Anda di halaman 1dari 21

BAB 14

PREPARASI GIGI ABUTMENT


Setelah operasi, perawatan periodontal, perawatan endodontik, dan tissue conditioning dari
lengkung yang terlibat, gigi abutment disiapkan untuk memberikan dukungan, stabilisasi,
resiprokasi, dan retensi untuk gigitiruan sebagian lepasan. Sangat jarang ditemui adanya situasi di
mana perubahan dari abutment tidak diindikasikan karena gigi tidak sesuai dengan guiding plane,
rest, dan kontur untuk mengakomodasi unit cengkram.

Sebelum pembuatan gigitiruan sebagian lepasan, perlu ditetapkan terlebih dahulu setiap restorasi,
terapi endodontik, dan perawatan periodontal . Jika prognosis gigi setelah perawatan menjadi tidak
menguntungkan, hal ini dapat dikompensasikan dengan perubahan dalam desain gigitiruan sebagian
lepasan. Jika gigi hilang setelah gigitiruan sebagian lepasan ini dibuat, maka gigitiruan sebagian
lepasan harus ditambah atau diganti. Kebanyakan desain gigitiruan sebagian lepasan tidak disiapkan
dengan baik untuk perubahan yang terjadi berikutnya, meskipun kemungkinan ini harus
dipertimbangkan dalam desain awal gigitiruan. Setiap bantuan diagnostik harus digunakan untuk
menentukan gigi yang akan digunakan sebagai abutmen atau berpotensi menjadi abutment untuk
desain akan datang. Ketika sebuah abutment asli hilang, sangat sulit untuk mengubah gigitiruan
sebagian lepasan digunakan secara efektif dan menggantikannya dengan gigi sebelahnya sebagai
unit retainer.

Kadang-kadang kita dapat merancang sebuah gigitiruan sebagian lepasan dengan menggunakan
abutment posterior inidividual yang diragukan ketahanannya untuk dipertahankan dan digunakan
untuk mendukung basis tooth borne satu sisi. Kemudian, jika itu abutment posterior itu harus hilang,
dapat digantikan dengan basis perluasan distal (lihat Gambar 12-25). Design seperti ini harus
mencakup adanya retensi indirect di masa depan, cengkram fleksibel pada terminal gigi yang
tersisa, dan ketentuan untuk membangun dukungan jaringan dengan cetakan sekunder. Abutment
anterior, yang dianggap kurang beresiko, mungkin tidak begitu bebas digunakan karena banyaknya
masalah yang dapat terjadi pada penambahan retainer abutment yang baru ketika yang asli telah
hilang. Gigi yang masih diragukan ketahanannya tersebut harus direncanakan untuk ekstraksi
sehingga mendukung abutment yang lebih baik.

KLASIFIKASI GIGI ABUTMENT

Subyek preparasi abutment dapat dikelompokkan sebagai berikut : ( 1 ) gigi abutment yang
membutuhkan hanya sedikit modifikasi bagian koronal , ( 2 ) Yang memiliki restorasi selain mahkota
complete cover, dan ( 3 ) Yang memiliki mahkota (complete cover) .

Pada design gigitiruan sebagian lepasan dibutuhkan gigi abutment yang memerlukan hanya sedikit
modifikasi termasuk gigi dengan enamel yang tebal, dengan restorasi kecil yang tidak termasuk
dalam desain gigitiruan sebagian lepasan , dan yang telah ada restorasi mahkota membutuhkan
sedikit modifikasi yang tidak akan membahayakan keutuhan mahkota . Yang terakhir ini dapat
berada, baik pada mahkota individual atau sebagai abutment dari gigitiruan sebagian cekat .

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 1


Penggunaan abutment yang tidak terlindungi telah dibahas sebelumnya . Meskipun perlindungan
yang lengkap pada semua abutmen diinginkan , hal ini tidak selalu bisa atau praktis . Keputusan
untuk menggunakan abutment tak terlindungi menimbulkan risiko tertentu yang harus
diberitahukan kepada pasien dan menjadi tanggung jawabnya untuk menjaga kebersihan mulut dan
mencegah karies. Membuat restorasi mahkota yang cocok dengan cengkram gigitiruan merupakan
tugas yang sulit, meskipun faktanya dapat mempengaruhi keputusan untuk tidak menggunakan
mahkota tetapi menggunakan gigi yang kuat sebagai abutment .

Restorasi complete cover memberikan dukungan terbaik untuk rest oklusal. Jika status ekonomi
pasien atau faktor-faktor lain di luar kendali dari dokter gigi yang mencegah penggunaan restorasi
complete cover , maka restorasi amalgam jika sesuai kepadatannya maka mampu mendukung
sebuah rest oklusal untuk jangka waktu lama . Setiap restorasi alloy amalgam perak yang diragukan
keberadaanya harus diganti dengan restorasi amalgam baru . Hal ini harus dilakukan sebelum
persiapan guiding planes dan dudukan rest oklusal yang memungkinkan restorasi mencapai
kekuatan maksimal dan dapat dipoles .

Terus membaiknya restorasi resin komposit pada stabilitas dimensi , kekuatan , dan ketahanan
penggunaan akan menambah dimensi lain untuk perbaikan dan modifikasi gigi abutment pada
gigitiruan sebagian lepasan dimana hasilnya kurang invasif dibandingkan penempatan restorasi
complete cover dan lebih ekonomis .

URUTAN PREPARASI ABUTMENT PADA JARINGAN KERAS EMAIL ATAU RESTORASI YANG ADA
Preparasi abutment pada jaringan keras email atau restorasi yang talah ada dan dinilai telah dapat
diterima harus dilakukan dalam urutan sebagai berikut:
1. Permukaan proksimal sejajar dengan arah penempatan harus siap sebagai guiding plane (Gambar
14-1,A).
2. Kontur gigi harus dimodifikasi (Gambar 14-1, B dan C), menurunkan ketinggian kontur sehingga
(a) lengan cengkram circumferential dapat ditempatkan jauh di bawah permukaan oklusal, sebaiknya
di persimpangan tengah dan sepertiga gingiva, (b) terminal cengkram retentif dapat ditempatkan di
sepertiga gingival mahkota untuk estetika yang lebih baik dan keuntungan mekanis yang lebih baik,
dan (c) lengan cengkram resiprokal dapat ditempatkan pada dan di atas ketinggian kontur yang
tidak lebih tinggi dari bagian servikal dari sepertiga tengah mahkota gigi abutment.
3. Setelah perubahan kontur aksial dicapai dan sebelum preparasi dudukan ret dibuat, cetakan dari
lengkungan harus dibuat dengan hidrokoloid ireversibel dan model dicor dengan gips setting cepat.
Model ini dapat dikembalikan ke surveyor untuk menentukan kecukupan perubahan aksial sebelum
dilanjutkan dengan preparasi dudukan rest. Jika permukaan aksial memerlukan tambahan
recontouring aksial, hal itu dapat dilakukan pada pertemuan yang sama dan tanpa kompromi.
4. Area rest oklusal harus disiapkan yang akan mengarahkan kekuatan oklusal sepanjang sumbu
panjang gigi abutment (Gambar 14-1, D). Preparasi mulut harus mengikuti desain gigitiruan
sebagian lepasan yang telah tergambar outlined pada model diagnostik pada saat model disurvei
dan rencana perawatan dikonfirmasi. Usulan perubahan gigi abutment harus dilakukan di model
diagnostik dan digambarkan outlined dengan pensil berwarna untuk menunjukkan area, jumlah, dan
angulasi modifikasi yang harus dilakukan (lihat Bab 12). Meskipun dudukan rest oklusal dapat dibuat
di model diagnostik, indikasi dengan pensil berwarna dari lokasinya biasa cukup untuk dokter gigi
berpengalaman karena preparasi rest mengikuti pola tertentu (lihat Bab 6).

