mendapatkan efek dari menahan gerakan gigitiruan dengan cara
mekanisme ini.3 membatasi ruang gaya yang melepaskan dan
Palpasi pada daerah pendukung gigi dinding lateral tulang alveolus yang tertutupi
serta pemeriksaan radiografi sefalometri dan oleh basis gigi tiruan dapat menahan gerakan
panoramic memberi informasi keadaan tulang lateral serta membentuk peripheral seal.1,3
alveolus. Kedua hal ini penting diketahui
untuk menentukan rencana perawatan pasien KESIMPULAN
edentulous yang akan dilakukan.2.Tulang Bentuk tulang alveolus membulat
alveolus yang sangat datar dapat menahan dengan permukaan yang rata serta lereng yang
gigitiruan terhadap kekuatan permukaan yang sejajar merupakan bentuk tulang alveolus yang
tegak lurus dengan kedudukan basis gigitiruan dapat memberi retensi terbaik pada gigitiruan
dikarenakan tegangan permukaan dan tekanan penuh. Retensi pada gigitiruan penuh
atmosfer. Tetapi terhadap gaya yang sejajar disebabkan kemampuan menahan gaya
dengan kedudukan basis gigi tiruan tulang vertikal dan lateral yang terjadi pada gigitiruan
datar akan sangat rentan.1-3 serta menambah luas permukaan antara
Ribeiro dkk dalam penelitiannya gigitiruan dan mukosa. Luas permukaan yang
menyatakan bahwa bentuk tulang alveolus lebih besar dapat menambah faktor fisika
rahang bawah tidak mempengaruhi kekuatan retensi gigitiruan penuh.
retensi tetapi kelenturan mukosa tulang
alveolus yang mempengaruhi retensi. Bentuk DAFTAR PUSTAKA
tulang alveolus rahang bawah lebih 1. Zarb, Hobkirk, Eckert, Jacob, Fenton,
berpengaruh terhadap stabilitas gigi tiruan dan Finner, Chang, Koka . Prosthodontic
kelenturan mukosa tulang alveolus tidak treatment for edentulous patients;
mempengaruhi stabilisasi gigi tiruan.7 Complete denture and implant supported

59
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

prostheses. 13th ed. St. Louis: MO: ridge preservation: Biological basis and
Mosby; 2012: 4-10,161-163 treatments. Int J Dent 2012.
2. Kumar TA, Naeem A, Verma AK, 14. Jedrzejewski K, Ledzion S, Zmylowska
Mariyam A, Krisna D, Kumar PK. E. “Factors affecting mandibular residual
Residual ridge resorption : the ridge resorption inedentulous patient: a
unstoppable” J app Res 2016: 2(2) :169- preliminary report” Via Medica 2007 : 66
17 (3) : 346-352.
3. Zarb, Bolender, Eckert, Jacob, Fenton, 15. Koshino H, Hirai T, Yokohama Y,Tanaka
Meriskhe S. Prosthodontic treatment for M, Toyoshita M, Iwasaki K, et al.
edentulous patients. Complete denture Mandibular ridge shape and the
and implant supported prostheses. 12th ed. masticatory ability in complete denture
St. Louis: MO: Mosby; 2005: 437-441 weares” J Jpn prosthodont 2008
4. Gupta A, Tiwari B, Goel H, Shekawat H. (52):488-493
Residual ridge resorption : a review “ 16. Ruby, Kumar M, Chaudary H, Sigh AK,
Indian j dent sci 2010 : 3 (2): 7-11 Yadaf SK, Yadaf AB. Evaluation of stress
5. Yanikoglu N, Ceylan G, Aladag I. A distribution in U shaped and V shaped
comparison of the basal seat areas of the maxillary edentulous residual alveolar
maxillary and mandibular according to ridge by using finite element analysis. Int
arch shapes” Attaturk oniv des hek. 2005 j enhanc res med dent care. 2015
: 29-33 2(12):15-21.
6. Jagadeesh MS, Patil RA, Kattimani PT. “ 17. Maller SV, Karthik KS, Maller US. A
Clinical evaluation of mandibular height review on diagnosis and treatment
in relation to aging and legth of planning for completely edentulous
edentulism” IOSR-JDMS 2013:3(4):44- patients. JIADS 2010 1(2):15-20
47
7. Ribeiro JA, Resende CM, Lopes AL,
Neto AF, Carreiro AD. The influence of
mandibular ridge anatomy on treatment
outcome with conventional complete
denture. Acta odontol latinoam
2014:27(2) :53-5
8. Nalaswamy D. Textbook of
prosthodontic” Jaypee brothers medical
publishers. 2003 1 :23-24.
9. Sachdeva S, Noor R, Mallick R, Perwez
E. Role of saliva in complete denture: an
overview. Ann dent spec 2014 2(2):51-
54.
10. Basker RM, Davenport V. “Prosthetic
treatment of the edentulous patient” 4th
Ed, Blackwell Munksgaard
11. Lakhyani R, Wagdargi SS. Saliva and its
importance in complete denture
prosthesis. Natl J integr med
2012:3(1):139-146
12. Darvell DW, Clark RK. The physical
mechanism of complete denture
retention.BDJ 2000 189(5):248-252
13. Pagni G, Pallegrini G, Gianobile WV,
Rasperini G. Post extraction alveolar

60

Anda mungkin juga menyukai