Anda di halaman 1dari 65

BUKU PANDUAN

PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI


PROSTODONSIA

TIM PENYUSUN
TIM PENYUSUN
Penaggung Jawab Profesi:
Penaggung Jawab Profesi:
Diwya Nugrahini, drg., Sp.Pros Anggota:
DR M Chair Effendi, drg, SU, SpKGA
Anggota: Drg Dini Rachmawati SpKGA
Kartika Andari Wulan, drg.,
DrgSp.Pros
Ambar puspitasari SpKGA
Fatima, drg., Sp.Pros Drg Wanda Karisma Dian Sari SpKGA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LEMBAR PENGESAHAN

BUKU PANDUAN PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI


PROSTODONSIA

Kode Mata Ajar Profesi : KGK 891007


Revisi : 0
Tanggal Pengesahan : Januari 2014
Diajukan Oleh : Penanggung Jawab Mata Ajar

TTD

Kartika Andari Wulan, drg., Sp.Pros


NIP 19790611 200912 2 003
Disetujui Oleh : Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Gigi

TTD

Dr. M. Chair Effendi, drg., SU., Sp.KGA


NIP 19530618 197912 1 005

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan-Nya buku panduan dari
pendidikan profesi Prostodonsia PSPDG FKUB dapat diselesaikan sesuai pada waktunya. Buku
panduan ini merupakan pedoman pembelajaran pada pendidikan program profesi Prostodonsia dan
staff pengajar yang bertindak sebagai instruktur program profesi Prostodonsia. Buku panduan ini
dibuat berdasarkan standar kompetensi Prostodonsia dari pendidikan dokter gigi nasional dan telah
ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi mahasiswa, staff pengajar serta seluruh
komponen terkait dalam proses pendidikan dokter gigi khususnya bidang Prostodonsia di program
studi pendidikan dokter gigi Universitas Brawijaya

Penanggung Jawab Mata Ajar

TTD

Kartika Andari Wulan, drg., Sp.Pros


NIP. 19790611 200912 2 003

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 2


TIM PENYUSUN
Penaggung Jawab Profesi :
Diwya Nugrahini, drg., Sp.Pros

Anggota:
Kartika Andari Wulan, drg., Sp.Pros
Fatima, drg., Sp.Pros

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 3


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi
Selama kegiatan pembelajaran pendidikan program profesi Prostodonsia, mahasiswa
harus memenuhi standart kompetensi yang telah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia. Adapun standart kompetensi Prostodonsia meliputi :
12. Pengelolaan Sakit dan Kecemasan (C4,P4,A4)
Kompetensi Utama
12.1 Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati
Kompetensi Penunjang
12.1.1 Meresepkan obat-obatan secara benar dan rasional (C3,P3,A3)
12.1.2 Mengatasi rasa sakit, rasa takut dan ansietas dengan pendekatan
farmakologik dan non farmakologik (C3,P3,A3)
12.1.3 Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of
pain) untuk prosedur restorasi (C4,P4,A4)
13. Tindakan Medik Kedokteran Gigi (C4,P5,A4)
Kompetensi Utama
13.7 Melakukan perawatan prostodontik pada dewasa
13.9 Bekerja dalam tim secara efektif dan efisien untuk mencapai kesehatan gigi
dan mulut yang prima
Kompetensi Penunjang
13.7.1 Melakukan perawatan kasus gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian, gigi
tiruan penuh sederhana (C3,A3,P3)
13.7.2 Memilih gigi penyangga untuk pembuatan gigi tiruan tetap dan lepasan
(C4,P3,A4)
13.7.3 Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan (C3,P3,A3)
13.9.1 Bekerja sama secara terintegrasi di antara berbagai bidang ilmu kedokteran
gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang prima
(C3,P3,A3)
13.9.2 Melaksanakan kerjasama dalam tim secara profesional (C3,P3,A3)
13.9.3 Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara interdisiplin
dan intradisiplin (C3,P3,A3)

1.2 Lokasi
Departemen Prostodonsia Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 4


BAB 2
PEMBELAJARAN

2.1 Tujuan Pembelajaran


TIU (Tujuan Instruksional Umum) :
Untuk mengelola rasa sakit dan kecemasan pada pasien serta mampu melakukan
tindakan medik di kedokteran gigi bidang prostodonsia
TIK (Tujuan Instruksional Khusus) :
1. Mampu meresepkan obat-obatan serta mengendalikan rasa sakit dan kecemasan
dari pasien
2. Mampu melakukan perawatan prostodonsia ( gigi tiruan cekat, gigi tiruan
sebagian, gigi tiruan penuh sederhana)
3. Mampu melakukan dan menanggulangi masalah-masalah setelah perawatan gigi
tiruan
4. Mampu melakukan kerjasama dan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten
secara interdisiplin dan intradisiplin

2.2 Metode Pembelajaran


Selama mengikuti kegiatan kepaniteraan Prostodonsia, mahasiswa menjalani
jurnal reading dengan tujuan menambah pengetahuan tentang permasalahan
dan cara penangannya pada kasus-kasus gigi tiruan. Selain itu sebelum mahasiswa
mengerjakan pasien, mereka melakukan observasi dan asistensi terlebih dahulu
dengan tujuan mahasiswa mempunyai gambaran hal-hal apa yang akan mereka
kerjakan pada pasien. Setelah melakukan observasi dan asistensi sesuai ketentuan,
mahasiswa melakukan penatalaksanaan kepada pasien secara mandiri dengan
bimbingan instruktur kepaniteraan Prostodonsia.

2.3 Requirement Kasus

MACAM GIGI TIRUAN NO KASUS JUMLAH


Removable Prostodontics Gigi tiruan penuh sederhana / Gigi Tiruan
1 Penuh Bare Root Overdenture / Single 1
Denture Rahang Atas
2 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Tanpa Kunci
Oklusi 1
3 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Dengan Kunci
Oklusi 1
Fixed Prostodontics 4 Full Veneer Crown / Mahkota Jaket Vital
Anterior 1
5 Dowel Cast Crown / Mahkota Pasak Tuang
Pasca PSA Tunggal 1
6 Bridge / Gigi Tiruan Jembatan 3 unit posterior 1

Problema Pasca Insersi 7 Reparasi / Relining / Rebasing 1

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 5


BAB 3
SISTEM PENILAIAN

3.1 Metode Penilaian


Pada kepaniteraan Prostodonsia, setiap mahasiswa wajib memenuhi dan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Jurnal reading
- Tiap mhs wajib mengumpulkan 1 (satu) makalah jurnal (case report atau review
article) nasional/internasional (min.10 thn terakhir) membuat terjemahan dan
mempresentasikan materi jurnal tersebut pada seminar jurnal Prostodonsia.
- Makalah jurnal berisi copy/print out jurnal asli, terjemahan & handout ppt yg akan
dipresentasikan, wajib dikumpulkan maks. H-3 dari jadwal presentasi.
- Presensi/kehadiran mahasiswa sebagai peserta seminar jurnal adalah min. 35 x
tatap muka.
- Penilaian terhadap mhs. sebagai pemateri jurnal didasarkan pada performa saat
presentasi dan diskusi, pemahaman materi jurnal dan isi makalah jurnal.
2. MiniCEX
- performance-based
menilai performa/profesionalisme mhs. dalam mengelola dan manajemen pasien,
mulai dr history taking s/d penentuan rencana perawatan, keahlian berkomunikasi
(KIE) dgn pasien.
- dilakukan min. 4 x miniCEX/mhs selama masa studi kepaniteraan klinik
Prostodonsia
- Kasus miniCEX : semua tahapan pekerjaan pada prostodonsia kasus kecuali tahapan
pasang coba gigi tiruan & kontrol
3. DOPS (Direct Observation Procedural Skills)
- procedural skills
menilai ketrampilan klinik /skill mhs. terhadap suatu tindakan tertentu yang
terkait dgn perawatan pasien
- dilakukan min. 3 x DOPS/mhs selama masa studi kepaniteraan klinik
Prostodonsia :
I. Mencetak Anatomis RA & RB
II. Mencetak Fungsional RA atau RB
III. Border Moulding RA atau RB
IV.Preparasi abutment utk Crown/Bridge

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 6


3.2 Borang dan Kriteria Penilaian

DEPARTEMEN PROSTODONSIA BORANG DOPS


PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV BRAWIJAYA UTK PENGUJI/INSTRUKTUR KLINIK

Nama Mhs NIM.


Penguji/Instr Klinik Hari/Tgl Ujian. /
Kasus Kompleksitas. Mudah/Cukup/Sulit
*
Tahapan Kerja

Berilah tanda V (centang) pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda
Deskripsi Skala Penilaian :0 = tidak diamati; 1 = failed/dibawah standar; 2 =
borderline/meragukan
3 = sesuai standar/kompeten; 4 = melebihi standar/istimewa
Skala
Komponen Penilaian
0 1 2 3 4
1. Menunjukkan pemahaman tentang indikasi, tujuan perawatan, anatomi
terkait dan teknik tahapan kerja yang dilakukan terhadap pasien.

2. Melakukan persiapan alat, bahan, dental unit termasuk kontrol infeksi


dan asepsis sebelum melakukan tindakan klinis.

3. Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan mengenai tindakan


klinis yang akan dilakukan; mendapatkan persetujuan pasien untuk
melakukan tindakan klinis/tahapan kerja

4. Melakukan tindakan/tahapan kerja secara sistematis, efisien dan efektif.

5. Kemampuan atau ketrampilan prosedural

6. Meminta bantuan bila diperlukan (terkait rujukan)

7. Manajemen pasca prosedur/tahapan kerja

8. Ketrampilan komunikasi

9. Profesionalisme

10. Performa secara keseluruhan dalam menangani pasien

Total skor

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 7


Performa yang menonjol/baik: Saran untuk perbaikan:

Rencana tindakan yang disetujui: Waktu untuk observasi :


menit
Waktu untuk umpan balik:
menit

Paraf Penguji/Instruktur Klinik :

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 8


DEPARTEMEN PROSTODONSIA BORANG DOPS
PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV BRAWIJAYA UTK PENGUJI/INSTRUKTUR KLINIK

Nama Mhs NIM.


Penguji/Instr Hari/Tgl Ujian. /
Klinik
Kasus Kompleksitas. Mudah/Cukup/Sulit
*
Tahapan Kerja Mencetak Anatomis RA &RB

Berilah tanda V (centang) pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda
Deskripsi Skala Penilaian :0 = tidak diamati; 1 = failed/dibawah standar; 2 =
borderline/meragukan
3 = sesuai standar/kompeten; 4 = melebihi standar/istimewa
Skala
Komponen Penilaian
0 1 2 3 4
1. Menunjukkan pemahaman tentang indikasi, tujuan perawatan, anatomi
terkait dan teknik tahapan kerja yang dilakukan terhadap pasien.

2. Melakukan persiapan alat, bahan, dental unit termasuk kontrol infeksi


dan asepsis sebelum melakukan tindakan klinis.

3. Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan mengenai tindakan


klinis yang akan dilakukan; mendapatkan persetujuan pasien untuk
melakukan tindakan klinis/tahapan kerja

4. Melakukan tindakan/tahapan kerja secara sistematis, efisien dan efektif :

a. Penyesuaian ukuran sendok cetak dengan lengkung rahang pasien

b. Manipulasi material cetak (homogen) dan aplikasi pada sendok cetak

c. Meletakkan sendok cetak ke dalam rongga mulut pasien dan


mencetak anatomi rahang pasien

d. Memberikan instruksi pencetakan anatomis pada pasien

e. Melepaskan sendok cetak dari rongga mulut pasien

f. Hasil pencetakan (detail, tidak robek)

g. Posisi operator terhadap pasien saat mencetak

5. Kemampuan atau ketrampilan prosedural

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 9


6. Meminta bantuan bila diperlukan (terkait rujukan)

7. Manajemen pasca prosedur/tahapan kerja

8. Ketrampilan komunikasi

9. Profesionalisme

10. Performa secara keseluruhan dalam menangani pasien

Total skor

UMPAN BALIK TERHADAP PENCAPAIAN MAHASISWA


Performa yang menonjol/baik: Saran untuk perbaikan:

Rencana tindakan yang disetujui: Waktu untuk observasi :


menit
Waktu untuk umpan balik:
menit

Tanda Tangan Penguji/Instruktur Klinik :

Tanda Tangan Mahasiswa :

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 10


DEPARTEMEN PROSTODONSIA BORANG DOPS
PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV BRAWIJAYA UTK PENGUJI/INSTRUKTUR KLINIK

Nama Mhs NIM.


