Kompetensi Utama :
3.1. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi secara efektif dan bertanggung
jawab, baik secara lisan maupun tertulis dengan pasien, keluarga atau
pendamping pasien serta masyarakat, teman sejawat dan profesi kesehatan lain
yang terkait
9.1. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatogantik dengan
mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis, dan sosial guna
mengevaluasi kondisi medik pasien.
9.3. Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan
gigi dan mulut.
13.7. Melakukan perawatan kehilangan gigi pada pasien dewasa.
Kompetensi Penunjang :
3.1.1. Berdialog dengan pasien dalam kedudukan yang setara
3.1.2. Bersikap empati terhadap pasien dalam kedudukan yang setara
9.1.1. Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem stomatognatik
9.1.2. Menerapkan pemeriksaan komprehensif sistem stomatognatik dengan
memperhatikan kondisi umum
9.3.1. Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif
9.3.3. Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik
yang tertulis pada rekam medik
13.7.1. Menentukan indikasi perawatan kehilangan gigi geligi permanen untuk kasus
gigi tiruan cekat dan lepasan
13.7.2. Melakukan perawatan kasus kehilangan gigi permanen dengan gigi tiruan cekat
dan gigi tiruan lepasan sederhana
Rencana pelaksanaan :
2x tatap muka @50 menit
TINJAUAN PUSTAKA
Pada waktu penderita datang yang pertama kali harus kita lakukan adalah :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan extra oral
3. Pemeriksaan intra oral
Tujuan anamnesa:
1. Menentukan indikasi perawatan
2. Menentukan prognosa dari hasil perawatan
3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat terjadi dari kasus tersebut
4. Menentukan alternatif apa yang akan diambil agar dapat mengatasi masalah
tersebut
5. Menentukan rencana terapi dan tahap-tahap perawatan yang akan dilakukan
I. ANAMNESA :
Auto anamnesa : Pemeriksaan secara bertanya langsung pada penderita
Alo anamnesa : Pemeriksaan secara bertanya tidak langsung pada penderita tetapi
misalnya pada yang menyertai penderita.
A. Data Pribadi
1. Nama, alamat, no. telepon penderita, guna :
− Agar dapat melakukan komunikasi dengan penderita.
− Untuk keperluan penyimpanan status (filing).
2. Umur, guna :
− Untuk menentukan cara komunikasi
− Untuk menentukan indikasi prothesa
− Untuk memperkirakan bagaimana adaptasi penderita terhadap GT-
nya nanti (GTL)
− Untuk membantu didalam memilih gigi (GTL)
− Untuk membantu didalam menyusun gigi (GTL)
4. Pekerjaan, guna :
− Untuk mengetahui status sosial ekonomi penderita sehingga dapat
ditentukan indikasi prothesa
− Untuk membantu didalam menentukan rencana terapi
− Untuk faktor estetis atau pengunyahan/bicara.
4. Macam gigi tiruan lama : misal, GTL, Jacket Crown dan lain-lain. Guna :
untuk menentukan konstruksi dari GT nya nanti.
5. Jenis gigi pada gigi tiruan lama : misal, akrilik / porselen. Guna :
a. Untuk dijadikan pedoman didalam menentukan rencana terapinya.
b. Untuk memperkirakan penyebab dari resorbsi processus
alveolaris/kelainan-kelainan jaringan yang terdapat didalam mulut.
2. Mata : (GTL)
Cara pemeriksaan : tangkai kaca mulut digerakkan didepan mata penderita dan
penderita disuruh mengikuti arah gerakan kaca mulut. Ini untuk mengetahui
apakah mata kiri dan kanan simetris atau tidak.
Guna : untuk menentukan kesejajaran oklusal plane bagian anterior (sejajar garis
interpupil).
3. Telinga : (GTL)
Cara pemeriksaan : dilihat dari depan apakah telinga kiri dan kanan simetris / tidak.
Guna : untuk menentukan kesejajaran oklusal plane bagian posterior (sejajar garis
camper yaitu garis dari tragus ke alanasi.
