Anda di halaman 1dari 19

HASIL DISKUSI PENILAIAN SIMULASI

PENDEKATAN TINGKAH LAKU ANAK


DALAM PERAWATAN GIGI
Dosen :
Yati Roesnawi, drg
Essie Octiara, drg, Sp. KGA

Disusun Oleh :
Kelompok Pemicu 9 A

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

DAFTAR NAMA KELOMPOK 9 A


1. Salsabila Rizky Sabrina
2. Silfa Salsabilla
3. Ristia Eka Putri
4. Lily Tri Anggraini
5. Suri Hidayatun
6. Astri Suryani Pasaribu Saruksuk
7. Zuraida Ulfah Ritonga
8. Henniza Rahmi
9. Afifah Febriani Siregar
10. Ismi Putri Chairunnisa
11.Dirnie Alifa Rachmadanty

(160600071)
(160600072)
(160600073)
(160600074)
(160600075)
(160600076)
(160600077)
(160600078)
(160600079)
(160600080)
(160600129)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga laporan hasil diskusi penilaian simulasi pendekatan tingkah laku
anak dalam perawatan gigi dapat diselesaikan tepat pada waktunya, shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 08 Desember 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.2

Deskripsi Topik

1.3

Learning Issues

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Triad of Conern
2.2 Pengelolaan Tingkah Laku Anak
2.3 Hasil Penilaian Simulasi pada Seluruh Kelompok
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kunci keberhasilan dalam perawatan gigi pada anak, selain ditentukan
oleh pengetahuan klinis dan keterampilan dokter, orang tua dan anak juga
berpengaruh dalam keberhasilan perawatan gigi pada anak. Suatu perawatan
gigi pada anak akan berhasil apabila adanya kesanggupan anak untuk bekerja
sama dan prilaku orang tua dalam mendidik anak sehingga membentuk
psikologis anak yang baik pula.1
Strategi pengelolaan rasa takut pada anak adalah dasar untuk memulai
perawatan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap anak yang mau
menjalankan perawatan sehingga dicapai kesehatan gigi dan mulut tanpa
menimbulkan rasa takut.3

1.2Deskripsi Topik
Kasus 1:
Seorang anak bernama Iis berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke klinik
dokter gigi yang sama untuk ketiga kalinya dengan keluhan gigi belakang
bawah kanan berlubang. Pada kunjungan pertama dan kedua, anak gagal
dilakukan perawatan gigi karena anak meronta, menangis histeris dan
bertindak tidak kooperatif saat akan dilakukan pemeriksaan gigi. Ibu anak
sedikit putus asa dan meminta agar dokter gigi dapat merawat gigi anak
tersebut pada kunjungan kali ini. Bagaimana cara pendekatan anak pada kasus
ini agar dapat dilakukan perawatan giginya. Perankan ketiga peran di atas
sesuai karakter.
Kasus 2:
Seorang anak bernama Bobi berusia 7 tahun dibawa orang tuanya ke klinik
dokter gigi dengan keluhan gigi belakang kiri bawah berlubang. Pada saat
akan diperiksa, anak takut dan menolak untuk membuka mulut. Menurut ibu,
anak belum pernah ke dokter gigi. Bagaimana cara pendekatan anak pada
kasus ini agar dapat dilakukan pemeriksaan gigi dan perawatan berupa
penambalan. Perankan ketiga peran di atas sesuai karakter.

1.3Learning Issues
1.3.1
1.3.2

Triad of Concern
Pengelolaan Perilaku Anak

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Triad of Concern
Triad of concern merupakan tiga komponen dalam penanggulangan
tingkah laku anak. Tiga komponen tersebut adalah anak, orang tua, dan dokter
gigi. Anak merupakan puncak dari triad of concern, sehingga segala pehatian
orang tua dan dokter gigi tertuju pada anak yang menjadi pasien. Orang tua
bertindak sebagai pihak yang memotivasi anak agar mau menjalani perawatan
gigi. Dengan demikian, orang tua harus mampu menanamkan sikap perilaku
yang baik dan menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak.1
Triad of concern merupakan suatu pengetahuan tentang bagaimana seorang
dokter gigi harus bertindak dalam melakukan perawatan terhadap anak.
Pengetahuan ini sangat diperlukan oleh dokter gigi karena setiap anak
memiliki keadaan psikologis dan usia yang berbeda. Dalam perawatan gigi,
keadaan psikologis dan usia anak sangat berpengaruh sehingga penting untuk
mempelajari beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar dapat melakukan
pendekatan kepada anak tersebut.2