Penguji/Instr Hari/Tgl Ujian. /
Klinik
Kasus Kompleksitas. Mudah/Cukup/Sulit *
Tahapan Kerja Mencetak Fungsional RA / RB

Berilah tanda V (centang) pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda
Deskripsi Skala Penilaian :0 = tidak diamati; 1 = failed/dibawah standar; 2 = borderline/meragukan
3 = sesuai standar/kompeten; 4 = melebihi standar/istimewa
Skala
Komponen Penilaian
0 1 2 3 4
1. Menunjukkan pemahaman tentang indikasi, tujuan perawatan, anatomi
terkait dan teknik tahapan kerja yang dilakukan terhadap pasien.

2. Melakukan persiapan alat, bahan, dental unit termasuk kontrol infeksi


dan asepsis sebelum melakukan tindakan klinis.

3. Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan mengenai tindakan


klinis yang akan dilakukan; mendapatkan persetujuan pasien untuk
melakukan tindakan klinis/tahapan kerja

4. Melakukan tindakan/tahapan kerja secara sistematis, efisien dan efektif


:

a. Manipulasi material cetak (homogen) dan aplikasi pada sendok


cetak

b. Meletakkan sendok cetak ke dalam rongga mulut pasien

c. Melakukan gerakan muscle trimming

d. Memberikan instruksi pencetakan fungsional pada pasien

e. Melepaskan sendok cetak dari rongga mulut pasien

f. Hasil pencetakan (detail, tidak robek)

g. Posisi operator terhadap pasien saat mencetak

5. Kemampuan atau ketrampilan prosedural

6. Meminta bantuan bila diperlukan (terkait rujukan, bila ada)

7. Manajemen pasca prosedur/tahapan kerja

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 11


8. Ketrampilan komunikasi

9. Profesionalisme

10. Performa secara keseluruhan dalam menangani pasien

Total skor

UMPAN BALIK TERHADAP PENCAPAIAN MAHASISWA


Performa yang menonjol/baik: Saran untuk perbaikan:

Rencana tindakan yang disetujui: Waktu untuk observasi :


menit
Waktu untuk umpan balik:
menit

Tanda Tangan Penguji/Instruktur Klinik :

Tanda Tangan Mahasiswa :

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 12


DEPARTEMEN PROSTODONSIA BORANG DOPS
PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV BRAWIJAYA UTK PENGUJI/INSTRUKTUR KLINIK

Nama Mhs NIM.


Penguji/Instr Hari/Tgl Ujian. /
Klinik
Kasus Kompleksitas. Mudah/Cukup/Sulit
*
Tahapan Kerja Border Moulding RA/ RB

Berilah tanda V (centang) pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda
Deskripsi Skala Penilaian :0 = tidak diamati; 1 = failed/dibawah standar; 2 =
borderline/meragukan
3 = sesuai standar/kompeten; 4 = melebihi standar/istimewa
Skala
Komponen Penilaian
0 1 2 3 4
1. Menunjukkan pemahaman tentang indikasi, tujuan perawatan, anatomi
terkait dan teknik tahapan kerja yang dilakukan terhadap pasien.

2. Melakukan persiapan alat, bahan, dental unit termasuk kontrol infeksi


dan asepsis sebelum melakukan tindakan klinis.

3. Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan mengenai tindakan


klinis yang akan dilakukan; mendapatkan persetujuan pasien untuk
melakukan tindakan klinis/tahapan kerja

4. Melakukan tindakan/tahapan kerja secara sistematis, efisien dan efektif


:

a. Menyesuaikan sendok cetak individual terhadap anatomi rongga


mulut rahang pasien

b. Manipulasi material compound dan aplikasi pada sendok cetak


individual

c. Meletakkan sendok cetak ke dalam rongga mulut pasien dan


melakukan gerakan muscle trimming sesuai arah serabut otot
mastikasi

d. Memberikan instruksi border moulding pada pasien (AH Line;


pelemasan

otot; gerakan lidah)


e. Melepaskan sendok cetak dari rongga mulut pasien

f. Hasil border moulding (detail, tidak berlipat, permukaan tepi


moulding halus dan membulat, ketebalan cukup, tidak

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 13


mengekspansi mukosa bergerak)

g. Posisi operator terhadap pasien saat melakukan border moulding

5. Kemampuan atau ketrampilan prosedural

6. Meminta bantuan bila diperlukan (terkait rujukan, bila ada)

7. Manajemen pasca prosedur/tahapan kerja

8. Ketrampilan komunikasi

9. Profesionalisme

10. Performa secara keseluruhan dalam menangani pasien

Total skor

UMPAN BALIK TERHADAP PENCAPAIAN MAHASISWA


Performa yang menonjol/baik: Saran untuk perbaikan:

Rencana tindakan yang disetujui: Waktu untuk observasi :


menit
Waktu untuk umpan balik:
menit

Tanda Tangan Penguji/Instruktur Klinik :

Tanda Tangan Mahasiswa :

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 14


DEPARTEMEN PROSTODONSIA BORANG DOPS
PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILLS)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV BRAWIJAYA UTK PENGUJI/INSTRUKTUR KLINIK

Nama Mhs NIM.


Penguji/Instr Hari/Tgl Ujian. /
Klinik
Kasus Kompleksitas. Mudah/Cukup/Sulit
*
Tahapan Kerja Preparasi gigi penyangga untuk restorasi mahkota

Berilah tanda V (centang) pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda
Deskripsi Skala Penilaian :0 = tidak diamati; 1 = failed/dibawah standar; 2 =
borderline/meragukan
3 = sesuai standar/kompeten; 4 = melebihi standar/istimewa
Skala
Komponen Penilaian
0 1 2 3 4
1. Menunjukkan pemahaman tentang indikasi, tujuan perawatan, anatomi
terkait dan teknik tahapan kerja yang dilakukan terhadap pasien.

2. Melakukan persiapan alat, bahan, dental unit termasuk kontrol infeksi


dan asepsis sebelum melakukan tindakan klinis.

3. Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan mengenai tindakan


klinis yang akan dilakukan; mendapatkan persetujuan pasien untuk
melakukan tindakan klinis/tahapan kerja

4. Melakukan tindakan/tahapan kerja secara sistematis, efisien dan efektif


:

a. Preparasi garis panduan bidang labial/bukal

b. Preparasi garis panduan bidang lingual/palatal

c. Preparasi garis panduan insisal/oklusal

d. Preparasi bidang labial/bukal

e. Preparasi bidang proksimal

f. Preparasi bidang lingual/palatal

g. Preparasi bidang insisal/oklusal

h. Kesejajaran untuk arah pasang

5. Kemampuan atau ketrampilan prosedural

6. Meminta bantuan bila diperlukan (terkait rujukan, bila ada)

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 15


7. Manajemen pasca prosedur/tahapan kerja

8. Ketrampilan komunikasi

9. Profesionalisme

10. Performa secara keseluruhan dalam menangani pasien

Total skor

UMPAN BALIK TERHADAP PENCAPAIAN MAHASISWA


Performa yang menonjol/baik: Saran untuk perbaikan:

Rencana tindakan yang disetujui: Waktu untuk observasi :


menit
Waktu untuk umpan balik:
menit

Tanda Tangan Penguji/Instruktur Klinik :

Tanda Tangan Mahasiswa :

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 16


DEPARTEMEN PROSTODONSIA BORANG MINI CEX
PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (MINI CLINICAL EVALUATION EXERCISE)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV BRAWIJAYA UTK PENGUJI/INSTRUKTUR KLINIK

Nama Mhs NIM.


Penguji/Instr Klinik Hari/Tgl Ujian. /
Kasus Kompleksitas. Mudah/Cukup/Sulit *
Tahapan Kerja

Berilah tanda V (centang) pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda
Deskripsi Skala Penilaian :0 = tidak diamati; 1 = failed/dibawah standar; 2 = borderline/meragukan
3 = sesuai standar/kompeten; 4 = melebihi standar/istimewa
Skala
Komponen Penilaian
0 1 2 3 4
1. Anamnesa (Utk Pasien Baru)

Kemampuan memfasilitasi pasien untuk menceritakan keluhan sakit yang diderita nya;
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai kepada pasien untuk mendapatkan
informasi yang akurat dan adekuat; memberikan respon yang sesuai terhadap pernyataan
pasien baik secara verbal maupun non verbal.
Anamnesa (Utk Pasien lanjutan)
Kemampuan memfasilitasi pasien untuk menceritakan keluhah, persepsi pasien terhadap
perawatannya; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai kepada pasien untuk
mendapatkan informasi yang akurat dan adekuat; memberikan respon yang sesuai
terhadap pernyataan pasien baik secara verbal maupun non verbal.
2. Pemeriksaan Klinis (Utk Pasien Baru)

Kemampuan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan urutan yang logis dan efisien
(sistematis); melakukan pemeriksaan yang sesuai dengan masalah klinis pasien dan
memberikan penjelasan kepada pasien; tanggap terhadap kenyamanan pasien.
Tindakan Klinis (Utk Pasien Lanjutan)
Kemampuan mempersiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan pasien dengan rapi dan
sistematis; melakukan tindakan kontrol infeksi dan asepsis; melakukan tahapan kerja
dengan menggunakan urutan yang logis dan efisien (sistematis); melakukan tahapan
kerja yang sesuai dengan masalah klinis pasien dan memberikan penjelasan kepada
pasien; tanggap terhadap kenyamanan pasien.
3. Komunikasi dan Konsultasi

Kemampuan menggali perspektif pasien atau memberikan penjelasan dengan bahasa


yang bisa dimengerti, terbuka, jujur, jelas, sistematis dan berempati; meminta
persetujuan pasien tentang rencana penanganan atau tindakan klinis yang akan
dilakukan terhadap pasien.
4. Keputusan Klinis (Utk Pasien Baru)

Kemampuan menegakkan diagnosis klinis dan prostodonsia yang sesuai;


memformulasikan rencana perawatan pasien yang sesuai dengan mempertimbangkan
resiko dan manfaat untuk pasien.
Keputusan Klinis (Utk Pasien Lanjutan)
Kemampuan menentukan langkah-langkah tindakan klinis yang sesuai; memformulasikan
rencana perawatan pasien pada tahapan kerja tersebut yang sesuai dengan
mempertimbangkan resiko dan manfaat untuk pasien.
5. Profesionalisme

Menunjukkan rasa hormat, belas kasih, empati dan membangun kepercayaan; Tanggap
terhadap kebutuhan pasien akan rasa nyaman, hormat; menjaga kerahasiaan pasien dan
berperilaku sesuai etika dan kerangka hukum yang relevan; menyadari keterbatasan
dirinya (rujukan).
6. Pengorganisasian/Efisiensi

Membuat prioritas, tepat waktu, ringkas dan singkat; menggunakan alat dan bahan secara

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 17


efisien dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
7. Performa keseluruhan dalam menangani pasien

Menunjukkan kemampuan untuk membuat keputusan klinis, sintesis, fokus perhatian ke


pasien dan efektifitas yang memuaskan. Menggunakan sumber daya yang sesuai dan
efisien, menyeimbangkan antara resiko dan manfaat, menyadari keterbatasan dirinya
(rujukan).
Total skor