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 2


PREPARASI ABUTMENT MENGGUNAKAN RESTORASI KONSERVATIF

Preparasi inlay konvensional diperbolehkan pada permukaan proksimal gigi yang tidak berkontak
dengan konektor minor dari gigitiruan sebagian lepasan. Di lain pihak, permukaan proksimal dan
oklusal yang yang mendukung konektor minor dan rest oklusal memerlukan perawatan yang
berbeda. Luasnya penutupan oklusal (yaitu, apakah cusp tertutup) akan diatur oleh faktor-faktor
yang biasa, seperti tingkat karies, dinding enamel yan tidak terdukung, dan sejauh mana abrasi dan
atrisi oklusal.

Ketika inlay merupakan pilihan restorasi untuk gigi abutment, modifikasi tertentu dari bentuk
outline diperlukan. Untuk mencegah bukal dan lingual margin proksimal dari rebah di atau dekat
konektor minor atau rest oklusal, margin ini harus diperpanjang jauh melewati sudut garis gigi.
Perluasaan tambahan ini dapat dicapai dengan memperluas preparasi box konvensional. Namun,
margin hasil dari restorasi model untuk persiapan tersebut mungkin cukup tipis dan mungkin akan
rusak oleh cengkram selama penempatan atau gigitiruan sebagian lepasan. Bahaya ini dapat dicegah
dengan memperpanjang garis outlined dari box melewati sudut garis, sehingga menghasilkan
restorasi yang kuat untuk tooth-junction.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 3


Gambar 14-1 kontur abutment harus diubah selama preparasi mulut sebagai urutan berikut. A, permukaan
proksimal dipersiapkan sejajar dengan arah insersi sebagai guiding plane. B, Ketinggian kontur pada bukal (dan
lingual) diturunkan bila diperlukan untuk memungkinkan penempatan cengkram yang lebih menguntungkan
(yaitu, tengah sepertiga gingiva). Pengurangan gigi harus sejajar dengan pengurangan guiding plane, diikuti
dengan pembentukan oklusal gigi ke ketinggian baru kontur untuk memungkinkan konvergensi bertahap. C,
pengurangan Labial menunjukkan lokasi yang menguntungkan dari ketinggian kontur dan lokasi undercut
mesio-bukal. Konvergensi oklusal dari ketinggian kontur juga terlihat. D, Preparasi rest disto-oklusal berbentuk
sendok yang akan mengarahkan tekanan oklusal sepanjang sumbu panjang gigi harus menjadi langkah
terakhir dalam preparasi mulut.

Pada preparasi type ini, pulpa sangat rentan kecuali dinding aksial melengkung agar sesuai dengan
kelengkungan proksimal eksternal gigi . Ketika karies dengan kedalaman minimal, dudukan gingiva
harus memiliki kedalaman aksial di semua titik dengan lebar seperti fissure bur No 559. Sangat
penting menempatkan rest gingiva di tempat yang dapat diakses dengan mudah untuk menjaga
kebersihan mulut yang baik . Kontur proksimal diperlukan untuk menghasilkan guding plane yang
tepat dan dekat dari konektor minor membuat daerah ini sangat rentan terhadap karies di masa
mendatang. Setiap upaya harus dilakukan untuk memberikan restorasi dengan resistensi dan retensi
maksimum, dan dengan margin klinis tak terlihat. Syarat pertama dapat dipenuhi dengan
mempersiapkan kemiringan dinding cavity 5 ° atau kurang dari paralel dan membuat lantai datar
dan tajam , dengan sudut garis bersih.

Hal ini kadang-kadang diperlukan ketika menggunakan inlay pada premolar pertama rahang bawah
untuk mendukung indirect retainer. Lebar oklusal buccolingually sempit dan permukaan oklusal gigi
yang inklinasi ke lingual sering menyulitkan preparasi inlay pada dua permukaan tersebut. Bahkan
preparasi cavity oklusal yang paling sulit sering menyisakan puncak lingual yang tipis dan lemah.

PREPARASI GIGI ABUTMENT YANG MENGGUNAKAN MAHKOTA.

Ketika beberapa mahkota harus digunakan pada abutment gigitiruan sebagian lepasan, yang terbaik
adalah pembuatan semua pola wax pada saat yang bersaman. Model dari lengkung rahang dengan
dies lepasan dapat digunakan jika stabil dan penting untuk akurasi. Jika disukai, membuat contur
pola wax dan membuatnya sejajar dapat dilakukan pada model lengkung yang solid (Gambar 14-2),
dengan dies individual untuk memperbaiki margin. Bahan cetak modern dan teknik indirect
membuat metode tersebut sama-sama memuaskan.

Urutan yang sama untuk preparasi gigi di mulut berlaku untuk pembuatan contur pola wax. Setelah
model ditempatkan pada surveyor untuk penyesuaian arah penempatan dan setelah pola wax telah
diukir terlebih dahulu untuk oklusi dan kontak, permukaan proksimal yang bertindak sebagai guiding
plane diukir sejajar dengan arah penempatan dengan bilah surveyor. Guiding plane diperluas dari
ridge marginal ke persimpangan pada pertengahan dan sepertiga gingival permukaan gigi yang
terlibat. Satu harus diperhatikan untuk tidak memperpanjang guiding plane ke margin gingiva,
karena konektor minor harus leluasa ketika melintasi gingiva. Guiding plane yang mencakup dua
pertiga oklusal atau bahkan sepertiga daerah proksimal biasanya cukup tanpa membahayakan
jaringan gingiva.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 4


Gambar 14-2 model solid dari beberapa mahkota abutment untuk gigitiruan sebagian lepasan. Pola Wax
untuk mahkota # s 21, 28, 30, dan 31 dapat diselesaikan pada saat yang bersamaan menggunakan orientasi
model identik. Hal ini memungkinkan kontrol arah insersi pada semua permukaan pemasangan gigitiruan
lepasan.

Setelah guiding plane sejajar dan setiap pembuatan contur lainnya dicapai untuk mengakomodasi
desain gigitiruan sebagian lepasan, dudukan rest oklusal diukir dalam pola wax. Metode ini telah
diuraikan dalam Bab 6.

Perlu ditekankan bahwa persiapan daerah-daerah kritis pada wax tidak boleh dihancurkan oleh
spruing atau polishing yang ceroboh. Pola wax harus sprued untuk menjaga permukaan paralel dan
area rest. Pada polishing harus sedikit menggunakan burnishing. Area dudukan rest hanya perlu
sedikit perbaikan dengan bur round finishing. Jika beberapa interferensi oleh spruing tidak dapat
dicegah, model harus dikembalikan ke surveyor untuk perbaikan permukaan proksimal. Hal ini dapat
dilakukan secara akurat dengan bantuan pemegang handpiece yang melekat pada poros vertikal
dari surveyor atau pada perangkat mesin yang sama.

Salah satu keuntungan dari membuat restorasi tuang untuk gigi abutment adalah bahwa preparasi
mulut yang seharusnya dilakukan di dalam mulut dapat dilakukan pada surveyor dengan akurasi
yang jauh lebih baik. Hal ini biasanya tidak mungkin untuk embuat beberapa permukaan proksimal
paralel ketika mempersiapkannya secara intraoral. Kesempatan untuk membuat contur pada pola
wax dan membuatnya sejajar pada surveyor dalam arah penempatan harus digunakan untuk
keuntungan penuh setiap kali restorasi model sedang dibuat (Gambar 14-3).

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 5


Gambar 14-3 Mahkota keramik Logam untuk gigi # 4 dan 5 menunjukkan rest oklusal dari logam dan prosedur
finishing palatal. Permukaan distal gigi # 4 memberikan guiding plane yang dilanjutkan ke sebagian permukaan
lingual untuk stabilisasi maksimal.

