Oleh:
CACA MONIKHA
19100707360804057
Dosen Pembimbing:
Drg. RICKY AMRAN, MARS
2
MODUL IV : KERUSAKAN DAN KEHILANGAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah Disetujui Laporan Diskusi Modul IV Tentang “Gigi Tiruan Sebagian Lepasan”
Guna Melengkapi Persyaratan Kepaniteraan Klinik
pada Bagian Modul IV
3
PROSEDUR KEJA
GTSL
4
BAB I
PENDAHULUAN
Gigitiruan lepasan secara garis besar dibagi dua, gigitiruan sebagian lepasan
(partial denture) dan gigi tiruan penuh (full denture atau complete denture). Gigi
tiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan
beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di
bawah plat dasar serta dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal
dan terpilih sebagai gigi penyangga. Atau restorasi prostetik ini sering juga
disebut Removable Partial Denture.3
Komponen gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari elemen gigi, cengkram,
dan basis, di mana basis pada gigi tiruan sebagian lepasan dapat terbuat dari
bahan logam atau akrilik.4 Dalam proses pembuatan desain geligi tiruan sebagian
lepasan berlaku suatu prinsip yang umum dan penting. Pertama-tama, dokter gigi
5
perlu mengetahui selengkap-lengkapnya tentang keadaan fisik pasien yang akan
menerima protesa. Selain itu, sebelumnya ia juga sudah memahami betul data-
data mengenai bentuk, indikasi dan fungsi dari cenkeram, letak sandaran, macam
konektor, bentuk sadel dan jenis dukungan yang akan diterapkan untuk sebuah
geligi tiruan.5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah
jaringan lunak di bawah plat dasar serta dukungan tambahan dari gigi asli yang masih
tertinggal dan terpilih sebagai gigi penyangga. Atau restorasi prostetik ini sering juga
1. GTSL Konvensional
Gigi tiruan yang dibuat dan dipasangkan sesudah luka pencabutan sembuh
2. GTSL Immediate
setelah pencabutan
1. GTSL Akrilik
7
a. Termoset (Heat Cure): kaku
2. GTSL Logam
3. GTSL Kombinasi
1. Akrilik
2. Porcelain
1. Tooth Borne
Jaringan pendukung gigi tiruan adalah gigi asli dan jaringan lunak
3. Tissue Borne
1. Advanced
8
2. Overdenture
3. Transisi
4. Implan
Retainer atau penahan merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepas yang
berfungsi memberi retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada
Inderict retainer adalah bagian yang memberikan retensi untuk melawan gaya
yang cendrung melepas protesa kearah oklusal dan bekerja pada basis.
9
Cengkeram
dalam istilah bahasa inggris yaitu claps atau crib (Gunadi dkk,2015).
a.Menurut Konstruksinya
b. Menurut Desain
claps)
10
Cengkeraman merupakan penahan langsung ekstra korona dan berfungsi
dkk,2015).
3. Bahu cengkeram (shoulder) : bagian lengan yang terletak diatas garis survai.
5. Sandaran (rest) : bagian yang bersandar pada permukaan oklusal/ insisal gigi
penahan.
Cengkeraman hanya dapat berfungsi dengan baik bila merupakan suatu kesatuan
1. satu lengan retentif dengan ujung yang berada dibawah garis survai atau pada
2. Satu lengan pengimbang yang secara keseluruhan berada didaerah non retentif.
11
4. Satu atau lebih konektor minor
Lengan Retentif
terminalnya fleksibel dan terletak dibawah garis survai. Bagian sepertiga tengah semi
Lengan ini biasanya ditempatkan pada daerah bukan gerong diatas garis survai,
serta pada permukaan berlawan dengan lengan retentif. Lengan iniakan berfungsi
yang ditimbulkan lengan retentif pada saat fungsi atau gaya orthodonti yang
timbul.
12
3. Membantu retensi, walaupun amat terbatas karena adanya friksi lengan
4. Membantu dukungan protesa karen ada bagian yang terletak diatas garis
survai
Sandaran Oklusal
Bagian ini harus ditempatkan pada kedudukannya (rest seat atau recess) yang
Konektor minor
Bagian ini menyatukan bagian badan dan lengan cengkeraman dengan kerangka
Cengkeraman Kawat
terbuat dari kawat jadi (wrought wire). Kawat jadi yang sering dipakai biasanya
terbuat dari kawar alou khrom nikel dan dapat di proleh dalam tiga jenis ketegaran,
yaitu soft (500-650 N/mm2), hard (1400-1600 N/mm2) dan springhard (1800-2000
N/mm2). Bentuk penampangnya bisa julat, setengag bulat atau oval. Ukuran dan jenis
yang sering di pakai untuk keperluan pembuatan geligi tiruan sebagian adalah yang
bulat dengan garis tengah 0,7 mm untuk gigi anterior dan premolar dab 0,8 mm untuk
13
Selain dari itu, dikenal juga kawat jenis Baja Tahan Karat (stainless steel). Jenis
terakhir ini tersedia dalam bentuk jadi dan tinggal mengadaptasikan saja pada
permukaan gigi penyangga. Bentuk jadi ini di peroleh dalam bentuk sirkumferensial
dengan atau tanpa sandaran oklusal mirip akers claps, untuk gigi caninus, premolar
Secara garis besar dikenal dua kelompok cengkram kawat, yaitu cengkram
oklusal dan cengkram gingival yang masing-masing terdiri dari beberapa bentuk
(Gunadi dkk,2015).
Kelompok ini di sebut juga circumferensial type claps dan merupakan bentuk
umum kelompok ini. Bentuk-bentuk berikut ini termasuk dalam kelompok ini.
basis. Tersedia pula bentuk basis. Tersedia pula bentuk jadi dari kawat baja
2. Cengkram 2 jari
Berbentuk sama seperti akers claps tetapi tanpa sandaran, yanf bila
14
ini dengan sendirinya berfungsi retentif saja pada protesa dukungan
jaringan.
3. Cengkeram jackson
5. Cengkeram S
caninus. Biasa di pakai untuk kaninus bawah, dapat pila di gunakan untuk
6. Cengkeram panah
masa pertumbuhan.
7. Cengkeram adam
15
Cengkeram ini berindikasi pemakaian sama seperti cengkeram
embrasur.
Cengkeram yang di sebut pula bar type claps ini berawal dari basis gelisi tiruan
atau dari arah gingiva. Dalam kelompk ini termasuk bentuk-bentuk cengkraman
1. Cengkram Meacock
Cengkram yang khusus untuk bagian interdental, terutama pada molar 1 ini,
denture.
Dikenal sebagai arrow anchor claps dalam literatur inggris dan merupakan
16
4. Cengkeram C
Cengkeraman Tuang
dari lengan bukal, lengan lingual dan sebuah sandaran oklusal. Akers merupakan
pilihan pertama untuk gigi molar dan premolar, terutama bila gigi tidak miring,
estetika tidak penting dan letak gerong retentif jauh dari daerah tak bergigi.
cengkeram ini terutama digunakan untuk gigi premolar yang berdiri sendiri
dan terdiri dari 2 buah lengan dan 2 buah sandara. Ujung lengan bukal biasa
17
Lebih banyak dipakai untuk kaninus bawah, cengkeram ini bisa pula
digunakan untuk kaninus atas, bila faktor estetik diabaikan. Sandaran diletakkan
9. Cengkeram multipel
2.3.2 Sandaran
Sandaran atau rest merupakan bagian geligi tiruan yang bersandar pada
permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal
pada protesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal premolar dan
molar atau pada pembukaan lingual gigi anterior. Supaya bisa efektif, sandaran harus
ditempatkan pada permukaan gigi yang sengaja dipreparasi untuk itu. Preparasi
tempat sandaran ini disebut kedudukan sandaran (rest seat or recess) (Gunadi
dkk,2015).
Sandaran pada gigi posterior sering disebut sandaran oklusal (oklusal rest)
18
1. menyalurkan gaya atau tekanan oklusal dari geligi tiruan kepada gigi
penyangga. Pada protesa dukungan gigi, dimana bagian mesial dan distalnya
masih dibatasi sandaran oklusal, gaya yang terjadi pada saat mastikasi akan
diterima elemen geligi tiruan. Gaya ini diteruskan ke gigi penyangga melalui
tempatnya.
akibat tekanan oklusal. Jika lengan kurang tegar atau sandaran oklusal tidak
ada, maka lengan dapat berubah bentuk dan letak karena gaya-gaya yang
lunak. Hal seperti ini bisa menyebabkan Gingivitis, yang bila meluas ke arah
Selain itu basis kakan terus menekan gingiva seolah-olah gigi terkelupas dari
gusi pembungkusnya. Hal terakhir ini bisa di sebut pengelupasan gusi (gum
stripping).