Performa yang menonjol/baik: Saran untuk perbaikan:

Rencana tindakan yang disetujui: Waktu untuk observasi : menit


Waktu untuk umpan balik: menit

Paraf Penguji/Instruktur Klinik :

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 18


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKAM MEDIK

NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 3


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 3
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi kerja,
gelas kumur, alas dada) 3
4 Data Demografi pasien 3
Anamnesis & Pemeriksaan Kondisi
5
Umum 10
6 Pemeriksaan Ekstra Oral
10
7 Pemeriksaan Intra Oral
10
8 Interpretasi Radiografis
10
9 Diagnosa 10
10 Penentuan Rencana Perawatan 10
11 Dokumentasi kondisi klinis awal 5
12 Kebersihan dan Kerapian daerah
kerja 5
Komunikasi Informasi Edukasi
13
(KIE) 5

14 Informed Consent Pasien


5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna
Catatan: Paraf Instruktur Klinik:
Nama Pasien/No.RM:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 19


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN INDIKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERAWATAN
NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

Diskusi Indikasi Perawatan:

Reasoning Penegakkan
1
Diagnosa 10

Reasoning Penentuan Rencana


2
Perawatan 10

3 Ketepatan Desain GTSL 15

Pemahaman Teori dan Prior


4
Knowledge 15

5 Alur Berpikir Sistematis 10

6 Berpikir Kritis dan Analogis 10

Komunikasi Verbal dan Non


7
Verbal 7

8 Keaktifan dan Kemandirian 7

9 Makalah Indikasi Perawatan 10

Pembuatan Rujukan
10
Internal/Eksternal 6

TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna

Catatan: Paraf Instruktur Klinik:


Nama Pasien/No.RM:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 20


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMINAR JURNAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

Seminar Jurnal :

1 Presentasi

a. Isi 20

b. Cara Presentasi 20

2 Diskusi

a. Penguasaan Materi 20

b.

TOTAL NILAI

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 21


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA GTP
NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Mencetak Anatomis RA dan RB 8
Pembuatan model studi RA dan
5
RB 2
6 Sendok Cetak/Individual Tray 2
7 Border Molding RA 10
8 Border Molding RB 10
Mencetak Fungsional RA dan
9
RB 8
Pembuatan Model Kerja RA
10
dan RB 2
Lempeng dan Galangan Gigit
11
RA & RB 3
12 Penetapan Gigit/MMR 10
Mounting Model Kerja & Hasil
13
MMR pada Artikulator 2
14 Penyusunan Gigi Anterior 2
Try In/Pasang Coba Model
15
Malam GT - Gigi Anterior 3
16 Penyusunan Gigi Posterior 2
Try In/Pasang Coba Model
17
Malam GT - Gigi Posterior 3
18 Konturing Awal & Instruksi Lab 1
Model Kasar Akrilik & Selective
19
Grinding I 2
20 Remount Jig & Remounting I 1
Pemolesan Awal & Try
21
In/Pasang Coba GT Akrilik 2
22 Intermaxillary Record/IMR 3
23 Remounting II 2
24 Selective Grinding II 2

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 22


Pemolesan Akhir, Finishing &
25
Insersi 5
Instruksi Pemakaian &
26
Pemeliharaan 1
27 Evaluasi & Kontrol I 1
Evaluasi & Kontrol II
28
1
Evaluasi & Kontrol III
29
1
Kebersihan dan Kerapian
30
daerah kerja 5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna

Catatan: Paraf Instruktur Klinik:


Nama Pasien/No.RM:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 23


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN REKAM MEDIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA GTSL
NAMA MAHASISWA NIM TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Paraf Keterangan
No Tahapan Tanggal NxB
Instr
0 1 2
1 Sterilisasi dental unit & alat
3
Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 3
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi kerja,
gelas kumur, alas dada) 3
4 Data pasien
3

5 Anamnesis
5
6 Pemeriksaan KU, EO dan IO
8
7 Dokumentasi kondisi klinis awal
4

8 Pencetakan anatomis RA & RB


15

9 Pembuatan Model Studi


5
10 Pembuatan catatan gigit
4
11 Interpretasi radiografis
7

12 Survey model studi


7
13 Penegakan diagnosis
10

14 Penentuan Rencana perawatan


10
Kebersihan dan Kerapian daerah
15
kerja 5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna
Catatan Khusus: Paraf Instruktur Klinik:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 24


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN REKAM MEDIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA GTP
NAMA MAHASISWA NIM TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf Keterangan
No Tahapan Tanggal B Instr
0 1 2
1 Sterilisasi dental unit & alat
5
Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 5
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi kerja,
gelas kumur, alas dada) 5
4 Data pasien
3

5 Anamnesis
5
6 Pemeriksaan KU, EO dan IO
10
7 Dokumentasi kondisi klinis awal
4

8 Pencetakan anatomis RA & RB


15

9 Pembuatan Model Studi


8
10 Penetapan Gigit Pendahuluan
8 *bila perlu
11 Interpretasi radiografis
7 *bila perlu
12 Penegakan diagnosis
10

13 Penentuan Rencana perawatan


10
Kebersihan dan Kerapian daerah
14
kerja 5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna

Catatan Khusus: Paraf Instruktur Klinik:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 25


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN REKAM MEDIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA GTC
NAMA MAHASISWA NIM TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf Keterangan
No Tahapan Tanggal B Instr
0 1 2
1 Sterilisasi dental unit & alat 5
Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 5
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 5
4 Data pasien 3

5 Anamnesis
5
6 Pemeriksaan KU, EO dan IO
10
7 Dokumentasi kondisi klinis awal 4

8 Pencetakan anatomis RA & RB


15

9 Pembuatan Model Studi


8
10 Penetapan Gigit Pendahuluan 8 *bila perlu
11 Interpretasi radiografis 7 *bila perlu
12 Penegakan diagnosis 10

13 Penentuan Rencana perawatan


10
Kebersihan dan Kerapian
14
daerah kerja 5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna

Catatan Khusus: Paraf Instruktur Klinik:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 26


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN FULL VEENEER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA CROWN
NAMA MAHASISWA NIM TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Pembuatan Index 3
Mencetak utk pembuatan
5
M.Sementara 2
Pembuatan Mahkota
6
Sementara 2
Preparasi Alur
7
Panduan/Guiding Grooves 5
8 Preparasi Bidang Labial 10
9 Preparasi Bidang Insisal 10
10 Preparasi Bidang Palatal 10
11 Preparasi Bidang Proksimal 10
12 Preparasi Finishing Line 10
13 Finishing 5
14 Sementasi Mahkota Sementara 2
15 Pencetakan Fungsional 5
16 Pembuatan Model Kerja 3
17 Instruksi Lab 1
18 Try In/Pasang Coba 2
19 Sementasi Sementara 2
20 Evaluasi dan Kontrol utk Insersi 2
21 Insersi dan Sementasi Tetap 3
22 Evaluasi dan Kontrol I 1
23 Evaluasi dan Kontrol II 1
24 Evaluasi dan Kontrol III 1

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 27


Kebersihan dan Kerapian
25
daerah kerja 5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan

1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna

2 = Benar/ melakukan dengan sempurna

Catatan Khusus: Paraf Instruktur Klinik:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 28


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN DOWEL CAST
UNIVERSITAS BRAWIJAYA CROWN
NAMA MAHASISWA NIM TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Pembuatan Index 2 *bila perlu
Mencetak utk pembuatan
5
M.Sementara 2
Pembuatan Pasak & Mahkota
6
Sementara 3
7 Dekaputasi Mahkota Gigi 3
Pengurangan Guttap sesuai
8
panjang kerja 7
Pelebaran dan Preparasi
9
Sal.Akar 7
10 Preparasi Seat untuk Inti 7
11 Preparasi Bidang Labial 7
12 Preparasi Bidang Palatal 7
13 Preparasi Bidang Proksimal 7
14 Preparasi Finishing Line 5
15 Finishing 1
Pembuatan Malam Model Pasak
16
Inti 7
Pencetakan Fungsional Pasak
17
Inti 7
18 Sementasi Mahkota Sementara 2
Pembuatan Model Kerja &
19
Instruksi Lab 2
Try In/Pasang Coba Pasak Inti
20
Tuang 1
21 Sementasi Pasak Inti Tuang 2
Pencetakan Fungsional utk
22
Crown & Model Kerja 2
Try In/Pasang Coba Crown
23
PFM 2
24 Insersi dan Sementasi Tetap 3

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 29


25 Evaluasi dan Kontrol I 1
26 Evaluasi dan Kontrol II 1
27 Evaluasi dan Kontrol III 1
Kebersihan dan Kerapian
28
daerah kerja 5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna

Catatan Khusus: Paraf Instruktur Klinik:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 30


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN BRIDGE/GTJ
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3 UNIT
NAMA MAHASISWA NIM TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Pembuatan Index 3
Mencetak utk pembuatan
5
M.Sementara 2
Pembuatan Mahkota
6
Sementara 2
Preparasi Alur
7
Panduan/Guiding Grooves 5
8 Preparasi Bidang Labial 10
9 Preparasi Bidang Insisal 10
10 Preparasi Bidang Palatal 10
11 Preparasi Bidang Proksimal 10
12 Preparasi Finishing Line 10
Finishing & Kesejajaran Gigi
13
Penyangga 5
14 Sementasi Mahkota Sementara 2
15 Pencetakan Fungsional 5
16 Pembuatan Model Kerja 3
17 Instruksi Lab 1
18 Try In/Pasang Coba 2
19 Sementasi Sementara 2
20 Evaluasi dan Kontrol utk Insersi 2
21 Insersi dan Sementasi Tetap 3
22 Evaluasi dan Kontrol I 1
23 Evaluasi dan Kontrol II 1

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 31


24 Evaluasi dan Kontrol III 1
Kebersihan dan Kerapian
25
daerah kerja 5
TOTAL NILAI
Keterangan: 0 = Tidak benar/salah/tidak melakukan
1 = Kurang benar/melakukan dengan tdk sempurna
2 = Benar/ melakukan dengan sempurna

Catatan Khusus: Paraf Instruktur Klinik:

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 32


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
SINGLE DENTURE
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Mencetak Anatomis RA dan RB 8
Pembuatan model studi RA dan
5
RB 2
6 Sendok Cetak/Individual Tray 2
7 Border Molding RA 10
8 Border Molding RB 10
Mencetak Fungsional RA dan
9
RB 8
Pembuatan Model Kerja RA
10
dan RB 2
Lempeng dan Galangan Gigit
11
RA & RB 3
12 Penetapan Gigit/MMR 10
Mounting Model Kerja & Hasil
13
MMR pada Artikulator 2
14 Penyusunan Gigi Anterior 2
Try In/Pasang Coba Model
15
Malam GT - Gigi Anterior 3
16 Penyusunan Gigi Posterior 2
Try In/Pasang Coba Model
17
Malam GT - Gigi Posterior 3
18 Konturing Awal & Instruksi Lab 1
Model Kasar Akrilik & Selective
19
Grinding I 2
20 Remount Jig & Remounting I 1
Pemolesan Awal & Try
21
In/Pasang Coba GT Akrilik 2
22 Intermaxillary Record/IMR 3
23 Remounting II 2
24 Selective Grinding II 2

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 33


Pemolesan Akhir, Finishing &
25
Insersi 5
Instruksi Pemakaian &
26
Pemeliharaan 1
27 Evaluasi & Kontrol I 1
Evaluasi & Kontrol II
28
1
Evaluasi & Kontrol III
29
1
Kebersihan dan Kerapian
30
daerah kerja 5
TOTAL NILAI