Restorasi mahkota yang ideal untuk abutment gigitiruan sebagian lepasan adalah mahkota yang
tertutup seluruhnya, yang dapat diukir, restorasi tuang , dan penyelesaian untuk idealnya memenuhi
semua persyaratan untuk dukungan, stabilisasi, dan retensi tanpa kompromi untuk alasan kosmetik.
Mahkota porselen veneer dapat dibuat sama memuaskan tetapi hanya dengan langkah tambahan
dari pembuatan contur permukaan veneer pada surveyor sebelum glaze akhir. Jika hal ini tidak
dilakukan, retentif kontur mungkin berlebihan atau tidak adequat.

Mahkota tiga-perempat tidak menghasilkan daerah retentif seperti halnya mahkota complete cover.
Namun, jika permukaan bukal atau labial kuat dan daerah retensi dapat diterima atau dapat dibuat
sehingga dengan sedikit modifikasi pada permukaan gigi, mahkota tiga perempat dengan restorasi
konservatif dapat digunakan. Kriteria yang sama berlaku dalam memutuskan untuk menggunakan
sebagian abutment tidak dilindungi seperti dalam keputusan untuk menggunakan gigi yang tidak
dilindungi pada gigitiruan sebagian lepasan.

Terlepas dari jenis mahkota yang digunakan, preparasi harus dilakukan untuk memberikan
kedalaman yang tepat dari dudukan rest oklusal. Ini paling baik dilakukan dengan mengubah kontur
aksial gigi menjadi ideal sebelum preparasi gigi dan membuat kedalaman pada area rest oklusal gigi
yang disiapkan(Gambar 14-4). Karena lokasi rest oklusal telah pasti selama rencana perawatan,
informasi ini akan diketahui sebelum preparasi gigi. Sebagai contohnya, jika rest oklusal ganda yang
akan digunakan, ini akan diketahui sehingga gigi dapat dipersiapkan untuk mengakomodasi
kedalaman kedua rest tersebut. Pada saat waxing pola dan menemukan bahwa dudukan rest harus
dibuat lebih dangkal daripada yang diinginkan karena perencanaan pasca-perawatan. Hal ini juga
dapat menimbulkan masalah serius ketika harus membuat dudukan rest yang dangkal di suatu
mahkota atau inlay yang ada karena ketebalannya tidak diketahui. Kesempatan untuk menciptakan
sebuah dudukan rest yang ideal (jika telah direncanakan dengan baik) hanya bergantung pada
beberapa detik yang dibutuhkan untuk menciptakan ruang untuk itu.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 6


Gambar 14-4 Persiapan mahkota metal-keramik pada gigi # 21 menunjukkan ruang rest MO disiapkan dalam
penyusunan mahkota di mesial. Inset menunjukkan perspektif dari ketinggian vertikal yang menyiapkan pola
wax dari rest.

Tepi Mahkota Abutment

Selain memberikan perlindungan abutment, kontur retentif yang lebih ideal, memastikan guiding
plane, dan dukungan rest oklusal yang optimal, restorasi penutupan yang lengkap pada gigi yang
digunakan sebagai abutment gigitiruan sebagian lepasan masih menawarkan keuntungan lain yang
pada gigi alami. Ini adalah pinggiran atau bahu mahkota, yang menghasilkan stabilisasi dan
reciprocation yang efektif.

Fungsi lengan cengkram reciprocal telah dinyatakan dalam Bab 6. Secara singkat, ini adalah
reciprocation, stabilisasi, dan indirect retainer tambahan. Setiap lengan reciprocal kaku dapat
memberikan stabilisasi horisontal jika terletak pada permukaan aksial yang paralel dengan arah
penempatan. Untuk sebagian besar, karena ditempatkan pada puncak konveks, lengan reciprocal
kaku dapat juga bertindak sebagai indirect retainer tambahan. Namun, fungsinya sebagai lengan
reciprocal terhadap aksi dari lengan cengkram retentif hanya terbatas untuk stabilisasi terhadap
kemungkinan pergerakan ortodontik ketika kerangka gigitiruan berada di posisi terminal. Balasan
tersebut diperlukan ketika cengkram dpt menghasilkan kekuatan ortodontik aktif karena distorsi
yang tidak disengaja atau desain yang tidak tepat. Reciprocation untuk mencegah tekanan horisontal
sementara yang dapat merugikan stabilitas abutment yang paling dibutuhkan saat restorasi
ditempatkan atau ketika kekuatan pelepasan diterapkan. Mungkin gaya ortodontik merupakan
istilah tidak benar, karena istilah tersebut menandakan pengaruh yang sedikit tapi
berkesinambungan yang secara logis akan mencapai keseimbangan ketika gigi tersebut digerakan
secara ortodontik. Sebaliknya tekana sementara dari penempatan dan pelepasan yang terjadi
sebentar tetapi kuat, dapat menyebabkan kerusakan periodontal dan ketidakstabilan dibandingkan
pergerakan ortodontik.

Reciprocation yang benar tidak mungkin dengan lengan cengkram yang ditempatkan pada
permukaan gigi yang inklinasi occlusal karena menjadi tidak efektif sehingga gigitiruan terpasang
dengan benar. Ketika kekuatan pelepasan diterapkan, lengan cengkram reciprocal bersama

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 7


dengan rest oklusal, merusak kontak dengan permukaan pendukung gigi, dan menjadi tidak efektif.
Jadi sebagai cengkram retentif fleksibel diatas ketinggian kontur dan memberikan gaya horizontal
pada abutment, reciprocation tidak didapatkan ketika sangat dibutuhkan. (Gambar 14-5).

Reciprocation yang benar dapat diperoleh hanya dengan menciptakan arah penempatan untuk
lengan cengkram reciprocal yang sejajar dengan guiding plane lainnya. Dengan cara ini batas inferior
lengan reciprocal membuat kontak dengan guiding planesnya sebelum cengkram retentif di sisi lain
gigi mulai lentur(Gambar 14-6). Dengan demikian reciprocation ada selama seluruh arah
penempatan dan pelepasan. Kehadiran tepi pada mahkota abutment bertindak sebagai perhentian
terminal lengan cengkram resiprocal. Hal ini juga menambah rest oklusal dan memberikan retensi
indirect untuk perpanjangan distal gigitiruan sebagian lepasan.

Gambar 14-5 A, hubungan yang tidak benar dari lengan cengkram retentif dan reciprocal satu sama lain ketika
kerangka gigitiruan sebagian lepasan terpasang dengan benar. Lengan cengkram dapat fleksibel diatas
ketinggian kontur selama penempatan dan pelepasan, lengan cegkram reciprocal tidak bisa efektif karena
tidak bersentuhan dengan gigi sampai kerangka gigitiruan terpasang sepenuhnya. B, tekanan horizontal pada
gigi abutment sebagai cengkram retentif dapat fleksibel diatas ketinggian kontur selama penempatan dan
pelepasan. Lingkaran terbuka di bagian atas dan bawah menggambarkan bahwa cengkram retentif hanya
bersifat pasif ketika kontak pertama dengan gigi selama penempatan dan ketika dalam posisi terminal ketika
gigitiruan ditempatnya. Selama penempatan dan pelepasan, lengan cengkram kaku ditempatkan di sisi
berlawanan dari gigi yang tidak dapat memberikan resistensi terhadap kekuatan-kekuatan horizontal. Lihat
Gambar 14-6 untuk sebuah metode untuk memastikan reciprocation sejati.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 8


