Anda di halaman 1dari 5

BAB V

DISKUSI KASUS

Teori Kasus
Etiologi : Pasien pernah
menderita demam
Demam rematik.
hilang timbul dan
Ditandai dengan kriteria Jones, dimana dibagi atas
disertai keringat
kriteria mayor dan minor.
dingin
1. Kriteria mayor yaitu :
Karditis
Poliartritis
Syndenham Chorea
Eritema marginatum
Nodul subkutan
2. Kriteria minor yaitu :
Arthralgia migratory
Demam
Peningkatan ESR, CRP atau leukositosis
Pemanjangan interval PR pada EKG
3. Bukti infeksi streptokokus
ASTO
Kultur positif pada tenggorokan dengan adanya
Streptokokus Grup A

Ditegakkan dengan dua kriteria mayor atau satu


kriteria mayor ditambah dua kriteria minor dan
dengan adanya bukti positif infeksi Streptokokus.

Diagnosis : Sesak nafa dialami


sejak 2 tahun
1. Anamnesis :
lalu, memberat 1
cepat lelah, sesak nafas bila
minggu SMRS,
aktivitas (dyspnea d effort) yang
DOE dan OP
makin lama makin 23 berat
dijumpai. Riwayat
PND dan OP dapat positif pada Nyeri dada
kasus MS yang berat dijumpai sejak
Irama jantung berdebar dapat tahun 2014, os
ditemukan jika sudah terjadi menyatakan nyeri
fibrilasi atrium dada bersifat
Batuk darah dapat terjadi karena hilang timbul,
pecah nya kapiler pulmonalis dirasakan di bagian
oleh karena tingginya tekanan tengah dada dan
arteri pulmonalis tidak menjalar
2. Pemeriksaan fisik : serta tidak ada

Dijumpai malar facial flush, durasi tertentu

gambaran pipi yang merah Demam disertai

keunguan akibat curah jantung keringat dingin

yang rendah dijumpai

Peningkatan TVJ karena gagal Dijumpai murmur

jantung kanan diastolik dengan

Pada asukultasi dapat dijumpai tipe EDM dengan

suara S1 mengeras yang ,asih grade 3/4

dapat terjadi jika pergerakan katup Dijumpai

masih fleksibel, S2 akan mengeras peningkatan TVJ

sebagai tanda hipertensi R+2 cmH2O

pulmonalis.
Pada EKG : Irama
Terdengar murmur diastolik pada
dasar: Atrial
auskultasi.
Fibrilasi, QRS rate 25
3. Pemeriksaan penunjang :
60 x/menit.
EKG : dijumpai P mitral, RVH,
Gelombang P: sulit
AF dapat dijumpai.
dinilai, aksis: RAD
Foto Thorax : pembesaran atrium
Interval PR: Sulit
kiri dan ventrikel kanan; kongesti
dinilai.
vena pulmonalis; edema paru
Kompleks QRS,
interstisial; redistribusi pembuluh
bentuk normal,
darah paru ke lobus bagian atas;
durasi 0,04 second.
kalsifikasi katup mitralis
ST change (-),
gelombang T
normal.

Foto Thorax :
CCTR: 62%
Trakea di Medial.
Segmen Aorta
menonjol, segmen
pulmonal normal.
Pinggang jantung
datar.
Tidak tampak
infiltrate pada
kedua lapangan
paru.
Kedua sudut
kostofrenikus
lancip.

Terapi Bed rest


O2 2-4 L/i
Dapat digunakan untuk megobati gejala kongesti
via nasal
pada mitral stenosis.
kanul
Beta-blocker, antagonis channel kalsium atau digoxin
IVFD NaCl
dapat digunakan untuk melambatkan denyut jika
0,9% 10
sudah terjadi atrial fibrilasi.
gtt/i
Antikoagulan dapat digunakan digunakan pada
(mikro)
pasien MS ringan atau onset <6 bulan dengan atrial
Inj.
fibrilasi. Pada keadaan ini, terapi antikoagulan dapat
Furosemide
diberikan 3 minggu sebelum dilakukan kardioversi.
20mg / 12
Pasien yang sudah dapat kembali ke irama sinus,
jam
dapat diberikan terapi antikoagulan jangka panjang,
Bisoprolol
dan dapat digunakan warfarin. Terapi antikoagulan
2 x 2,5 mg
dengan target INR 2-3 dapat diindikasikan pada
pasien dengan natrial fibrilasi yang permanen atau Simarc 1 x
paroksismal. Pada pasien dengan irama sinus, 2 mg
antikoagulan diindikasikan untuk mencegah emboli, Captopril 3
atau jika sudah terdapat emboli di atrium kiri. x 12,5 mg
Koreksi bedah dapat dilakukan jika emboli tetap ada
walaupun sudah di terapi.
BAB VI
KESIMPULAN

Ny. RS, berusia 57 tahun di diagnosa dengan CHF Fc III ec MS ec susp. RHD + AF NVR +
HHD
- Bed rest
- O2 2-4 L/i via nasal kanul
- IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i (mikro)
- Inj. Furosemide 20mg / 12 jam
- Bisoprolol 2 x 2,5 mg
- Simarc 1 x 2 mg
- Captopril 3 x 12,5 mg

Anda mungkin juga menyukai