4. sandaran membagi gaya oklusal menjadi dua atau lebih komponen, sehingga
linggir sisa. Pada basis berujung bebas, saat gaya oklusal bekerja, sandaran
19
menekan jaringan mukosa di bawahnya. Dengan demikian, gaya ini terbagi
antara jaringan lunak dan gigi penyangga. Adanya pembagian gaya seperti
penyangga dapat dihindari, karena sandaran oklusal akan menutupi celah ini.
Terhindarnya sisa makanan terjebak pada celah seperti ini akan mencegah
gingivitis.
7. menyalurkan sebagian gaya lateral pada gigi penyangga. Bila basis dibatasi
sandaran oklusal pada kedua sisinya dan permukaan oklusal gigi rata,
dengan sendirinya tak akan ada gaya lateral yang dibebankan pada gigi
jarang dilakukan melalui sandaran oklusal. Hal ini hanya dilakukan bila
20
oklusal sering dibuat berbentuk sendok (spoon) atau piring atau saucer.
Dengan bentuk sandaran seperti ini, pergerakan lateral yang mungkin terjadi
hanya sedikit saja dan sayap geligi tiruan akan menyalurkan gaya ini pada
jaringan dibawahnya.
gigitnya. Bila sandaran ini menutupi sebagian besar permukaan gigi, maka
9. pada gigi posterior maupun anterior sandaran sering kali di gunakan sebagai
retensi tak langsung. Supaya bisa dipakai sebagai retensi tak langsung, letak
10. sandaran oklusal berbentuk onlay atau kail embrassure yang multiple, karena
b. Sandaran Oklusal
21
Untuk bisa menyalurkan tekanan oklusal dengan baik, sandaran harus kuat
dengan perbandingan tebal dan lebar yang seimbang. Sandaran yang kecil harus
dibuat lebih lebar. Ukuran yang dianggap ideal untuk premolar adalah setengah jarak
puncak tonjol lingual dan bukal. Untuk gigi molar, dimensi ini boleh sedikit kurang
dkk,2015):
Bila posisi gigi penyangga dalam lengkung gigi normal, kedudukan sandaran
harus berada di puncak linggir; tetapi hal ini kadang kadang tak bisa terlaksana bila
giginya malposisi. Sudut proximal-oklusal tidak boleh tajam, tetapi harus membulat
seperti kontur air terjun. Sudut tajam atau lancip dapat menyebabkan terlalu tipisnya
sandaran, sehingga menjadi titik lemah untuk patah dikemudian hati. Preparasi seperti
ini juga akan meninggalkan enamel rod yang pendek dan tak terdukung, sehingga
mudah patah. Selain itu, basis berujung bebas akan menghalangi pergerakan protesa
(Gunadi dkk,2015).
22
Secara morfologik gigi anterior tak mungkin diberi sandaran oklusal maupun
cengkeram. Kadang kadang, karena tak ada pilihan lain, gigi gigi depan ini terpaksa
digunakan sebagai penahan. Pada penggunaan gigi depan sebagai penyangga ini
harus diusahakan supaya tak terjadi gerakan orthodontik atau menjadi mekarnya
lengan cengkeram karena gaya oklusal. Bila sandaran tidak cukup baik, cengkeram
akan meluncur kebawah dan lengan cengkeram akan tertekan kedalam gingiva.
Dibanding gigi insisif, gigi kaninus sebagai penyangga tentu lebih menguntungan bila
kaninus tak ada atau tak mungkin dijadikan sebagai penyangga, maka penggunaan
insisifus hendaknya disertai sandaran multiple pada beberapa gigi seri sekaligus.
Pemeriksaan seksama tentang bentuk dan panjang akar, inklinasi serta rasio panjang
akar mahkota klinis amat penting sebelum menentukan bentuk dan tempat sandaran
pada gigi seri. Dengan demikian dapat diketahui besar dan kuatnya dukungan tulang
− Sandaran singulum
dibanding dengan sandaran insisal, karena letaknya lebih dekat pada pusat rotasi gigi.
Selain itu, sandaran singulum tidak terlihat dan tidak mengganggu lidah. Prinsip
23
Bila kaninus sehat dan lereng lingual tidak terlalu tegak lurus, maka sandaran
dapat ditempatkan tepat diatas singulum, seperti sandaran oklusal. Sandaran singulum
biasanya dapat dipakai pada kaninus atas yang inklinasinya biasanya sedikit ke labial
2.3.3. Konektor
menghubungkan bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan yang
ada pada sisi lainnya. Dengan demikian pada bagian ini terletak bagian-bagian lain
protesa secara langsung ataupun tidak langsung. Supaya dapat berfungsi dengan baik,
bagian ini harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini (Gunadi dkk,2015):
Pertama, konektor harus tegar, sehingga gaya-gaya yang bekerja pada protesa
jaringan dan tidak menyebabkan tergesernya mukosa dan gingiva. Tonjolan tulang
dan jaringan lunak juga tidak terganggu pada saat gigi tiruan keluar masuk mulut.
Ketiga, bagian perifer konektor utama harus terletak cukup jauh dari tepi gingiva,
sehingga tidak menekan atau menggeser jaringan ini. Tepi bagian lingual paling
24
sedikit harus terpisah 3 mm dari tepi gingiva. Tepi bawah juga tak boleh mengganggu
Keempat, kontur bagian perifer konektor harus dibentuk membulat dan tidak
Pada rahang atas, konektor utama terbuat dari metal atau resin akrilik. Yang
terbuat dari metal dapat berbentuk Single Palatal Bar, U Shaped Palatal Bar, Double
Palatal Bar, atau Palatal Plate. Pada jenis resin, dikenal bentuk plat saja (Gunadi
dkk,2015).
penderita dengan baik. Biasanya jenis ini dipakai pada geligi tiruan dukungan
jaringan gigi, sehingga berada di antara sandaran oklusal, karena itulah stabil.
Konektor ini tidak berfungsi sebagai retensi tak langsung (Gunadi dkk,2015).
25
Kadang-kadang pada kasus yang mempunyai 3 gigi penyangga saja,
dari sagi mekanik. Supaya tegar, konektor jenis ini harusdibuat cukup tebal, pada hal
ini kaan mengurangi kebebasan gerak lidah. Sebalikya, jika kurang tebal jadi eksibel,
dan bila tidak ada gigi pendukung posterior maka akan terjadi trauma pada linggir
Konektor jenis ini mukin merupakan pilihan utama untuk maksila dengan
torus palatinus yang bergerong, banyak lokulinya, dan masih atau membesar ke
dkk,2015).
26
Pada pasien yang tidak bisa mengadaptasi penutupan penuh, maka jenis
konektor ganda ini merupakan pilihan, walaupun tidak bisa memenuhi atau
Gigi penyangga anterior dan posterior terpisah jauh, padahal pla palal
tak bisa digunakan karna adanya torus atau penderita tidak dapat
mengadaptasinya.
Konektor ini menutupi palatum leih luas dari pada jenis lainnya. Fungsi
utamanya memberikan dukungan secara maksimal kepada geligi tiruan. Konektor plat
penuh dapatdibuat berupa konektor yang menutupi daerah antara dua atau lebih
daerah tak bergigi, atau plat yang meluas ke posterior sampai daerah penutupan tepi
posterior, atau bisa pula berupa konektor palal anterior dengan kombinasi resin
27
Konektor Utama Rahang Bawah
menutupi jaringan maupun sebagian permukaan gigi, seperti misalnya pada plat
lingual. Hal ini menghalangi aksi pembersihan saliva serta penyapuan lidah,
disamping terhalangnya stimulasi mukosa oleh lalu lintas makanan pada saat
mastikasi. Dalam kasus seperti ini lenih baik dipilih Batang Lingual Ganda (Gunadi
dkk,2015).
1. Batang Lingual
Merupakan bentuk yang paling sederhana, konektor jenis ini dgunakan bila
tak ada persyaratan lain kecuali hanya untuk unifikasi saja. Dengan bentuknya yang
sederhana dan ringas,konektor ini pada umumnya lebih diteri oleh kebanyakan orang.
Tepi inferior batang ini tak boleh mengganggu frenulum lingualis dan m.genioglosus,
Konektor ini berfungsi sebagai tahanan tak lanung, stabilisasi, serta pemberi
dukungan. Karna menyalurkan tekanan kunyah pada semua gigi yang dilewatinya,
konektor ini mampu mengurangi tekanan pada tulang pendukung (Gunadi dkk,2015).
28
Sebagai retensi tak langsung, dengan syarat gigi depan bebas
perawatan periodontal
3. Plat Lingual
gingiva bagian lingual. Pembersihan diri (self cleansing) permukaan lingual geligi
anterior bawah oleh saliva dan lidah juga terganggu. Pada pemakaian plat ini,
konektor harus dikeluarkan dari mulut minimal 8 jam dalam sehari semalam demi
kebersihan.
geligi anterior.