Gambar 14-6 A, Preparasi tepi dalam pola wax dengan pisau surveyor yang paralel dengan arah penempatan.
B, Perbaikan tepi pada model, menggunakan stone yang cocok atau perangkat penggilingan di handpiece yang
melekat pada surveyor dental atau bor tekan khusus untuk tujuan yang sama. C, perkirakan lebar dan
kedalaman dari bentuk tepi pada mahkota abutment, yang akan memungkinkan lengan cengkram reciprocal
yang akan terdapat dalam kontur normal gigi. D, Reciprocal sejati melewati arah penempatan dan pelepasan
yang dimungkinkan ketika lengan cengkram reciprocal berada pada tepi mahkota abutment. E, direct retainer
terpasang dengan benar. Lengan Reciprocal mengembalikan kontur lingual abutment

Sebuah tepi pada mahkota abutment masih memiliki keuntungan lain. Umumnya lengan cengkram
reciprocal berbentuk setengah lingkaran, dan karena cembung, dan ditumpangkan pada dan
meningkatkan kecembungan pada permukaan yang sudah cembung. Sebuah lengan cengkram
reciprocal yang dibangun di atas tepi mahkota sebenarnya diletakkan ke mahkota dan mereproduksi
kontur mahkota yang lebih normal (lihat Gambar 14-6) . Lidah pasien kemudian berkontak pada
permukaan yang terus cembung lebih baik dibandingkan proyeksi lengan cegkram. Sayangnya baik
enamel tidak cukup tebal maupun bentuk gigi yang tidak menguntungkan sehingga tepi tidak dapat
dibuat secara efektif pada gigi yang belum direstorasi. Bahu enamel sempit kadang-kadang
digunakan sebagai dudukan rest pada gigi anterior , tetapi ini tidak memberikan arah paralel yang
penting untuk reciprocation selama penempatan dan pelepasan.

Tepi mahkota dapat digunakan pada setiap permukaan restorasi mahkota lengkap atau tiga
perempat yang berada di seberang sisi retentif sebuah gigi abutment . Hal ini paling sering
digunakan pada gigi premolar dan molar , tetapi juga dapat digunakan pada restorasi caninus. Hal ini
jarang digunakan pada permukaan bukal untuk menahan retensi lingual karena tampilan yang
berlebihan dari logam , tetapi dapat digunakan sama efektif pada abutment posterior ketika estetika
bukanlah faktor.

Fakta bahwa tepi mahkota yang akan digunakan harus diketahui terlebih dahulu pada preparasi
mahkota untuk memastikan pengambilan struktur gigi yang cukup di daerah ini . Meskipun bahu
atau tepi tidak termasuk dalam sediaan itu sendiri, ruang yang memadai
harus disediakan sehingga tepi dapat dibuat cukup lebar dan permukaan atasnya dibuat paralel
dengan arah penempatan. Tepi harus ditempatkan pada persimpangan gingival dan sepertiga tengah
gigi , melengkung sedikit untuk mengikuti lengkung jaringan gingiva . Pada sisi gigi di mana lengan
cengkram berasal, tepi harus dijaga cukup rendah untuk memungkinkan asal lengan cengkram untuk
menjadi cukup lebar untuk kekuatan yang cukup dan kekakuan .

Dalam membentuk tepi mahkota, yang biasanya terletak pada permukaan lingual , pola wax dari
mahkota lengkap- kecuali untuk perbaikan margin - sebelum tepi diukir . Setelah guiding plane
proksimal dan rest oklusal dan kontur retentif terbentuk, tepi diukir dengan pisau surveyor sehingga
permukaan atas paralel dengan arah penempatan . Jadi permukaan guiding plane bersambung akan
ada dari permukaan proximal sekitar permukaan lingual.

Efektivitas penuh tepi mahkota hanya dapat dicapai bila mahkota dikembalikan ke surveyor untuk
perbaikan setelah pengecoran. Untuk mendapatkal resiprocal sejati , mahkota tuangan harus
memiliki permukaan atas tepi yang paralel dengan arah penempatan. Hal ini dapat dicapai dengan
presisi dengan mesin yang membuat paralel ke arah penempatan dengan pemegang handpiece di
surveyor atau beberapa perangkat mesin yang cocok lainnya ( Gambar 14-7 ) . Demikian pula sifat
paralel dari guiding panes proksimal perlu disempurnakan setelah casting dan polishing . Meskipun

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 9


ada kemungkinan untuk mendekati sifat paralel dan pada saat yang sama , bentuk tepi mahkota
pada pola wax dengan pisau, beberapa akurasinya hilang saat casting dan polishing . Penggunaan
bur yang cocok, seperti bur fissur No 557 , 558 , dan 559 dan stone carborundum cilinder sejati
dalam pemegang handpiece , memungkinkan sifat paralel dari semua guiding plane pada casting
yang telah selesai dengan akurasi yang diperlukan untuk efektivitas permukaan guiding planenya.
Lengan cengkram reciprocal di wax pada cetakan investment sehingga bersambug dengan inferior
tepi dan contur superior untuk mengembalikan kontur mahkota , termasuk ujung cusp.

Gambar 14-7 Kisaran mahkota yang disurvei untuk mempersiapkan permukaan paralel, dudukan rest internal,
groove lingual, dan tepi restorasi cetakan membutuhkan penggunaan baik mesin kisaran khusus, atau
pemegang handpiece yang melekat pada surveyor, seperti yang ditunjukkan pada A. ini memungkinkan
penyesuaian akhir untuk mahkota yang disurvei sebelum sementasi, dan menjamin paralel yang maksimum
atau persiapan tepi. B, Close-up dari guiding plane proksimal dengan bur finishing logam.

Hal ini jelas bahwa polishing harus dikendalikan agar tidak merusak bentuk bahu yang di siapkan
pada wax atau paralelisme dari permukaan guiding plane. Hal ini sama pentingnya casting gigitiruan
sebagian lepasan diselesaikan dengan hati-hati sehingga akurasi pasangan tidak rusak. Investment
modern, casting alloy, dan teknik polishing memungkinkan tingkat akurasi.

Erosi Spark

Teknologi erosi spark adalah sistem yang sangat canggih untuk menghasilkan keakuratan presisi
utama lengan reciprocal ke tepi casting. Teknologi ini menggunakan sistem alat yang memungkinkan
reposisi casting dengan akurasi yang baik dan mesin discharge electrik yang diprogram untuk
mengikis catatan partikel logam melalui interval spark periodik.

Apapun metode atau teknik yang digunakan, adalah penting bahwa orientasi cetakan yang telah
ditentukan dipertahankan untuk memastikan bahwa tepian dan guiding plane proksimal tetap
paralel.

Mahkota veneer sebagai dukungan lengan cengkram

Untuk alasan kosmetik , mahkota veneer porselen dan resin digunakan pada gigi abutment dimana
yang lain akan menampakan logam. Mahkota veneer porselen ini bisa dalam bentuk veneer porselen
dengan pin sebagai retainer dan disemen ke mahkota , porselin yang digabung secara langsung ke

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 10


substruktur logam tuang, porselin pada coping mesin, porselen tuang, mahkota ceramic tekan,
dengan bantuan komputer untuk merancang dan restorasi ceramic mesin , atau resin akrilik yang
diproses langsung ke mahkota tuang. Perkembangan komposit tahan-abrasi menawarkan bahan
yang cocok sebagai veneer yang dapat menahan kontak cengkram, sehingga menghilangkan
tampilan yang tidak diinginkan dari logam.

Mahkota veneer harus berkontur untuk memberikan retensi yang sesuai . Ini berarti bahwa veneer
harus sedikit overcontoured dan kemudian dibentuk untuk memberikan undercut yang diinginkan
untuk lokasi lengan cengkram retentif (Gambar 14-8) . Jika veneer adalah porselen , prosedur ini
harus didahului dengan glazing kaca , jika itu adalah dari resin , harus didahului dengan pemolesan
akhir. Jika langkah penting dalam membuat abutment veneer ini diabaikan
atau dihilangkan, dapat menyebabkan kontur retensi yang berlebihan atau tidak memadai.