2.2 Pengelolaan Tingkah Laku Anak


Pengelolaan tingkah laku pada pasien anak bertujuan untuk memodifikasi tingkah laku
pasien kearah yang ideal melalui suatu seri langkah-langkah pada jalur menuju tingkah laku yang
diinginkan. Tingkah laku yang ideal ditunjukkan oleh pasien yang menjaga kebersihan mulutnya
dengan sangat baik dan santai serta kooperatif selama perawatan gigi.3
Pendekatan bertahap dalam pembentukan tingkah laku ini dapat menunda kemajuan
perawatan, tetapi apabila kerjasama yang penuh dari anak dapat diperoleh, penundaan tentu lebih
bermanfaat karena waktu yang dilewatkan tersebut dianggap sebagai investasi yang nyata. 3
Beberapa metode pendekatan dalam pengendalian tingkah laku anak selama perawatan gigi
antara lain :3
1 Tell Show Do
Caranya melalui TSD, yaitu:
TELL yaitu menerangkan perawatan yang akan dilakukan pada anak dan

bagaimana anak tersebut harus bersikap.


SHOW yaitu menunjukkan atau mendemostrasikan pada anak apa saja yang akan

dilakukan terhadap dirinya.


DO yaitu anak, dilakukan perawatan gigi sesuai dengan hal yang diuraikan atau

didemostrasikan.
Penguatan (reinforcement)
Penguatan dapat diartikan sebagai pengukuhan pola tingkah laku yang akan
meningkatkan kemungkinan tingkah laku tersebut terjadi lagi dikemudian hari. Hampir
semua benda menjadi penguat dokter gigi sehingga dapat meningkatkan hubungan

social dengan cara memberikan perhatian, doa, senyum, dan pelukan. Benda penguat
3

yang dapat diberikan misalnya sticker, pensil, dan lain-lain.


Desensitisasi
Tujuan: untuk mengurangi rasa takut dan cemas seorang anak dengan jalan
memberikan rangsangan yang menghilangkan cemas sedikit demi sedikit yang disebut
dengan istilah systemic desentisization karena ada tiga tahap yaitu:
Latih pasien untuk santai dan rileks.
Susun secara berurutan hal-hal yang membuat pasien cemas dan takut (dari yang

paling menakutkan sampai yang tidak menakutkan).

Rangsangan ditingkatkan sedikit demi sedikit.67


Modeling
Tujuan: untuk mengurangi dan menghilangkan rasa takut dan rasa cemas yang tinggi.
Modeling dan imitasi adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara lagsung
dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Ada empat komponen dalam proses

belajar:
Memperhatikan
Mengancam

Memproduksikan gerak dengan cepat


Ulangan penguasaan dan motivasi proses meniru akan berhasil dengan baik
Hand Over Mouth Exercise (HOME)
HOME digunakan apabila beberapa cara lain dalam menciptakan komunikasi yang
baik mengalami kegagalan sehingga tingkah laku anak tidak terkendali. HOME
dilakukan pada anak sejak kunjungan pertama menunjukkan sikap tidak kooperatif,
tidak mengerti dengan penjelasan atau bujukan, keras kepala, menolak perawatan,

menangis meronta-ronta. Tindakan ini dilakukan pada anak sehat berumur 3-6 tahun.
Sedasi (Farmakologi)

Teknik ini efektif digunakan pada anak-anak yang kurang kooperatif dan tidak mau dilakukan
perawatan. Obat-obatan yang bersifat sedative dapat digunakan dalam beberapa cara yaitu
secara oral, intravena, intramuscular, dan inhalasi. (andlaw). Banyak obat-obatan dan
kombinasinya telah digunakan untuk sedasi anak yang cemas, misalnya barbiturate, kloral
hidrat, hydroxyzine, neprobamate, dan diazepam.

