Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAAN RELINING PADA GIGI

TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti matakuliah Bahasa Indonesia

yang dibina oleh Jamila Wijayanti, S. S, M.Pd

Oleh

Trias Arlis Subekti

185160100111014

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

PENDIDIKAN DOKTER GIGI

SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun denga tujuan untuk memenuhi
tugas dalam mengikuti matakuliah Bahasa Indonesia.

Penulis mengucapkan berterima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepad Jamila Wijayanti,
S.S, M.Pd. selaku dosen matakuliah Bahasa Indonsia FKG UB yang bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan
penulis yang lain. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Malang, 25 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan .............................................. 3

2.2 Kontra Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ................................ 4


2.3 Proses Relining Gigi ............................................................................ 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................ 10

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prostodonsia adalah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi, yang


berhubungan dengan diagnosis, rencana perawatan, rehabilitasi dan pemeliharaan
kesehatan mulut, kenyamanan, penampilan dan kesehatan pasien dengan cara
mengganti gigi dan jaringan maksilofasial yang hilang atau tidak sempurna terbentuk
dengan alat tiruan biokompatibel untuk pemulihan sistem stomatognasi. Hal ini
sesuai dengan filosofi perawatan prostodontik yaitu "restore what is missing but also
preserve what is remains", sehingga perawatan prostodontik yang dilakukan oleh
dokter gigi tidak hanya untuk menggantikan struktur yang hilang tetapi memelihara
struktur rongga mulut yang masih ada.

Bidang prostodonsia pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan bertujuan untuk


memperbaiki estetika, fungsi pengunyahan, fungsi bicara serta melindungi jaringan
pendukung di bawah gigi tiruan sebagian lepasan. Tidak semua pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan berhasil atau berfungsi dengan baik, karena terdapat banyak ditemui
keluhan–keluhan pasien antara lain protesa yang longgar, rasa sakit akibat luka pada
jaringan mukosa mulut yang terlalu menekan, kesalahan oklusi dan adanya basis
protesa yang mengalami fraktur. Salah satu keluhan yang paling sering adalah protesa
yang longgar, yang disebabkan oleh resorbsi residual ridge, sehingga protesa tidak
dapat berfungsi dengan baik.

Relining adalah suatu prosedur untuk menambahkan bahan baru pada sisi
protesa yang menghadap jaringan pendukung untuk mencekatkan kembali gigi tiruan.
Prosedur relining merupakan suatu proses yang dilakukan dengan maksud
memperbaiki gigi tiruan sebagian lepasan agar dapat berfungsi dengan baik tanpa
membuat protesa baru.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas diperloeh rumusan masalah:
a. bagaimana fungsi gigi tiruan sebagian lepasan?
b. bagaimana kontra indikasi penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan?
c. bagaimana proses dalam relining?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas diperoleh tujuan penulisan berikut:
a. mengetahui fungsi gigi tiruan sebagian lepasan;
b. mengetahui kontra indikasi penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan;
c. mengetahui proses dalam relining.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) berfungsi sebagai pilihan perawatan


yang sederhana dan popular untuk pasien yang mengalami edentulous sebagian,
namun dipertimbangkan. Akibat-akibat kehilangan gigi tanpa penggantian dapat
menimbulkan migrasi, erupsi berlebih, penurunan efisiensi kunyah, gangguan pada
sendi temporo mandibula, beban berlebih pada jaringan pendukung, kelainan bicara,
memburuknya penampilan, terganggunya kebersihan mulut, atrisi, efek terhadap
jaringan lunak mulut. Untuk menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan seperti
di atas maka dibuatkan gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang hilang. Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan mempunyai fungsi memperbaiki mastikasi, meningkatkan fungsi
fonetik, serta mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat.
Fungsi utama suatu geligi tiruan sebagian adalah membantu dalam pengunyahan.
Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan gigi terjadi pada kedua rahang, tetapi
pada sisi sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh geligi
asli pada sisi lainnya.
Setelah pasien memakai protesa, ternyata merasakan suatu perbaikan
dalam fungsi kunyah. Fungsi yang kedua adalah pemulihan fungsi estetik. Hal ini
disebabkan karena hilangnya gigi, berubahnya bentuk gigi, susunannya, warna
maupun berjejalnya gigi. Kehilangan gigi terutama gigi depan akan mengakibatkan
terjadinya perubahan pada senyum dan wajah, bahkan dapat menjadi trauma pada
penderita. Untuk memperbaiki penampilan ini, diperlukan sebuah gigi tiruan, yang
salah satunya untuk memperbaiki atau mengembalikan fungsi estetik. Pemulihan
fungsi bicara. Dalam hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan
kemampuan bicara. Kehilangan gigi anterior, gigi tiruan untuk membendung letupan
udara secara mendadak selama berbicara jika lidah ditekan pada gigi.