29
lateral pada sejumlah gigi asli sehingga turut berperan dalam stabilisasi
protesa.
penyakit periodontal atau sudah erupsi atau sudah erupsi berlebih, tetap
4. Batang Labial
Jenis konektor ini jarang dipakai kecuali sudah tidak ada cara atu pilihan lain,
misalnya pada gigi yang terlalu miring ke lingual, sehingga bentuk konvensional tak
B. Konektor Minor
konektor utama dengan bagian lain, misalnya satu penahan langsung atau sandaran
oklusal dihubungkan dengan konektor utama melalui suatu konektor minor (Gunadi
dkk,2015).
Seperti konektor utama, konektor minor pun harus punya ketebalan yang
cukup supaya tetap tegar. Tanpa ketegaran yang cukup, penyaluran tekanan ini tak
30
akan efektf. Namun, ketebalan ini juga jangan sampai mengganggu lidah atau
Konektor minor biasanya diletakkan pada daerah embrasr gigi dan harus
berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya. Selain itu, bagian konektor tambahan
ini bisa juga diletakkan pada bagian proksimal gigi yang berdekatan dengan daerah
tak bergigi dan menjadi penghubung cengkram dengan konektor utama (Gunadi
dkk,2015).
mengubah bentuk anatomi semula. Jadi bentuknya harus segi tiga dan melancip ke
arah interproksimal gigi. Perbatasan antara konektor utama dan tambahan harus bulat
dan bagian yang berhadapan dengan lidah harus dibentuk sampai halus. Bila
melewati tepi gingiva atau mukosa, harus dibuat rilif (Gunadi dkk,2015).
2.3.4 Basis
Basis geligi tiruan sering disebut juga ‘dasar atau sadel’ merupakan bagian yang
menggantikan tulang alveolar yang sudah hilang, dan berfungsi mendukung gigi (
31
Perbedaan antara basis dukungan gigi dan basis berujung bebas terutama
meliputi hal fungsi dan pemilihan bahan yang akan digunakan (Gunadi dkk,2015).
Fungsi
Pada basis dukungan gigi, yang semata – mata merupakan span yang
dibatasi gigi asli pada kesua sisinya, tekanan oklusal secara langsung
fungsi tadi, basis bersama – sama dengan elemen tiruan berfungsi pula
antagonis. Pada pebuatan protesa gigi belakang, faktor estetik merupakan hal
yang sekunder, sebaliknya dari geligi tiruan anterior. Kasus dengan basis
(Gunadi dkk,2015).
Dalam hal ini, bagian basis yang berdekatan dengan gigi penyangga akan
mendapat dukungan darinya, sedangkan bagian yang jauh akan didukung jaringan
lingir sisa yang berada dibawah geligi tiruan. Dukungan jaringan ini penting, agar
supaya tekanan kunyah dapat disalurkan ke permukaan yang lebih luas, sehingga
tekanan satu per satuan luas menjadi lebih kecil (Gunadi dkk,2015).
Basis biasanya terbuat dari bahan metal, resin atau kombinasi metal-resin.
32
Metal
1. Pengantar temis
Karena metal merupakan penghantar panas yang baik, maka setiap perubahan
dkk,2015).
2. Ketepatan dimensional
Basis yang terbuat dari aloi emas mauun krom kobalt tidak saja lebih tepat,
pemakaian dalam mulut. Hal ini disebabkan tidak terjadinnya perubahan bentuk
dalam volume. Ketepatan bentuk basis akan menciptakan kecermatan kontak dengan
3. Kebersihan
Aloi adalah bahan yang tahan abrasi, karena itu permukaannya tetap licin dan
mengkilat, serta tidak menyerap cairan mulut. Sifat ini membuat deposit makanan
maupun kalkulus sulit melekat. Kalupun terjadi, kalkulus dapat dengan mudah
dibersihkan secara mekanis. Karena karakteristik ini, basis logam ini disebut
33
4. Kekuatan maksimal dengan ketebalan minimal
Basis logam dapat dibuatkan lebih tipis dari pada resin, tetapi cukup kuat dan
tegar, sehingga ruang gerak bagi lidah relatif lebih luas. Dibandingkan aloi krom
kobalt yang dapat dibuat lebih tipis dan ringan, basis dari aloi emas harus dibuat lebih
tebal untuk mencapai ketegaran sama. Dibanding resin, basis dari aloi emas tetap
lebih tipis, tetapi lebih berat. Dalam hal tertentu, ketebalan basis ini justru
kontur wajah yang banyak berubah karena terjadi resobsi berlebihan. Atau pengisian
‘buccal pouch’ agar makanan tidak lari ke pipi dan terselip dibawah protesa (Gunadi
dkk,2015).
dkk,2015):
2. Warna basis metal tak harmonis dengan warna jaringan sekitarnya, sehingga
34
2. Penderita dengan gaya abnormal kunyah.
Resin
estetik.
5. Harganya murah.
dkk,2015):
reparasi.
35
4. Walalupun dalam derajat kecil, resin menyerap cairan mulut, mempengaruhi
stabilitas warna.
5. Kalkulus dan deposit makanan mudah melekat pada basis resin, karena
masing bahan tadi. Basis kombnasi ini berupa rangka dari metal, dilapisi resin
ditempat perlekatan elemen tiruan, dan bagian yang berkontak dengan mukosa mulut
(Gunadi dkk,2015).
geligi gigi tiruan lebih luas dibanding dengan mandibula, dengan perbandingan kira-
kira 1,6 : 1. Dari gambar ini, jelas terlihat pentingnya mengikut sertakan seluas
dkk,2015).
Perluasan basis pada rahang bawah hendaknya sampai menutupi retro molar
pad dan meluas ke lateral sampai ke sulkus bukalis. Dengan cara ini ternyata lingir
sisa menjadi lebih stabil. Bagian distolingual meluas secara vertikal dari retromolar
36
pad ke alveolingual sulcus. Perluasan basis lebih ke distal dann bagian ini tak ada
Besar sayap lingual tidak bergantung pada anatomi lingir miohioid. Bila
bagian ini tajam dan ada gorongnya, maka sayap berakhir pada puncak lingir. Bila
bagian ini tidak tajam dan tidak ada gorongnya, sayap diperluas sampai alveolingual
sulcus. Dengan perluasan seperti ini, basis geligi tiruan akan memberi retensi dan
Bila gigi sudah banyak yang hilang, sehingga mendekati keadaan gigi tiruan
lengkap, basis perlua diperluas sampai menutupi sampai ke palatum dan sampai ke
tuberositas dan hamular notch. Bagian posteriornya sampai ke batas mukosa bergerak
dan tidak bergerak atau Garis Ah dan berakhir dengan suatu Post Dam. Bila sayap
bukal dimulai dari gigi premolar maka sayap dibagian anterior dibuat melacip ke
posterior dengan bevel pada bagian tepinya. Tebal bagian tepi ini sedikitnya 2 mm
1. Sandaran Oklusal
37
Merupakan sandaran oklusal yang letaknya bukan di gigi, dan banyak digunakan
sebagai penahan tak langsung anterior maupun posterior. Diletakkan pada bagian gigi
Sandaran seperti ini berupa lengan perluasan sandaran oklusal dari gigi premolar
satu dan ditempatkan pada lereng lingual kaninus yang tidak di preparasi.
c. Sandaran kaninus
Letak mesial marginal ridge premolar satu yang terlalu dekat dari garis fulkrum
atau posisi gigi yang terputar tidak menguntungkan sebagai pendukung penahan tak
langsung.
Secara teknis bagian ini bukanlah penahan tak langsung karena sandarannya
38
Kontra indikasi pemakaian batang lingual sekunder :
− ruangan : kekurangan ruangan antara tepi gingiva depan atas dan sisi insisal
− Posisi gigi : gigi depan miring ke palatal atau lingual, terutama pada gigi
bawah
− Panjang mahkota klinis : gigi depan dengan mahkota klinis pendek kurang
3. Lengan Cummer
Lengan ini merupakan perluasan dari bagian geligi tiruan atau batang palatal,
serta bersandar pada permuaan palatal atau lingual gigi depan. Sebagai penahan tak
langsung, lengan seperti sudah jarang dipakai dan lebih banyak di manfaatkan
sebagai sandara sekunder. Supaya efektif, penahan tak langsung ini harus punya
Indikasi pemakaian :
singulum
39
4. Dukungan Rugae
Pada kasus kennedy kelas I dan II rahang atas, penutupan rugae dapat berfungsi
sebagai penahan tak langsung, bila mukosa daerah rugae padat dan kedudukannya
baik. Rugae digunakan sebagai dukungan penahan tak langsung bila pemakaian
Batang ini dipakai sebagai penahan tak langsung bagi kasus kehilangan gigi
anterior kennedy kelas IV RA. Batang ini biasa dipakai bersama sama dengan batang
Pada kasus kennedy kelas I RB, retensi yang diberikan basis berujung bebas biasanya
tak cukup mampu untuk mencegah basis protesa terangakat dari linggir sisa. Hal ini
dapat diatasi dengan cara memperberat basis protesa dengan salah satu bahan yang
Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang
berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Seleksi gigi tiruan kadang-kadang
merupakan tahap yang cukup sulit dalam proses pembuatan protesa,kecuali pada
kasus dimana masih ada gigi asli yang bisa ukuran dan bentuk sering pula menjadi
40
sulit karena ruangan yang tersedia sudah tak sesuai lagi,umpamanya karena migrasi
Dalam seleksi elemen ada metode untuk pemilihan gigi anterior dan posterior
diagnostic yang dapat menganalisis hubungan dimensional antara jaringan lunak dan
keras dalam mulut. Hal ini perlu untuk menetapkan gigi yang akan dijadikan
penahan, dimana cengkram akan ditempatkan, dan lain-lain. Selesai analisis ini, akan
dapat ditentukan arah pemasangan terbaik gigi tiruan ang akan dibuat.
