PEMICU 2:
Disusun Oleh:
210600068
Fasilitator:
MEDAN
NOVEMBER 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kecemasan adalah hal yang normal di dalam kehidupan karena kecemasan sangat
dibutuhkan sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam. Namun ketika kecemasan terjadi
terus-menerus, tidak rasional, dan intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan disebut sebagai gangguan kecemasan.
Kita pasti akan menemui pasien yang memiliki rasa cemas yang tinggi di klinik
dokter gigi. Hal ini menuntut dokter gigi untuk dapat memahami dengan baik seperti apa
penanganan pada pasien dengan kecemasan yang tinggi di mana hal ini juga berguna untuk
mengembangkan diagnosis pada pasien. Pasien yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi
harus diberi perhaLalan khusus. Sebagai dokter gigi kita juga harus mengetahui faktor-faktor
yang memengaruhi hal tersebut dan juga faktor-faktor yang memengaruhi tingkah laku pasien
selama perawatan dan tindakan perawatan yang tepat dan efisien
PEMBAHASAN
1. Gangguan mental apakah yang dialami oleh Lala? Apa alasannya? (Psikiatri)
2. Atrup, Fatmawati D. Hipnoterapi teknik Regression Therapy untuk menangani
penderita Glossophobia siswa sekolah menengah pertama. J PINUS 2018; 3(2): 138-
47.
Gangguan mental yang dialami oleh Lala adalah gangguan kecemasan dengan
kategori fobia sosial. Fobia sosial adalah ketakutan terhadap situasi sosial yang asing atau
ramai sehingga mereka berusaha menghindarinya, atau menghadapinya tetapi dengan distres
yang amat berkecamuk. Orang dengan fobia sosial sering kali merasa cemas secara
berlebihan dan merasa takut dihina atau dipermalukan oleh orang lain, sehingga membuatnya
menghindari situasi sosial. Sosial fobia juga memengaruhi penderita secara fisiologis,
misalnya, berkeringat, suara gemetar, tubuh gemetar atau bergetar, tangan dingin dan basah,
karena mereka merasa takut atau malu terlihat bodoh. Fobia sosial umumnya disebabkan oleh
adanya pengalaman sosial yang kurang menyenangkan, sifat pemalu, atau trauma psikologis
di masa kanak-kanak. Fobia jenis ini menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya,
seperti kualitas untuk mencapai sasaran pendidikan.1
Deskripsi tersebut serupa dengan deskripsi kasus, di mana Lala mengalami beberapa hal yang
merupakan ciri dari fobia sosial, seperti:
a) secara emosional
Lala dalam 3 tahun belakangan ini memang sering terlihat tidak percaya diri, cemas
berlebihan dan gelisah, terutama jika sedang tampil di depan orang ramai (publik) atau
berbicara dengan orang yang baru dikenal, sebab ia merasa takut kalau nantinya akan terlihat
salah dan akhirnya akan diejek dan dipermalukan oleh orang lain.
b) secara fisik
Lala menunjukkan sikap gelisah, sering tidak memperhatikan ucapan dari dokter, sering
melihat ke sekeliling ruangan praktek, sesekali mengusap-usap kedua tangannya, tampak
berkeringat di wajahnya, dan saat berbicara suaranya cepat, dengan nada yang sering
bergetar.
c) dari sisi perilaku
Lala tak mau makan atau minum di tempat yang terbuka dan memakai fasilitas-fasilitas
publik seperti toilet umum. Lala merupakan orang yang pendiam, pemalu dan hanya memiliki
sedikit teman akrab. Hal ini membuat Lala kesulitan dalam melakukan aktivitasnya sehari-
hari sebagai seorang mahasiswi di sebuah universitas.
d) dari sisi pengalaman sosial
Lala pernah beberapa kali diejek oleh teman - temannya ketika tampil di depan kelas karena
penampilannya yang pemalu.
Gangguan panik adalah jenis gangguan kecemasan yang ditandai, oleh 'serangan
panik' berulang-ulang, yaitu periode terpisah dari perasaan ketakutan yang intens dan
berhubungan dengan gejala fisik seperti jantung berdebar, sesak napas, berkeringat, gemetar,
nyeri dada, sensasi tersedak atau tercekik, menggigil, mual, mulut kering, pusing, dan
kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki.2,3 Beberapa kriteria yang menunjukkan pasien
mengalami gangguan panik adalah:
Serangan panik terjadi secara tiba-tiba tanpa alasan pasti dalam kurun waktu 1 bulan,
hingga membuat penderita mengalami perubahan perilaku, termasuk menghindari
situasi pemicu kepanikan.3
Serangan panik sering terjadi tanpa sebab yang jelas.3
Serangan panik tidak disebabkan oleh penggunaan NAPZA atau pengobatan kondisi
medis tertentu.3
Serangan panik bukan merupakan gejala dari gangguan mental lain, seperti post-
traumatic stress disorder atau gangguan obsesif kompulsif.3
8. Berdasarkan teori belajar bagaimana proses terbentuknya prilaku cemas pada diri
Lala? (Psikologi)
Berdasarkan teori belajar, proses terbentuknya perilaku cemas pada diri Lala masuk dalam
Classical conditioning. Terminologi Classical conditioning ialah sebagai berikut.
Unconditioned Stimulus (UCS): stimulus yang menghasilkan respon alami tanpa proses
belajar.
Unconditioned Response (UCR): respon alami terhadap UCS.
Conditioned Stimulus (CS): stimulus yang dipasangkan dengan UCS hingga
menghasilkan respon yang identik/mirip dengan UCR.
Conditioned Response (CR): respon yang dihasilkan akibat hadirnya CS.
