Disusun Oleh :
Kelompok Pemicu 9 A
(160600071)
(160600072)
(160600073)
(160600074)
(160600075)
(160600076)
(160600077)
(160600078)
(160600079)
(160600080)
(160600129)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga laporan hasil diskusi penilaian simulasi pendekatan tingkah laku
anak dalam perawatan gigi dapat diselesaikan tepat pada waktunya, shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Deskripsi Topik
1.3
Learning Issues
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Triad of Conern
2.2 Pengelolaan Tingkah Laku Anak
2.3 Hasil Penilaian Simulasi pada Seluruh Kelompok
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kunci keberhasilan dalam perawatan gigi pada anak, selain ditentukan
oleh pengetahuan klinis dan keterampilan dokter, orang tua dan anak juga
berpengaruh dalam keberhasilan perawatan gigi pada anak. Suatu perawatan
gigi pada anak akan berhasil apabila adanya kesanggupan anak untuk bekerja
sama dan prilaku orang tua dalam mendidik anak sehingga membentuk
psikologis anak yang baik pula.1
Strategi pengelolaan rasa takut pada anak adalah dasar untuk memulai
perawatan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap anak yang mau
menjalankan perawatan sehingga dicapai kesehatan gigi dan mulut tanpa
menimbulkan rasa takut.3
1.2Deskripsi Topik
Kasus 1:
Seorang anak bernama Iis berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke klinik
dokter gigi yang sama untuk ketiga kalinya dengan keluhan gigi belakang
bawah kanan berlubang. Pada kunjungan pertama dan kedua, anak gagal
dilakukan perawatan gigi karena anak meronta, menangis histeris dan
bertindak tidak kooperatif saat akan dilakukan pemeriksaan gigi. Ibu anak
sedikit putus asa dan meminta agar dokter gigi dapat merawat gigi anak
tersebut pada kunjungan kali ini. Bagaimana cara pendekatan anak pada kasus
ini agar dapat dilakukan perawatan giginya. Perankan ketiga peran di atas
sesuai karakter.
Kasus 2:
Seorang anak bernama Bobi berusia 7 tahun dibawa orang tuanya ke klinik
dokter gigi dengan keluhan gigi belakang kiri bawah berlubang. Pada saat
akan diperiksa, anak takut dan menolak untuk membuka mulut. Menurut ibu,
anak belum pernah ke dokter gigi. Bagaimana cara pendekatan anak pada
kasus ini agar dapat dilakukan pemeriksaan gigi dan perawatan berupa
penambalan. Perankan ketiga peran di atas sesuai karakter.
1.3Learning Issues
1.3.1
1.3.2
Triad of Concern
Pengelolaan Perilaku Anak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Triad of Concern
Triad of concern merupakan tiga komponen dalam penanggulangan
tingkah laku anak. Tiga komponen tersebut adalah anak, orang tua, dan dokter
gigi. Anak merupakan puncak dari triad of concern, sehingga segala pehatian
orang tua dan dokter gigi tertuju pada anak yang menjadi pasien. Orang tua
bertindak sebagai pihak yang memotivasi anak agar mau menjalani perawatan
gigi. Dengan demikian, orang tua harus mampu menanamkan sikap perilaku
yang baik dan menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak.1
Triad of concern merupakan suatu pengetahuan tentang bagaimana seorang
dokter gigi harus bertindak dalam melakukan perawatan terhadap anak.
Pengetahuan ini sangat diperlukan oleh dokter gigi karena setiap anak
memiliki keadaan psikologis dan usia yang berbeda. Dalam perawatan gigi,
keadaan psikologis dan usia anak sangat berpengaruh sehingga penting untuk
mempelajari beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar dapat melakukan
pendekatan kepada anak tersebut.2
didemostrasikan.
Penguatan (reinforcement)
Penguatan dapat diartikan sebagai pengukuhan pola tingkah laku yang akan
meningkatkan kemungkinan tingkah laku tersebut terjadi lagi dikemudian hari. Hampir
semua benda menjadi penguat dokter gigi sehingga dapat meningkatkan hubungan
social dengan cara memberikan perhatian, doa, senyum, dan pelukan. Benda penguat
3
belajar:
Memperhatikan
Mengancam
menangis meronta-ronta. Tindakan ini dilakukan pada anak sehat berumur 3-6 tahun.
Sedasi (Farmakologi)
Teknik ini efektif digunakan pada anak-anak yang kurang kooperatif dan tidak mau dilakukan
perawatan. Obat-obatan yang bersifat sedative dapat digunakan dalam beberapa cara yaitu
secara oral, intravena, intramuscular, dan inhalasi. (andlaw). Banyak obat-obatan dan
kombinasinya telah digunakan untuk sedasi anak yang cemas, misalnya barbiturate, kloral
hidrat, hydroxyzine, neprobamate, dan diazepam.
tentang pendapat dan perasaannya, hanya satu yang perlu perbaikan yaitu
dokter tidak menanyakan tiap peristiwa dalam hidupnya, lingkungan, serta
orang lain yang mempengaruhi kesehatan pasien.