Dengan cara ini, survey memungkinkan pembuatan gelii tiruan yang mudah
dilepas dan diasang oleh pemakainya, enak dilihat, dapat menahan gaya-gaya yang
cendeung melepas protesa dari tempatnya, serta tidak menjadi jebakan sisa makanan.
Secara singkat, surveyr gigi dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan
untuk menentukan kesejajaranelatif antara dua atau lebih permukaan gigi dan atau
41
Bagian-bagian Surveyor Gigi
2. Tiang Tegak (upright column), suatu tiang yang tegak lurus basis datar
tegak
a. Tongkat analisis (analyzing rod), sebatang logam kecil dan lurus yang
patah
e. Pemangkas sejajar dan lancip (parallel and tapered trimmer), alat seperti
5. Meja Basis (table base), meja kecil dengan sendi peluru yang memungkinkan
42
Dengan survey dapat diketahui adanya gerong, yang berkaitan dengan arah
pemasangan protesa yang tegak lurus pada basis. Hal ini akan terlihat lebih sederhana
jika kita membayangkan adanya seberkas cahaya yang kuat dan sejajar menerangi
sebuah model secara tegak lurus dari atas. Semua bagian yang jadi bayangan adalah
daerah gerong. Bila posisi model diubah, maka lokasi bayangan dengan sendirinya
model sedemikian rupa sehingga gerong yang ditunjukkan oleh tongkat analisis
adalah yang paling menguntungkan untuk protesa yang sedang dibuat. Tongkat ini
dapat diumpamakan sebagai cahaya tadi dan digunakan untuk menandai dimana
bayangan mulai Nampak dan dimana pula cahaya berhenti. Daerah pertemuan ini
merupakan garis kontur terbesar dari gigi atau jaringan yang sedang disurvai. Garis
ini kemudian digambar pada permukaan model dan disebut Garis Survey. Garis ini
didapat dengan jalan menyentuhkan karbon penanda disekeliling permukaan gigi atau
Garis survey membagi gigi menjadi dua bagian. Bagian gerong (undercuts)
berada di bawah garis ini dan disebur infra bulge area. Bagian lain, disebut tanpa
gerong (non undercut) berada di atas garis survey dan dikenal juga sebagai supra
Sebagian berong ini mungkin berguna untuk menahan protesa dalam mulut,
karena bisa dipakai untuk meketakkan lengan cengkram. Daerah seperti ini
43
dinamakan gerong retentive. Di bagian lain, mungkin saja terdapat gerong yang justru
menyulitkan pemasangan atau pengeluaran geligi tiruan. Gerong seperti ini biasanya
gerong tak diharapkan ini biasanya ditutupi (block out) dengan bahan malam penutup
gerong (undercut wax). Setelah ditutupi malam, permukaan ini dirapikan dengan
pemangkas (McCracken,2016).
dimensi terpenting. Dimensi inilah yang akan menetukan dimana ujung lengan
sebuah cengkram akan berakhir. Dimensi ini diukur dengan menggunakn pengukur
gerong (undercut gauge), yang ditempatkan tepat pada permukaan dimana ujung
lengan cengkram akan berakhir. Tepi tangkai pengukur gerong menyentuh kontur
terbesar permukaan gigi ada saat pengukuran. Suatu penguluran gerong terdiri dari
tiga macam ukuran, yaitu 0.01, 0.02, dan 0.03 inci (McCracken,2016).
perlu diperhatikan. Kondisi ideal dari kasus yang sedang disurvei biasanya sulit
diperoleh, karena itu pilihlah yang optimal dari unsur-unsur berikut ini. Empat aspek,
44
yaitu Bidang Bimbing, Daerah Retensi, Hambatan serta Estetik, patut mendapat
perhatian dan karena itu perlu dianalisis secermat mungkin (Gunadi dkk,2015).
Permukaan-permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama lain harus dicari,
atau bila tak ada, sengaja dibuat sehingga dapat digunakan sebagai Bidang Bimbing
(Gunadi dkk,2015).
geligi tiruan tanpa paksa atau merusak gigi pendukung, protesanya sendiri maupun
jaringan yang ada dibawahnya. Jadi bidang bimbing adalah permukaan gigi asli atau
restorasi yang dibuat diatas gigi tersebut, yang dibentuk menjadi datar dan sejajar
dengan arah pemasangan geligi tiruan yang sedang dibuat. Permukaan bidang ini
idealnya berkisar antara 2-4 mm dalam arah okluso-gingiva dan berkontak denngan
kaku rangka geligi tiruan. Adanya kontak seperti ini memberikan efek resiprokasi
(Gunadi dkk,2015).
Bagian ini dibutuhkan untuk memberikan retensi kepada cengkeram. Retensi ini
logam cengkeram, karena selama pemakaian protesis nantinya, lengan ini akan
berulanhg kali melewati kontur terbesar gigi yang di cengkarami (Gunadi dkk,2015).
45
Lengan cengkeram harus dapat melentur melewati permukaan cembung gigi,
tetapi memberikan cukup retensi, sehingga geligi tiruan tidak lepas dari tempatnya
Permukaan gigi yang tidak menunjukkan adanya gerong, dapat diberi cekungan
3. Hambatan (interference)
dapat keluar-masuk mulut tanpa hambatan gigi maupun jaringan. Hambatan dapat
berupa gigi yang malposisi atau tonjoaln tulang yang menyolok (Gunadi dkk,2015).
atau mengubah kontur gigi dengan pemasangan restorasi tuang (Gunadi dkk,2015).
4. Estetik (esthetic)
yang memenuhi faktor estetik, karena bagian basis dan metal hampir tidak atau hanya
tampak sedikit saja diluar. Lokasi daerah retensi mempengaruhi penentuan arah
pemasangan terpilih; maka dalam hal ini segi estetik harus selalu menjadi
pertimbangan. Metal alan kurang terlihat, bila cengkeram ditempatkan lebih ke arah
46
2.4.4 Survei Model Studi
sudah ditetapkan. Dengan cara ini, hubungan yang telah ditetapkan dapat
47
2.4.5 Prosedur Survey tahap demi tahap
maupun model kerja. Prosedur yang dikemukakan disni tentu saja bukan cara
tunggal. Namun, cara ini dianggap praktis dan rinci sebagai langkah awal
dkk,2015).
Model dipasang pada meja basis dengan bidang oklusal hampir sejajar dengan
dalam berbagai arah, sehingga permukaan proksimal tadi berada dalam kedudukan
sejajar satu sama lain. Bila ternyata bidang-bidang tadi hampir sejajar, maka bidang
Ada dua kemungkinan pilihan yang dihadapi. Pertama bagian yang berkontak
dengan tongkat analisisis hanya pada daerah servikal saja. Kedua, kontak seperti ini
hanya ada pada bagian marginal ridge saja. Dalam hal ini pilihlah kemungkinan
kedua, karena dengan demikian bidang bimbing dapat diperoleh dengan jalan
48
pengasahan saja. Sebaliknya, untuk memperoleh bidang bimbing pada kemungkinan
Pilihan tadi dapat juga berupa hal berikut. Pertama, pilih saja bidang bimbing
pada salah satu sisi dan tidak sama sekali dengan sisi lainnya. Atau bidang bombing
diperoleh pada salah satu sisi dan sisi lainnya diasah sedikit. Dalam hal seperti ini,
Besar retensi yang ada dapat diketahui dengan cara menyentuhkan tongkat
analisis pada permukaan lingual dan bukal gigi-gigi yang akan dipakai sebagai
penahan.
