Pemicu 1
“Anakku Bicara Tidak Jelas”
Disusun Oleh :
BRILIANTI HADITYA LARESHYA
190600088
Dosen Pembimbing :
Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc., M.Kes
Yendriwati, drg., M.Kes
Rehulina Ginting, drg., M.Si
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Laporan ini merupakan laporan pemicu pertama yang berjudul
“Anakku Bicara Tidak Jelas”
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dari dosen pembimbing dan
begitu pula dengan fasilitator yang sudah membantu kami dalam diskusi dan
memberikan kami masukan-masukan yang berarti.
Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang,
saran dan pendapat yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik serta juga bermanfaat
untuk pihak-pihak lain. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Palatum adalah atap rongga mulut, secara anatomi palatum terbagi
menjadi palatum durum dan palatum mole. Dua pertiga anteriornya adalah
palatum durum, yang tersusun atas processus palatinus os maxillae dan pars
horizontalis ossi palatini, dan sepertiga posterior palatum adalah palatum
mole merupakan suatu jaringan fibromuskuler, dibentuk oleh beberapa otot
yang melekat pada bagian posterior palatum durum.
Pembentukan palatum dimulai pada akhir minggu kelima dari
perkembangan dan sempurna pada minggu kedua belas. Dikatakan sempurna
apabila telah terbentuk palatum primer dan palatum sekunder yang dibatasi
oleh foramen incisivus.
Celah palatum dapat terjadi karena kegagalan fusi total atau sebagian
dari palatal shelve. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu ada
kelainan pada gen yang mengatur diferensiasi sel, pertumbuhan, apoptosis,
adhesi antar sel, dan pensinyalan sel, serta adanya gangguan pada fungsi sel
yang disebabkan lingkungan yang teratogenik, atau gabungan keduanya.
Kelainan ini dapat menyebabkan berbagai variasi masalah yang
berhubungan dengan rongga mulut, bicara, pendengaran dan mungkin juga
mempengaruhi jumlah, ukuran, bentuk dan posisi gigi sulung maupun gigi
tetap. Pada kelainan ini membutuhkan evaluasi dini dari team dokter gigi
khususnya ahli bedah mulut dan maksilofasial yang biasa menangani bibir
dan lelangit sumbing.
Penting untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang dapat menjadi
penyebab terjadinya kelainan ini, terutama dalam kasus nonsindromik di
mana faktor lingkungan berperan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang
dapat dimodifikasi, untuk pencegahannya, kita dapat menghindari paparan
dari faktor lingkungan tersebut.
4
Deskripsi Topik
Seorang ibu dan ayah petani berumur 35 dan 40 tahun, datang ke klinik gigi
membawa anak lelakinya yang pemalu berumur 8 tahun. Keadaan umum anak lelaki
tersebut terlihat kurus dan terlihat adanya celah bibir pada anak laki-laki tersebut.
Pemeriksaan intraoral terlihat adanya celah pada rahang atas dan susunan gigi yang
tidak teratur serta lengkung gigi yang tidak teratur. Tidak ditemukan cacat ataupun
kelainan lainnya.
Pertanyaan :
1. Apakah penyebab yang mungkin dapat terjadi pada kelainan diatas?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya bibir dan rahang atas yang sempurna?
3. Jelaskan patogenesa terjadinya celah bibir dan palatum!
4. Mengapa anak lelaki tersebut kalau berbicara sulit dimengerti serta vocal voice
apa saja yang terganggu?
5. Persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum anak tersebut mendapat
operasi pemulihan?
6. Jelaskan tim ahli apa saja yang dilibatkan untuk penyembuhan anak tersebut?
7. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kelainan celah di rongga mulut dan wajah!
8. Apakah ada pencegahan terhadap terjadinya kelainan celah di rongga mulut dan
wajah?
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
2. Bagaimana mekanisme terjadinya bibir dan rahang atas yang
sempurna?
Jawaban:
7
komponen labial membentuk filtrum bibir alas, komponen rahang atas
merupakan tempat keempat gigi insisivus, dan komponen palatal lerbentuk
dari prominensia frontalis.
Dua bagian yang tumbuh keluar dari tonjolan maksila akan
membentuk palalum sekunder. Palatina tumbuh pada minggu keenam dengan
arah oblik kebawah mendekali lidah. Pada minggu kelujuh, palatina naik
hingga mencapai posisi horisiontal dialas lidah dan bergabung dengan yang
lain membentuk palatum sekunder. Bagian anterior yang bergabung dengan
segitiga palatum primer dan foramen insisivus membentuk junction. Pada saat
yang bersamaan septum hidung tumbuh kebawah dan bergabung dengan
permukaan superior palatum yang baru terbentuk.