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 34


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GTP
UNIVERSITAS BRAWIJAYA OVERDENTURE
NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Mencetak Anatomis RA dan RB 8
Pembuatan model studi RA dan
5
RB 2
6 Sendok Cetak/Individual Tray 2
Dekaputasi dan preparasi gigi
7
penyangga 5
Restorasi direk gigi penyangga
8
(GIC) 5
9 Border Molding RA 10
10 Border Molding RB 10
Mencetak Fungsional RA dan
11
RB 8
Pembuatan Model Kerja RA
12
dan RB 2
Lempeng dan Galangan Gigit
13
RA & RB 3
14 Penetapan Gigit/MMR 10
Mounting Model Kerja & Hasil
15
MMR pada Artikulator 2
16 Penyusunan Gigi Anterior 2
Try In/Pasang Coba Model
17
Malam GT - Gigi Anterior 1
18 Penyusunan Gigi Posterior 2
Try In/Pasang Coba Model
19
Malam GT - Gigi Posterior 1
20 Konturing Awal & Instruksi Lab 1
Model Kasar Akrilik & Selective
21
Grinding I 1
22 Remount Jig & Remounting I 1
Pemolesan Awal & Try
23
In/Pasang Coba GT Akrilik 1

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 35


24 Intermaxillary Record/IMR 1
25 Remounting II 1
26 Selective Grinding II 2
Pemolesan Akhir, Finishing &
27 Insersi GT
Topikal Aplikasi Fluoride 3
Instruksi Pemakaian &
28
Pemeliharaan 1
29 Evaluasi & Kontrol I 1
Evaluasi & Kontrol II
30
1
Evaluasi & Kontrol III
31
1
Kebersihan dan Kerapian
32
daerah kerja 5
TOTAL NILAI

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 36


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
GTSL DGN K.O
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Mencetak Anatomis RA dan RB 8
Pembuatan model studi RA dan
5
RB 2
Preparasi rest seat pada gigi
6
penyangga 4
Mencetak Fungsional RA dan
7
RB 10
Pembuatan Model Kerja RA
8
dan RB 8
Lempeng dan Galangan Gigit
9
RA & RB 2
10 Penetapan Gigit/MMR 10
Mounting Model Kerja & Hasil
11
MMR pada Artikulator 2
12 Pembuatan klamer GTSL akrilik 4
13 Penyusunan Gigi Anterior 2
Try In/Pasang Coba Model
14
Malam GT - Gigi Anterior 3
15 Penyusunan Gigi Posterior 2
Try In/Pasang Coba Model
16
Malam GT - Gigi Posterior 3
17 Konturing Awal & Instruksi Lab 1
Model Kasar Akrilik & Selective
18
Grinding I 2
19 Remount Jig & Remounting I 1
Pemolesan Awal & Try
20
In/Pasang Coba GT Akrilik 2
21 Selective Grinding II 2
Pemolesan Akhir, Finishing &
22
Insersi 5

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 37


Topikal Aplikasi Fluoride
Instruksi Pemakaian &
23
Pemeliharaan 1
24 Evaluasi & Kontrol I 1
Evaluasi & Kontrol II
25
1
Evaluasi & Kontrol III
26
1
Kebersihan dan Kerapian
27
daerah kerja 5
TOTAL NILAI

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 38


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
BORANG NILAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA GTSL TANPA K.O
NAMA MAHASISWA NIM/KELP TANGGAL HARI/JAM KERJA

Nilai
Bobot Nx Paraf
No Tahapan Tanggal Keterangan
0 1 2 B Instr

1 Sterilisasi dental unit & alat 2


Persiapan operator (baju klinik,
2
sarung tangan, masker) 2
Persiapan pasien (informed
3 concent, pengaturan posisi
kerja, gelas kumur, alas dada) 2
4 Mencetak Anatomis RA dan RB 8
Pembuatan model studi RA dan
5
RB 2
Preparasi rest seat pada gigi
6
penyangga 4
Mencetak Fungsional RA dan
7
RB 10
Pembuatan Model Kerja RA
8
dan RB 8
Lempeng dan Galangan Gigit
9
RA & RB 2
10 Penetapan Gigit/MMR 10
Mounting Model Kerja & Hasil
11
MMR pada Artikulator 2
12 Pembuatan klamer GTSL akrilik 4
13 Penyusunan Gigi Anterior 2
Try In/Pasang Coba Model
14
Malam GT - Gigi Anterior 3
15 Penyusunan Gigi Posterior 2
Try In/Pasang Coba Model
16
Malam GT - Gigi Posterior 3
17 Konturing Awal & Instruksi Lab 1
Model Kasar Akrilik & Selective
18
Grinding I 2
19 Remount Jig & Remounting I 1
Pemolesan Awal & Try
20
In/Pasang Coba GT Akrilik 2
21 Selective Grinding II 2
Pemolesan Akhir, Finishing &
22 Insersi
Topikal Aplikasi Fluoride 5
23 Instruksi Pemakaian & 1

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 39


Pemeliharaan
24 Evaluasi & Kontrol I 1
Evaluasi & Kontrol II
25
1
Evaluasi & Kontrol III
26
1
Kebersihan dan Kerapian
27
daerah kerja 5
TOTAL NILAI

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 40


BAB 4
Topic Tree

Berisikan topik-topik yang diberikan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan


instruksional. Dalam Topik tree yang dibuat seharusnya dapat menunjukkan hubungan antar
topik di dalam modul. Satu modul dapat terdiri 1 atau beberapa topik. Topik dapat
dibreakdown kembali dalam sub topik.

PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN LEPASAN PROBLEMA


GIGI TIRUAN CEKAT
PASCA INSERSI

GIGI TIRUAN PENUH DOWEL GIGI TIRUAN


CAST JEMBATAN
CROW RELINING
N REBASING
GIGI TIRUAN
SEBAGIAN
LEPASAN FULL
VENER
GTP CROWN REPARASI
SEDERHANA

OKLUSI
GTP OVERDENTURE

NON OKLUSI

GTP
SINGLE DENTURE

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 41


BAB 5
MODUL PEMBELAJARAN

Modul 1. Gigi Tiruan Jembatan


Topik : Preparasi gigi penyangga
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan preparasi gigi penyangga untuk gigi
tiruan jembatan
Ringkasan Materi :
1. Membuat alur panduan untuk pengurangan bidang oklusal (guiding grooves for
occlusalreduction)
a. Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-end
tapered diamond bur pada fosa sentral, mesial dan distal bidang oklusal dan
hubungkan sehingga membentuk saluran (channel) di sepanjang alur bagian
tengah oklusal (central groove) yang meluas ke distal dan mesial marginal ridge.
b. Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-end
tapered diamond bur pada developmental groove bukal dan lingual gigi, serta
pada tiap triangular ridge diawali dari puncak cusp (cusp tip) hingga ke dasar
cusp.
c. Pada area yang permukaan oklusalnya kontak dengan permukaan oklusal gigi
antagonis, buatlah alur dengan kedalaman 1,5 mm, menggunakan round-end
tapered diamond bur dengan memposisikan mata bur pada angulasi 45 terhadap
sumbu gigi sehingga terbentuk bevel pada functional cusp.
2. Melakukan pengurangan pada bidang oklusal (occlusal reduction)
a. Lakukan pengurangan bidang oklusal secara bertahap. Bidang oklusal pada sisi
mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai panduan ataupun
sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang oklusal telah selesai dikurangi, maka
pengurangan sisi distal bidang oklusal dapat dilakukan begitupun sebaliknya.
b. Lakukan cek oklusi sentrik dengan menggunakan kertas artikulasi (articulating
paper). Apabila masih terdapat area yang terkena spot (dark spot area), maka
dilakukan pengurangan kembali pada area tersebut hingga spot tidak tampak saat
cek oklusi sentrik.
3. Preparasi bidang aksial Buatlah 3 buah alur panduan pada bidang bukal dan lingual
gigi yang sejajar dengan sumbu gigi, menggunakan round-end tapered diamond bur
4. Melakukan pengurangan pada bidang aksial (axial reduction) dan pembuatan
chamfer (bahu liku)
a. Lakukan pengurangan bidang aksial secara bertahap. Bidang aksial pada sisi
mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai panduan ataupun
sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang aksial telah selesai dikurangi, maka
pengurangan sisi distal bidang aksial dapat dilakukan begitupun sebaliknya
b. Buatlah chamfer bersamaan dengan pengurangan bidang aksial, mengelilingi
seluruh permukaan bidang aksial (sisi bukal-lingual dan mesial-distal). Chamfer
dibuat dengan lebar 0,5-1 mm agar ketebalan logam pada area tersebut cukup.
Preparasi chamfer menggunakan round-end fissured diamond bur atau round-end
tapered diamond bur
5. Penghalusan (finishing)
a. Gunakan torpedo fine-finishing bur atau torpedo white stone untuk menghaluskan
permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer
b.Cek permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer menggunakan
sonde,permukaan tersebut harus terasa sehalus permukaan kaca.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 42


Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358

Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 2. Gigi Tiruan Jembatan


Topik : Mencetak fungsional
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu mencetak fungsional untuk kasus gigi tiruan
jembatan
Ringkasan Materi :
1. Bersihkan gigi yang telah dipreparasi dengan air dalam syringe (water spray), dan
keringkan dengan udara (air spray)Pasang benang retraksi (retraction cord) dengan
bantuan pinset dan plastic filling, pada sulkus interproksimal mengelilingi margin
chamfer (pada phantom, hanya untuk melatih penempatan). Sebelumnya benang
retraksi dicelupkan pada larutan aluminium klorida 25% atau epinephrine agar
melunak sehingga tidak melukai gingiva. Pertama-tama bentuklah benang retraksi
menyerupai huruf U dan lingkarkan mengelilingi gigi yang telah dipreparasi.
Tahan benang dengan ibu jari dan jari telunjuk sambil sedikit menekan benang ke
arah apikal (subgingiva).
2. Kemudian perlahan-lahan selipkan benang di antara gigi dan gingiva bagian mesial
interproksimal dengan bantuan pinset dan plastic filling, setelah terpasang dengan
baik, lanjutkan memasang pada sisi distal interproksimal. Lanjutkan pemasangan
pada permukaan lingual yang diawali dari sudut mesiolingual menuju sudut
distolingual. Catatan : ujung/tip alat diposisikan menghadap benang retraksi yang
telah dipasang untuk mencegah terlepasnya benang retraksi.
3. Lakukan pencetakan hasil preparasi menggunakan sendok cetak untuk rahang bergigi
dan bahan cetak elastomer (putty dan monophase) dengan teknik single phase. Setelah
cetakan mengeras, lepaskan dari model gigi. Pastikan cetakan keras, tidak kenyal dan
tidak dapat dirobek sebelum dilepas dari model gigi. Catatan : Apabila dilakukan
pencetakan dalam rongga mulut penderita, cucilah hasil cetakan dibawah air yang
mengalir atau dalam larutan desinfeksi lalu keringkan dengan udara.
4. Cetak gigi antagonisnya dengan menggunakan sendok cetak untuk rahang bergigi dan
bahan cetak alginate
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358

Penugasan
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 43


Modul 3. Gigi Tiruan Jembatan
Topik : Pembuatan catatan gigit
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan catatan gigit untuk gigi tiruan
jembatan
Ringkasan Materi :
1. Ambil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian letakkan selembar kain
kasa diantara malam merah tersebut. Lunakkan di atas bunsen brander kemudian
letakkan pada regio gigi yang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat
oklusi sentrik. Lakukan tahapan yang sama pada regio yang berlawanan.
2. Gambarlah garis median dan garis kaninus pada model kerja RA dan RB untuk
memandu oklusi model kerja dan pemasangan dalam artikulator. Tunjukkan pada
instruktur.