3
4

2.2 Kontra Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


Kontra indikasi gigi tiruan sebagian lepasan tergantung pada jenis sebagian
linggir edentulous dan hubungan oklusal, factor yang memengaruhi desain dan
pembuatan GTSL, berikut ini kontra indikasinya: (a) estetik gigi tiruan buruk; (b)
hubungan intermaxillary sudah tidak selaras; (c) susunan oklusal tidak benar; (d)
resorbsi sangat banyak hubungan horizontal dan oklusal yang tidak benar; (e) oklusi
sentries dan relasi sentries tidak sesuai.

Relining merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk


menanggulangi permasalahan dengan cara melapisi kembali fitting surface gigi tiruan
yang sudah tidak sesuai lagi atau longgar dengan bahan dasar baru, menghasilkan
lapisan baru yang beradaptasi secara akurat ke area landasan gigi tiruan. Menurut
salah satu dokter gigi spesialis periodontal, Tujuan relining adalah memperbaiki
retensi sehingga gigi tiruan dapat berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan lunak
dapat diperbaiki, pasien merasa enak dan nyaman dengan gigi tiruan yang dipakai
(Gunadi,1994). Tujuan relining adalah memperbaiki retensi sehingga gigi tiruan dapat
berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan lunak dapat diperbaiki, menentukan ulang
relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan, memperbaiki relasi oklusal dan
maxilomandibula yang hilang, memperbaiki retensi dan stabilisasi, memperbaiki
perubahan yang terjadi pada kontur/ bentuk jaringan pendukung setelah gigi tiruan
sebagian lepasan (GTLS) digunakan, memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat
diperbaiki lagi, memperbaiki basis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang
mengalami porus akibat curing yang salah, untuk memperbaiki basis gigi tiruan
sebagian lepasan (GTSL) yang sudah mengalami perubahan warna atau rusak, untuk
memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar, untuk memperbaiki
perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah pencabutan gigi asli, untuk
memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak seimbang, untuk alasan
estetik, untuk membuat protesa yang lebih efektif, agar kontak gigi tiruan dengan
permukaan jaringan menjadi lebih cekat, agar mencapai penyesuaian terhadap
terjadinya resorbsi yang terjadi di dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi
5

yang ada, pasien merasa enak dan nyaman dengan gigi tiruan yang dipakai.

Penatalaksanaan relining terhadap gigi tiruan yang longgar memerlukan


kecermatan untuk memilih bahan reliner yang tepat mengingat kerusakan tulang
alveolar yang irreversibel dan adekuat serta bervariasi tiap individu, dapat dinilai dari
bentuk anatomi tulang alveolar yang tertinggal agar dapat mengatasi permasalah
pasien.