Penyatuan rongga palatum di kanan dan kiri terjadi pada minggu ke
8,5 kehidupan intrauterin. Awalnya kedua rongga palatum dilapisi oleh
lapisan epitel, karena mereka bergabung maka terjadilah degenerasi epitel dan
terbentuk jaringan penghubung antara rongga palatum dan terjadi hubungan
antara rongga-rongga palatum tersebut. Seluruh bagian palatum tidak
melakukan perubahan dalam waktu yang sama. Perubahan pertama terjadi
pada area medial palatum sekunder posterior sampai ke premaksila. Dari sini
perubahan melanjut ke anterior dan posterior palatum. Pada daerah tepi
terjadi perubahan antara bagian bawah septum nasal dan membagi menjadi
dua bagian yaitu nasofaring dan orofaring.
Ossifikasi palatum terjadi pada minggu ke 8 kehidupan intrauterin
dengan tipe intramembranous, ossifikasi palatum sebagian besar berasal dari
pembentukan tulang maksilla namun baggian posterior palatum tidak
terbentuk ossifikasi dan menjadi palatum mole, sutura palatum pada bagian
medial terbentuk 12-14 tahun.
8
3. Jelaskan patogenesa terjadinya celah bibir dan palatum!
Jawaban:
CLEFT LIP AND PALATE oleh DRG. MIA AYUSTINA PRASETYA, SP.
KGA 198007162010122002 PSPDG FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI 2018
9
Herdiana A, Ismaniati NA. Perawatan Ortodonsia pada Kelainan Celah Bibir
dan Langit-Langit. Journal of Dentistry Indonesia. 2008;14(2).
Celah pada bibir terjadi terutama akibat defek sel mesenkim yang
gagal berproliferasi dan bermigrasi. Jika kerusakan terjadi di antara prosesus
maksilaris dan prosesus nasalis media, maka celah akan terjadi pada salah
satu sisi bibir. Jika defek terjadi di antara prosesus nasalis media, maka akan
terjadi celah median maksila. Dan jika terjadi antara prosesus mandibula
maka akan mengakibatkan celah median mandibula, namun kelainan ini
jarang terjadi.
Celah palatum dapat diakibatkan dari kondisi yang dapat menghambat
pertumbuhan dan fusi dari palatal shelves. Jika penghambatan ini terjadi pada
akhir tahap pertumbuhan dan perkembangan palatum, maka efek yang terjadi
masuk dalam kategori ringan yaitu hanya terjadi celah pada jaringan palatum
mole atau uvula saja. Namun jika terjadi pada awal perkembangan maka
kelainan yang terjadi akan semakin kompleks.
Celah palatum dapat disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya :
- kegagalan palatal shelves dan septum bergabung satu sama lain karena
tidak adanya pertumbuhan dari organ embrional tersebut atau adanya
gangguan mekanisme naiknya palatal shelves.
- kegagalan palatal shelves dan septum untuk berfusi setelah kontak
karena epitel yang membungkus palatal shelves tidak lepas atau tidak
terabsorbsi
- ruptur palatal shelves pada waktu fusi
- cacatnya jaringan mesenkim palatal shelves pada waktu fusi
10
4. Mengapa anak lelaki tersebut kalau berbicara sulit dimengerti serta
vocal voice apa saja yang terganggu?
Jawaban:
11
PASIEN ANAK oleh Laelia Dwi Anggraini, Edwyn Saleh, Bahcrul
Lutfianto, School of Dentistry, Faculty of Medicine & Health Sciences,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
12
sumbing:
6. Jelaskan tim ahli apa saja yang dilibatkan untuk penyembuhan anak
tersebut?
Jawaban:
13
kacemasan orangtua pasien dan memberikan informasi mengenai operasi
yang akan dilakukan dan bagaimana tampilan anak mereka setelah dilakukan
operasi. Konseling juga dilakukan bagi anak agar saat bertumbuh besar
mereka tidak terganggu psikologisnya.
Kasus kelainan pada wajah yang cukup banyak dijumpai adalah celah
bibir dengan atau tanpa disertai celah langit-langit. Celah bibir dan langit-dia
langit disebabkan oleh cacat bawaan dan faktor lingkungan. Kelainan ini
muncul akibat gangguan formasi pembentukan bibir dan proses penutupan
langit-langit mulut yang tidak sempurna.
Celah bibir dan langit-langit terbagi menjadi beberapa tipe, hal ini
memperlihatkan variasi mulai dari ringan sampai berat. Klasifikasi yang
sering dipakai adalah klasifikasi menurut Kernahan dan Stark. Klasifikasi ini
meliputi kelainan pada bibir, alveolar dan langit-langit dengan variasinya.
Klasifikasi ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Celah pada palatum primer (complete incomplete).
Celah pada palatum primer meluas ke posterior ke foramen
incisivum, mengakibatkan defisiensi pada bagian dasar rongga
hidung. Lengkung alveolar pada sisi yang bercelah berotasi ke
mesiopalatal dan pada sisi yang tidak bercelah berotasi keluar karena
perlekatan otot wajah yang abnormal.
