Oleh:
( 2006129010019 )
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tugas Prosthodonsia Kasus
Absen 19” ini dengan baik.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas dari pembimbing mengenai
kasus-kasus GTSL sebagai salah satu pemenuhan tugas kepaniteraan ilmu Prosthodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpsar.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini juga tidak luput dari kekurangan
karena kemampuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat bermanfaat demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul Depan....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................................2
2.3 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Gigi Tiruan Lepasan............................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kehilangan gigi dapat diatasi dengan pembuatan gigi tiruan cekat atau gigi tiruan lepasan.
Pada beberapa kasus yang tidak memungkinkan untuk dibuatkan gigi tiruan cekat, maka
gigi tiruan lepasan merupakan pilihan terbaik. Terdapat tiga jenis gigi tiruan sebagian
lepasan yang dibedakan menurut bahan basis gigi tiruannya, yaitu gigi tiruan kerangka
logam, gigi tiruan akrilik, dan gigi tiruan dengan bahan nilon termoplastik (Sumartati dkk,
2013).
Kehilangan gigi yang tidak segera diganti dengan gigi tiruan dapat menyebabkan
ekstrusi. Ekstrusi adalah keadaan dimana gigi yang sudah tidak mempunyai antagonis akan
menyebabkan pergerakan gigi keluar dari alveolus dimana akar mengikuti mahkota. Gigi
yang sudah tidak mempunyai antagonis akan menimbulkan erupsi berlebih dan dapat
terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan
mengalami kemunduran, sehingga gigi mulai ekstrusi (Gunadi dkk, 1991). Menurut
pengurangan (reduksi) volume dan ukuran substansi tulang alveolar pada rahang atas dan
rahang bawah yang terjadi secara fisiologis atau alamiah dan dapat pula secara patologis
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau
beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dibuka pasang
1
oleh pasien. Tujuan utama pemakaian GTSL adalah untuk memulihkan fungsi
pengunyahan, bicara, dan estetika serta mempertahankan kesehatan jaringan mulut yang
masih ada. Gigi tiruan sebagian lepasan dapat dibuat alloy metal, resin akrilik, dan resin
termoplastik (Yunisa dkk, 2015). Sedangkan pada kasus ini dibuatkan dengan bahan resin
Selama ini telah digunakan beberapa metode klasifikasi untuk rahang yang hilang
gigi sebagian. Klasifikasi Kennedy membagi semua keadaan tak bergigi menjadi empat
Pada kasus ini pasien kehilangan gigi 15, 16, 17, 18, 26, 27, 28. Sehingga dalam
makalah ini penulis akan menjawab soal mengenai klasifikasi Kennedy pada kasus, jenis
dan arah klamer serta gambar desain gigi tiruan pada kasus tersebut.
1.2.3. Menggambar desain gigi tiruan sebagian lepasan pada kasus tersebut
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menggantikan gigi yang hilang serta jaringan sekitarnya. Menurut Appleate (1959), gigi
tiruan sebagian lepasan adalah salah satu alat yang berfungsi mengembalikan beberapa
gigi asli yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak di bawah plat dasar dan
dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai pegangan.
Sedangkan menurut The Glossary of Prosthodontic (2005), gigi tiruan lepasan adalah
semua protesa yang menggantikan sebagian gigi atau pun keseluruhan gigi dalam satu
lengkung gigi. Gigi tiruan lepasan dibuat untuk menggati gigi yang hilang atau ompong
Gigi tiruan dibagi menjadi 2 macam yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan
sebagian. Gigi tiruan lengkap adalah restorasi yang dibuat untuk suatu perawatan bila
satu atau kedua lengkung rahang suda tidak ada giginya lagi. Gigi tiruan sebagian adalah
suatu perawatan untuk penggantian satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi yang hilang
dari satu atau dua lengkung gigi. Gigi tiruan sebagian lepasan adalah geligi tiruan yang
menggantikan satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi serta jaringaan sekitanya dan
didukung oleh gigi asli yang tertinggal dan atau jaringan di bawahnya, serta dapat
3
2.2. Fungsi Gigi Tiruan Lepasan
karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan,
menjadi depresi pada dasar hidung dan dagu menjadi tampak lebih ke depan.
Selain itu, timbul garis yang berjalan dari lateral sudut bibir dan lipatan-lipatan
yang tidak sesuai dengan usia penderita. Akibatnya, sulcus labio-nasalis menjadi
lebih dalam.