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358

Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 4. Gigi Tiruan Jembatan


Topik : Mounting artikulator
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan mounting artikulator

Ringkasan Materi :
1. Memasang magnet
2. Buatlah bentukan 3 (tiga) cekungan atau sesuaikan dengan tonjolan pada permukaan split
cast plate pada dasar model kerja RA dan RB dengan menggunakan bantuan pisau gips dan
pisau malam.
3. Model kerja difiksasi menggunakan batang korek api dan malam perekat yang dilunakkan
di atas nyala api bunsen brander.
4. Ulasi semua bagian artikulator (model locking pin, split cast plate) yang akan berkontak
dengan gips dan dasar model kerja menggunakan bahan separasi (vaselin)
5. Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan karet gelang atau occlusal
plane table. Perhatikan garis median model harus sebidang garis median pada artikulator dan
bidang oklusi model sebidang dengan horisontal articulator . Periksa kesejajarannya
menggunakan karet gelang yang ditarik dari pin horisontal menuju ke horisontal artikulator.
6. Sebelum pemasangan model kerja dalam artikulator, terlebih dahulu pasang model plate
RA
dan RB pada split cast plate RA dan RB
7. Siapkan adonan gips putih untuk memasang model dalam artikulator. Letakkan adonan
gips putih di bagian atas artikulator hingga menutupi split cast plate dan model locking pin,
tunggu hingga gips mengeras, gunanya untuk memfiksasi split cast plate dan model locking
pin (Untuk artikulator handy IIA Shofu)

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 44


8. Ulasi model plate dan split cast plate dengan vaselin. Letakkan adonan gips putih pada
model RA yang sudah diulasi vaselin
9. Letakkan adonan gips putih pada model plate RA hingga menutupi bagian-bagian undercut
model plate
10. Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA. Rapikan kelebihan
gips putih yang melekat pada artikulator lalu tunggu sampai gips mengeras. Perhatikan pin
vertikal harus menempel pada incisor guide table dan pin horisontal harus tetap pada titik
kontak gigi insisif pertama RB.
11. Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras, baliklah artikulator
sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian atas. Lakukan tahapan pemasangan model
dalam artikulator RB (tahapan sama dengan pemasangan model kerja dalam artikulator RA).
12. Cek garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator harus sebidang
dengan garis median artikulator.

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 5 : Gigi Tiruan Jembatan


Topik : Insersi
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan insersi gigi tiruan jembatan

Ringkasan Materi :
1. Lakukan pemasangan GTJ 3 unit dengan menggunakan temporary cement (fletcher)
2. Rapikan sisa-sisa semen yang berlebih. Periksa kerapatan tepi dan oklusi.
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page169-202.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid I, Penerbit Alumni, 1982, hal 220-358
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 6. Dowel Cast Crown


Topik : Dekaputasi Gigi Penyangga
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan dekaputasi gigi penyangga Dowel
Cast Crown
Ringkasan Materi :
1. DEKAPUTASI MAHKOTA GIGI
a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi (dekaputasi). Buatlah dua lubang
menggunakan round diamond bur pada permukaan bidang labial setinggi interdental
papil kemudian lubang tersebut ditembus ke arah palatal menggunakan fissure

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 45


diamond bur sambil digerakkan ke arah mesial dan distal mengikuti garis servikal
mahkota atau sepanjang cemento enamel junction (CEJ) hingga seluruh mahkota
terdekaputasi.
b. Selanjutnya dilakukan pembentukan atap akar (bentukan bidang labial dan palatal)
menggunakan fissure diamond bur tadi dengan sudut kemiringan arah labio palatal >
90 (membentuk sudut tumpul). Keliling servikal dibentuk tepat setinggi gingival.
c. Pada permukaan labial, kedalaman preparasi mencapai 1-2 mm ke dalam sulkus
gingiva, sedangkan bagian lingual preparasi harus tepat pada tepi gingiva. Puncak
atap preparasinya dibuat tumpul atau landai dan tepi-tepinya dihaluskan dengan flat-
end tapered bur.
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609 639
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 7. Dowel Cast Crown


Topik : Pengurangan guttap point
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pengurangan guttap point pada kasus
Dowel Cast crown
Ringkasan Materi :
a. Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone (penuh setinggi orifice) maka
perlu dilakukan pemotongan guttap point.
b. Lakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang (Rumus : panjang kerja pasak
tuang = panjang mahkota klinis atau 2/3 dari panjang akar) dan catat hasilnya.
c. Guttap point dikurangi dengan menggunakan gates glidden drill yang telah diberi
stopper sesuai panjang pasak yang telah ditentukan, kemudian lakukan pengurangan
secara berurutan dari ukuran gates glidden drill yang terkecil dengan menggunakan
tekanan yang ringan. Sisa guttap point dalam saluran akar minimal 4 mm.
d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk
membersihkan dari kotoran dan sisa-sisa guttap percha. Refferensi :

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 46


Modul 8. Dowel Cast Crown
Topik : Pelebaran Saluran Akar
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pelebaran saluran akar pada kasus
Dowel Cast crown
Ringkasan Materi :
a. Oleh karena diameter pasak tuang berukuran besar maka perlu dilakukan penyesuaian
ukuran (lebar) saluran akar untuk memudahkan arah pasang pasak tuang dalam
saluran akar. Selain itu faktor yang berpengaruh terhadap arah pasang pasak tuang
adalah kehalusan permukaan saluran akar dan bentuk akar gigi.
b. Pelebaran saluran akar untuk pasak tuang dilakukan dengan menggunakan peeso
reamer yang telah diberi stopper secara berurutan mulai dari yang terkecil sesuai
dengan ukuran pasak, hingga mencapai panjang kerja pasak tuang dan disesuaikan
dengan morfologi akar tersebut. Peeso reamer juga berfungsi untuk menghaluskan
permukaan saluran akar
c. Pelebaran saluran akar menggunakan peeso reamerDiameter dowel (pasak) sebaiknya
tidak melebihi 1/3 diameter akar pada cemento enamel juction (CEJ) dan pada bagian
tengah akar (mid root) sedikitnya berdiameter 2 mm lebih kecil dari diameter
mahkota
d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk
membersihkan dari kotoran.
Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 9. Dowel Cast Crown


Topik : Preparasi seat untuk pasak tuang
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan preparasi seat untuk pasak tuang pada
kasus Dowel Cast crown
Ringkasan Materi :
a. Buat preparasi seat untuk dudukan inti pasak tuang dengan diameter preparasi seat +
1/3 diameter akar gigi. Bentukan seat untuk gigi insisif adalah triangular dengan
puncak triangular ke arah lingual, sedangkan pada gigi kaninus berbentuk oval ke
arah labio-lingual. Bentuk preparasi seat yang bulat akan menyebabkan retensi
menjadi kurang baik. Irigasi dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk
membersihkan dari kotoran.
b. Buat preparasi kontra bevel mengelilingi tepi bagian luar preparasi seat dengan
menggunakan flame diamond bur.
c. Periksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan paper clip yang diluruskan
dan malam biru. Malam biru dilelehkan di nyala api bunsen brander kemudian
dilekatkan pada paper clip. Setelah itu, segera masukkan paper clip ke dalam saluran
akar hingga mengeras kemudian keluarkan dari dalam saluran akar dengan hati-hati.
Lihat bentukan saluran akar dan seat pasak.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 47


Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 10. Dowel Cast Crown


Topik : Pembuatan Catatan Gigit
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan Pembuatan Catatan Gigit pada kasus
Dowel Cast crown
Ringkasan Materi :
Ambil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian letakkan selembar kain kasa
diantara malam merah tersebut. Lunakkan di atas bunsen brander kemudian letakkan pada
regio gigi yang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat oklusi sentrik.

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 11. Dowel Cast Crown


Topik : Pembuatan Model Malam Pasak Tuang
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan Pembuatan Model Malam Pasak
Tuang pada kasus Dowel Cast Crown

Ringkasan Materi :
a. Pilihlah paper clip yang berujung runcing dan kasari permukaan dengan menggunakan
fissure diamond bur dengan tujuan untuk menambah retensi. Cobakan paper clip
dengan memasukkannya dalam saluran akar, paper clip harus terasa longgar bila
dimasukkan pada saluran akar yang telah dipreparasi. Paper clip berfungsi sebagai
penahan malam biru dalam saluran akar. Lunakkan malam biru dan bentuklah
menyerupai kerucut, dilekatkan pada paper clip, lalu tekan ke dalam ruang preparasi
yang sudah dibasahi dengan air, hingga padat. Tekan ujung malam dengan jari pada
batas tepi insisal membentuk atap.
b. Keluarkan paper clip dan malam yang telah melekat. Periksa kerapatan
permukaannya, tambahkan sedikit malam apabila ada kekurangan dan masukkan
kembali supaya terbentuk sesuai dengan dindingdinding preparasi.
c. Inti berjarak kira-kira 1mm dari atap, bentuk inti atau retensi adalah persegi panjang
dengan arah mesiodistal.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 48


Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 12. Dowel Cast Crown


Topik : Mencetak Fungsional
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pencetakan fungsional pada kasus
Dowel Cast crown
Ringkasan Materi :
a. Lakukan pencetakan model kerja hasil preparasi seat dengan menggunakan bahan
cetak elastomer (putty dan monophase).
b. Isi hasil cetakan dengan menggunakan gips keras tipe 4 (sandrock)

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 13. Dowel Cast Crown


Topik : Insersi dan Sementasi
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan Insersi dan Sementasi pada kasus
Dowel Cast Crown

Ringkasan Materi :
a. Bersihkan dan keringkan area preparasi dengan menggunakan syringe berisi air dan
chip blower.
b. Lakukan pemasangan dan penyemenan pasak tuang ke dalam saluran akar
menggunakan luting cement (GC Fuji I). Rapikan sisa-sisa semen yang melekat pada
gigi dan jaringan sekitarnya dalam rongga mulut.

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 609-639.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 40-57
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 49


Modul 14. Full Veneer Crown
Topik : Preparasi Full Veneer Crown
Sub Topik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan Preparasi Full Veneer Crown

Ringkasan Materi :
1. PREPARASI BIDANG FASIAL/LABIAL GIGI
a. Membuat 3 alur panduan (groove) dengan menggunakan flat end tapered diamond bur
sedalam kurang lebih 1,3 mm, 1 groove terletak di tengah daerah facial, sedang 2 groove
yang lainya terletak di bagian mesiolabial dan distolabial, groove dibuat sejajar sumbu gigi,
akan terbentuk bidang yaitu bidang servikal yg sejajar sumbu gigi dan bidang insisal sesuai
dengan kontur normal dari daerah labial.
b. Membuat 3 groove dengan kedalaman 1,8mm di daerah insisal edge, kemudian preparasi
atau potong insisal edge sedalam groove yang dibuat dengan menggunakan flat end tapered
diamond bur.
2. PREPARASI BIDANG PROKSIMAL
Lakukan pengurangan bidang proksimal (mesial dan distal) dengan menggunakan long thin
diamond
bur, perhatikan sudut kemiringannya kurang lebih 6 sampai bebas dengan gigi tetangganya.

3. PREPARASI BIDANG PALATAL/LINGUAL


a. Buat grove pada bidang palatal/lingual bagian insisial dan servikal (seperti pembuatan groove
pada bidang fasial/labial), dengan kedalaman preparasi kurang lebih 1,3 mm dengan
mengunakan flat end diamond bur
b. Preparasi bidang palatal/lingual dengan menggunakan football-shaped atau wheel diamond
bur. Lakukan preparasi lingual chamfer dengan menggunakan round-end tapered diamond
bur, peralihan yang halus pada daerah interproximal dari shoulder (bahu siku) ke chamfer
(bahu liku) merupakan hal yang harus diperhatikan.

3. PENGHALUSAN (FINISHING)
a. Gunakan torpedo fine-finishing diamond bur atau torpedo white stone untuk menghaluskan
permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer.
b. Gunakan flat end finishing bur untuk menghaluskan permukaan gigi yang telah dipreparasi
dan margin shoulder
c. Cek kehalusan permukaan gigi yang telah dipreparasi beserta margin chamfer dan shoulder
dengan menggunakan sonde, permukaan tersebut harus terasa sehalus permukaan kaca.