2. Celah pada palatum sekunder (complete dan incomplete).
Palatum sekunder meluas ke posterior dari foramen incisivum
ke uvula, terdiri dari palatum keras dan palatum lunak.
3. Celah pada palatum primer dan sekunder (complete dan
incomplete).
14
Bibir sumbing dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
(Davis dan Ritchie, 1922). Sistem ini mengkategorikan bibir sumbing secara
luas menjadi tiga kelompok menurut posisi sumbing.
Kelompok I - Celah Pra alveolar: Bibir sumbing unilateral, bibir
sumbing bilateral, bibir sumbing Median.
Kelompok II - Celah post alveolar: Sumbing palatum keras saja,
sumbing palatum lunak saja, sumbing palatum lunak dan palatum keras,
Celah sub mukosa.
Kelompok III - Celah Alveolar: Sumbing alveolar unilateral, Sumbing
alveolar bilateral, Sumbing alveolar median.
15
8. Apakah ada pencegahan terhadap terjadinya kelainan celah di rongga
mulut dan wajah?
Jawaban:
Celah bibir dan langit-langit termasuk cacat lahir yang paling sering
terjadi, secara klinis bentuk kelainannya mempunyai variasi luas dari yang
ringan. Penyebab dari CB/L (celah bibir dan langit-langit) ini berhubungan
dengan perpaduan antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Penting untuk
mengetahui faktor risiko apa saja yang dapat menjadi penyebab terjadinya
kelainan ini, terutama dalam kasus nonsindromik di mana faktor lingkungan
berperan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang dapat dimodifikasi,
untuk pencegahannya, kita dapat menghindari paparan dari faktor lingkungan
tersebut.
Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Promosi kesehatan merupakan usaha bersama untuk memperkuat
keterampilan dan kemampuan individu, dan usaha langsung untuk mengubah
kondisi sosial, lingkungan, ekonomi yang berdampak pada kesehatan
masyarakat dan perorangan. Promosi kesehatan dapat dilakukan di institusi
atau instansi pelayanan kesehatan maupun tempat umum (Sheiham & Watt,
2000). Promosi kesehatan merupakan salah satu bentuk pencegahan primer
(Hiremat, 2007).
Adapun tahapan yang dilakukan antara lain: Pembuatan materi
mengenai faktor risiko atau penyebab kelainan celah bibir dan langit-langit
menggunakan media slide presentation. Pembuatan lembar kuesioner untuk
pre-post test. Kegiatan pemberian dan pengisian kuesioner pre-test untuk
mengetahui pengetahuan para peserta sebelum dilakukan penyuluhan.
Pemberian materi penyuluhan yang disampaikan langsung dengan media
16
menggunakan slide presentation. Setelah sesi penyuluhan, terdapat sesi
diskusi interaktif (tanya-jawab) dengan para peserta. Kegiatan pemberian dan
pengisian kuesioner posttest untuk mengetahui pengetahuan para peserta
setelah dilakukan penyuluhan. Analisis pre-post test dan evaluasi kegiatan.
Analisis hasil pre-post test berupa deskriptif (presentase/ frekuensi) untuk
melihat hasil sebelum dibandingkan dengan sesudah pemberian penyuluhan.
17
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Celah palatum dapat terjadi karena kegagalan fusi total atau sebagian dari
palatal shelve. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu ada kelainan pada
gen yang mengatur diferensiasi sel, pertumbuhan, apoptosis, adhesi antar sel, dan
pensinyalan sel, serta adanya gangguan pada fungsi sel yang disebabkan
lingkungan yang teratogenik, atau gabungan keduanya.
Kelainan ini dapat menyebabkan berbagai variasi masalah yang
berhubungan dengan rongga mulut, bicara, pendengaran dan mungkin juga
mempengaruhi jumlah, ukuran, bentuk dan posisi gigi sulung maupun gigi tetap.
Pada kelainan ini membutuhkan evaluasi dini dari team dokter gigi khususnya ahli
bedah mulut dan maksilofasial yang biasa menangani bibir dan lelangit sumbing.
Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Promosi
kesehatan merupakan usaha bersama untuk memperkuat keterampilan dan
kemampuan individu, dan usaha langsung untuk mengubah kondisi sosial,
lingkungan, ekonomi yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan
perorangan. Promosi kesehatan dapat dilakukan di institusi atau instansi
pelayanan kesehatan maupun tempat umum. Promosi kesehatan merupakan salah
satu bentuk pencegahan primer yang dapat dilakukan.
Saran
Kami membuat laporan ini untuk pembelajaran bersama. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan
dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.
Apabila pembaca merasa ada kekurangan, dapat membaca buku yang menjadi
referensi secara lengkap.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
20