4. Hidung : (GTL, GTC)
Cara pemeriksaan : menempatkan kaca mulut dibawah satu lubang hidung
penderita sedangkan lubang hidung yang lainnya ditutup. Penderita disuruh
bernapas malalui hidung dan dilihat apakah pada kaca mulut terdapat
pengembunan. Bila ada berarti penderita bernapas melalui hidung. Hal seperti ini
juga dilakukan untuk lubang hidung yang lainnya.
Gunanya:
a. Untuk menentukan ada/tidaknya penyumbatan dihidung penderita sehingga
dapat ditentukan langkah yang perlu diambil waktu akan mencetak.
b. Untuk menentukan rencana terapi yang perlu diambil agar dapat menambah
retensi suatu GTP
c. Untuk keperluan rujukan dengan seorang dokter THT.
5. Bibir : (GTL)
Cara pemeriksaan :
a. Dengan melihat dari depan apakah bibir penderita symetris/tidak.
b. Dengan menarik bibir atas dan bawah penderita untuk melihat tonus dari
bibir penderita.
Gunanya ;
a. Untuk membantu didalam menyusun gigi anterior.
b. Untuk membantu didalam menentukan bentuk serta ketebalan sayap labial
GT.
7. Frenulum : (GTL)
Cara pemeriksaan : dengan sedikit menarik bibir/pipi dan melihat seberapa jauh
perlekatan frenulum terhadap tinggi processus alveolaris.
− Frenulum tinggi apabila perlekatannya mendekati puncak processus alveolaris/
lebih dari ½ tinggi processus alveolaris.
− Frenulum sedang apabila perlekatannya pada ½ tinggi processus alveolaris.
− Frenulum rendah apabila perlekatannya kurang dari ½ tinggi processus
alveolaris.
Guna :
a. Untuk mengetahui retensi, stabilisasi GT nya
b. Untuk menentukan perlu atau tidaknya dilakukan rujukan.
24. Kelainan lainnya : (Disini dicatat segala hal yang tidak tercantum di status).
III. DIAGNOSA
Kumpulan seluruh data-data yang diperlukan dan berkaitan dengan perawatan yang akan
dilakukan.
REFERENSI :
1. Osborne J., Lammie A. Partial Dentures, 4th ed. Toronto : Blackwell Scientific
Publications, 1974.
2. Zarb G., Bergman B.,Clayton J.A. Prosthodontic Treatment for Partially
Edentulous Patients. Saint Louis : CV Mosby. 1978
3. Zarb G.A., Bolender C.L. Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients. 12th
ed. USA : C.V Mosby. 2004.
4. Henderson D., Steffel V. Mc Cracken’s Removable Partial Prosthodontics. 11 th ed.
Saint Louis : CV.Mosby. 2005.
SKENARIO :
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan
kesulitan mengunyah karena ada gigi yang hilang. Pasien tersebut belum pernah
menggunakan gigi tiruan.
TUGAS :
1. Peragakan dan verbalkan cara melakukan anamnesa pada pasien!
2. Pilih dan verbalkan nama alat-alat yang anda gunakan untuk pemeriksaan!
3. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan vestibulum!
4. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan frenulum!
5. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan tahanan jaringan!
6. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan residual ridge!
SURVEYING
Kompetensi Utama :
6.1. Memahami ilmu kedokteran gigi klinik yang relevan sebagai pertimbangan
dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada pasien medik kompromis
8.1. Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk melakukan
pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang efektif dan efisien
13.7. Melakukan perawatan kehilangan gigi pada pasien dewasa.
Metode pembelajaran :
Tutorial
- Dosen pembimbing memperagakan cara melakukan survey pada model
Praktikum
- Mahasiswa melakukan survey pada model
Rencana pelaksanaan :
2x tatap muka @150 menit
TINJAUAN PUSTAKA
Surveying adalah suatu proses untuk memperoleh detail gigi penyangga dan jaringan
sekitarnya serta memilih path of insertion dari GTSL.
Tujuan surveying :
1. Menentukan arah pemasangan, mendapat kesejajaran dari 2 atau lebih permukaan
gigi atau struktur jaringan yang berdekatan.
2. Menentukan tempat dan mengatur daerah undercut pada gigi yang diperlukan
untuk retensi.