Dalam uji klinis terbatas , laminasi porselen telah menunjukkan ketahanan dalam pemakaian yang
setara dengan 5 tahun . Porselen , bagaimanapun , menghasilkan sedikit keausan pada cegkramnya.

Gambar 14-8 Mahkota veneer porcelain disurvey setelah penyesuaian, glazing, dan polishing. Hal ini penting
untuk mensurvei mahkota kembali ketika kembali dari laboratorium sebelum sementasi. Cara terbaik untuk
memastikan kontrol dari semua kontur abutment untuk gigitiruan sebagian lepasan adalah ketika mahkota
yang disurvei digunakan dan disurvey kembali sebelum penempatan permanen.

Bagian bawah yang datar dari cengkram tuang membuat cukup kontak dengan permukaan veneer
sehingga abrasi dari veneer resin dapat terjadi. Meskipun bagian bawah cengkram dapat dipoles (
dengan beberapa kerugian dalam akurasinya) , hasil abrasi dari sisa makanan yang terperangkap
atau tertahan pada permukaan gigi ketika cengkram bergerak selama berfungsi . Oleh karena itu,
kecuali rest terminal cegkram retentif pada logam , glazed porselen harus digunakan untuk
memastikan yang keadaan retentif di masa depan pada permukaan veneer . Resin akrilik masa kini,
menjadi cross-linked kopolimer , akan menahan abrasi untuk waktu yang cukup lama tapi tidak sama
seperti porselen . Oleh karena itu veneers resin akrilik yang terbaik digunakan dalam hubungannya
dengan logam yang mendukung terminal cengkram setengah lingkaran.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 11


SPLINTING GIGI ABUTMENT

Seringkali suatu gigi dianggap terlalu lemah untuk digunakan sendiri sebagai abutment gigitiruan
sebagian lepasan karena terlalu pendek atau akar tunggal yang terlalu lancip atau karena kehilangan
tulang yang mengakibatkan rasio mahkota - akar yang tidak menguntungkan . Bila demikian,
splinting ke gigi-gigi yang berdekatan dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan
dukungan abutment. Dengan demikian dua gigi berakar tunggal berfungsi sebagai abutment berakar
jamak. Splinting tidak dapat digunakan untuk mempertahankan gigi yang seharusnya tidak
digunakan karena alasan periodontal. Ketika panjang layanan restorasi tergantung pada
kemampuan layanan dari abutment, gigi apapun yang keadaan periodontalnya meragukan harus
menggunakan gigi sehat yang berbatasan sebagai abutment, meskipun panjangnya menjadi
bertambah karena hal tersebut.

Aplikasi yang paling umum dari penggunaan beberapa abutment adalah splinting dari dua gigi
premolar atau premolar pertama dan caninus(Gambar 14-9). Premolar mandibula umumnya
memiliki akar taper dan bulat, yang mudah dilonggarkan oleh tekanan rotasi dan tipping . Gigi
premolar merupakan gigi abutment posterior yang paling lemah. Premolar rahang atas juga sering
mempunyai akar taper, yang menjadikannya gigi abutment yang kurang kuat, terutama ketika
digunakan sebagai penahan pada basis perpanjangan distal. Gigi tersebut lebih baik di splinting
secara tuangan atau solder dua mahkota bersama-sama . Ketika premolar pertama yang akan
digunakan sebagai abutment memiliki bentuk akar atau dukungan yang kurang memadai, yang
terbaik adalah dengan mensplinting dengan gigi caninus yang kuat.

Gambar 14-9 premolar pertama dan gigi caninus telah displint, lengkung sebagian edentulous Kelas
I, mod 1. Bar splinting telah ditambahkan untuk memberikan stabilisasi lengkung cross untuk
abutment splint dan untuk mendukung dan mempertahankan segmen anterior restorasi lepasan.
Prospektif abutment telah ditingkatkan

Rest lingual yang ditempatkan pada gigi anterior seringnya harus displinting bersama untuk
menghindari gerakan orthodotic dari setiap gigi. Gigi anterior mandibula jarang digunakan untuk
dukungan, tetapi dapat digunakan jika displinting. Ketika tidk dapat dilakukan splinting, rest lingual
individual pada restorasi cast mungkin diletakkan sedikit ke apikal untuk mencegah kemungkinan

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 12


perpindahan gigi, atau rest lingual dapat digunakan dalam hubungannya dengan rest insisal, sedikit
terlibat permukaan labial gigi.

Rest lingual harus selalu ditempatkan serendah cingulum bila memungkinkan, dan gigi anterior
tunggal , selain caninus, tidak boleh digunakan untuk dukungan oklusal . Ketika rest lingual
digunakan pada gigi insisivus sentralis dan lateral, harus melibatkan sebanyak mungkin gigi untuk
mendistribusikan beban, sehingga meminimalkan tekanan pada setiap gigi. Meskipun begitu ,
beberapa gerakan gigi individu mungkin terjadi , terutama ketika mendapatkan kekuatan retensi
indirect atau ketika dukungan tulang tidak memadai. Hal ini sebaiknya dicegah dengan splinting
beberapa gigi dengan restorasi cor bersatu . Kondisi gigi dan pertimbangan kosmetik akan
menentukan apakah mahkota lengkap , mahkota tiga perempat , inlays ledge pin, retainer resin -
bonded , atau restorasi komposit yang akan digunakan untuk tujuan ini.

Splinting gigi molar untuk dukungan abutment multiple kurang digunakan karena pada umumnya
sudah berakar jamak. Sebuah gigi berakar dua atau tiga yang tidak cukup kuat berdiri sendiri
menjadikannya abutment yang tidak kuat. Namun, menjadi pengecualian ketika abutment molar
akan mendapat manfaat dari efek splinting seperti dalam akar molar hemisected ( Gambar 14-10 ) .

Gambar 14-10 A, Penghilangan penyakit periodontal yang diperlukan dari akar distal # 30 dan akar
mesial # 31. B, premolar pertama dan akar hemi-sected yang menggunakan splinting 5 unit gigitiruan
sebagian cekat. C, Gigitiruan cekat memberikan dukungan, stabilitas, dan retensi cross-arch untuk
gigi tiruan sebagian lepasan Kennedy Kelas II.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 13


PENGGUNAAN GIGI TERISOLASI SEBAGAI ABUTMENT

Rata-rata gigi abutment akan menjadi tipping ke distal , rotasi , torquing , dan gerakan horisontal ,
yang semuanya harus seminimal mungkin dengan kualitas dukungan jaringan dan desain gigitiruan
sebagian lepasan. Gigi abutment terisolasi , bagaimanapun, akan menjadi tipping ke mesial karena
kurangnya kontak proksimal. Meskipun retensi indirect, pengangkatan basis perluasan distal tidak
bisa dihindari, disebabkan torque pada abutment .

Pada gigitiruan tooth borne , gigi terisolasi dapat digunakan sebagai abutment dengan memasukkan
abutment kelima untuk dukungan tambahan . Dengan demikian tekanan rotasi dan horisontal dapat
tertahan dengan penambahan dari abutment kelima . Ketika dua abutment terisolasi seperti itu ada ,
sebuah abutment keenam harus dimasukkan untuk alasan yang sama. Dengan demikian dua gigi
caninus, dua premolar terisolasi , dan dua gigi posterior digunakan sebagai abutmen .