2.3 Proses Relining Gigi


Macam–macam metode yang dipakai dalam relining pada gigi tiruan sebagian
lepasan yaitu, relining tanpa perubahan dimensi vertikal, Relining pada protesa
dengan dimensi vertikal yang tidak berubah, pembuatannya lebih sederhana bila
dibandingkan dengan protesa yang dimensi vertikalnya berubah. Relining dengan
perubahan dimensi vertical, Untukmelakukan relining pada protesa dengan dimensi
vertical yang telah berubah, maka terlebih dahulu ditempatkan tiga bulatan kecil dari
impression compound yang hangat di daerah Premolar kanan dan kiri serta di daerah
anterior ridge (tengah). Kemudian cetak ke dalam mulut. Penderita diminta untuk
menutup mulutnya serta dibantu menekan protesa tersebut sampai dicapai dimensi
vertikal yang dikehendaki. Selanjutnya tambahkan impression compound pada
pinggir–pinggir protesa dan lakukan muscle trimming. Kemudian dilakukan
pencetakan dengan pasta zink oxid.
Teknik serta material yang biasa digunakan dalam Relining Protesa yaitu 1.
Relining secara direct: (a) menggunakan self curing acrylic resin yang dilakukan
langsung di dalam mulut penderita; (b) digunakan untuk memperbaiki protesa yang
tidak mengalami banyak perubahan; (c) penderita tidak mempunyai penyakit
sistemik; (d) dikerjakan dalam satu kali kunjungan; (e) dalam processing bahan self
curing acrylic menimbulkan panas menyebabkan iritasi pada mukosa; (f) penderita
sukar untuk menggigit dalam oklusi sentrik, karena terganggu bau tak enak yang
dikeluarkan oleh self curing acrylic; (g) porosity serta warna self curing acrylic yang
tidak stabil (mudah berubah); 2. Relining secara indirect yaitu (a) mempergunakan
6

heat curing acrylic resin yang dilakukan di luar mulut penderita (secara
laboratorium); (b) baik digunakan untuk penderita yang berusia lanjut serta dapat
digunakan penderita yang bersikap mental tak stabil (histerical mind ); (c)
Keuntungan pemakaian heat curing acrylic resin dihasilkan protesa yang jauh lebih
kuat dari pada protesa yang dibuat dari self curing acrylic; (d) Porosity jauh
berkurang.
Apabila komposisi residual ridge kompak/padat maka protese bawah direline
lebih dahulu, tetapi bila jaringan sangat lunak terutama pada residual mandibular
ridge, maka protese atas diperbaiki lebih dahulu. Hal ini diperlukan untuk
memudahkan memperoleh oklusi yang diinginkan. Apabila protese atas dan bawah
akan direline maka protese atas diperbaiki lebih dahulu. Protese baik atas maupun
bawah apabila membutuhkan banyak perubahan, maka perbaikannya dilakukan
dengan rebasing. Prosedur Relining yaitu 1. Persiapan pasien: (a) pasien harus
melepas gigi tiruan selama 1 – 2 hari; (b) pemberian tissue conditioner bila perlu; (c)
bila terdapat hyperplatic tissue yang besar harus dioperasi; 2. Prosedur klinik: (a)
permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung direlief dengan
mengerok akrilik sebanyak 1 – 2 mm; (b) seluruh undercut yang ada dihilangkan; (c)
tepi – tepi gigi tiruan dipendekkan 1 – 2 mm; (d) pencetakan dilakukan dengan
memakai gigi tiruan sebagai sendok cetak; (e) pada metode direct pencetakkan
dilakukan dengan menggunakan cold curing acrylic, sedangkan untuk metode
indirect pencetakkan dilakukan menggunakan bahan cetak Zinc Oxide Eugenol pasta.
Prosedur relining dan rebasing meliputi masalah pembuatan cetakan yang
baru pada gigi tiruan dimana pada cetakan harus memperhatikan dimensi vertikal
(DV) dan relasi sentries (RS) yang benar. Sebelum dilakukan perawatan maka
diperlukan persiapan sebagai berikut: melepaskan gigi tiruan sebelum 24 jam, agar
jaringan dalam keadaan sehat, jaringan mulut harus dalam keadaan sehat tidak ada
kelainan, misalnya jika ada jaringan hyperplastic yang besar bisa dilakukan
pembedahan, sedangkan jika kecil cukup diberi tissue conditioning, jika ada jaringan
yang teriritasi, dilakukan pengobatan, batas protesa rahang atas dan rahang bawah
harus tepat.
7