5. Dalam berbagi informasi diberikan dengan baik yaitu seperti mengetahui
pemahaman pasien terhadap rencana terapi yang dilakukan hanya perlu
perbaikan pada dokter tidak menanyakan tentang hal-hal yang masih belum
jelas.
6. Dalam mencapai kesepakatan telah diberikan dengan baik seperti dokter telah
melibatkan pasien dalam memilih dan membuat keputusan bersama.
7. Pada saat dibagian penutup juga telah diberikan dengan baik yaitu dokter
telah menjelaskan waktu control atau bila terjadi sesuatu, dan orang yang
harus dihubungi.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 8 A
1
2
orang tua.
Memberikan jadwal kunjungan secara sepihak tanpa bertanya kesediaan
teknik yang paling akhir dilakukan setelah semua teknik gagal dilakukan.
Orang tua tidak diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal atau
kesimpulan.
9 Dokter tidak membuat resume.
10 Penutup tidak diberikan dengan baik.
Langkah-langkah yang telah dilakukan dengan baik :
1
Dokter hanya berkomunikasi dengan orang tua pasien, seharusnya dokter juga
berkomunikasi dengan pasien anak. Karena usia anak yang sudah menginjak
2
3
4
Membina hubungan
Saat awal pertemuan dokter tidak memberikan salam kepada anak, dokter
hanya memberikan salam kepada orang tua pasien. Itupun dokter tidak
besalaman, hanya sebatas mengucapkan selamat pagi kepada orang tua pasien.
Kemudian dokter hanya berdiri di belakang meja tidak menyambut pasien anak
dengan baik padahal saat itu anak takut untuk diperiksa giginya. Sehingga tidak
ada kehangatan antara dokter dengan pasien anak. Dokter sudah menggunakan
kata-kata yang menunjukkan perhatian terhadap masalah pasien. Kontak mata,
intonasi dan jeda waktu saat komunikasi sudah diberikan dengan baik.
Membuka diskusi
Dokter sudah dengan baik memberi kesempatan pasien untuk mengemukakan
keluhannya. Tetapi dokter tidak menanyakan apa ada lagi yang mau
disampaikan? kepada pasien. Dokter sudah dengan baik membuat agenda
untuk kunjungan berikutnya.
Mengumpulkan informasi
Dokter sudah dengan baik melakukan komunikasi untuk memperoleh informasi
mengenai pasien. Mulai dari dokter menanyakan hal-hal yang sering dilakukan
pasien seperti makan coklat dan permen tetapi tidak menyikat giginya.
Mengerti harapan pasien
teknik HOME.
Penutup
Dokter tidak ada member kesempatan kepada pasien untuk bertanya hal yang
kurang jelas mengenai kunjungan berikutnya. Tetapi dokter sudah cukup baik
memberikan nomor yang harus dihubungi ketika terjadi sesuatu.
tidak
mendekati pasien anak secara langsung. Tetapi selain itu, dokter tetap bersikap
peduli dan berinteraksi baik kepada anak maupun orang tua. Intonasi suara, jeda
waktu, kontak mata, dan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian sudah
diberikan dengan baik.
2 Membuka diskusi
Pada saat berdiskusi, dokter gigi tidak menanyakan informasi tambahan yang
mungkin dapat terlewatkan dengan pertanyaan apa ada lagi yang mau
disampaikan?.
3 Mengumpulkan informasi
Disini dokter gigi telah melakukan wawancara medis dengan cukup baik dengan
cara menggunakan pertanyaan terbuka pada pasien, melakukan klarifikasi dengan
pertanyaan ya/tidak, membuat resume dan memberi pasien waktu untuk
mengkoreksi atau menambah informasi, juga membuat transisi yang efektif untuk
pertanyaan tambahan.
4 Mengerti harapan pasien
Dokter gigi mempertanyakan faktor yang mungkin mempengaruhi kesehatan
pasien, menanyakan keadaan pasien anak secara langsung, dan merespons secara
eksplisit terhadap pernyataan pasien tentang situasinya.
5 Berbagi informasi
Yang menjadi kekurangan dokter gigi disini adalah tidak menanyakan klarifikasi
pengertian pasien terhadap penjelasannya.
6 Mencapai kesepakatan
Dokter gigi perlu lebih melibatkan pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan baik terhadap pasien anak dan orang tua, serta menanyakan
kesanggupan orang tua untuk mengikuti rencana terapi.