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 643-670.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 123-130
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 15. Full Veneer Crown


Topik : Pembuatan catatan gigit
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan catatan gigit untuk full veneer crown
Ringkasan Materi :
1. Ambil selembar malam merah dibagi menjadi 2 (dua), kemudian letakkan selembar kain
kasa diantara malam merah tersebut. Lunakkan di atas bunsen brander kemudian letakkan
pada regio gigi yang dipreparasi dan oklusikan model phantom hingga didapat oklusi
sentrik. Lakukan tahapan yang sama pada regio yang berlawanan.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 50


2. Gambarlah garis median dan garis kaninus pada model kerja RA dan RB untuk memandu
oklusi model kerja dan pemasangan dalam artikulator. Tunjukkan pada instruktur.

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 643-670.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 123-130
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 16. Full Veneer Crown


Topik : Mounting artikulator
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan mounting artikulator

Ringkasan Materi :
1. Memasang magnet
2. Buatlah bentukan 3 (tiga) cekungan atau sesuaikan dengan tonjolan pada permukaan split
cast plate pada dasar model kerja RA dan RB dengan menggunakan bantuan pisau gips dan
pisau malam.
3. Model kerja difiksasi menggunakan batang korek api dan malam perekat yang dilunakkan
di atas nyala api bunsen brander.
4. Ulasi semua bagian artikulator (model locking pin, split cast plate) yang akan berkontak
dengan gips dan dasar model kerja menggunakan bahan separasi (vaselin)
5. Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan karet gelang atau occlusal
plane table. Perhatikan garis median model harus sebidang garis median pada artikulator dan
bidang oklusi model sebidang dengan horisontal articulator . Periksa kesejajarannya
menggunakan karet gelang yang ditarik dari pin horisontal menuju ke horisontal artikulator.
6. Sebelum pemasangan model kerja dalam artikulator, terlebih dahulu pasang model plate
RA
dan RB pada split cast plate RA dan RB
7. Siapkan adonan gips putih untuk memasang model dalam artikulator. Letakkan adonan
gips putih di bagian atas artikulator hingga menutupi split cast plate dan model locking pin,
tunggu hingga gips mengeras, gunanya untuk memfiksasi split cast plate dan model locking
pin (Untuk artikulator handy IIA Shofu)
8. Ulasi model plate dan split cast plate dengan vaselin. Letakkan adonan gips putih pada
model RA yang sudah diulasi vaselin
9. Letakkan adonan gips putih pada model plate RA hingga menutupi bagian-bagian undercut
model plate
10. Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA. Rapikan kelebihan
gips putih yang melekat pada artikulator lalu tunggu sampai gips mengeras. Perhatikan pin
vertikal harus menempel pada incisor guide table dan pin horisontal harus tetap pada titik
kontak gigi insisif pertama RB.
11. Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras, baliklah artikulator
sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian atas. Lakukan tahapan pemasangan model
dalam artikulator RB (tahapan sama dengan pemasangan model kerja dalam artikulator RA).
12. Cek garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator harus sebidang
dengan garis median artikulator.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 51


Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 643-670.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 123-130
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 17 : Full Veneer Crown


Topik : Insersi
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan insersi full veneer crown
Ringkasan Materi :
1. Lakukan pemasangan full veneer crown dengan menggunakan temporary cement
(fletcher)
2. Rapikan sisa-sisa semen yang berlebih. Periksa kerapatan tepi dan oklusi.

Refferensi :
1. Rosenstiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, Mosby Inc., 2001, page 643-670.
2. Martanto. Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid II, Penerbit Alumni, 1982, hal 123-130
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 18 : Gigi Tiruan Penuh


Topik : Mencetak anatomis rahang tidak bergigi
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pencetakan anatomis rahang tidak
bergigi
Ringkasan Materi :
Tahapan mencetak rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB)
1. Tentukan ukuran sendok cetak RA dan RB yang akan digunakan untuk mencetak,
sesuai dengan besar lengkung rahang pasien
2. Manipulasi material cetak dengan cara mencampur bubuk bahan cetak alginat
(takaran bubuk sesuai ketentuan pabrik) tersebut ke dalam mangkuk karet berisi air
(takaran liquid sesuai ketentuan pabrik) dan adonan tersebut diaduk sambil ditekan ke
tepi mangkuk karet hingga homogen. Perhatikan working time dan setting time bahan
cetak (sesuai aturan pabrik)
3. Letakkan adonan bahan cetak ke dalam sendok cetak lalu lakukan pencetakan pada
RA/RB. Gunakan kaca mulut untuk meretraksi bibir dan pipi model rahang.
4. Saat mencetak RB, instruksikan pasien untuk : mengangkat lidahnya dan
menyentuhkan ujung lidah pada palatum sesaat setelah sendok cetak dimasukkan
dalam mulut. Kemudian pasien diminta untuk menjulurkan lidahnya. Hal ini
dilakukan agar didapatkan hasil cetakan yang meluas di daerah lingual hingga ke
retromylohyoid dan menentukan posisi frenulum lingualis pasien.
5. Instruksi pada pasien saat mencetak RA : yaitu bernafas melalui hidung sehingga
refleks untuk muntah berkurang.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 52


6. Setelah adonan mengeras, lepaskan sendok cetak dari mulut pasien. Cuci bersih pada
air mengalir untuk menghilangkan kotoran / saliva yang menempel.
7. Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas, robekan, dan detail cetakan, apakah ada
landmark anatomi yang tidak tercetak ( terutama pada denture-bearing area ). Detail
hasil cetakan haruslah akurat dan tidak robek.

Refferensi :
1. Zarb., Bolender., Carlsson., Bouchers Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient,
Mosby Inc., 1997, page 434, 470-475.
2. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, Mc Graw Hill Book Company Inc., page 75-87
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 19 : Gigi Tiruan Penuh


Topik : Membuat model kerja dan basis
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu membuat model kerja dan basis.
Ringkasan Materi :
I. Tahapan Pengisian Gipsum pada hasil cetakan
1. Manipulasi bubuk gips tipe III (warna biru) dengan air (sesuai takaran pabrik) pada
mangkuk karet lalu letakkan mangkuk karet tersebut di atas vibrator supaya
gelembung udara yang terperangkap terlepas sehingga mencegah hasil cetakan tidak
porus.
2. Isi hasil cetakan dengan adonan gips tipe III sesegera mungkin setelah cetakan dilepas
dari rongga mulut pasien untuk menghindari penyusutan cetakan agar didapatkan
modell kerja yang detail dan akurat.
3. Pengisian gips pada RA diawali dari palatum mengarah ke residual ridge, sedangkan
pada RB diawali dari residual ridge anterior menuju posterior. Pengisian hasil cetakan
dilakukan secara bertahap dan tidak sekaligus, terperangkapnya gelembung udara
pada undercut cetakan.
4. Tunggulah hingga gips mengeras (setting) selama kurang lebih 30 menit.

II. Tahapan membuat basis model


1. Siapkan lempeng kaca (glass lab), gips keras tipe II, mangkuk karet, spatula dan air
untuk membuat basis model studi
2. Manipulasi gips tipe II dan air (sesuai takaran) dalam mangkuk karet hingga homogen
lalu letakkan adonan gips pada lempeng kaca
3. Letakkan model gips RA yang masih menempel pada sendok cetaknya di atas adonan
gips tipe II tersebut. Rapikan dan bentuk tepian gips menjadi basis model kerja
dengan menggunakan spatula saat gips tipe II masih lunak. Perlu diperhatikan :
adonan gips tipe II tidak boleh menutupi bagian tepi sendok cetak agar saat mengeras,
model kerja mudah dilepas dari sendok cetaknya.
4. Model kerja dirapikan dan dipotong kelebihan gipsumnya menggunakan mesin
trimmer. Pastikan bahwa model studi dalam kondisi basah agar debris dari
pemotongan tidak melekat pada model studi. Ketebalan basis model kerja kurang
lebih 15-16 mm.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 53


Refferensi :
1. Zarb., Bolender., Carlsson., Bouchers Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient,
Mosby Inc., 1997, page 434, 470-475.
2. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, Mc Graw Hill Book Company Inc., page 56-60
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 20 : Gigi Tiruan Penuh


Topik : Border Moulding (muscle trimming)
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan border moulding
Ringkasan Materi :
Tahapan border moulding (muscle trimming) pada RA
1. Anterior : jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri operator memfiksir sendok cetak,
jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan operator menarik bibir atas pasien ke arah
depan, bawah
2. Frenulum labialis : jari tengah, telunjuk dan jari manis tangan kanan operator
memfiksir sendok cetak. Sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan jempol tangan kiri
operator menarik bibir ke arah depan dan bawah
3. Posterior : jari telunjuk, jari tengah dan jempol kiri operator menarik pipi kiri ke arah
samping, bawah, depan dan belakang
4. Daerah tubercle sulcus : jari telunjuk kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak
dan pasien diinstruksikan mengucap AHA
Tahapan border moulding (muscle trimming) pada RB
1. Anterior : tangan kanan operator memfiksir sendok cetak, tangan kiri operator
menarik bibir bawah pasien ke arah depan, atas.
2. Frenulum labialis : jari tengah kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak, jari
telunjuk dan jempol tangan kanan dan kiri operator menarik bibir bawah pasien
3. Posterior : jari telunjuk dan jempol kiri operator menarik pipi kiri ke atas, dan muka.
Jari-jari tangan kanan memfiksir sendok cetak
4. Daerah lingual : jari telunjuk kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak dan
pasien diinstruksikan menggerakkan lidah ke kanan, kiri, atas dan depan
5. Retromylohoid : jari telunjuk kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak, lalu
pasien diinstruksikan membuka mulut yang lebar, ujung lidah menyentuh bibir atas
dan digerakkan ke kiri dan kanan.
Setelah border moulding selesai spacer malam dilepas

Refferensi :
1. Zarb., Bolender., Carlsson., Bouchers Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient,
Mosby Inc., 1997, page 434, 470-475.
2. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, Mc Graw Hill Book Company Inc.
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 54


Modul 21 : Gigi Tiruan Penuh
Topik : Mencetak model kerja
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pencetakkan model kerja
Ringkasan Materi :