Prosedur relining akan lebih baik jika dilakukan secara konvensional/ biasa/
sederhana di laboratorium. Menggunakan flask / reline jig dengan: 1. batas tepi gigi
tiruan lama dikasarkan dengan trimmer tapi tidak dipendekkan dengan maksud agar
lebih baik dalam menahan bahan cetak; 2. Semua undercut yang menggangu harus
sudah dibuang, dan permukaan basis gigi tiruan yang dipoles dilapisi dengan jelly
petroleum untuk memudahkan pembuangan kelebihan bahan cetak dan gunakan
partial denture sebagai sendok cetak, campurkan zinc oxide dan eugenol impression
pasta sesuai dengan petunjuk pabrik; 3. Taruhlah campuran bahan diatas permukaan
jaringan basis partial denture yang telah dikeringkan lalu masukan ke dalam mulut
pasien, kerangka dipegang kuat dengan menekan pada masing–masing rest sampai
bahan cetak mengeras dan usahakan pasien tidak boleh beroklusi dan bahan cetak
berlebihan dibuang, kemudian partial denture dikeluarkan dari mulut, protesa
dirapikan/dibentuk dengan scapel tajam.
Selanjutnya relining dengan menggunakan duplicator prosedurnya sebagai
berikut: buatlah tanda pada permukaan oklusal dan inisial gigi pada model gigi tiruan
sebagian lepasan. Tempatkan tanda ini pada bagian bawah tengah duplikator, Gigi
tiruan sebagian lepasan tidak boleh dilepaskan dari coran sampai prosedur berikutnya,
sementara coran masih berada pada indeks oklusal, letakan pada bagian atas
duplicator dengan hydrocal. Pastikan bagian atas dan bawah duplikator.
Setelah hydrocal mengeras, pisahkan kedua bagian duplikator, cek kembali
oklusal indeks sebelum memisahkan gigi tiruan sebagian lepasan dari coran, dengan
hati–hati lepaskan gigi tiruan sebagian lepasan dari reline cast dan letakan lapisan
tinfoil pada reline cast dan oklusal indeks kemudian buang sisa–sisa bahan cetak dari
sisi basis gigi tiruan sebagian lepasan yang menghadap mukosa. Permukaan resin
yang bersih harus terlihat. Mengasah tepi – tepi basis gigi tiruan sebagian lepasan dan
siapkan untuk menerima mesin baru, tempatkan gigi tiruan sebagian lepasan pada
indeks dan lekatkan dengan wax, aduk self curing akrilik resin sesuai aturan pabrik,
letakan adonan akrilik resin pada basis gigi tiruan dan pada model dan gabungkan
kedua bagian duplicator, kencangkan skrup dan pastikan kedua bagian duplicator
8

benar – benar berkontak rapat, proses reline selama 30 menit pada pressure
container. Setelah processing, melepaskan gigi tiruan sebagian lepasan yang sudah di
reline dari model, kemudian buang tepi – tepi dan permukaan luar gigi tiruan
sebagian lepasan, poles tepi – tepi dan permukaan gigi tiruan sebagian lepasan,
periksa bagian yang di reline apakah ada porus, tonjolan atau kerusakan lainnya lalu
dicoba dalam mulut pasien.
Bila tekanan didistribusikan secara merata pada mukosa mulut yang terletak
antara tulang dan gigitiruan, bintik-bintik merah (sore spots) jarang terjadi. Basis
gigitiruan dari bahan akrilik heat-cured menyusut sedikit saat curing, sehingga
mempengaruhi ketepatannya, terutama gigitiruan rahang bawah. Oleh karena itu
gigitiruan rahang bawah sering mempunyai retensi yang kurang baik. Distribusi dari
beban kunyah sangat besar saat gigi melakukan kontak berkelanjutan, setidaknya
dekat area antartonjol yang maksimal. Bila terdapat kontak gigi yang prematur pada
salah satu area di oklusal, beban akan terkonsentrasi, dan tekanan pada mukosa
meningkat pada area tersebut.
Pencatatan hubungan rahang yang tepat sangat penting, karena tekanan yang
tidak seimbang pada galengan gigit dapat menghasilkan kontak prematur pada
gigitiruan. Hal ini sangat penting untuk bahan pencatatan hubungan rahang harus
mempunyai kelenturan yang cukup yang akan dipindahkan oleh galengan gigit.
Untuk alasan ini, gips cetak antara tanggul sangat ideal, tetapi low fusing wax, yang
mengandung metal (Aluwax) dapat juga digunakan.
Remounting setelah curing akrilik adalah tahap yang penting, karena
kesalahan saat penyusutan dapat dikoreksi. Pada kunjungan terakhir, oklusi diperiksa
kembali menggunakan wax indikator oklusi. Kertas artikulasi kurang dapat mencatat
secara akurat, terutama pada basis yang tidak stabil. Wax indikator memberikan
informasi tambahan mengenai tebal gigi yang harus dikurangi sehingga oklusinya
berimbang.
Tinggi vertikal yang berlebih dapat menyebabkan clenching, selain
merupakan penyebab utama ketidaknyamanan dan kesulitan dalam mengunyah dan
9