2.3 Hasil Penilaian Simulasi pada Seluruh Kelompok


Penilaian SIMULASI KELOMPOK 7 A
Menurut kelompok kami, simulasi yang telah dilakukan oleh kelompok 7B sudah
cukup bagus. Mulai dari teknik komunikasi, TSD dan HOME yang dilakukan
kepada pasien. Di sini kami hanya memberi saran kepada kelompok 7A mengenai
vidionya, seharusnya di vidio ada tulisan pertemuan pertama, kedua dan ketiga
pada pemutaran vidio tidak terlihat jelas saat pertemuan pertama ke pertemuan
kedua. Walaupun dipercakapannya jika didengarkan sendiri akan terdengar
pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Tetapi saat menonton vidionya rame-rame
tidak kedengaran. Maka ada baiknya dituliskan di vidio hari pertama, kedua dan
ketiga.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 7 B
1. Komunikasi dokter-pasien dalam membina hubungan telah diberikan dengan
baik yaitu dokter telah memberikan salam dan bersikap menunjukkan rasa
tertarik pada pasien dan menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian
terhadap masalah yang dihadapi pasien selama wawancara dan menggunakan
intonasi suara, jeda waktu, kontak mata, dan sikap tubuh yang menunjukkan
perhatian.
2. Dalam membuka diskusi juga telah diberikan baik seperti memberi
kesempatan pada pasien untuk mengemukakan keluhannya dan menjelaskan
atau membuat agenda untuk kunjungannya tetapi perlu perbaikan pada
menanyakan karena dokter tidak menanyakan kepada pasien ataupun kepada
orang tuanya tentang apa ada lagi yang mau disampaikan untuk menyatakan
kita memiliki perhatian penuh.
3. Dalam mengumpulkan informasi hanya beberapa yang diberikan dengan baik
seperti dokter telah membuat resume dan memberi pasien kesempatan untuk
mengkoreksi atau menambah informasi dan ada juga yang perlu perbaikan
sepeti dokter tidak menggunakan pertanyaan terbuka pada pasien dan tidak
melakukan klarifikasi hal-hal yang perlu penjelasan khusus.
4. Dalam mengerti harapan pasien telah diberikan dengan baik yaitu seperti
menanyakan kepercayaan pasien dan harapan terhadapa penyakit dan
pengobatan serta merespons setiap peryataan yang disampaikan pasien

tentang pendapat dan perasaannya, hanya satu yang perlu perbaikan yaitu
dokter tidak menanyakan tiap peristiwa dalam hidupnya, lingkungan, serta
orang lain yang mempengaruhi kesehatan pasien.
5. Dalam berbagi informasi diberikan dengan baik yaitu seperti mengetahui
pemahaman pasien terhadap rencana terapi yang dilakukan hanya perlu
perbaikan pada dokter tidak menanyakan tentang hal-hal yang masih belum
jelas.
6. Dalam mencapai kesepakatan telah diberikan dengan baik seperti dokter telah
melibatkan pasien dalam memilih dan membuat keputusan bersama.
7. Pada saat dibagian penutup juga telah diberikan dengan baik yaitu dokter
telah menjelaskan waktu control atau bila terjadi sesuatu, dan orang yang
harus dihubungi.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 8 A
1
2

Dokter kurang menyambut anak dengan baik.


Tidak melakukan pendekatan dan komunikasi dengan anak. Hanya dengan

orang tua.
Memberikan jadwal kunjungan secara sepihak tanpa bertanya kesediaan

orang tua maupun pasien.


Wawancara medis dengan orang tua dan pasien terjadi di pertemuan kedua,

bukan pertemuan pertama.


Terlalu terburu-buru dalam mengambil tindakan, misalnya anak belum tenang

sudah disuruh naik ke dental unit.


Teknik Home dan TSD dilakukan tidak tepat. Seharusnya, HOME merupakan

teknik yang paling akhir dilakukan setelah semua teknik gagal dilakukan.
Orang tua tidak diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal atau

penjelasan yang kurang jelas maupun waktu kunjungan berikutnya.


Dokter berperilaku kurang sopan dan terlalu cepat dalam mengambil

kesimpulan.
9 Dokter tidak membuat resume.
10 Penutup tidak diberikan dengan baik.
Langkah-langkah yang telah dilakukan dengan baik :
1

Dokter tidak menggunakan istilah-istilah medis dalam memberikan

penjelasan kepada orang tua maupun pasien anak.


Dokter telah melibatkan orang tua dalam menentukan tindakan ataupun
perawatan yang akan dilakukan.

Penilaian SIMULASI KELOMPOK 8 B


1

Dokter hanya berkomunikasi dengan orang tua pasien, seharusnya dokter juga
berkomunikasi dengan pasien anak. Karena usia anak yang sudah menginjak

2
3
4

7 tahun, anak bisa menyampaikan keluhannya sendiri.