Alat bicara dapat dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang bersifat
statis, yaitu gigi, palatum tulang alveolar. Kedua, yang bersifat dinamis, yaitu
lidah, bibir, vulva, tali suara dan mandbula. Prosedur terjadinya suara berawal
dari laring, lidah, palatum, dan dibatu gigi-geligi sehingga akhirnya terbentuk
suara. Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfugnsi sebagai ruang
resonansi.
pemakaian geligi tiruan ini dapat mengakibatkan kelainan bicara. Kelainan seperti
ini timbul pada penderita pemakai geligi tiruan yang pembuatannya kurang
sempurna, atau karena si pemakai belum terbiasa dengan keadaan baru ini.
4
Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya
mengalami perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi pada kedua rahang,
tetapi pada sisi sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin
oleh geligi asli pada sisi lainnya. Dalam hal seperti ini, tekanan kunyah akan
dipikul satu sisi atau bagian saja. Setelah pasien memakai protesa, ternyata ia
merasa perbaikan. Perbaikan ini terjadi karena sekarang tekanan kunyah dapa
lain. Membiarkan ruang gigi begitu saja dapat menyebabkan overerupsi gigi
oklusal pada gigi yang masih tertinggal. Keadaan ini akan memperburuk kondisi
periodontal, gigi menjadi goyang dan miring terutama ke labial untuk gigi depan
atas, akan terjadi abrasi berlebih pada permukaan oklusal/insisial atau merusak
restorasi yang dipakai apabila beban berlebih pada perlekatan periodontal gigi-
gigi ini kuat, terjadi disfungsi otot-otot kunyah akibat pola kunyah berubah dan
2.3. Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Gigi Tiruan Lepasan
1. Enak dipakai
5
2. Dapat berfungsi dengan baik
3. Estetik baik
apapun.
2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik, dan memenuhi syarat digunakan sebagai
pegangan
4. Keadaan pasien baik yang dapat diketahui dengan cara melakukan pemeriksaan
i. Tooth supported
6
1. Immidiate Protesa
dilakukannya pencabutan.
2. Conventional Protesa
2. Akrilik protesa
3. Vulcanite protesa (karet yang dikeraskan sebagai basis, serta elemen gigi
tiruan)
1. Kelas I : daerah yang tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
2. Kelas II : daera yang tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada, tetapui berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral).
3. Kelas III : daerah yang tak bergigi terletak diantara gigi-gigi yang masih ada di
4. Kelas IV : daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi-gigi yang
7
2.6.5. Berdasarkan Letak Sadel Applegate – Kennedy
i. Kelas I
Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy. Keadaan ini
sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun
kehilangan gigi.
ii. Kelas II
Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy Kelas II.
iv. Kelas IV
v. Kelas V
Daerah tidak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat
dipakai sebagai gigi penahan atau tak amampu menahan daya kunyah.
Kasus seperti ini banyak dijumpai oada rahang atas, karena gigi kaninus
vi. Kelas VI
8
Daerah tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga asli data
dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan
daerah tak bergigi yang terjadi untuk pertama kalinya dalam mulut.
mengenal juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan. Bila tambahan ini
P. Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, di muka huruf petunjuk
Basis geligi tiruan sering disebut juga dengan dasar atau sadel yang
merupakan bagian yang menggantukan tulang alveolar yang sudah hilang dan
linggir sisa
4. Memberikan stimulasi kepada jaringan yang berada dibawah dasar geligi tiruan
9
ii. Basis dukungan jaringan atau kombinasi atau berujung bebas (free end)
antagonis.
sedangkan bagian yang jauh akan didukung dengan jaringan linggir sisa
yang berada dibawah geligi tiruan. Dukungan jaringan ini penting, agar
Retainer
Penahan atau retainer adalah bagian dari gigi geligi tiruan sebagian lepasan
yang berfungsi memberikan retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap
pada tempatnya.
Penahan ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu penahan langsung
(direct retainer) yang berkontak langsung dengan permukaan gigi penyangga dapat
berupa cengkram atau kaitan presisi. Kelompok kedua adalah penahan tidak
langsung (indirect retainer) yang memberikan retensi untuk melawan gaya yang
cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tak
langsung ini didapatkan dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari
garis fulkrum.
10
Kemampuan menahan gaya ini diperoleh dengan satu atau berbagai cara,
diantaranya :
1. Cengkram
2. Kaitan presisi
4. Adhesi berupa ikatan antara basis dengan saliva dan saliva dengan mukosa,
serta Kohesi yang berupa ikatan antara saliva dengan saliva itu sendiri
5. Tekanan atmosfir
9. Gaya gravitasi
Cengkram
1. Menurut Konstruksinya :
2. Menurut Desain :
1. Cengkram Sirkumferensial
2. Cengkram Batang
11
3. Menurut arah datangnya lengan
1. Cengkram Oklusal
2. Cengkram Gingival
diantaranya:
1) Pemelukan, dimana cengkram harus memeluk permukaan gigi lebih dari 180ᵒ
lain.
3) Retensi, biasanya diberikan dengan lengan retentif, karena ujung lengan ini
arah horizontal.
5) Dukungan, cengkram harus sanggup melawan gaya oklusal atau vertikal yang
6) Pasifitas. Lengan retentif pada daerah gerong harus bersifat pasif, sehingga
12
1) Badan cengkram (body), terletak antara lengan dan sandaran oklusal
c. Stabilisasi protesa
gigi penahan
konektor minor.
13
Sandaran merupakan bagian geligi tiruan yang bersandar pada
premolar dan molar atau permukaan lingual gigi anterior. Supaya dapat
berfungsi dengan efektif, sandaran harus ditempatkan pada permukaan gigi yang
sengaja di preparasi.
internal, sandaran onlay dan sandaran kail. Untuk gigi anterior, sandaran dapat
berupa sandaran singulum, sandaran insisal, sandaran restorasi, dan bahu lingual
sirkumferensial.
2.6.4. Konektor
menghubungkan bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan
yang ada pada sisi lainnya. Supaya dapat berfungsi dengan baik, bagian ini harus
seluruh bagian atau daerah gigi pendukung maka konekteor harus bersfifat
torsional yang akan disalurkan kepada gigi penyangga sebagai gaya ungkit.
jaringan
14
Konektor harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
3. Bagian Perifer konektor utama harus terletak cukup jauh dari tepi gingiva
4. Kontur bagian perifer konektor harus dibentuk membulat dan tidak tajam
15
5. Konektor Utama Rahang Atas
Indikasi pemakaian :
Supaya tegar, konektor ini harus dibuat cukup tebal, pada hal ini
tebal, jadi fleksibel dan bila tak ada gigi pendukung posterior maka
16
Indikasi Pemakaian
palatum penuh.
Indikasi :
17
(Gambar : Konektor Batang Palatal Ganda)
sangat tipis.
Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian gigi geligi tiruan sebagian lepasan
18
2.7. Gigi Penyangga
Gigi Abutment atau gigi penyangga adalah gigi asli atau akar yang telah di
preparasi untuk penempatan retainer dan komponen yang mendukung gigi tiruan
pendukungnya masih kuat, sehat, dan baik. Sadel tidak panjang dan jumlah
sadel tidak banyak. GTSL dukungan gigi asli masih dianggap merupakan
dukungan paling baik karena terdapat penahan langsung pada kedua ujung
daerah tidak bergigi dan tidak terjadi pergerakan protesa ke arah jaringan
pendukung. Jaringan mukosa dibawah sadel harus sehat dan cukup tebal,
tulang alveolar dibawah sadel harus padat dan sehat, serta tidak ada
progresif.
19
Dukungan diperoleh dari gigi asli dan jaringan mukosa. Cara-cara
yang dapat ditempuh untuk maksud tersebut antara lain pengurangan gaya
oklusal, penyaluran gaya oklusal pada gigi penyangga dan mukosa melalui
2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang digunakan.
5. Bila membutuhkan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang
letaknya sejajar.
20
BAB III
KESIMPULAN
Pada kasus yang kehilangan gigi 15, 16, 17, 18, 26, 27, 28
kompresibilitas jaringan antara mukosa yag dekat dengan gigi dan daerah
yang jauh mencapai retromolarpad. Titik fulcrum gigi tiruan jatuh pada
mukosa yang dekat dengan gigi penyangga, istilah nya yaitu ungkitan
o Teori ungkitan yaitu effort arm harus lebih jauh atau lebih panjang dari
jauh dari fulcrum, oleh karena itu rest disimpan dekat fulcrum agar daya
21
Penjelasan gambar : desain yang benar pada kasus free-end (distal extension)
menggunakan Mesial Rest Concept. Rest harus disimpan dekat fulcrum. Yang
benar adalah rest berada di mesial apabila arah cangkolannya distal – mesial dan
3. Gambar Desaign :
Relief chamber
22
DAFTAR PUSTAKA
Sumartati Y, Saleh S dan Dipoyono HM, “Pengaruh Konsentrasi Alkohol Dan Lama
Bahan Basis Gigi Tiruan”, Ked Gi, Vol. 4, No. 4, Oktober 2013: 304-312
Gunadi, HA, dkk. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepas, Jilid 1, Jakarta,
Hipokrates,1994.
Milatania dkk, “Kasus Iatrogenik Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Tuan Abdul”, Makalah Program
Jatinangor, 2017
23