Sebaliknya, sebuah abutment anterior terisolasi berdekatan dengan basis perluasan distal biasanya
harus di splinting ke gigi terdekat dengan menggunakan gigitiruan sebagian cekat . Efeknya ada dua:
( 1 ) segmen anterior edentulous dieliminasi , sehingga menciptakan lengkungan anterior gigi utuh
ke ruang edentulous , dan ( 2 ) gigi terisolasi displinting ke abutment lain dari tiruan sebagian tetap ,
sehingga mendapatkandukungan beberapa abutment . Splinting yang dgunakan disini hanya untuk
mendapatkan beberapa dukungan abutment bukan untuk mendukung gigi abutment yang lemah.

Meskipun splinting dianjurkan untuk gigi abutment yang dianggap terlalu lemah bila digunakan
sendiri, sebuah abutment tunggal yang berdiri sendiri di lengkung anterior gigi untuk basis
perpanjangan distal biasanya membutuhkan efek splinting dari gigitiruan sebagian cekat (Angka 14-
11 dan 14 -12 ) . Meskipun bentuk dan panjang akar dan tulang pendukung tampaknya cukup untuk
abutment biasa , fakta bahwa gigi tidak memiliki kontak proksimal membahayakan gigi ketika
digunakan untuk mendukung perluasan basis distal gigitiruan sebagian lepasan.

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi keputusan untuk menggunakan gigi terisolasi sebagai
abutment adalah pertimbangan estetika . Namun, baik alasan estetika maupun ekonomi tidak boleh
mencegah dokter gigi merekomendasikan kepada pasien untuk menggunakan gigi terisolasi sebagai
abutment terminal dengan keuntungan splinting melalui gigitiruan sebagian cekat . Jika kompromi
diperlukan , pasien harus bertanggung jawab atas penggunaan gigi terisolasi sebagai abutment .

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 14


Gambar 14-11 Premolar yang berdiri sendiri harus di splinting ke gigi taring dengan gigitiruan
sebagian cekat. Tidak hanya desain gigitiruan sebagian lepasan disederhanakan, tetapi gigi premolar
sebagai abutment dapat dipertahankan lebih lama.

Gambar 14-12 A, abutment yang terisolasi telah displinting menggunakan bar splint. B, gigi tiruan
sebagian lepasan lebih memadai didukung dengan mekanisme yang ditunjukkan A daripada yang
dapat diwujudkan dengan abutment terisolasi.

Aspek ekonomi dari penggunaan restorasi cekat sebagai bagian dari persiapan mulut untuk
gigitiruan sebagian lepasan pada dasarnya sama dengan prosedur splinting lainnya. Desain terbaik
dari gigitiruan sebagian cekat, yang akan menjaminlamanya penggunaan , membuat prosedur dan
biaya tambahan diperlukan. Meskipun harus diakui bahwa pertimbangan ekonomi, dikombinasikan
dengan prognosis yang sangat menguntungkan dari gigi terisolasi, dapat mempengaruhi keputusan
untuk mengorbankan keuntungan menggunakan gigitiruan sebagian cekat, pada perawatan awal
harus mencakup ketentuan ini meskipun metode alternatif dapat diterima karena alasan ekonomi.

KEHILANGAN GIGI ANTERIOR

Ketika gigitiruan sebagian lepasan menggantikan gigi posterior yang hilang, terutama tidak adanya
gigi posterior, semua kehilangan tambahan dari gigi anterior sebaiknya diganti dengan restorasi
cekat dibandingkan dengan gigitiruan sebagian lepasan . Dalam setiap situasi perpanjangan distal ,
beberapa aksi rotasi anteroposterior akan menghasilkan dari penambahan segmen anterior ke
gigitiruan. Rencana perawatan yang ideal , yang akan mempertimbangkan ruang edentulous anterior
secara terpisah , dapat menyebabkan masalah realitas ekonomi dan estetika . Setiap situasi harus
diperlakukan sesuai dengan kemampuannya. Seringkali hasil estetik terbaik dapat diperoleh dengan
mengganti gigi anterior dan jaringan yang hilang dengan gigi tiruan sebagian lepasan daripada
dengan restorasi tetap. Dari sudut pandang biomekanik , bagaimanapun , umumnya disarankan
bahwa gigi tiruan sebagian lepasan harus mengganti hanya gigi posterior yang hilang setelah sisa
lengkungan anterior telah dibuat utuh oleh restorasi tetap .

Meskipun dapat dikompromikan, keputusan untuk memasukkan segmen anterior pada


gigitiruan sangat tergantung pada dukungan yang tersedia sebagai bagian dari gigi tiruan sebagian
PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 15
lepasan. Semakin besar jumlah alami gigi anterior yang tersisa, semakin baik dukungan yang tersedia
untuk segmen edentulous. Jika dudukan rest pasti dapat disiapkan pada beberapa abutment,
segmen anterior dapat diperlakukan seperti ruang modifikasi tooth bound lainnya . Prinsip-prinsip
dukungan rest berlaku sama seperti tempat lain di lengkung rahang. Permukaan gigi inklinasi tidak
boleh digunakan untuk dukungan oklusal , atau rest tidak boleh ditempatkan pada permukaan
lingual yang tidak dipreparasi. Dukungan terbaik bagi segmen anterior adalah perluasan beberapa
dukungan, jika mungkin , posterior disiapkan untuk dudukan rest lingual pada gigi caninus ke
dudukan restmesiooklusal pada premolar pertama. Dukungan tersebut akan memungkinkan gigi
anterior yang hilang untuk dimasukkan kedalam gigi tiruan sebagian lepasan , seringkali dengan
beberapa keunggulan kosmetik melebihi gigitiruan cekat.

Dalam beberapa kasus penggantian gigi anterior dengan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan,
tidak dapat dicegah . Namun, tanpa dukungan gigi yang memadai , setiap gigitiruan tersebut akan
kekurangan stabilitas yang akan ada dari menggantikan hanya gigi posterior dengan gigi tiruan
sebagian lepasan dan gigi anterior dengan restorasi cekat. Ketika gigi anterior hilang akibat
kecelakaan atau telah hilang untuk beberapa waktu , resorpsi dari residual ridge anterior mungkin
telah berkembang ke titik dimana pontik tidak dapat berada pada ridge residual baik menggunakan
gigitiruan cekat maupun lepasan. Dengan demikian, karena alasan estetika dan dukungan jaringan
orofacial , gigi yang hilang harus diganti dengan basis gigitiruan pendukung gigi yang lebih mendekati
pada posisi aslinya, jauh ke depan dari ridge residual. Walaupun gigi tersebut dapat diposisikan
untuk keuntungan kosmetik yang lebih baik, contouring dan mewarnai basis gigi tiruan untuk
menjadi estetis memerlukan upaya artistik maksimum baik dokter gigi maupun teknisi . Seperti gigi
tiruan sebagian lepasan , baik dari sudut pandang estetika dan biomekanik , adalah salah satu yang
paling sulit dari semua restorasi prostetik. Namun, bar splint yang dihubungkan dengan abutment di
kedua sisi ruang edentulous , akan memberikan kebutuhan dukungan dan retensi ke segmen
anterior dari gigitiruan sebagian lepasan . Karena bar splint akan memberikan dukungan vertikal ,
dudukan rest pada abutment yang berdekatan dengan daerah edentulous tidak perlu disiapkan ,
sehingga mempermudah restorasi anterior sampai batas tertentu .

Pengakuan diberikan kepada konsep arah penempatan ganda untuk meningkatkan penggantian
estetika gigi anterior yang hilang dengan gigitiryan sebagian lepasan. Informasi tentang konsep ini
dapat dibaca pada bab Partial Denture Design.