Pada kasus kelas III-1 terdapat empat gigi penyangga atau dua gigi penyangga
utama pada kasus kelas 1 Kenedy. Bila semuanya dapat dijadikan gigi penyangga
utama, maka retensi harus dibagi sama besar. Bila gigi penyangga hanya tiga, seperti
pada kasus kelas II-1, maka gigi penyangga pada sisi dukungan gigi (tooth born) dan
gigi penyangga pada sisi ujung bebas (free end) dianggap sebagai pendukung utama
dan karenanya retensi dibagi dua sama besar. Gigi pendukung ketiga dianggap
sekunder dan dari gigi ini hanya diharapkan retensi tambahan saja. Lain halnya pada
prognosis pendukung gigi posterior pada sisi dukungan gigi tadi buruk. Dalam
kondisi demikian, geligi tiruan harus didesain sebagai kasus kelas I Kenedy dengan
49
Pada pemiringan model (tilting)model kearah lateral untuk memperoleh retensi
yang sebelumnya sudah ditetapkan. Posisi akhir yang dipilih harus memberikan atau
memungkinkan adanya bidang bimbing yang sejajar, dengan retensi merata pada gigi-
permukaan lingual yang akan dilewati dengan konektor utama berupa lingual bar,
karena gigi-gigi belakang sering miring ke lingual. Tonjolan tulang dan gigi premolar
Suatu tindakan bedah dan atau pengasahan bagian lingual tidak dapat dihindari,
bila hambatan terdapat pada kedua sisi. Pada hambatan satu sisi saja , pemiringan
model ke lateral mungkin sudah bias dijadikan jalan ke luar. Pada rahang atas jarang
berupa miringnya gigi ke bukal atau bagian tulang yang menonjol ke bukal pada regio
tak bergigi. Seperti halnya dengan kasus rahang bawah, harus dipilih salah satu cara;
hambatan dihilangkan, arah pemasangan saja yang diubah atau membuat konektor
50
Arah pemasangan terpilih harus dipertimbangkan lagi dari segi estetik, baik
cengkram biasanya dipilih sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat estetik, sebab
bila tidak, geligi tiruan akan mengganggu penampilan si pemakai terutama bila ia
tertawa. Sebagai contoh, penempatan cengkram bar yang letaknya lebih ke gingival
servikal bisa pula digunakan. Hal ini berlaku terutama bila gigi pendukung yang
berada dibagian posterior mempunyai retensi lebih besar daripada cengkram tuang
(Gunadi dkk,2015).
Segi estetik penempatan cengkram memang cukup penting, namun teteap tak
bisa dibenarkan bila hal ini dilakukan karena alasan estetik semata, padahal faktor-
Model kerja harus disurvei sebagai model yang baru, tetapi pemilihan bidang
bimbing yang sudah dilakukan sebelumnya pada model studi, tetap menjadi indikasi
tetapi permukaan bidang bombing yang ada setelah proses penutupan harus maksimal
untuk masing-masing gigi. Daerah yang ada diatas kontak gigi dengan tongkat
analisis, seperti halnya dengan permukaan gerong yang akan ditutup, tidaklah
51
Pemiringan model ke arah lateral memungkinkan didapatnya daerah retensi yang
seragam pada gigi penyangga gigi utama. Keseragaman ini penting terutama pada
contoh; retensi yang diberikan retensi tuang sirkumferensial atau bar pada sisi
dukungan gigi kasus kelas II, akan seimbang dengan retensi cengkram tuang
berukuran tertentu pada sisi berujung bebas. Namun, hal ini hanya akan terjadi bila
cengkram tuang yang lebih kaku tadi, ditempatkan pada gerong yang kurang
dalamnya daripada yang digunakan cengkram biasa. Jadi kedalaman saja tidak
persiapan mulut. Setelah arah pemasangan ditentukan dan retensi serta bidang
bimbing yang seimbang diperoleh, hambatan yang masih ada dihilangkan dengan
cara dengan jalan penutupan. Bila persiapan mulut sudah dilaksanakan dengan baik,
gerong yang masih ada dan perlu ditutupi, biasanya kecil atau sedikit sekali (Gunadi
dkk,2015).
Tongkat analisis sekarang boleh diganti dengan karbon penanda dan garis survei
dapat digambar pada tiap permukaan gigi yang perlu. Dengan cara sama, setiap
daerah hambatan digambari pula untuk menunjukkan bagian mana saja yang harus
ditutupi dan dirilif. Akhirnya desain final sudah bisa digambar pada model dengan
52
pensil krayon yang halus; lebih disukai pensil yang tidak terhapus selama proses
Patokan pasti untuk melakukai survei dan pemiringan model tidak berlaku
seragam untuk tiap kasus, tetapi petunjuk berikut ini dapat digunakan sebagai
pegangan. Sampai sedemikian jauh dikenal beberapa cara pemiringan model, yaitu
pasterior tilt) dan pemiringan lateral (kekiri atau kanan = left on right tilt), masing
masing cara ini ada indikasi penggunaannya sesuai dengan kasus (Gunadi dkk,2015).
1. Pemiringan anterior
Pada cara ini, tepi anterior model dimiringkan kebawah dan digunakan untuk
kasus berujung bebas yang lebih posterior dari gigi premolar. Pemiringan semacam
2. Pemiringan posterior
a. kasus kehilangan banyak gigi anterior karena pemiringan ini memberikan arah
pemasangan dari anterior keposterior. Disini gerong mesial dari premolar dan
sebagian lepasan lebih dekat kepada gigi penyangga, sehingga secara estetik
53
b. kasus dimana kehilangan gigi terjadi pada bagian anterior maupun posterior
protesa lebih dekat pada gigi penyangga anterior, serta mengurangi terlihatnya
ruang lebar yang terjadi antara geligi tiruan dan gigi penyangga anteriornya.
3. Pemiringan lateral
Cara ini dipilih untuk kasus yang posisi salah satu gigi penyangganya normal.
Sebagai contoh : bila sebuah gigi molar kiri bawah sangat miring ke lingual, arah
pemasangan harus dipilih kekanan atau kiri, sehingga gigi mirirng ini dapat
dimanfaatkan. Hal serupa dilakukan bila gerong jaringan tertentu perlu dibiarkan,
Pada kasus dukungan gigi dimana daerah tak bergigi dibatasi gigi gigi
penyangga terkuat akan memberikan retensi dan dukungan terbesar bila molar-2 kuat,
demikian diperoleh efek penguat (bracing) cengkeram pada molar-2. Hal sebaliknya
gerong ( undercut gauge), yang besarnya 0.01, 0.002 dan 0.03 inci. Secara teoritis
besar gerong yang digunakan berkisar antara 0.01 sampai 0.03 inci. Kadang kadang
gerog berukuran kurang dari 0.01 inci bisa pula digunakan atau memadai untuk
cengkeram tuang. Dilain pihak, penggunaan gerong 0.03 inci kadang kadang masih
54
aman bagi cengkeram kawat jadi : artinya tdak menyebabkan gigi terputar. Gerong
masing masing jenis cengkeram yang akan digunakan. Seperti sudah dikemukakan
sudah memenuhi ke empat syarat, yaitu aspek bidang bimbing, retensi, hambatan dan
estetik. Semua bagian jaringan mulut yang harus mendapat perlakuan atau perubahan
Bila retensi yang dibutuhkan lebih besar, umpanya pada kasus yang gigi
pendukungnya ada pada satu sisi saja, lebih baik dipilih beberapa gigi daripada
Satu hal perlu digaris bawahi : yaitu bahwa kemampuan memilih macam
macam desain dan fleksibilitas cengkeram jauh lebih penting dari pada sekedar
55
Setelah arah pemasangan di pilih dan daerah gerong juga ditentukan, setiap
daerah gerong yang akan dilewati bagian kaku kerangka protesa, harus ditutupi
dengan cara penutupan atau bloking (blocking our). Seperti diketahui, semua bagian
kerangka logam protesa bersifat kaku, kecuali bagian ujung retentif lengan
Dalam arti luas, penutupan ini tidak cuma meliputi daerah daerah tersebut tadi
berlebihan.
Prinsip pembuatan desain geligi tiruan, baik yang terbuat dari resin akrilik
maupun kerangka logam, tidaklah terlalu berbeda. Dalam pembuatan desain dikenal
56
TAHAP I
Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariaso, dalam hal
panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan memperngaruhi rencana
pembuatan desain geligi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun
TAHAP II
Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup dan daerah
berujung bebas. Sesuai dengan sebutan ini, bentuk sadel dari geligi tiruan dibagi dua
macam juga dan dikenal dengan sebutan serupa, yaitu sadel tertutup atau paradentan
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila
Bila jaringan gigi sehat, dukungan sebaiknya berasal dari gigi, tetapi bila
keadaan gigi sudah meragukan, sebaiknya dukungan dipilih dari mukosa, dengan
memperhatikan bahwa:
B. Bagian plan kortikal dari tulang alveolar di bawah sadel padat dan
57
Idealnya, dukungan untuk sadel berujung bebas sebaiknya berasal dari
mukosa untuk mencegah penerimaan beban kunyah yang tidak seimbang antara
syarat gigi yang akan dijadikan penyangga ini sehat dan baik. Dukungan
kombinasi dari gigi dan mukosa ini masih dimungkinkan bila jaringan gigi masih
sehat dan meskipun sulit untuk dilaksanakn, harus diusahakan agar tekanan
2. Panjang sadel
Untuk sadel yang pendek dengan gigi tetangga kuat, dukungan sebaiknya
berasal dari gigi. Namun, bila sadelnya panjang dan gigi tetangga serta gigi asli
lainnya kurang kuat, untuk rahang atas sebaiknya dipilih dukungan dari mukosa
(Gunadi dkk,2015).