Dokter tidak memberikan kartu nama ataupun kontak yang bisa dihubungi.
Dokter tidak memberikan obat.
Dalam video, suara dokter, perawat, orangtua dan pasien anak tidak terlalu
jelas.

Langkah-langkah yang telah dilakukan dengan baik :


Dokter gigi telah melakukan wawancara medis berdasarkan Fundamental Four
dan Sacred Seven dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien
anak maupun orangtua.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 9 A
1

Membina hubungan
Saat awal pertemuan dokter tidak memberikan salam kepada anak, dokter
hanya memberikan salam kepada orang tua pasien. Itupun dokter tidak
besalaman, hanya sebatas mengucapkan selamat pagi kepada orang tua pasien.
Kemudian dokter hanya berdiri di belakang meja tidak menyambut pasien anak
dengan baik padahal saat itu anak takut untuk diperiksa giginya. Sehingga tidak
ada kehangatan antara dokter dengan pasien anak. Dokter sudah menggunakan
kata-kata yang menunjukkan perhatian terhadap masalah pasien. Kontak mata,

intonasi dan jeda waktu saat komunikasi sudah diberikan dengan baik.
Membuka diskusi
Dokter sudah dengan baik memberi kesempatan pasien untuk mengemukakan
keluhannya. Tetapi dokter tidak menanyakan apa ada lagi yang mau
disampaikan? kepada pasien. Dokter sudah dengan baik membuat agenda
untuk kunjungan berikutnya.

Mengumpulkan informasi
Dokter sudah dengan baik melakukan komunikasi untuk memperoleh informasi
mengenai pasien. Mulai dari dokter menanyakan hal-hal yang sering dilakukan

pasien seperti makan coklat dan permen tetapi tidak menyikat giginya.
Mengerti harapan pasien

Dokter sudah menanyakan tentang riwayat keluarga pasien yang mungkin


mempengaruhi kondisi pasien. Dokter sudah dengan baik merespon setiap
5

pernyataan yang disampaikan pasien.


Berbagi informasi
Dokter tidak memberikan informasi dan menjelaskan kepada pasien mengenai
rencana pengobatan yang akan dilakukan. Dokter juga tidak menanyakan

mengenai hal-hal yang tidak dipahami oleh pasien.


Mencapai kesepakatan
Dalam hal ini, dokter tidak melibatkan orang tua dalam menentukan tindakan
pengobatan yang akan dilakukan, seharusnya dokter menjelaskan kepada orang
tua anak bahwa gigi anak harus ditambal dan menjelaskan proses penambalan
tersebut serta menanyakan kepada orang tua setuju atau tidak dengan
pengobatan tersebut. Tapi dalam hal agar anak mau diperiksa giginya, dokter
sudah dengan baik menjelaskan kepada orang tua teknik-teknik apa saja yang
akan dilakukan dan dokter juga meminta izin kepada orang tua untuk dilakukan

teknik HOME.
Penutup
Dokter tidak ada member kesempatan kepada pasien untuk bertanya hal yang
kurang jelas mengenai kunjungan berikutnya. Tetapi dokter sudah cukup baik
memberikan nomor yang harus dihubungi ketika terjadi sesuatu.

Penilaian SIMULASI KELOMPOK 9 B


1. Dokter menyambut anak dengan baik.
2. Melakukan pendekatan dan komunikasi dengan orang tua dan anak dengan
baik.
3. Memberikan jadwal kunjungan secara sepihak tanpa bertanya kesediaan
orang tua maupun pasien.
4. Orang tua tidak diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal atau
penjelasan yang kurang jelas maupun waktu kunjungan berikutnya.
5. Lebih baik yang memberika nomor telefonnya ialah dokter itu sendiri, bukan
perawat. Agar pasien lebih percaya.
6. Dokter tidak membuat resume.
7. Dokter memberikan hadiah ke pasien anak agar pasien anak itu senang. Itu
merupakan hal yang baik.
Langkah-langkah yang telah dilakukan dengan baik :