Classical conditoning adalah suatu bentuk dari belajar, dimana stimulus netral/conditioned
stimulus (CS) dipasangkan dengan unconditioned stimulus (UCS) untuk menghasilkan
conditioned response yang identik atau mirip dengan unconditioned response.
Dalam kasus di atas:
UCS / stimulus tanpa proses belajar: sikap Lala yang pendiam dan pemalu.
UCR/ respon alami: susah berinteraksi dan tidak banyak memiliki teman dekat.
CS/ respon identik: beberapa kali diejek oleh kawannya karena sikap yang pemalu dan
pendiam
CR/ respon akibat CR: mengalami gangguan kecemasan sosial dengan timbulnya perilaku
cemas dalam interaksi sosial.
9. Bagaimanakah penatalaksanaan pada pasien tersebut ditinjau dari :
a) Berdasarkan pendekatan psikososial hal – hal apa yang dapat dilakukan untuk
mengurangi prilaku panik yang muncul pada diri Lala (Psikologi)
b) Lestari F. Terapi kognitif perilaku untuk menangani serangan panik di depan umum.
Procedia: Studi kasus dan intervensi psikologi 2014; 2(1): 8-12.
Penatalaksanaan pasien berdasarkan farmakologi dilakukan apabila Lala tak mampu lagi
menghilangkan gangguannya melalui psikososial dan harus berdasarkan penggunaan obat
untuk penyembuhan penyakit. Salah satu jenis obat-obatan yang dapat dipakai adalah obat
antidepresan. Selain mengatasi depresi, obat antidepresan juga dapat digunakan untuk
mengatasi fobia sosial, seperti fluoxetine. Fluoxetine merupakan obat antidepresan Selective
Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) yang bekerja dengan cara meningkatkan zat alami
serotonin di dalam otak. Saat jumlah serotonin meningkat, gangguan emosi dan gangguan
mental juga bisa teratasi. Fluoxetine merupakan obat resep dan bisa dikonsumsi oleh anak
usia ≥ 7 tahun.6
10. Apa yang dapat dilakukan oleh dokter gigi pada Lala? (Psikiatri)
11. Amir H. Penanganan ansietas pada praktek kedokteran gigi. J B-Dent 2016; 3(1): 39-
45.
Dokter gigi dapat melakukan atau memberikan penanganan Cognitive Behavioural Therapy
(CBT) atau Exposure Therapy dengan beberapa tahapan.
1. Pemberian informasi
Pada tahapan ini, dokter gigi harus menjelaskan kepada pasien mengenai tahapan perawatan
yang akan dilakukan dengan tujuan utama ialah untuk membangun komunikasi, mendapatkan
kepercayaan dan perhatian Lala, serta membangun kerja sama yang baik.7
2. Relaksasi
Pada pasien dengan tingkat kecemasan yang cukup tinggi, relaksasi diperlukan agar seluruh
tubuh dan otot-otot dapat rileks dan menurunkan kecemasan. Metode yang sering digunakan
adalah mengingistruksikan pasien untuk menarik napas dan menghembuskannya pelan-pelan
sambil pasien berhitung sampai 4.7
3. Distraksi
Distraksi dilakukan untuk memecah fokus anak terhadap kecemasan yang sedang dirasakan
dengan cara mengajak anak berbicara dan melibatkan anak dalam aktivitas yang membuat
berpikir, sehingga lupa terhadap perasaan cemasnya.7
4. Reinforcement/penghargaan
Sistem penghargaan dapat mendorong anak untuk memberanikan diri menerima perawatan,
biasanya metode ini akan efektif bila penghargaan yang diberikan merupakan hal yang sangat
disukai anak. Konsultasikan kepada orang tua atau keluarga yang menemani penghargaan apa
yang sebaiknya diberikan pada anak, sehingga metode ini dapat membuahkan hasil yang
optimal.7
5. Keterlibatan orangtua
Pada anak dengan kecemasan yang sangat tinggi, keberadaan orang tua atau anggota keluarga
disekitar mereka dapat memberikan kelegaan pada anak sehingga dapat menurunkan
kecemasan.7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa fobia sosial sangat rawan
terjadi pada usia remaja akibat adanya ketakutan terhadap situasi sosial yang asing atau ramai
sehingga mereka berusaha menghindarinya, atau menghadapinya tetapi dengan distres yang
amat berkecamuk. Fobia sosial dapat disebabkan oleh psikologis kejiwaan, genetik, struktur
otak, trauma masa lalu, serta karakter dan pribadi masing-masing orang.
Penatalaksanaan pasien dengan gangguan tersebut dapat melalui dua alternatif, yang
pertama berdasarkan pendekatan psikososial adalah dengan intervensi psikososial, yaitu terapi
perilaku-kognitif (cognitive behavioural therapy) dan yang kedua berdasarkan farmakologi yang
dilakukan apabila Lala tak mampu lagi menghilangkan gangguannya melalui psikososial dan
harus berdasarkan penggunaan obat untuk penyembuhan penyakit. Salah satu jenis obat-
obatan yang dapat dipakai adalah obat antidepresan, seperti fluoxetine. Fluoxetine merupakan
obat antidepresan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) yang bekerja dengan cara
meningkatkan zat alami serotonin di dalam otak.
Oleh sebab itu, perlu adanya perhatian dan kesabaran seorang dokter gigi dalam
mengatasi pasien yang mengalami gangguan tersebut. Adanya komunikasi yang baik dengan
pasien dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap dokter gigi, sehingga kecemasan
yang dirasakan pasien diharapkan dapat berkurang dan perawatan dapat dilakukan dengan
kerja sama yang baik antara pasien dan dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA