Disusun Oleh :
Kelompok 10
Anggota :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi pemicu 1
blok 11 dengan topik “ OMG Gigi Palsuku Patah..”.
Dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan, baik berupa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
kelemahan dan kekurangan, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat membawa kebaikan bagi lebih banyak pihak.
ii
DAFTAR ISI
COVER Halaman
NAMA ANGGOTA ........................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................... ii
DAFTAR ISI . .......................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Deskripsi Topik ........................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ........................................................... 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi mempunyai banyak peran pada seseorang, hilangnya gigi dari mulut
seseorang akan mengakibatkan perubahan-perubahan anatomis, fisiologis maupun
fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan trauma psikologis. Keadaan
ini berdampak pula pada meningkatnya kebutuhan akan gigi tiruan (Vargas
CM,2001).
Gigi tiruan tetap adalah restorasi yang direkatkan secara permanen pada
gigi yang telah dipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh permukaan
gigi yang mengalami kerusakan atau kelainan untuk menggantikan kehilangan
gigi. Penggunaan gigi tiruan tetap di kalangan masyarakat sudah sangat populer
untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini disebabkan oleh gigi tiruan tetap
memiliki konstruksi yang baik dan hanya menutupi sedikit jaringan penyangga
sehingga lebih nyaman untuk digunakan serta terpasang secara cekat di dalam
mulut (Aschi 2013, Smith, 2007). Sedangkan Gigi tiruan lepasan adalah bagian
prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh
gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau
kombinasi gigi, mukosa dan yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien
(Wagner, 2012, Mendoza, 2012).
1
Nama Pemicu : OMG! Gigi palsuku patah..
Penyusun : drg.Sumadhi S,Ph.D; drg. Rusfian,M.Kes; drg. Hubban Nst,M.Sc
Hari/ Tanggal : Jum’at/06 Desember 2019
Jam :13.30-15.30 WIB
Seorang perempuan berumur 65 tahun datang ke RSGM ingin membuat gigi palsu
karena gigi palsu yang lama sudah patah. Dari anamnesis diketahui pasien ini
mengidap penyakit TBC. Dari pemeriksaan intra oral terlihat full edentulous pada
rahang atas dan pada rahang bawah kehilangan gigi 35, 36, 37, 38 dan 46, 47, 48.
Dokter gigi merencanakan untuk membuatkan gigi tiruan penuh rahang atas dan
gigi tiruan sebagian lepasan pada rahang bawah. Dokter gigi melakukan
pencetakan anatomis dan selanjutnya melakukan pencetakan fisiologis. Setelah
diperoleh model kerja, dilakukan pembuatan basis gigi tiruan dan bite rim dari
wax.
BAB II
PEMBAHASAN
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Celah palatum terjadi oleh karena suatu kegagalan penyatuan dua prosesus
maksilaris kiri dan kanan atau kegagalan penyatuan prosesus fronto nasalis pada
saat perkembangan janin. Celah palatum dapat menimbulkan beberapa masalah
yaitu gangguan pada fungsi bicara, penelanan, pendengaran, keadaan malposisi
gigi-geligi, fungsi pernafasan, perkembangan wajah dan gangguan psikologis dari
orang tua pasien, gangguan pada faring yang berhubungan dengan fosa nasal,
pendengaran dan bicara.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang tepat untuk anak-anak yang
memiliki kelainan/malformasi terhadap celah palatum maka dapat dilakukan
operasi yaitu palatoplasti. Selain itu, sliding flap pharyngeal atau juga bisa
melakukan tindakan lanjut seperti operasi follow up pada usia 2 tahun untuk
memperbaiki cara bicara. Penggunaan alat bantu juga sangat disarankan seperti
obturator (plastic plate), dot khusus atau prosthetic feeding aids ketika anak belum
cukup usia untuk operasi.
3
Daftar Pustaka
1. Ellis E. Management of Patiens with Orofacial Cleft dalam Peterson LJ. Ellis
E, Hupp J.R, Tucker M.R. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4rd
ed. St Louis Mosby. 2003 : pp656-671.
2. Sando W. Jurkiewicz M.J. Cleft Palate in : Jurkiewicz M.J. Krizek T.J.
Mathes S.J. Ariyan S. Plastic Surgery. Priciples and Practise. St. Louis CV.
Mosby Company 1990 : pp81-95.
3. Cummings CW. Otolaryngology Head and Neck Surgery 2nd ed. Vol.2. St.
Louis Mosby. 1993 : pp1145-1149.
4. Margulis A. Craniofacial, Cleft Palate Repair. October 22 Emedicine, com.
2002.
5. Lisda. Penanganan Bayi Celah Bibir dan Langit-langit secara Prostodontis
Pengguna Prostetic. FKG UNPAD 2009 : 4-5.
6. Al Hafis dkk. Diagnosis dan Penatalaksanaan Tragus Asesortus dan Stenois
Liang Telinga pada Hemifasial Mikrosomia. J. Kes. Andalas 2016 ; 5(1) :
100.
7. Cholid Z. Celah Palatum (Palatoscizis). Stomatognatik 2013 ; 10(2) : 99-104.
8. Suhartini. Fisiologi Pengunyahan pada Sistem Stomatognati. Jurnal UNEJ
2011 ; 8(3) : 122-126.
9. Agrawal K. Cleft palate repair and variations. Indian J. Past Surg 2009 ; 42 :
102-109