3. Jumlah sadel
Untuk rahang atas dengan jumlah sadel multipel perlu diperhatikan keadaan
gigi-gigi yang masih ada serta jaringan mukosanya. Pada rahang atas, lebih
4. Keadaan rahang
dukungan dari gigi, mengingat lebih kecilnya luas permukaan jaringan mukosa
pada rahang bawah. Sebaliknya, ada tiga pilihan untuk dukungan pada rahang
atas.
58
Khusus untuk desain geligi tiruan kerangka logam, umumnya dipilih dukungan
gigi, mengingat bentuk konektornya berupa batang, sehingga tekanan kunyah yang
jatuh pada jaringan mukosa per satuan luas jadi terlalu besar. Hal ini berbeda
permukaannya relatif lebih luas. Dengan disalurkannya tekanan kunyah pada gigi,
kerusakan jaringan mukosa akibat tekanan yang berlebihan dapat dikurangi (Gunadi
dkk,2015).
TAHAP III
1. Penahan lansung (direk retainer), yang diperlukan untuk setiap gigi tiruan
2. Penahan tak langsung (indirek retainer), yang tidak selalu dibutuhkan untuk
Untuk menentukan penahan mana yang akan dipilih, maka perlu diperhatikan
faktor:
Hal ini berkaitan dengan indikasi dari macam cengkeram yang akan dipakai
Ini berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan
C. Estetika
Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe cengkeram serta lokasi dari gigi
penyangga.
59
TAHAP IV
Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat. Pada gigi
tiruan kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.
Kadang-kadang pada gigi tiruan kerangka logam ini digunakan lebih dari satu
dkk,2015):
1. Pengalaman pasien
2. Stabilisasi
yang selain berfungsi untuk memperkuat geligi tiruan, juga berfungsi sebagai
Untuk geligi tiruan resin, bahkan tidak menjadi masalah karena umumnya
berupa pelat dari bahan yang berkekuatan hampir sama, lain halnya dengan
Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut yang perlu diperhatikan:
60
3. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi
atau penggantian basis dikemudain hari dan hal ini harus mudah dilakukan
1. Pemeriksaan subjektif
2. Pemeriksaan objektif
3. Pemeriksaan penunjang
penyakit yang diderita, ada atau tidaknya alergi obat dan mencegah penyakit
garis besar kesehatan umum pasien, ada atau tidaknya penyakit sistemik,
1. Identitas pasien
61
- Nama
- Alamat
- Pekerjaan
- Jenis kelamin:
- Usia:
2. Keluhan pasien
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
3. Riwayat dental
6. Riwayat alergi
1. Pemeriksaan ekstraoral
area diluar rongga mulut, meliputi: kepala, wajah dan leher; mata; bibir;
62
pengunyahan. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat apakah ada
pembengkakan diarea wajah, asimetri wajah, dan lain-lain. Pada kasus diatas
A. Auskultasi
B. Palpasi
Cara 1: dengan palpasi bimanual pada area depan telinga kanan dan kiri
dalam posisi relaks. Dengan menggunakan ujung jari, bawa kelenjar ke arah
63
struktur yang lebih keras.
2. Pemeriksaan intraoral
A. Pemeriksaan sondasi
menggeser-geserkan sonde pada area DEJ dan CEJ. Alat yang digunakan
adalah sonde half moon/ lurus jika reaksi (+) maka gigi tersebut vital, reaksi
(-) menentukan gigi non vital atau kedalaman karies berada pada enamel
pada kasus perforasi atap pulpa; dan sonde periodontal untuk melihat status
jaringan periodontal
B. Pemeriksaan perkusi
C. Pemeriksaan palpasi
D. Pemeriksaan mobiliti
64
Dilakukan untuk mengetahui derajat kegoyahan gigi, apakah gigi goyah
karena tidak didukung tulang alveolar atau mendeteksi ada atau tidaknya
kapas+CE. Respon yang diberikan jika (+) maka pulpa masih vital, jika (-)
G. Pemeriksaan transiluminasi
I. Anastetik tes
65
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI PASIEN
B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Keluhan utama : Pasien datang ke RSGM dengan keluhan gigi telah
banyak hilang pada RA dan RB pasien mengeluhkan
susah makan dan ketika berbicara kurang jelas,
sebelumnya pasien pernah memakai gigi tiruan tetapi
merasa tidaknyaman.
Keluhan tambahan : Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.
66
Riwayat kesehatan umum : Tidak ada
Riwayat dental : Kehilangan gigi karena gigi goyang dan pencabutan
terakhir pada rahang atas gigi belakang, kiri. Pasien
sebelumnya pernah memakai gigi tiruan 2 tahun yang
lalu.
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Pemeriksaan ekstra oral
a. Bentuk wajah : Lonjong
b. Profil wajah : Cembung
c. Proporsi dan simetris wajah : Simetris
d. Mata : Sama tinggi
e. Hidung : Simetris
f. Bibir : Normal (bibir atas)
Normal (bibir bawah)
g. Warna kulit : Sawo matang
h. Kelainan/defek pada wajah : Tidak ada
i. TMJ
-Inspeksi
ROM : Tidak ada deviasi
Asimetris/simetris : Simetris
-Palpasi : Normal
-Auskultasi
Clicking : Tidak ada
67
Krepitasi : Tidak ada
Trismus : Tidak ada
2. Pemeriksaan intra oral
Saliva : - kuantitas : normal
-kualitas : normal
Lidah : - Ukuran : normal
- Posisi wright : klas II
- Mobilitas : normal
Reflek Muntah : Rendah
68
Prosesus alveolaris :
Rahang Atas Post kanan Post kiri Anterior
bentuk Oval Oval Oval
ketinggian sedang sedang Rendah
Tahanan jaringan Rendah rendah rendah
Bentuk permukaan Tidak rata Tidak rata Tidak rata
Frenulum :
- Labialis superior : tinggi
- bukalis rahang atas kanan : sedang
- bukalis rahang atas kiri : rendah
- bukalis rahang bawah kanan : rendah
- bukalis rahang bawah kiri : sedang
Palatum : oval
Tuber maksila :
- kanan : besar
- kiri : kecil
exostosis : tidak ada
Ruang Retromilohioid
- Kanan : dalam
- Kiri : dalam
Bentuk lengkung rahang
- Rahang atas : oval
69
- Rahang bawah : oval
Odontogram
Keterangan :
Gigi 18, 17, 16, 15,14 , 25, 26, 28, 38, 37, 36, 35,33, 45, 46, 48 : missing
RAHANG ATAS
4
3
5 Keterangan:
2 1. Anasir Gigi
2. Direct Retainer
3. Gigi Penyangga
4. Indirect Retainer
5. Basis
70
RAHANG BAWAH
1
5
2
71
-Ujung retentif berjalan dari mesial ke distal, berada dibawah garis survey,
sifatnya fleksible
-Pemeluk atau bracing berada ½ dibawah garis survey dan ½ diatas garis
survey, sifatnya semi rigid.
-Perbandingan ujung retentif dan pemeluk/bracing (1:2)
Lengan reciprocal/lengan pengimbang.
-terletak pada sisi yang bersebelahan dan berada di atas garis survey,
sehingga resiprocal dapat menetralisir daya yang disebabkan oleh lengan
retentif termasuk clasp tip/retention yang berada di bawah garis survey.
Rest oklusal/sandaran oklusal di distal mendekati sadel
c. Gigi 23 (cangkolan half jackson/cangkolan C dengan menggunakan kawat
ukuran 0,8 mm)
Lengan retentif
-Ujung retentif berjalan dari mesial ke distal
d. Gigi 24 (cangkolan 3 jari dengan menggunakan kawat ukuran 0,8 mm)
Lengan retentif
-Ujung retentif berjalan dari mesial ke distal, berada dibawah garis survey,
sifatnya fleksible
-Pemeluk atau bracing berada ½ dibawah garis survey dan ½ diatas garis
survey, sifatnya semi rigid.
-Perbandingan ujung retentif dan pemeluk/bracing (1:2)
Lengan reciprocal/lengan pengimbang.
-terletak pada sisi yang bersebelahan dan berada di atas garis survey,
sehingga resiprocal dapat menetralisir daya yang disebabkan oleh lengan
retentif termasuk clasp tip/retention yang berada di bawah garis survey.
Rest oklusal/sandaran oklusal di distal mendekati sadel
e. Gigi 27 (cangkolan 3 jari dengan menggunakan kawat ukuran 0,8 mm)
Lengan retentif
-Ujung retentif berjalan dari distal ke mesial berada dibawah garis survey,
sifatnya fleksible
72
-Pemeluk atau bracing berada ½ dibawah garis survey dan ½ diatas garis
survey, sifatnya semi rigid.