Dokter gigi telah melakukan wawancara medis berdasarkan Fundamental Four


dan Sacred Seven dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien
anak maupun orangtua.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 10 A
1. Komunikasi dokter-pasien dalam membina hubungan telah diberikan dengan
baik yaitu dokter telah memberikan salam dan bersikap menunjukkan rasa
tertarik pada pasien dan menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian
terhadap masalah yang dihadapi pasien selama wawancara dan menggunakan
intonasi suara, jeda waktu, kontak mata, dan sikap tubuh yang menunjukkan
perhatian.
2. Dalam membuka diskusi juga telah diberikan baik seperti memberi
kesempatan pada pasien untuk mengemukakan keluhannya dan menjelaskan
atau membuat agenda untuk kunjungan berikutnya.
3. Dalam mengumpulkan informasi, juga telah diberikan dengan baik oleh
dokter, dokter bertanya yang membuat ibu menjawab dengan bercerita
keluhan dari pasien anak.
4. Pada hari kedua, dokter menunjukkan keragu-raguan untuk melakukan
tindakan perawatan dan malah bertanya kepada orang tua pasien mau
melakukan perawatan atau apa. Seharusnya dokter mampu memberikan
informasi, memiliki pemahaman apa yang hendak dijalankan. Hal ini bisa
saja membuat pasien atau orang tua pasien kehilangan kepercayaan kepada
dokter.
5. Pada bagian penutup sudah diberikan dengan baik. Dokter banyak berbagi
informasi kepada pasien tersebut. Tetapi, pemberian nomor kontak untuk
dihubungi jika terjadi sesuatu tidak dilakukan.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 10 B
1 Membina hubungan
Pada saat bertemu dengan pasien anak dan orang tuanya, dokter gigi

tidak

mendekati pasien anak secara langsung. Tetapi selain itu, dokter tetap bersikap
peduli dan berinteraksi baik kepada anak maupun orang tua. Intonasi suara, jeda
waktu, kontak mata, dan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian sudah
diberikan dengan baik.
2 Membuka diskusi

Pada saat berdiskusi, dokter gigi tidak menanyakan informasi tambahan yang
mungkin dapat terlewatkan dengan pertanyaan apa ada lagi yang mau
disampaikan?.
3 Mengumpulkan informasi
Disini dokter gigi telah melakukan wawancara medis dengan cukup baik dengan
cara menggunakan pertanyaan terbuka pada pasien, melakukan klarifikasi dengan
pertanyaan ya/tidak, membuat resume dan memberi pasien waktu untuk
mengkoreksi atau menambah informasi, juga membuat transisi yang efektif untuk
pertanyaan tambahan.
4 Mengerti harapan pasien
Dokter gigi mempertanyakan faktor yang mungkin mempengaruhi kesehatan
pasien, menanyakan keadaan pasien anak secara langsung, dan merespons secara
eksplisit terhadap pernyataan pasien tentang situasinya.
5 Berbagi informasi
Yang menjadi kekurangan dokter gigi disini adalah tidak menanyakan klarifikasi
pengertian pasien terhadap penjelasannya.
6 Mencapai kesepakatan
Dokter gigi perlu lebih melibatkan pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan baik terhadap pasien anak dan orang tua, serta menanyakan
kesanggupan orang tua untuk mengikuti rencana terapi.
7 Penutup
Pada bagian akhir, dokter gigi tidak memberikan

waktu kontrol/rencana

kunjungan berikutnya ataupun kontak yang bisa dihubungi.


Penilaian SIMULASI KELOMPOK 11 A
1 Dokter kurang berinteraksi dengan pasien anak saat wawancara.
2 Teknik pendekatan HOME seharusnya dilakukan setelah melakukan semua
3

teknik pendekatan.
Pada saat pemberian penjelasan kepada orang tua pasien perlu diperbaiki,
yaitu sebaiknya dokter memberikan penjelasan kepada orang tua sesuai pada
tempatnya, artinya jangan dibiarkan orang tua pasien berdiri pada saat

mendengarkan penjelasan dari dokter dan sebaiknya lebih dikondisikan.


Fundamental Four dan Sacred Seven tidak lengkap.

Penilaian SIMULASI KELOMPOK 11 B


1. Intonasinya bagus.
2. Cara penyampaiannya bagus.
3. Mempunyai interaksi yang baik dengan pasien anak.

4. Melakukan teknik pendekatan dengan baik.


5. Fundamental Four dan Sacred Seven-nya tidak lengkap.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 12 A
1

Membina hubungan
Dalam memberikan salam dan bersikap menunjukankan rasa tertarik pada
pasien sebagai individu sudah diberikan dengan baik dengan cara dokter yang
menyapa pasien, tetapi dalam kontak mata perlu di perbaiki karena dokter
hanya melakukan kontak mata kepada orang tua dan sikap tubuh dokter juga

sebaiknya lebih condong kedepan agar menunjukan perhatian .