Modul 22 : Gigi Tiruan Penuh


Topik : Penetapan Gigit (Maxillo Mandibular Relation Record/ MMR)
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan penetapan gigit
Ringkasan Materi :
1. Orientasi rahang
Pemeriksaan sendi temporomandibular : bila pasien kehilangan gigi dalam waktu
yang cukup lama dan tidak direhabilitasi maka akan terjadi perubahan pada fossa
glenoid, disk artikular, kondile akan mengalami clicking atau krepitasi.
2. Penyesuaian lempeng dan galangan gigit RA
a. Pemeriksaan dukungan bibir (lip support) dengan cara melihat dukungan galangan
gigit RA pada bibir atas dari arah depan dan samping.
b. Pemeriksaan panjang galangan gigit terhadap bibir atas.
Pada pasien dengan bibir normal, jika tersenyum maka 2/3 panjang gigi anterior
RA terlihat dan panjang galangan gigit RA akan terlihat 2 mm di bawah bibir atas.
Pada pasien dengan bibir pendek, jika tersenyum maka gigi anterior RA dan
prosesus alveolaris terlihat lalu panjang galangan gigit RA akan terlihat 4mm di
bawah bibir atas. Sedangkan pada pasien berbibir panjang, jika tersenyum maka
gigi anterior tidak terlihat dan galangan gigit RA panjangnya sama atau 2mm di
atas bibir atas (galangan gigit lebih pendek)
3. Menentukan kesejajaran bidang insisal dan oklusal galangan gigit RA terhadap bidang
insisal dan oklusal RA pasien
Posisikan pasien duduk rileks dan kepala tegak. Tentukan titik yang paling prominen
pada ujung hidung dan dagu. Pasang benang putih pada tragus melewati ala nasi
(bidang camper), kemudian insersikan galangan gigit RA ke dalam mulut pasien.
Posisikan occusal bite plate pada mulut hingga permukaannya berkontak dengan
permukaan insisal dan oklusal galangan gigit RA lalu fiksasi dengan jari telunjuk dan
jari tengah operator atau meminta pasien memfiksasi dengan ibu jari kanannya
Lakukan observasi dan pemeriksaan kesejajaran galangan gigit atau bite plate tersebut
a. Dilihat dari anterior, bite plate sejajar dengan garis interpupillary
b. Dilihat dari sagital, bite plate sejajar dengan bidang champer
Apabila terjadi ketidaksejajaran, maka lakukan pengurangan atau penambahan pada
permukaan oklusal galangan gigit RB hingga tercapai kesejajaran bidang.
4. Menentukan tinggi rest posisi
Posisikan pasien duduk rileks dan kepala dorsal fleksi (menengadahkan kepala), lalu
diinstruksikan untuk membuka dan menutup mulut berulang kali hingga otot lemas.
Lalu ukur jarak kedua titik hidung dagu dengan kaliper dan lakukan beberapa kali,
lalu hitung rata-ratanya. Angka yang diperoleh merupakan tinggi rest posisi pasien.
5. Pengukuran dimensi vertikal oklusi (DVO) / tinggi gigit
Lakukan penghitungan DVO pasien menggunakan rumus : Tinggi rest posisi
freeway space ( 2 s/d 4mm ) = DVO
Buatlah nukleus Walkhoff ( bulatan dari malam merah yang dilunakkan ) dan
lekatkan pada lempeng gigit RA di daerah palatum posterior. Posisikan pasien duduk
dengan kepala tegak lalu insersikan lempeng dan galangan gigit RA dan RB.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 55


Instruksikan pasien untuk membuka mulut lebar dan melakukan gerakan menelan atau
meletakkan ujung lidahnya pada nukleus Walkhoff. Fiksasi lempeng dan galangan
gigit RA dengan ibu jari dan telunjuk kiri operator sedangkan lempeng dan galangan
gigit RB difiksasi dengan ibu jari dan telunjuk kanan. Kemudian instruksikan pasien
untuk menutup mulut perlahan-lahan hingga seluruh permukaan insisal dan oklusal
galangan gigit RA dan RB saling berkontak bidang merata. Apabila belum terjadi
kontak bidang yang merata, maka permukaan insisal dan oklusal galangan gigit yang
dirubah dan disesuaikan dengan RA sehingga diperoleh kontak bidang yang merata.
Ukur jarak antara kedua titik, lakukan penyesuaian pada galangan gigit RB hingga
mencapai DVO yang diinginkan.
6. Penetapan letak gigit
Posisikan pasien duduk rileks dan dental unti direbahkan (semi supine), kepala dorsal
fleksi agar didapatkan posisi kondile yang paling posterior (relasi sentris). Insersikan
lempeng dan galangan gigit RA dan RB lalu posisikan pada relasi sentris dan buat
keratan yang segaris pada sisi anterior dan posterior galangan gigit RA dan RB
sebagai garis panduan. Pasien kembali diminta untuk membuka dan menutup mulut,
periksa apakah garis panduan pada anterior dan posterior galangan gigit RA dan RB
tetap segaris (checking bite). Lalu buat garis senyum, garis kaninus, dan garis median
dengan cara membuat keratan pada galangan gigit RA
7. Pencatatan letak gigit
Keluarkan lempeng dan galangan gigit RA dan RB dari mulut pasien lalu buat keratan
berbentuk huruf V pada permukaan oklusal posterior galangan gigit RA dan RB
(harus segaris) dan dikerok secukupnya untuk tempat utility wax. Kemudian
insersikan kembali pada mulut pasien, periksa apakah garis panduan masih segaris.
Bila segaris, letakkan utility wax pada keratan V tersebut, kemudian pasien diminta
menutup mulut perlahan sambil operator mengarahkan pasien pada relasi sentrisnya.
Bila sudah oklusi, fiksasi galangan gigit RA dan RB dengan isi staples besar yang
dipanasi dan dilekatkan pada sisi keratan tersebut.
8. Keluarkan lempeng dan galangan gigit RA dan RB dalam keadaan terfiksasi dan
transfer garis median wajah pada model kerja.
Refferensi :
1. Zarb., Bolender., Carlsson., Bouchers Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient,
Mosby Inc., 1997, page 434, 470-475.
2. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, Mc Graw Hill Book Company Inc.
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 23 : Gigi Tiruan Penuh


Topik : Penyusunan anasir gigi
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan penyusunan anasir gigi
Ringkasan Materi :
Tahapan penyusunan anasir gigi anterior
Perhatikan :
- Gigi harus terletak di puncak residual alveolar ridge dan bidang labial
galangan gigit merupakan bidang labial gigi.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 56


- Sumbu masing-masing gigi dari aspek labial dan proksimal dan relasi gigi-
gigi anterior rahang atas dengan rahang bawah
- Urutan penyusunan dari : 11, 21, 12, 22, 13, 23 dilanjutkan dengan 31, 41,
32, 42, 33, 43
Penyusunan gigi insisivus sentral (I1) RA
1. Posisi garis median harus sejajar dengan median wajah
2. Incisal edge paralel dan menyentuh bidang oklusi atau galangan gigit RB nya (dicek
dengan bite plane table artikulator)
3. Bila dilihat dari aspek labial : sumbu gigi 90o dengan bidang oklusal dan bagian
servikal gigi sedikit miring ke distal, sumbu gigi hampir paralel dengan garis median
4. Permukaan labial I1 diposisikan berada 5-9 mm lebih anterior dari bagian tengah
papilla, karena pola resorbsi residual ridge RA umumnya mengarah ke atas dan ke
belakang, sehingga posisi anasir gigi anterior RA diletakkan lebih ke anterior dan
inferior residual ridge untuk mengisi posisi gigi aslinya
5. Dilihat dari aspek proksimal : gigi deviasi 8o terhadap bidang vertikal (protrusi) dan
permukaan labial gigi sama dengan permukaan labial galangan gigit.
Penyusunan gigi insisivus lateral (I2) RA
1. Incisal edge paralel dengan bidang oklusal tetapi permukaannya 0,5 mm di atas
bidang oklusi
2. Aspek labial terlihat deviasi 10o terhadap garis median, bagian servikal sedikit miring
ke arah palatal
3. Aspek proksimal ada deviasi 12o terhadap garis median.
Penyusunan gigi kaninus (C) RA
1. Incisal edge menyentuh bidang oklusi
2. Aspek labial tampak sumbu gigi bervariasi pada bagian servikalnya, dari tegak hingga
sedikit miring ke arah distal. Sisi mesiolabial terlihat dari aspek labial dengan cara
memiringkan servikal gigi ke arah distal
3. Aspek proksimal tampak sumbu gigi tegak dengan 2/3 bagian servikal lebih menonjol
ke labial untuk memperlihatkan tonjolan kaninus.
Penyusunan gigi insisivus sentral (I1) RB
1. Incisal edge berada 1 mm di atas bidang oklusi
2. Aspek labial terlihat sumbu gigi pararel dengan garis median
3. Aspek proksimal terlihat sumbu gigi condong 5o ke lateral dan terletak di puncak
residual alveolar ridge
Penyusunan gigi insisivus lateral (I2) RB
1. Incisal edge disesuaikan dengan incisal edge gigi 31 dan 41
2. Aspek labial tampak sumbu gigi pararel dengan garis median
3. Aspek proksimal tampak gigi tegak atau condong sedikit ke labial
Penyusunan gigi kaninus (C) RB
1. Incisal edge sejajar dengan gigi insisivus sentral dan lateral
2. Aspek labial tampak sumbu gigi sedikit miring
3. Aspek proksimal tampak sumbu gigi tegak atau condong ke lingual dan bagian
servikal sedikit menonjol
Tahapan penyusunan anasir gigi posterior
Perhatikan :
- Gigi harus terletak di puncak residual alveolar ridge dan bidang bukal
galangan gigit merupakan bidang bukal gigi
- Sumbu masing-masing gigi dari aspek bukal dan proksimal serta relasi
gigi-gigi posterior rahang atas dengan rahang bawah

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 57


- Urutan penyusunan gigi : pada RA dimulai dari P1 P2 M1 M2 sisi
kanan kemudian berlanjut pada sisi kirinya, sedangkan pada RB dimulai
dari gigi M1 M2 P2 P1 pada sisi kanan dan kiri

Penyusunan gigi premolar pertama (P1) RA


Cusp bukal menyentuh bidang oklusi. Cusp palatinal berada 0,5 mm di atas bidang oklusi.
Aspek bukal dan proksimal terlihat sumbu gigi tegak lurus
Penyusunan gigi premolar kedua (P2) RA
Cusp bukal dan palatinal menyentuh bidang oklusi. Aspek bukal dan proksimal terlihat
sumbu gigi tegak lurus
Penyusunan gigi molar pertama (M1) RA
Cusp mesio palatinal menyentuh bidang oklusi. Cusp mesio bukal 0,5 mm di atas bidang
oklusi. Cusp disto bukal 1 mm di atas bidang oklusi. Cusp disto palatinal 0,5 mm di atas
bidang oklusi. Aspek bukal dan proksimal terlihat kemiringan sumbu gigi 5o terhadap garis
vertikal.
Penyusunan gigi molar kedua (M2) RA
Cusp mesio palatinal 1 mm di atas bidang oklusi. Cusp mesio bukal 1,5 mm di atas
bidang oklusi. Cusp disto bukal 2 mm di atas bidang oklusi. Cusp disto palatinal 1,5 mm
di atas bidang oklusi. Aspek bukal dan proksimal terlihat kemiringan sumbu gigi 15o terhadap
garis vertikal.
Penyusunan gigi posterior RB perlu diperhatikan :
1. Aspek bukal : relasi molar kelas 1 yaitu cusp mesio bukal M1 RA terletak pada
fissura bukal (mesio bukal developmental groove) M1 RB
2. Aspek proksimal : cusp palatinal gigi RA terletak pada fissura gigi RB
3. Tinggi gigi RA akan semakin tinggi (mendekati puncak ridge) ke arah posterior
sedangkan pada RB mengikuti lengkung RA
4. Garis retromolar pad hingga ke distal gigi kaninus RB merupakan tempat kesandaran
fissura gigi RB
5. Penyusunan gigi-gigi posterior harus mengikuti garis anteroposterior curve/ curve of
spee/ garis kompensasi sagital untuk tercapai stabilitas gigi tiruan ; garis lateral curve
/ curve of wilson / garis kompensasi lateral untuk mengikuti gerakan mandibula saat
mengunyah (cusp palatinal menyentuh bidang oklusi)

Refferensi :
1. Zarb., Bolender., Carlsson., Bouchers Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient,
Mosby Inc., 1997, page 434, 470-475.
2. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, Mc Graw Hill Book Company Inc.
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 24 : Gigi Tiruan Penuh


Topik : Interocclusal record
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan interocclusal record
Ringkasan Materi :

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 58


Interocclusal record merupakan catatan relasi antara permukaan oklusal gigi tiruan RA dan
RB saat posisi mandibula terletak paling posterior dan dalam keadaan relasi sentris, yang
dibuat saat tahapan pasang coba (try in) gigi tiruan. Material yang digunakan elastomer
(putty) atau material elastomer khusus untuk bite registration. Tujuannya untuk melihat
apakah terjadi permasalahan oklusi terutama pada oklusi eksentrik
Tahapan interocclusal record :
1. Posisikan pasien semi supine dan kepala dorsal fleksi, karena pada posisi ini kondile
pasien akan berada paling posterior (relasi sentris)
2. Insersikan gigi tiruan (GT) akrilik RA dan RB pada pasien
3. Manipulasi bahan base-katalyst elastomer putty
4. Letakkan elastomer putty pada kedua sisi posterior kanan dan kiri GT akrilik RB
(sepanjang P1 s/d M2). Instruksikan pasien untuk menutup mulut secara perlahan dan
menggigit putty elastomer. Ketika pasien menutup mulut, operator memfiksasi GT
akrilik RA dengan ibu jari dan telunjuk kiri, sedangkan RB dengan ibu jari dan
telunjuk kanan, sambil melakukan gerakan ringan mendorong mandibula ke posterior
untuk tercapai relasi sentrik.
Perhatikan : saat beroklusi, garis median GT akrilik RA dan RB harus segaris. Jika
ada deviasi, ulang kembali prosedur tersebut di atas.
5. Setelah mengeras, keluarkan interocclusal record dari rongga mulut.