-Perbandingan ujung retentif dan pemeluk/bracing (1:2)
Lengan reciprocal/lengan pengimbang.
-terletak pada sisi yang bersebelahan dan berada di atas garis survey,
sehingga resiprocal dapat menetralisir daya yang disebabkan oleh lengan
retentif termasuk clasp tip/retention yang berada di bawah garis survey.
Rest oklusal/sandaran oklusal di distal mendekati sadel
73
-Ujung retentif berjalan dari mesial ke distal
-Pemeluk atau bracing berada ½ dibawah garis survey dan ½ diatas
garis survey
-Perbandingan ujung retentif dan pemeluk (1:2)
Lengan reciprocal : Ujung reciprocal berjalan dari mesial ke distal
Rest seat di distal : Terletak di 1/3 oklusal bagian mesial gigi 45
c. Gigi 46 (cangkolan 3 jari dengan ukuran kawat 0,8 mm), ungkitan tipe I
Lengan retentive
-Ujung retentif berjalan dari mesial ke distal
-Pemeluk atau bracing berada ½ dibawah garis survey dan ½ diatas
garis survey
-Perbandingan ujung retentif dan pemeluk (1:2)
Lengan reciprocal : Ujung reciprocal berjalan dari mesial ke distal
Rest seat di distal :Terletak di 1/3 oklusal bagian mesial gigi 47
4. Perluasan basis : perluasan basis sampai ke fornik membebaskan frenulum
labialis, frenulum bukalis, dan frenulum lingualis, sampai ke vestibulum
labialis, vestibulum bukalis, sulkus lingualis, dan verkeilung, lalu menutupi
2/3 dari retromolar pad, dan retomilohioid.
5. Survey model : arah pasang posterior karena model tilting ke anterior.
74
- Indirect (perluasan basis ke fornik dan verkeilung)
4. Konektor : basis akrilik
Prognosa :
1. Rahang Atas : Sedang
Karena : - pasien komunikatif dan kooperatif
- jaringan pendukung gigi penyangga sehat
- gigi pasien tidak goyang
- Torus palatina pasien besar
BAB IV
RENCANA PERAWATAN
Tahap Awal
75
1. Rencana perawatan awal : RA : Penambalan gigi 23
2. Rencana perawatan akhir
a. Rahang Atas :
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk menggantikan gigi 17,
16, 15, 12, 11, 21, 22, 25, 26, 27 yang missing. Dengan menggunakan
empat gigi penyangga dengan cangkolan 1 jari pada gigi 13 dan 23,
cangkolan 3 jari pada gigi 14 dan 24 serta pelebaran basis akilik dan
pembebasan basis di palatum karna adanya torus maksilaris.
b. Rahang Bawah :
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk menggantikan gigi 37,
36, 35, 45, 47 yang missing. Dengan menggunakan tiga gigi
penyangga dengan cangkolan 3 jari pada gigi 34, 44 dan 46 serta
pelebaran basis akilik.
Tahap kerja
76
VI 6. Kontrol
Kunjungan I
Klinis
MENCETAK AWAL
Sendok cetak : stock tray, rubber bowl, spatel
Bahan cetak : hidrokoloid irreversible
Metode mencetak : mukostatis
Prosedur :
1. Pesiapan alat dan bahan
2. Mengatur posisi pasien dan operator
RA:
Posisi pasien setinggi siku operator.
Kepala pasien sedikit menunduk.
Saat pencetakan instruksikan pasien untuk tidak bernafas melalui
mulut dan menyebutkan O.
Posisi operator pada jam 11 atau berada dibelakang kanan pasien.
RB:
Posisi pasien setinggi dada operator.
Kepala pasien sedikit menengadah.
Saat pencetakan instruksikan pasien untuk mengangkat lidahnya ke
bagian palatum.
Posisi operator pada jam 8 atau berada didepan kanan pasien
3. Persiapan operator memakai masker dan handscoon.
4. Memilih sendok cetak stock tray RA dan RB yang berlubang dan bersudut
5. Tentukan ukuran sendok cetak RA dan Rb yang digunakan untuk
mencetak, sesuai denga besar lengkung rahang pasien
6. Manipulasi material cetak dengan cara mencampur bubuk bahan cetak
alginat ( takaran bubuk sesuai ketetuan pabrik) tersebut ke dalam mangkok
karet berisi air (takaran liquid sesuai ketentuan pabrik) dan dan adonan
77
tersebut diaduk sambil ditekan ke tepi mangkok karet hingga homogen.
Perhatikan working time dan setting time bahan cetak (sesuai aturan
pabrik)
7. Letakkan adonan bahan cetak ke dalam sendok cetak lalu lakukan
pencetakan pada RA/RB. Gunakan kaca mulut untuk meretraksi bibir dan
pipi pasien
8. Saat mencetak RB, intruksikan pasien untuk : mengangkat lidahnya dan
menyentuh ujung lidah pada palatum sesaat setelah sendok cetak
dimasukkan dalam mulut. Kemudian pasien diminta untuk menjulurkan
lidahnya. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil cetakan yang meluas
didaerah lingual hingga ke retromylodyoid dan menentukan posisi
frenulum lingualis pasien.
9. Intruksi pasien saat mencetak RA : yaitu bernafas melalui hidung senggi
reflek muntah berkurang
10. Setelah adonan mengeras, lepaskan sendok cetak dari mulut pasien. Cuci
bersih pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran / saliva yang
menempel.
11. Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas, robekan, dan detail cetakan,
apakah ada landmark anatomi yang tidak tercetak ( terutama pada denture-
bearing area). Detail hasil cetakan haruslah akurat dan tidak robek,
12. Lakukan desinfeksi cetakan dengan cara merendam larutan iodophor :
1. Cuci hasil cetakan dobawah air yang mengalir
2. Rendam cetakan dalam larutan iodophor selama 10 menit
3. Cuci kembali, lalu keringkan dengan udara
13. Lakukan pengecoran cetakan segera dengan dental stone tope III
78
Tidak boleh berlipat
Tepi sendok cetak tidak terlihat
Laboratorium
Alat : rubber bowl, spatel
Bahan : gips tipe 2 (plaster of paris), gips tipe 3 (gips stone)
Prosedur :
a. Manipulasi bubuk gips tipe III dengan air ( sesuai takaran pabrik) pada
mangkuk karet lalu letakkan mangkuk karet tersebut diatas vibrator
supaya gelembung udara yang terperangkap terlepas sehingga mencegah
hasil cetakan tidak poreus
b. Isi hasil cetakan dengan adonan gips tipe III sesegera mungkin setelah
cetakan dilepas dari rongga mulut pasien untuk menghindari penyusutan
cetakan agar didapatkan model kerja yang detai dan akurat.
c. Pengisian gips pada rahang atas diawali dari palatum mengarah ke
residual ridge, sedangkan pada rahang bawah diawali dari residual
ridge anterior menuju posterior. Pengisian hasil cetakan dilakukan
secara bertahap dan tidak sekaligus, terperangkapnya gelembung udara
pada undercut cetakan.
d. Tunggu hingga gips mengeras (setting) selama kurang lebih 30 menit.
e. Pembuatan model studi dengan hasil cor dibasis menggunakan gips tipe
2 (plaster of paris).
f. Tahapan membuat basis model :
1. Siapkan lempeng kaca (glass lab), gips keras tipe II, mangkuk
karet, spatula dan air untuk membuat basis model studi
2. Manipulasi gips tipe II dan air (sesuai takaran) dalam mangkuk
karet hingga homogen lalu letakkan adonan gips pada lempeng
kaca.
3. Letakkan model gips RA yang masih menempel pada sendok
cetaknya diatas adonan gips tipe II tersebut. Rapikan dan bentuk
79
tepian gips menjadi basis model kerja dengan menggunakan
spatula saat gips tipe II masih lunak.
4. Model kerja dirapikan dan dipotong kelebihan gipsumnya
menggunakan mesin trimmer. Ketebalan bsis model kerja kurang
lebih 15-16 mm.
g. Tujuan model studi untuk mendapatkan diagnosa, menentukan rencana
perawatan, dan untuk membuat sendok cetak fisiologis.
h. Blocking out dengan menutup daerah bergigi dengan gips tipe 2
i. Sendok cetak fisiologis dengan desain terdiri dari 2 garis. Garis pertama 2
mm diatas fornik sebagai batas muscle trimming. Garis kedua pas di garis
fornik.
j. Desain vertical stop berfungsi untuk mengatur tekanan saat mencetak. Wax
up dengan ketebalan 2 mm melapisi model studi yang berfungsi untuk
menentukan tebal sendok cetak fisiologis. Pada wax up bebaskan vertikal
stop.
k. Gunakan bahan separating medium (cms) dan self curing akrilik untuk
membuat sendok cetak fisiologis
l. Setelah sendok cetak fisiologis siap lakukan pelubangan dengan karbit bur
Kunjungan II
Klinis
Try in sendok cetak fisiologis
Yang diperiksa mencakup semua batas anatomis, batas SC 2 mm
diatas garis fornik, frenulum sudah dibebaskan.