Membuka diskusi
Dokter tidak memeberikan kesempatan untuk mengemukakan keluhannya
tanpa interupsi, dan tidak menanyakan apa ada lagi yang mau
disampaikan ? Tetapi dalam menjelaskan atau membuat agenda untuk
kunjungan sudah diberikan dokter dengan baik.

Mengumpulkan informasi
Dalam mengumpulkan informasi masih banyak yang harus diperbaiki, dialog
antara dokter dan ibu pasien tidak menggunkan pedoman wawancara medis
Fundamental Four, maupun Sacred Seven misalnya location, dokter tidak
menyanyakan lokasi keluhan pasien tersebut dan dokter juga tidak
memberikan pasien kesempatan untuk mengkoreksi atau menambah
informasi, misalnya dokter tidak menjelaskan bagaimana sistem penambalan

kepada pasien maupun orang tua .


Mengerti harapan pasien
Dokter tidak menanyakan kepercayaan pasien, kepedulian dan harapan
terhadap penyakit dan pengobatan tetapi dalam tetapi dalam merespon
pertanyaan yang disampaikan pasien sudah diberikan dengan baik misalnya
pasien bertanya ini apa dok yang tajam-tajam ini dokternya mengatakan

untuk membersihkan gigi pasien.


Berbagi informasi
Dalam berbagi informasi sudah diberikan dengan baik hanya saja dokter tidak

menannyakan tentang hal-hal yang masih belum jelas.


Mencapai kesepakatan
Dalam mencapai kesepakatan dokter telah memberikan dengan baik,

misalnya dokter menanyakan kapan si pasien mau berobat.


Penutup
Dokter telah memberikan kesimpulan hasil perawatan mau pun saran saran
kedepannya, dan dokter juga telah menanyakan rencana pasien pada

kunjungan berikutnya namun dokter tidak menanyakan hal yang kurang jelas
pada pertemuan berikutnya.
Penilaian SIMULASI KELOMPOK 12 B
1

Membina hubungan
Dalam memberikan salam, Dokter gigi perlu perbaikan. Seharusnya Dokter
gigi juga memberi salam kepada sang anak sebagai langkah awal untuk
menunjukkan rasa tertarik pada pasien dan juga bersalaman pada ibunya.
Dokter gigi kurang menunjukkan sikap perhatian kepada Bobi yang ditandai
tidak adanya tanya jawab antara Dokter gigi dengan Bobi ketika wawancara
medik yang mengakibatkan tidak adanya kehangatan antara Dokter gigi
dengan pasien anak. Intonasi suara, jeda waktu, sikap tubuh sudah diberikan
dengan baik, akan tetapi kontak mata perlu perbaikan, dimana Dokter gigi

bolak-balik melihat kearah bawah, tidak sepenuhnya fokus ke pasien.


Membuka diskusi
Pada saat berdiskusi, Dokter gigi tidak menanyakan kepada pasien seperti

apa ada yang ingin disampaikan lagi?


Mengumpulkan informasi
Dalam melakukan komunikasi untuk mengumpulkan informasi mengenai
pasien, Dokter gigi perlu perbaikan. Dimana dalam video tersebut, Dokter
gigi mengumpulkan informasinya di akhir setelah dilakukan penambalan.

Seharusnya dilakukan sebelum pengobatan gigi pasien anak tersebut.


Mengerti harapan pasien
Dokter gigi sudah memberikan kepedulian yang baik kepada pasien seperti
jadi setelah ini giginya harus rajin dirawat dan harus rajin sikat gigi, ibu juga
harus menjaga pola makan si Bobi, jangan memberi makanan yang manismanis. Akan tetapi, Dokter gigi tidak memberikan pertanyaan kepada pasien

mengenai peristiwa yang terjadi di lingkungan keluarga ataupun sekitarnya.


Berbagi informasi
Dokter gigi sudah memberikan informasi dengan baik seperti waktu menyikat
gigi yang baik dan menjelaskan kepada pasien mengenai pengobatan yang

akan dijalani serta prosedurnya dengan teknik pendekatan modelling.