3. Menentukan ketinggian garis kontur gigi abutment yang sesuai dengan arah
pemasangan gigi tiruan.
4. Menentukan daerah undercut pada jaringan yang memerlukan tindakan bedah
misal :
− Undercut pada tulang
− Undercut pada jaringan lunak yang mengganggu keluar masuknya GT.
Bagian-bagian surveyor :
3. Memeriksa daerah undercut dengan arah tegak lurus dengan undercut gauze. Ada
3 ukuran undercut gauze, yaitu 0,01, 0,02 dan 0,03
6. Melakukan tripoding
TRIPODING
Pada waktu melakukan survey, desain atau pembuatan gigi tiruan sebagian lepas,
seringkali model dilepas dari cast holder. Untuk mengembalikan model dengan tepat perlu
dilakukan tripoding. Caranya :
• Tissue Surface Indexing
Metode tripoding dengan membuat tiga tanda pada model dengan carbon
marker. Ketiga tanda tersebut letaknya berjauhan. Kemudian model dilepas
dari cast holder. Bila model akan dikembalikan maka surveyor table diatur
sedemikian rupa sampai carbon marker menyentuh ketiga tanda tersebut.
• Art Portion Indexing
Metode tripoding dengan cara membuat garis vertikal dengan analyzing rod.
Dibuat tiga garis vertikal pada permukaan model : satu dibagian posterior, satu
di kiri dan satu di kanan.
REFERENSI :
1. Osborne J., Lammie A. Partial Dentures, 4th ed. Toronto : Blackwell Scientific
Publications, 1974.
2. Zarb G., Bergman B.,Clayton J.A. Prosthodontic Treatment for Partially
Edentulous Patients. Saint Louis : CV Mosby. 1978.
3. Henderson D., Steffel V. Mc Cracken’s Removable Partial Prosthodontics. 11 th ed.
Saint Louis : CV.Mosby. 2005.
MEMBUAT SENDOK CETAK PERSEORANGAN PADA MODEL RAHANG
Metode pembelajaran :
Praktikum : mahasiswa melakukan pembuatan SCP pada model GTP
Rencana pelaksanaan :
2x tatap muka @150 menit
Persiapan :
Gambar batas SCP pada model dengan pinsil yaitu untuk RA pada mucobuccal
fold, hamular notch, dan vibrating line, serta untuk RB pada mucobuccal fold,
distal retromolarpad, dan sulkus alveolingualis. Gambar juga garis 2 mm di atas
batas SCP yg telah digambar (ke arah puncak prosesus alveolaris)
Cara kerja :
1. Siapkan lampu spiritus dan pisau malam / lecron
2. Basahi model dengan air
3. Satu lembar malam merah diletakkan di atas model, untuk memperkirakan lebar
malam yang akan digunakan, lalu potong kelebihan malam
4. Malam merah dilunakkan secara merata di atas api lampu spiritus, kemudian
letakkan di atas permukaan model yang sudah diberi tanda 2 mm di atas batas SCP.
Tekan ringan dan merata hingga rapat dan sesuai dengan permukaan model.