Muscle trimming
Alat : lampu spiritus, wadah berisi air,lekron
Bahan :green stik compound
Caranya : panaskan green stik dengan api lampu spiritus kemudian
teteskan pada tepi sendok cetak fisiologis lalu rendam dalam air
dengan tujuan agar tidak panas saat dimasukkn dalam mulut pasien.
80
Dengan menggerakkn pipi.bibir, lidah pasien sehingga didapatkan
batas anatomis.
Mencetak fisiologis
Alat : sendok cetak perorangan, glass plate, semen spatel, rubber
bowl, spatel
Bahan : elastomer/polyvinil siloxane (medium bady), gips tipe IV
Caranya :
m. Mencetak fungsional :
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan posisi operator dan pasien
3. Siapkan sendok cetak individual RA atau RB
4. Aduk bahan cetak elastomer (Monophase) untuk daerah tidak bergigi
dan bahan cetak alginat untuk daerah bergigi dengan tehnik one phase
5. Masukkan sendok cetak ke dalam mlut tehnik mukofungsional dengan
melakukan penekanan yang selektif
6. Setelah cetakan mengeras, lepaskan.
7. Lakukan desinfeksi cetakan dengan merendam larutan iodophor selama
10 menit.
Laboratorium
Alat : rubbel bowl, spatel
Bahan : gips tipe 4 (hard stone), gips tipe 2 (plaster of paris), wax
Cara kerja : Cor sendok cetak menggunakan gips tipe 4 (hard stone)
lakukan beading dan boxing dengan menggunakan gips tipe 2, dimana
sebelum dilakukan beading dan boxing hasil cor dikelilingi oleh wax.
Desain gigi tiruan lepasan, dimana dilakukan desain untuk basis dan arah
berjalannya cangkolan
Surveyor adalah alat untuk menentukan garis survey pada model survey
model mengidentifikasi permukaan proksimal agar dapat dibuat sejajar,
menentukan lingkar terbesar dari gigi penyangga sebagai pedoman
81
menentukan posisi cangkolan yang tepat, menentukan permukaan gigi dan
jaringan lunak yang perlu dibloking out, mengukur derjat undercut ,
menentukan arah pasang dan arah lepas, mencatat posisi model yang
berhubungan dengan arah pasang, membantu menentukan prosedur
restorasi yang mungkin diperlukan pada gigi penyangga.
82
2. Menggerakkan meja survei sehingga carbon marker berkontak dengan
kontur terbesar gigi penyangga.
Kunjungan III
Klinis
a. Try in basis dan cangkolan
Yang diperhatikan :
Retensi dan stabilisasi
Mencakup semua batas anatomis
Frenulum sudah dibebaskan .
Tidak ada keluhan pasien
Cangkolan tidak traumatik oklusi
1. Penentuan Gigit
a. GTSL tanpa kunci oklusi
1. Posisikan pasien duduk dengan kepala tegak
2. Insersikan basis dan galangan gigit RA dan RB. Fiksasi basis dan galangan
gigit RA dengan ibu jari dan telunjuk kiri operator sedangkan basis dan
galangan gigit RB difiksasi dengan ibu jari dan telunjuk kanan.
3. Kemudian instruksikan pasien untuk menutup mulut perlahan-lahan hingga
seluruh permukaan insisal dan oklusal galangan gigit RA dan RB salng
berkontak bidang merata.
4. Apabila belum terjadi kontak bidang yang merata, maka permukaan insisal
dan oklusal galangan gigit yang dirubah dan disesuaikan dengan RA
sehingga diperoleh kontak bidang yang merata. Ukur jarak antara kedua
titik, lakukan penyesuaian pada galangan gigit RB hingga mencapai DVO
yang diinginkan.
5. Kontak gigi natural normal dan apabila salah satu rahang masih ada gigi
natural dan antagonisnya galangan gigit maka jejak oklusal atau insisal gigi
terlihat pada oklusal rim.
6. Fiksasi penetapan gigit dan mounting articulator.
83
2. Pemilihan warna gigi
Berdasarkan jenis kelamin, warna kulit, dan umur
Laboratorium
Pembuatan bite rim atau gelenggang gigit
Alat : lampu spiritus, capi, lekron
Bahan : wax
Ketentuan : lebar biterim RA-RB anterior 3-4 mm, posterior 5-6
mm, tinggi biterim RA anterior 10-12, poterior 8-10, tinggi biterim RA
anterior 8-10, posterior 10-12.
Transfer artikulator menggunakan gips tipe II
Menyusun gigi.
Gigi anterior dan posterior
a. Tepat diatas linggir alveolar
b. Mengikuti lengkung rahang
c. Sesuaikan dengan permukaan gigi antagonis.
Pada kasus ini gigi yang diganti yaitu gigi 17, 16, 15, 12, 11, 21, 22,
25, 26, 27, 37, 36, 35, 45, 47. Dengan penyusunannya tepat diatas
linggir sisa dan mengikuti lengkung rahang serta penyesuaian
dengan permukaan gigi antagonis.
Kunjungan IV
Klinis
Try in penyusunan gigi
Intra oral : retensi, stabilisasi, dan estetis
84
-retensi : dilakukan dengan memasangkan gigi tiruan kuat-kuat dalam
mulut dan mencoba melepaskannya dengan gaya tegak lurus terhadap
bidang oklusal.
-stabilisasi : dilakukan saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu
mastikasi, penelanan, bicara, ekspresi wajah dan sebagainya.
-estetis : pemilihan warna gigi yang sesuai umur, jenis kelamin dan
warna kulit pasien dan pemilihan ukuran gigi yang sesuai.
Laboratorium
Wax counturing untuk membentuk akar imaginer
Prossesing
Dengan bahan CMS, heat curing, dan gips tipe 2.
Kunjungan V
Klinis
1. Insersi
Prosedur kerja:
Tahapan persiapan:
1. Perhatikan permukaan anatomis atau permukaan cetakan dari basis tidak yang
tajam dan bersih dari sisa gips
2. Pemeriksaan permukaan polis dari basis dan tidak porus dan mengkilat
3. Tepi klamer tidak tajam
Tahapan memasang gigi tiruan dalam mulut
1. Menentukan arah pasang gigi tiruan
2. Setelah gigi tiruan didalam mulut lakukan pemeriksaan dan evaluasi:
85
-Retensi, kedudukan basis terhadap mukosa dan posisi klamer pada gigi
penyangga
-Stabilisasi, perluasan basis dan penyusunan anasir gigi
-Oklusi sentrik dan eksentrik
-Psikologis: adaptasi dan penerimaan pasien terhadap gigi tiruannya
(kenyamanan pasien, estetik, bicara, mastikasi)
Berikan instruksi pemakaian dan pemeliharaan gigi tiruan akrilik, yaitu: setelah
insersi, pasien diminta untuk memakai gigi tiruannya selama 24 jam kecuali saat
mengunyah, gigi tiruan harus dilepas saat membersihkan dan dibuka malam hari.
Kunjungan VI
1. Kontrol
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi tindakan
yang perlu dilakukan.
1. Pemeriksaan subjektif
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat
pemakaian gigi tiruan tersebut.
2. Pemeriksaan objektif
Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut, melihat keadaan gigi tiruan dan
memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.
BAB V
KESIMPULAN
86
Dari penjelasan penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan kasus yang
pasien dan dokter gigi. Keterampilan yang tepat dari dokter gigi sebagai operator
dalam mengobservasi keadaan rongga mulut pasien merupakan suatu yang harus
dilakukan. Hal ini dikarenakan agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam gigi tiruan
yang telah dibuat. Model gigi tiruan yang akan dipasang tentu sangat penting demi
menunjang perbaikan fungsi dari gigi yang digantikan itu sendiri, sehingga dalam hal
ini sangat dibutuhkan pengetahuan dan kecermatan dalam memilih jenis dari gigi
DAFTAR PUSTAKA
87
Lenkong, Pingkan E.O. dkk. 2015. Gambaran Perilaku dan Cara Merawat Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan pada Lansia di Panti Wera Minahasa Induk. Universitas
Sam Ratulangi. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015
Rahmayani, Liana. Pocut Aya Sofya. 2016. Penilaian Tingkat Kebersihan Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan Akrilik Berdasarkan Metode Pembersihan Secara Oenyikatan dan
Lama Pemakaian. Universitas Syah Kuala: Departemen Prostodonsia. ODONTO
Dental Journal. Volume 3. Nomer 1. Juli 2016
Rahmayani, Liana. dkk. 2013. Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan
Gunadi, haryanto.dkk. 2015, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I.
Jakarta: Hipokrates.
Gunadi, haryanto.dkk. 2015, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II.
Jakarta: Hipokrates.
88