Mencapai kesepakatan
Dokter gigi membuat keputusan sepihak terhadap pengobatan pasien anak
tersebut, tanpa berdiskusi lebih lanjut dengan pasien ataupun orang tuanya.
Orang tua juga harusnya lebih interaktif dengan Dokter gigi mengenai

pengobatan yang akan dilakukan kepada anaknya.


Penutup

Dokter gigi tidak ada menanyakan hal yang kurang jelas kepada pasien
ataupun orang tua pasien, tidak mendiskusikan untuk jadwal kunjungan
berikutnya serta tidak memberikan kartu nama untuk yang bisa dihubungi
oleh pasien ataupun orangtua jika terjadi sesuatu. Akan tetapi doter gigi sudah
memberikan respon yang baik di akhir pertemuannya seperti mengingatkan
bobi untuk rajin sikat gigi dan juga mengantarkan pasien sampai ke luar
ruang praktiknya.

BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari simulasi pendekatan tingkah laku
anak dalam perawatan gigi, untuk tindakan yang seharusnya dokter gigi
lakukan pada kasus satu yaitu dapat dilakukan dengan teknik pendekatan
HOME (Hand Over Mouth Exercise) yang berfungsi untuk mendapatkan
perhatian si pasien anak, karena ini merupakan kunjungannya yang ke-3 dan si
pasien anak tetap tidak mau mendengarkan perkataan dokter. Namun sebelum
melakukam teknik pendekatan HOME, peru kita pastikan bahwa kita sudah
mencoba semua teknik pendekatan seperti komunikasi, Tell-Show-Do,
Modelling, Desentisasi, dsb. Dan jangan lupa setelah melakukam HOME, kita
juga harus meakukan penjelasan kepada si pasien anak (mengklarifikasi)
bahwa kita bukan marah kepadanya agar ia tidak takut lagi datang ke klinik
gigi. Dan di akhir waktu, ada baiknya kita memberikan pujian kepada si
pasien anak dan bisa juga memberikannya hadiah karena keberanian si pasien
anak(reinforcement). Kemudian untuk kasus kedua , dokter gigi dapat
melakukan teknik pendekatan dengan komunikasi terebih dahulu, karena
komunikasi merupakan kunci utama untuk penanggulangan perilaku anak.
Dokter gigi harus melakukan komunikasi dengan anak baik melalui
komunikasi verbal maupun nonverbal agar tercipta hubungan yang baik
dengan anak dan menghilangkan rasa takutnya sehingga menimbulkan
kepercayaan diri. Jika kepercayaan diri pada anak telah timbul, maka anak

berpotensi menjadi kooperatif dan dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.


Setelah melakukan teknik komunikasi, dalam pemeriksaan dan perawatan gigi
pasien anak, dokter gigi dapat melakukan teknik tell-show-do. Teknik tsd
memiliki esensi tell(memberitahu) anak tentang perawatan yang akan
dilakukan dan peralatan yang akan digunakan dengan bahasa yang sederhana
agar anak dapat mengerti, show(menunjukkan) kepada anak objek yang sesuai
dengan yang telah diberitahu sebelumnya tanpa menimbulkan rasa takut, dan
do (melakukan tindakan) sesuai dengan apa yang telah diberitahu dan
ditunjukkan kepada anak. Setelah anak memahami prosedur apa yang akan
dilakukan barulah perawatan akan dimulai. Ketika perawatan sudah selesai,
ada baiknya doktek melakukan teknik endekaatan reinforcement Karena pada
umumnya anak akan senang jika prestasi yang telah ditunjukkannya dihargai
dan diberi hadiah. Oleh sebab itu teknik ini dapat digunakan sebagai
pendekatan tingkah laku dan perawatan pasien anak, dengan syarat anak mau
mengikuti perintah dan bersikap kooperatif atau dapat diajak bekerja sama
dokter gigi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanti EA, Heriandi YY. Pengelolaan Anak Nonkooperatif pada perawatan
gigi (pendekatan nonfarmakologik) 2001; 6(1): 12-17.
2. Mychanesya N. Triad of concern case report. 18 Maret 2014.
https://kompositpsmkgi.wordpress.com/2014/03/18/triad-of-concern-case-reportfkg-usu/ (21 November 2016).
3.

Soeparmin S. Pengendalian tingkah laku anak dalam praktek kedokteran gigi.

http://unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/PENGENDALIANTINGKAH-LAKU-ANAK.pdf (Juli 2014).

Anda mungkin juga menyukai