Bentuk / potonglah sesuai dengan batas yang sudah ditentukan
5. Buat “stop” dengan memotong malam ukuran 5 x 10 mm di permukaan ridge
anterior dan di permukaan ridge posterior kiri dan kanan
6. Ulasi bagian model yang tidak tertutup malam merah dengan vaseline / CMS
memakai kuas atau kapas + pinset secara merata dan tipis
7. Sambil menunggu CMS kering,takar liquid acrylic. Untuk RA 6 cc dan RB 5 cc.
Tuang ke dalam mangkok porselen (cucing)
8. Taburkan powder acrylic sedikit demi sedikit ke dalam cucing sambil diketok-
ketok agar powder dan liquid dapat tercampur dengan baik. Jika perlu aduk dengan
spatula semen
9. Setelah campuran cukup padat dan tidak ada liquid yang berlebih, tutup rapat
cucing dan tunggu sampai fase buram (dough stage). Ambil seluruh adonan. Untuk
RA adonan dibentuk bulat dan untuk RB dibentuk bulat panjang sesuai bentuk
prosesus alveolaris. Perhatikan setting time self-cured acrylic yang digunakan
Gunakan kertas selofan / plastik tipis dan basahi jari agar acrylic tidak melekat
pada jari tangan
10. Untuk RA adonan akrilik dibentuk satu bulatan, diletakkan di tengah-tengah
palatum. Untuk RB adonan akrilik dibentuk silinder sepanjang lengkung gigi dan
diletakkan di atas ridge. Kemudian tekan-tekan adonan hingga diperoleh ketebalan
merata pada seluruh permukaan daerah garis batas SCP
11. Sebelum adonan mengeras dan menghasilkan panas, lepaskan SCP dari model,
kemudian kembalikan lagi. Selanjutnya tunggu sampai self-cured acrylic benar-
benar mengeras dan sudah tidak panas lagi. Lepaskan SCP kemudian dirapikan dan
dihaluskan.
Syarat-syarat SCP :
Luas SCP harus tepat sampai garis batas
Ketebalan merata 2 – 3 mm
Bentuk tepi membulat dan tidak ada bagian yang tajam
Daerah frenulum harus bebas
Permukaan SCP tidak ada kerutan / lipatan akrilik dan tidak porus
PENCETAKAN DENGAN ALGINATE DAN BORDER MOLDING
Kompetensi Utama :
6.1. Memahami ilmu kedokteran gigi klinik yang relevan sebagai pertimbangan
dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada pasien medik kompromis
8.1. Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk melakukan
pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang efektif dan efisien
13.7. Melakukan perawatan kehilangan gigi pada pasien dewasa.
Metode pembelajaran :
Praktikum : melakukan pencetakan antar teman
Tutorial : satu dosen pembimbing dalam satu kelompok akan memperagakan cara
border molding dan secara acak memilih satu mahasiswa untuk memperagakannya
Rencana pelaksanaan :
2x tatap muka @150 menit
TINJAUAN PUSTAKA
Cetakan pendahuluan / Preliminary Impression / Cetakan I / Primary Impression / Cetakan
Anatomis : perlu dibuat untuk kasus gigi tiruan lengkap, gigi tiruan lepasan, dan gigi
tiruan cekat.
Sendok cetak : Stock tray
Bahan cetak : Alginate / Impression Compound / Rubber base heavy body
Tehnik Mencetak : Single Impression
Border molding :
Tujuan : mendapatkan tepi-tepi SCP sesuai bentuk vestibulum oris.
Tepi-tepi SCP harus terletak pada batas mukosa bergerak & tidak bergerak.
Tepi-tepi SCP dibentuk sesuai otot-otot pada waktu berfungsi (lakukan muscle trimming)
REFERENSI :
1. Osborne J., Lammie A. Partial Dentures, 4th ed. Toronto : Blackwell Scientific
Publications, 1974.
2. Zarb G., Bergman B.,Clayton J.A. Prosthodontic Treatment for Partially
Edentulous Patients. Saint Louis : CV Mosby. 1978.
3. Zarb G.A., Bolender C.L. Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients. 12th
ed. USA : C.V Mosby. 2004.
4. Henderson D., Steffel V. Mc Cracken’s Removable Partial Prosthodontics. 11 th ed.
Saint Louis : CV.Mosby. 2005.
SKENARIO :
Seorang pasien datang ke dokter gigi dengan maksud ingin memperbaiki gigi depan
atasnya yang patah dan berubah warna. Dari anamnesa diketahui pasien mengalami
kecelakaan 1 tahun yang lalu, tetapi tidak pernah ada keluhan sehingga tidak pernah pergi
ke dokter gigi. Pemeriksaan intra oral diketahui gigi 11 patah 1/3 insisal dan berubah
warna.
TUGAS :
1. Peragakan cara melakukan pencetakan rahang atas!
2. Peragakan cara melakukan pencetakan rahang bawah!
3. Tunjukkan pada model yang telah dicor bagian-bagian yang harus tercetak di
rahang atas!
4. Tunjukkan pada model yang telah dicor dan verbalkan bagian-bagian yang harus
tercetak di rahang bawah!