menelan. Basis gigitiruan harus dapat mengakomodasi perbedaan tulang yang tajam
dan mukosa tipis dengan pembedahan untuk mengurangi ketajaman tulang alveolar,
menggunakan basis yang lunak, pencetakan alternatif, dan pemakaian pasta indikator.
Pencetakan alternatif dilakukan untuk mencatat perbedaan kelenturan dari mukosa
dengan bahan mukokompresif, sehingga seluruh daerah dapat berkontribusi untuk
mendukung gigitiruan. Salah satu metoda pencetakan dengan relining memakai bahan
tissue conditioner (De Treys Viscogel). Selain itu, pencetakan dapat memakai bahan
mukostatik, sehingga dapat digerakan oleh otot serta jaringan lunak dan pembentukan
akhiran yang menekan tidak terjadi (bahan zinc oxide atau kompon lunak). Pemakain
pasta indikator dimaksudkan untuk mengetahui daerah pada basis GT yang
menyebabkan tekanan berlebih sehingga menyebabkan rasa nyeri. Setelah daerah
yang menekan diketahui, selanjutnya dilakukan peredaan. Pasta indikator tersedia
nonsetting and cream-based (Pressure Indicator Paste; Mizzy, Inc, Cherryl Hill, Nj),
nonsetting aerosol powders (Occlude; Pascal Intl, Inc, Belleveu, Wash), atau media
polymetisze (Typically catalyst/base elastomer missal Fit Checker; GC Corp.Tokyo,
Japan).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang lama, seringkali


menemukan masalah– masalah seperti perubahan warna, perubahan tulang alveolar
setelah pencabutan gigi asli, porus atau gigi tiruan tersebut fraktur sehingga membuat
ketidaknyamanan pasien. Melakukan relining sangat dibutuhkan kondisi gigi tiruan
sebagian lepasan (GTSL) yang masih dalam keadaan baik dimana masih dapat
diterima oleh pasien seperti adanya perubahan warna atau adanya porus dan sudah
tidak cekat lagi. Sebelum dilakukan relining diperlukan persiapan seperti, gigi tiruan
harus dibiarkan di luar mulut selama sekurang–kurangnya 24 jam sebelum
pencetakan dibuat dan jaringan mulut harus dalam keadaan sehat.

3.2 SARAN

Gigi tiruan yang longgar karena resorbsi residual ridge menyebabkan retensi
dan stabilisasi terganggu sebaiknya segera diperbaiki dengan cara relining. Agar gigi
tiruan sebagian lepasan (GTSL) dapat digunakan lagi, maka dianjurkan untuk
dilakukan relining, yaitu suatu proses melapisi gigi tiruan yang menghadap mukosa
dengan bahan baru untuk mencekatkan kembali. Relining dapat dilakukan secara
direct atau indirect tapi sebaiknya dilakukan secara indirect dengan heat curing
acrylic karena menghasilkan protesa yang lebih kuat dari pada self curing acrylic,
porosity jauh lebih berkurang, tidak menyebabkan iritasi pada mukosa pendukung
dan pasien tidak terganggu oleh bau dari self curing acrylic.

10
Daftar Rujukan

Setiawan, R. 2013. Penatalaksanaan Relining pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


(GTSL). Jurnal Ilmiah WIDYA 1(1):60-64.
Nasution, H., 2017. Aplikasi Klinis dari Gigi Tiruan Sebagian Lepasan dengan
Klamer Non-Logam. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Gunadi, H. A, dkk. 1994. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepas, Jilid 2,
Jakarta: Hipokrates.
Sumarsongko Taufik, Adenan Aprillia. 2013. Rasa nyeri pada mukosa jaringan
pendukung gigitiruan penuh dan penanggulangannya Pain on supported tissue
mucosa of full denture and its relief. Dentofasial 10 (3):190-195.

11

Anda mungkin juga menyukai