MAHKOTA SEMENTARA KETIKA PENGGUNAAN GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Kadang-kadang suatu gigi tiruan sebagian lepasan yang lama harus tetap digunakan ketika mulut
sedang dipersiapkan untuk gigitiruan baru . Dalam situasi seperti itu , mahkota sementara harus
dibuat yang akan mendukung gigi tiruan sebagian lepasan lama dan tidak akan mengganggu
penempatan dan pelepasannya. Mahkota sementara resin akrilik yang menduplikasi bentuk asli dari
gigi abutment harus dilakukan .

Teknik untuk membuat mahkota sementara yang cocok dengan direct retainer mirip dengan jenis
lain mahkota sementara resin akrilik. Perbedaan utama pada cetakan, menggunakan bahan cetak
elastis , harus dibuat pada seluruh lengkung dengan gigitiruan sebagian lepasan yang ada di tempat .
Hal ini diperlukan bahwa gigi tiruan sebagian lepasan tetap didalam cetakan , ketika diangkat dari
mulut. Jika tetap di mulut , harus diangkat dan dimasukkan ke dalam cetakan dalam posisinya.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 16


Cetakan , dengan gigi tiruan sebagian lepasan berada didalamnya, didesinfeksi , dibungkus dengan
handuk kertas basah (jika hidrokoloid ireversibel digunakan sebagai bahan cetak) , atau ditempatkan
dalam kantong plastik , dan sisihkan sementara gigi atau gigi-gigi dipersiapkan untuk mahkota baru.

Setelah preparasi selesai dan cetakan serta catatan hubungan rahang telah dibuat, gigi yang telah
dipreparasi dikeringkan dan dilumasi. Cetakan awal dipangkas utuk menghilangkan kelebihan
apapun, undercut, dan proyeksi interproksimal yang akan mengganggu penepatan kembali cetakan
ke dalam mulut.

Resin akrilik metakrilat metil , komposit , kopolimer , dan resin yang ditambahkan serat dapat
berfungsi sebagai bahan yang sangat baik untuk mahkota sementara dalam hubungannya dengan
gigitiruan sebagian lepasan. Membuat mahkota sementara membutuhkan cangkir pencampuran
kecil atau dish dappen, spatula semen , dan jarum suntik plastik, sekali pakai. Resin akrilik
autopolymerizing dengan warna gigi yang sesuai ditempatkan dalam cangkir atau dish dappen , dan
monomer ditambahkan untuk membuat campuran yang sedikit kental. Volume harus sedikit lebih
besar dari jumlah yang diperkirakan untuk membuat restorasi sementara. Mencampuran dengan
spatula hingga konsistensi halus dan campuran segera dituangkan ke dalam jarum suntik sekali
pakai. Sejumlah kecil campuran harus disuntikkan atas dan di sekitar pinggiran gigi preparasi. Bahan
yang tersisa harus disuntikkan ke cetakan gigi preparasi. Cetakan didudukan ke dalam mulut , di
mana dokter gigi memegang cetakannya sampai bahannya menjadi kaku, rubber stage, atau
konsistensi yang direkomendasikan oleh produsen. Hal ini sekali lagi harus didasarkan pada
pengalaman dengan resin tertentu yang digunakan. Pada saat ini, mahkota dapat tetap berada
dalam cetakan. Jika demikian , mahkota dilepas dari cetakan, semua kelebihan dipotong dengan
gunting, dan mahkota yang didudukan pada abutment preparasi. Gigitiruan sebagian lepasan
kemudian dilepaskan dari cetakan dan didudukan dalam mulut mahkota sementara, yang harus
dalam state kaku. Pasien mungkin membawa gigi pada oklusi untuk membangun kembali hubungan
posisi dan oklusal gigi tiruan sebagian lepasan yang ada.

Setelah mahkota resin atau mahkota telah dipolimerisasi , gigitiruan sebagian lepasan dilepas, dan
mahkota tetap pada gigi. Ini kemudian dilepas secara hati-hati, dibentuk untuk mendapatkan oral
hygiene, dipangkas , dipoles, dan untuk sementara disemen. Hasilnya adalah mahkota sementara
yang mengembalikan kontur abutment asli dan memungkinkan gigi tiruan sebagian lepasan untuk
ditempatkan dan dilepas tanpa gangguan, tetapi memberikan dukungan sementara yang sama untuk
gigi tiruan yang ada sebelum gigi dipreparasi.

Sementasi Mahkota Sementara

Sementasi mahkota sementara memerlukan sedikit relief pada permukaan internal dari mahkota
untuk menampung semen sementara dan untuk memfasilitasi pelepasan. Semen sementara harus
tipis dan diterapkan hanya pada margin gingiva bagian dalam mahkota untuk memastikan setting
yang lengkap. Begitu semen sementara telah mengeras , oklusi harus diperiksa dan disesuaikan.
Tanpa memperhatikan jenis semen sementara yang digunakan , setiap kelebihan yang mungkin
mengiritasi gingiva harus dihilangkan .

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 17


PEMBUATAN RESTORASI YANG COCOK DENGAN RETAINER GIGITIRUAN

Sebuah gigi abutment sering mebutuhkan restorasi pada mahkota lengkap (atau restorasi lain) yang
sesuai dengan bagian dalam cengkram dari gigi tiruan sebagian lepasan jika tidak berguna. Salah
satu teknik untuk melakukannya cukup sederhana, tetapi membutuhkan pola direct – indirect
sehingga membutuhkan tambahan biaya dibandingkan pembuatan restorasi pada umumnya.

Teknik pembuatan mahkota agar sesuai dengan bagian dalam cengkram adalah sebagai berikut:
Sebuah cetakan hidrokoloid ireversibel dibuat dengan gigitiruan sebagian lepasan berada didalam
mulut. Cetakan ini, yang digunakan untuk membuat mahkota sementara , dibungkus dalam handuk
kertas basah atau ditempatkan dalam kantong plastik dan disisihkan sementara gigi dipreprasi.
Meskipun beberapa gigi abutment harus dikembalikan, biasanya setiap restorasi sementara akan
selesai sebelum membuat restorasi berikutnya. Hal ini diperlukan agar dukungan asli dan hubungan
oklusal gigitiruan sebagian lepasan dapat dipertahankan karena setiap mahkota sementara yang
baru sedang dibuat. Selama preparasi gigi abutment , gigitiruan sebagian lepasan sering diganti
untuk memastikan kesesuaian struktur gigi yang cukup akan untuk memungkinkan ketebalan
casting. Ketika preparasi telah selesai ,stone die diperoleh dari cetakan individual gigi. Sebuah
mahkota sementara kemudian dibuat pada cetakan hidrokoloid ireversibel origin yang dituangkan
dalam alinea sebelumnya. Kemudian dipangkas, dipoles , dan untuk sementara disemen , dan
gigitiruan sebagian lepasan dikembalikan ke mulut . Pasien dapat pulang setelah kelebihan semen
dihilangkan.

Stone die yang terbuat dari cetakan individual, tipis, koping resin autopolymerizing akan dibuat
dengan teknik kuas. Stone die harus dipotong pada finishing line dari preparasi, yang kemudian
digambarkan dengan pensil, dan die dicat dengan kertas timah pengganti. Bahan pemisah, seperti
pengganti kertas timah, harus digunakan dan akan membentuk selapis tipis pada permukaan kering
dan dingin. Tidak semua pengganti kertas timah yang cocok untuk tujuan ini . Dengan bubuk resin
autopolymerizing dan cairan dalam piring dappen terpisah dan sikat halus, coping resin dengan
ketebalan yang sama dicat ke die. Ini harus diperluas tidak hanya garis pensil yang mewakili batas
preparasi mahkota. Setelah pengerasan , koping resin dapat dilepas, diperiksa, dan jika perlu
dipangkas. Selapis tipis foil pengganti harus dihilangkan sebelum koping didudukan kembali ke die.