Refferensi :
1. Zarb., Bolender., Carlsson., Bouchers Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient,
Mosby Inc., 1997, page 434, 470-475.
2. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, Mc Graw Hill Book Company Inc.
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 25 : Gigi Tiruan Penuh


Topik : Insersi gigi tiruan
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan insersi gigi tiruan
Ringkasan Materi :
Tahapan Insersi Gigi Tiruan (GT)
1. Insersikan GT akrilik pada rongga mulut pasien
2. Lakukan pemeriksaan dan evaluasi :
a. Retensi, stabilitas GT dan dukungan otot (bibir dan wajah)
b. Peripheral seal, oklusi sentrik dan eksentrik
c. Psikologis : adaptasi dan penerimaan pasien terhadap GT nya (kenyamanan
pasien, estetik, bicara, mastikasi)
3. Berikan instruksi pemakaian dan pemeliharaan GT akrilik, yaitu :
a. Setelah insersi, pasien diminta untuk memakai GT nya selama 24 jam kecuali saat
mengunyah, GT harus dilepas.
Refferensi :
1. Zarb., Bolender., Carlsson., Bouchers Prosthodontic Treatment for Edentulous Patient,
Mosby Inc., 1997, page 434, 470-475.
2. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, Mc Graw Hill Book Company Inc.,

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 59


Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 26 : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


Topik : Mencetak anatomis
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pencetakan anatomis pada pasien
dengan kehilangan gigi sebagian
Ringkasan Materi :
Pencetakan untuk pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) berbeda dari pencetakan
untuk gigi tiruan lengkap. Pada kasus GTSL ada dua jenis jaringan yang harus dicetak.
Pertama mukosa yang merupakan jaringan lunak, lalu gigi-gigi yang merupakan jaringan
keras.
Tahapan mencetak rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB)
1. Tentukan ukuran sendok cetak RA dan RB yang akan digunakan untuk mencetak,
sesuai dengan besar lengkung rahang pasien
2. Manipulasi material cetak dengan cara mencampur bubuk bahan cetak alginat
(takaran bubuk sesuai ketentuan pabrik) tersebut ke dalam mangkuk karet berisi air
(takaran liquid sesuai ketentuan pabrik) dan adonan tersebut diaduk sambil ditekan ke
tepi mangkuk karet hingga homogen. Perhatikan working time dan setting time bahan
cetak (sesuai aturan pabrik)
3. Letakkan adonan bahan cetak ke dalam sendok cetak lalu lakukan pencetakan pada
RA/RB. Gunakan kaca mulut untuk meretraksi bibir dan pipi model rahang.
4. Instruksi pada pasien saat mencetak RA : yaitu bernafas melalui hidung sehingga
refleks untuk muntah berkurang. Saat mencetak RB pasien diinstruksikan untuk
mengangkat lidahnya sesaat.
5. Setelah adonan mengeras, lepaskan sendok cetak dari mulut pasien. Cuci bersih pada
air mengalir untuk menghilangkan kotoran / saliva yang menempel.
6. Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas, robekan, dan detail cetakan, apakah ada
landmark anatomi yang tidak tercetak ( terutama pada denture-bearing area ). Detail
hasil cetakan haruslah akurat dan tidak robek.
Refferensi :
1. Carr., Mc Givney., Removable Partial Prosthodontics, 11th ed, Mc Cracken. 2005.
2. Haryanto. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, Penerbit Hipokrates,
1991,hal 64-70
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 27 : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


Topik : Mencetak model kerja (fungsional)
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan pencetakan fungsional pada pasien
dengan kehilangan sebagian gigi

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 60


Ringkasan Materi :
Lakukan pencetakan hasil preparasi menggunakan sendok cetak untuk rahang bergigi dan
bahan cetak elastomer (putty dan monophase) dengan teknik single phase. Setelah cetakan
mengeras, lepaskan dari model gigi. Pastikan cetakan keras, tidak kenyal dan tidak dapat
dirobek sebelum dilepas dari model gigi. Catatan : Apabila dilakukan pencetakan dalam
rongga mulut penderita, cucilah hasil cetakan dibawah air yang mengalir atau dalam larutan
desinfeksi lalu keringkan dengan udara.

Refferensi :
1. Carr., Mc Givney., Removable Partial Prosthodontics, 11th ed, Mc Cracken. 2005.
2. Haryanto. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, Penerbit Hipokrates,
1991,hal 64-70
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 28 : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


Topik : Penetapan gigit
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan penetapan gigit pada pasien dengan
kehilangan sebagian gigi
Ringkasan Materi :
1. Menentukan tinggi rest posisi
Posisikan pasien duduk rileks dan kepala dorsal fleksi (menengadahkan kepala), lalu
diinstruksikan untuk membuka dan menutup mulut berulang kali hingga otot lemas.
Lalu ukur jarak kedua titik hidung dagu dengan kaliper dan lakukan beberapa kali,
lalu hitung rata-ratanya. Angka yang diperoleh merupakan tinggi rest posisi pasien.
2. Pengukuran dimensi vertikal oklusi (DVO) / tinggi gigit
Lakukan penghitungan DVO pasien menggunakan rumus : Tinggi rest posisi
freeway space ( 2 s/d 4mm ) = DVO
Buatlah nukleus Walkhoff ( bulatan dari malam merah yang dilunakkan ) dan
lekatkan pada lempeng gigit RA di daerah palatum posterior. Posisikan pasien duduk
dengan kepala tegak lalu insersikan lempeng dan galangan gigit RA dan RB. Fiksasi
lempeng dan galangan gigit RA dengan ibu jari dan telunjuk kiri operator sedangkan
lempeng dan galangan gigit RB difiksasi dengan ibu jari dan telunjuk kanan.
Kemudian instruksikan pasien untuk menutup mulut perlahan-lahan hingga seluruh
permukaan insisal dan oklusal galangan gigit RA dan RB saling berkontak bidang
merata. Apabila belum terjadi kontak bidang yang merata, maka permukaan insisal
dan oklusal galangan gigit yang dirubah dan disesuaikan dengan RA sehingga
diperoleh kontak bidang yang merata. Ukur jarak antara kedua titik, lakukan
penyesuaian pada galangan gigit RB hingga mencapai DVO yang diinginkan.
3. Penetapan letak gigit
Posisikan pasien duduk rileks dan dental unti direbahkan (semi supine), kepala dorsal
fleksi agar didapatkan posisi kondile yang paling posterior (relasi sentris). Insersikan
lempeng dan galangan gigit RA dan RB lalu posisikan pada relasi sentris dan buat
keratan yang segaris pada sisi anterior dan posterior galangan gigit RA dan RB
sebagai garis panduan. Pasien kembali diminta untuk membuka dan menutup mulut,
periksa apakah garis panduan pada anterior dan posterior galangan gigit RA dan RB

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 61


tetap segaris (checking bite). Lalu buat garis senyum, garis kaninus, dan garis median
dengan cara membuat keratan pada galangan gigit RA
4. Pencatatan letak gigit
Keluarkan lempeng dan galangan gigit RA dan RB dari mulut pasien lalu buat keratan
berbentuk huruf V pada permukaan oklusal posterior galangan gigit RA dan RB
(harus segaris) dan dikerok secukupnya untuk tempat utility wax. Kemudian
insersikan kembali pada mulut pasien, periksa apakah garis panduan masih segaris.
Bila segaris, letakkan utility wax pada keratan V tersebut, kemudian pasien diminta
menutup mulut perlahan sambil operator mengarahkan pasien pada relasi sentrisnya.
Bila sudah oklusi, fiksasi galangan gigit RA dan RB dengan isi staples besar yang
dipanasi dan dilekatkan pada sisi keratan tersebut.
5. Keluarkan lempeng dan galangan gigit RA dan RB dalam keadaan terfiksasi dan
transfer garis median wajah pada model kerja.

Refferensi :
1. Carr., Mc Givney., Removable Partial Prosthodontics, 11th ed, Mc Cracken. 2005.
2. Haryanto. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, Penerbit Hipokrates,
1991,hal 64-70
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Modul 29 : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


Topik : Penyusunan dan pasang coba anasir gigi basis malam pada pasien
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan Penyusunan dan pasang coba anasir
gigi basis malam pada pasien
Ringkasan Materi :
1. Tahapan penyusunan anasir gigi RA
- Gigi harus terletak di puncak residual alveolar ridge dan bidang labial
galangan gigit merupakan bidang labial gigi.
- Sumbu masing-masing gigi dari aspek labial dan proksimal dan relasi gigi-
gigi anterior rahang atas dengan rahang bawah
2.Tahapan penyusunan anasir gigi posterior
- Gigi harus terletak di puncak residual alveolar ridge dan bidang bukal
galangan gigit merupakan bidang bukal gigi
- Sumbu masing-masing gigi dari aspek bukal dan proksimal serta relasi
gigi-gigi posterior rahang atas dengan rahang bawah
Refferensi :
1. Carr., Mc Givney., Removable Partial Prosthodontics, 11th ed, Mc Cracken. 2005.
2. Haryanto. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, Penerbit Hipokrates,
1991,hal 64-70
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 62


Modul 30 : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Topik : Insersi gigi tiruan sebagian lepasan
Subtopik :-
Sasaran pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan insersi gigi tiruan sebagian lepasan
pada Pasien
Ringkasan Materi :
Tahapan Insersi Gigi Tiruan (GT)
1. Insersikan GT akrilik pada rongga mulut pasien
2. Lakukan pemeriksaan dan evaluasi :
a. Retensi, stabilitas GT dan dukungan otot (bibir dan wajah)
b. Peripheral seal, oklusi sentrik dan eksentrik
c. Psikologis : adaptasi dan penerimaan pasien terhadap GT nya (kenyamanan pasien,
estetik, bicara, mastikasi)
3. Berikan instruksi pemakaian dan pemeliharaan GT akrilik, yaitu :
Setelah insersi, pasien diminta untuk memakai GT nya selama 24 jam kecuali saat
mengunyah, GT harus dilepas.

Refferensi :
1. Carr., Mc Givney., Removable Partial Prosthodontics, 11th ed, Mc Cracken. 2005.
2. Haryanto. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, Penerbit Hipokrates,
1991,hal 64-70
Penugasan :
1. Mahasiswa koas
2. Dokter gigi umum
3. Dokter gigi plus
4. Dokter gigi spesialis prostodonsia

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 63


BAB 6
PENUTUP

Demikian buku panduan kepaniteraan departemen prostodonsia, mudah-mudahan buku


panduan ini memberikan manfaat kepada mahasiswa yang menjalani kepaniteraan
departemen prostodonsia, instruktur klinik prostodonsia, dokter gigi umum, dokter gigi plus
serta dokter gigi spesialis prostodonsia.

Diharapkan buku panduan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Mohon maaf
bila masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku panduan kepaniteraan departemen
prostodonsia.

Buku Panduan Profesi Dokter Gigi 64

Anda mungkin juga menyukai