7 Penutup
Pada bagian akhir, dokter gigi tidak memberikan
waktu kontrol/rencana
teknik pendekatan.
Pada saat pemberian penjelasan kepada orang tua pasien perlu diperbaiki,
yaitu sebaiknya dokter memberikan penjelasan kepada orang tua sesuai pada
tempatnya, artinya jangan dibiarkan orang tua pasien berdiri pada saat
Membina hubungan
Dalam memberikan salam dan bersikap menunjukankan rasa tertarik pada
pasien sebagai individu sudah diberikan dengan baik dengan cara dokter yang
menyapa pasien, tetapi dalam kontak mata perlu di perbaiki karena dokter
hanya melakukan kontak mata kepada orang tua dan sikap tubuh dokter juga
Mengumpulkan informasi
Dalam mengumpulkan informasi masih banyak yang harus diperbaiki, dialog
antara dokter dan ibu pasien tidak menggunkan pedoman wawancara medis
Fundamental Four, maupun Sacred Seven misalnya location, dokter tidak
menyanyakan lokasi keluhan pasien tersebut dan dokter juga tidak
memberikan pasien kesempatan untuk mengkoreksi atau menambah
informasi, misalnya dokter tidak menjelaskan bagaimana sistem penambalan
kunjungan berikutnya namun dokter tidak menanyakan hal yang kurang jelas
pada pertemuan berikutnya.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 12 B
1
Membina hubungan
Dalam memberikan salam, Dokter gigi perlu perbaikan. Seharusnya Dokter
gigi juga memberi salam kepada sang anak sebagai langkah awal untuk
menunjukkan rasa tertarik pada pasien dan juga bersalaman pada ibunya.
Dokter gigi kurang menunjukkan sikap perhatian kepada Bobi yang ditandai
tidak adanya tanya jawab antara Dokter gigi dengan Bobi ketika wawancara
medik yang mengakibatkan tidak adanya kehangatan antara Dokter gigi
dengan pasien anak. Intonasi suara, jeda waktu, sikap tubuh sudah diberikan
dengan baik, akan tetapi kontak mata perlu perbaikan, dimana Dokter gigi
Dokter gigi tidak ada menanyakan hal yang kurang jelas kepada pasien
ataupun orang tua pasien, tidak mendiskusikan untuk jadwal kunjungan
berikutnya serta tidak memberikan kartu nama untuk yang bisa dihubungi
oleh pasien ataupun orangtua jika terjadi sesuatu. Akan tetapi doter gigi sudah
memberikan respon yang baik di akhir pertemuannya seperti mengingatkan
bobi untuk rajin sikat gigi dan juga mengantarkan pasien sampai ke luar
ruang praktiknya.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari simulasi pendekatan tingkah laku
anak dalam perawatan gigi, untuk tindakan yang seharusnya dokter gigi
lakukan pada kasus satu yaitu dapat dilakukan dengan teknik pendekatan
HOME (Hand Over Mouth Exercise) yang berfungsi untuk mendapatkan
perhatian si pasien anak, karena ini merupakan kunjungannya yang ke-3 dan si
pasien anak tetap tidak mau mendengarkan perkataan dokter. Namun sebelum
melakukam teknik pendekatan HOME, peru kita pastikan bahwa kita sudah
mencoba semua teknik pendekatan seperti komunikasi, Tell-Show-Do,
Modelling, Desentisasi, dsb. Dan jangan lupa setelah melakukam HOME, kita
juga harus meakukan penjelasan kepada si pasien anak (mengklarifikasi)
bahwa kita bukan marah kepadanya agar ia tidak takut lagi datang ke klinik
gigi. Dan di akhir waktu, ada baiknya kita memberikan pujian kepada si
pasien anak dan bisa juga memberikannya hadiah karena keberanian si pasien
anak(reinforcement). Kemudian untuk kasus kedua , dokter gigi dapat
melakukan teknik pendekatan dengan komunikasi terebih dahulu, karena
komunikasi merupakan kunci utama untuk penanggulangan perilaku anak.
Dokter gigi harus melakukan komunikasi dengan anak baik melalui
komunikasi verbal maupun nonverbal agar tercipta hubungan yang baik
dengan anak dan menghilangkan rasa takutnya sehingga menimbulkan
kepercayaan diri. Jika kepercayaan diri pada anak telah timbul, maka anak
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanti EA, Heriandi YY. Pengelolaan Anak Nonkooperatif pada perawatan
gigi (pendekatan nonfarmakologik) 2001; 6(1): 12-17.
2. Mychanesya N. Triad of concern case report. 18 Maret 2014.
https://kompositpsmkgi.wordpress.com/2014/03/18/triad-of-concern-case-reportfkg-usu/ (21 November 2016).
3.