Pembuatan pola wax pada koping resin biasanya tidak dimulai sampai pasien kembali. Urutan
penggunaan tehnik pengunyahan fungsional untuk oklusi akan diikuti, membuat kontak proksimal
dan kontur yang sesuai untuk unit cengkram sebagai oudined di bawah ini.

Pertama, bagian oklusal dari pola wax dibuat dengan pasien menutup secara maksimum
intercusp, diikuti oleh gerakan excursive ( Gambar 14-13 , A ) . Pola wax dikembalikan ke model, dan
penambahan dibuat pada tempat yang kurang sesuai kebutuhan. Proses ini diulang sampai registrasi
oklusal telah diperoleh. Kecuali untuk penyempitan permukaan oklusal dan ukiran dari groove dan
spillways , ini akan menjadi anatomi oklusal dari restorasi yang telah selesai.

Langkah kedua adalah penambahan wax yang cukup untuk membangun hubungan kontak dengan
gigi yang berdekatan. Pada saat ini , hubungan oklusal dari ridge marginal harus disiapkan.
Selanjutnya, wax ditambahkan ke permukaan bukal dan lingual tempat dimana lengan cengkram
akan berkontak dengan mahkota, dan pola wax didudukan kembali di dalam mulut. Lengan
cengkram, konektor minor, dan oklusal rest terhubung pada gigitiruan sebagian lepasan secara hati-

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 18


hati dihangatkan dengan api needlepoint, hati-hati untuk menghindari resin yang berdekatan , dan
gigitiruan sebagian lepasan diposisikan di mulut dan ke pola wax ( Gambar 14-13 , B ) . Beberapa
upaya mungkin diperlukan sampai gigitiruan sebagian lepasan terpasang sepenuhnya dan komponen
cengkram jelas terekam pada pola wax. Setiap kali gigitiruan sebagian lepasan dilepas, pola akan
tergambar dengannya dan tidak mengganggu cengkram.

Ketika berkontak dengan lengan cengkram dan hubungan oklusal gigitiruan sebagian lepasan telah
dibentuk, mahkota sementara dapat dilepas dan pasien dapat pulang. Pola mahkota selesai pada die
dengan mempersempit permukaan oklusal buccolingual, menambahkan groove dan spillways , dan
memperbaiki margin . * Setiap tepi wax yang tersisa di bawah lengan cengkram reciprocal dapat
dibiarkan untuk memberikan beberapa keuntungan dari ledge mahkota, seperti yang dijelaskan
sebelumnya dalam bab ini. Kelebihan wax yang tersisa di bawah lengan cengkram retentif,
bagaimanapun, harus dihilangkan untuk penambahan undercut retentif kemudian(Gambar 14-13,C).

Jika bahan veneer akan ditambahkan , ruang veneer kini harus diukir dalam pola wax. Dalam situasi
seperti itu , kontur veneer dapat direkam dengan membuat stone matriks dari permukaan bukal,
yang dapat direposisi pada casting yang telah selesai untuk memastikan kontur yang tepat dari
veneer komposit.

Pola wax harus dihilangkan dengan hati-hati sehingga daerah penting pada pola tidak hancur.
Setelah casting, mahkota harus dipolishing minimal, karena bentuk yang tepat dari aksial dan oklusal
permukaan harus dipertahankan.

* Margin pada semua mahkota dan pola wax inlay dapat disempurnakan dengan wax casting merah
putih SS, yang kontras dengan lilin biru atau hijau yang digunakan untuk pola dan memungkinkan
pengukiran margin secara halus dengan akurat. Wax yang lebih disukai untuk tubuh mahkota dan
pola inlay adalah wax inlay Maves. Wax ini tersedia dalam bentuk kerucut dan tongkat dan dapat
diukir dan warna dengan sangat baik.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 19


Gambar 14-13 Pembuatan mahkota tuang agar sesuai dengan cengkram gigitiruan sebagian lepasan. A ,
koping akrilik resin tipis yang pertama kali dibuat pada die individu dari gigi preparasi. Inlay wax kemudian
ditambahkan dan koping ditempatkan ke gigi preparasi dimana permukaan oklusal dan hubungan kontak
dibuat langsung di mulut . Unit cengkram dipanaskan dengan api needlepoint yang hanya cukup untuk
melunakkan inlay wax, dan gigitiruan sebagian lepasan ditempatkan di mulut dan dipandu dengan lembut ke
tempatnya dengan oklusi antagonis. Langkah ini harus diulang beberapa kali dan kelebihan wax dihilangkan
atau wax ditambahkan sampai berkontak penuh dengan unit cengkram bagian bawah yang telah dibentuk,
dengan gigitiruan terpasang dengan benar. Biasanya pola wax dicabut dari gigitiruan dan diusahakan untuk
tidak mengganggu cengkram. B , Pola wax kemudian ditempatkan kembali ke die individual untuk
menyelesaikan anatomi oklusal dan memperbaiki margin. Kelebihan wax yang tersisa di bawah cetakan lengan
cengkram retentif harusdihilangkan, tapi tepi wax dapat dibiarkan di bawah lengan cengkram reciprocal. C ,
penyelesaian casting di mulut. Ujung cengkram retentif harus diadaptasi kembali untuk daerah undercut. Hal
ini sering diperlukan untuk penghilangan beberapa gangguan dari casting, seperti yang ditunjukkan oleh kertas
artikulasi yang ditempatkan di antara cegkram dan mahkota, sampai cengkram terpasang sepenuhnya .

Karena tidak mungkin untuk menarik lengan cengkram dari retensi undercut pada pola wax, casting
harus dilakukan tanpa ketentuan untuk retensi cengkram. Setelah mahkota dicobakan di dalam
mulut dengan gigitiruan di tempatkan, lokasi ujung cengkram dpt diidentifikasi dengan mencetak
mahkota dengan alat yang tajam . Kemudian mahkota dapat dipoles sedikit di daerah ini
untuk menciptakan undercut retentif. Ujung cengkram kemudian dapat secara hati-hati diadaptasi
ke dalam undercut, sehingga menciptakan retensi cengkram pada mahkota baru .

Sebuah metode alternatif untuk membuat mahkota yang pas dengan retainer dengan menggunakan
model mounted dengan gigitiruan lepasan yang disesuaikan dengan model kerja untuk
mengembangkan permukaan oklusal pada mahkota terlibat.

Idealnya , semua gigi abutment terlidungi dengan mahkota penuh sebelum gigitiruan sebagian
lepasan dibuat. Kecuali ada kemungkinan terjainya karies berulang karena margin mahkota rusak
atau resesi gingiva, gigi abutment yang terlindungi diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung,
stabilisasi dan retensi yang baik selama bertahun-tahun. Secara ekonomi keinginan untuk penutupan
mahkota secara penuh untuk semua gigi abutment mungkin dibenarkan dari sudut pandang jangka
panjang. Harus diakui, bagaimanapun dalam prakteknya, penutupan penuh pada semua gigi
abutment tidak selalu dilakukan sesuai dengan rencana perawatan. Banyak faktor yang
mempengaruhi status kesehatan masa depan gigi abutment, beberapa di antaranya tidak dapat
diramalkan. Seorang dokter gigi diharapkan mampu untuk merawat gigi abutment yang kemudian
menjadi rusak sehingga layanan mereka sebagai abutment dapat dipulihkan dan digunakan bagi gigi
tiruan sebagian lepasan. Meskipun bukan bagian dari preparasi mulut, layanan ini menyelesaikan
banyak tujuan yang sama dengan memberikan dukungan , stabilitas , dan retensi , dan dokter gigi
harus secara teknis mampu menyediakan layanan gigitiruan sebagian lepasan ini ketika diperlukan.

PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 20


PREPARASI GIGI ABUTMENT Page 21

Anda mungkin juga menyukai