Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN SKILL LAB

BLOK 19 CHILDREN
“Menganalisis kemampuan Interpretasi Analisis Model Cetakan Gigi”

Dosen Fasilitator :

Drg. Sri Pandu Utami, M.Si

Drg. Leny Sang Surya M.K.M

Disusun Oleh :

Muhammmad Jmhari (1710070110044)

Trini Salsadila (1710070110045)

Rosa Gusmi Putri (1710070110046)

Shendy Suardi (1710070110047)

Rahma Nadila Syari (1710070110048)

Aulia Tiara Sani (1710070110049)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Menganalisis
kemampuan Interpretasi Radiografi analisis Model Cetakan Gigi “ sebagai salah
satu syarat guna memenuhi proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drg.


Sri Pandu Utami, M.Si dan Drg. Leny Sang Surya M.K.M selaku pembimbing
yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah luput dari segala kekurangan dan
keterbatasan sehingga masih belum sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi
peningkatan kemampuan penyusunan pada masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah


pengetahuan kita dan mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh semua
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata
yang kurang berkenan.

Padang, 25 Juni 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan pada perkembangan oklusi di gigi sulung dapat


mempengaruhi hubungan oklusi gigi permanen. Periode pergantian dari gigi
sulung akan mempengaruhi beberapa faktor seperti fungsional, estetik, dan oklusi.
Apabila factor-faktor tersebut terganggu maka akan muncul beberapa
masalah yang akan mempengaruhi perkembangan oklusi dan gigi permanen.
Ketika gangguan tersebut muncul diperlukan tindakan perbaikan untuk
memperbaiki proses normal dari perkembangan oklusi (Mc Donald RE, 2015).

Periode gigi sulung penting dalam perkembangan gigi anak, apabila


terdapat kerusakan seperti karies yang besar pada gigi sulung dan tidak dapat
dirawat maka gigi harus dicabut sebelum waktunya waktu erupsi atau yang dapat
disebut dengan premature loss. Prevalensi premature loss gigi desidui yang
dilaporkan pada beberapa penelitian berkisar antar 4,3 % sampai dengan 42,6 %.
Gigi sulung yang tanggal secara dini dapat disebabkan oleh berbagai
penyebab, yaitu kecelakaan, anak terjatuh sehingga giginya perlu dilakukan
pencabutan, gigi rusak akibat karies yang besar dan tidak dapat lagi dilakukan
perawatan sehingga menjadi sumber infeksi jika tidak dilakukan tindakan
ekstraksi, dan juga oleh karena adanya resorbsi yang terlalu cepat pada akar gigi
sulung (Sigh G, 2015).

Kehilangan gigi sulung secara dini dapat menimbulkan migrasi gigi


dapat secara mesial-distal (mesial drifting) atau vertikal (ekstrusi) sehingga
mengakibatkan kehilangan lebar lengkung rahang, defisit pada perkembangan
dento-alveolar atau dentoalveolar-maksila, ganguan pertumbuhan pada gigi
permanen, gangguan hubungan inter-maksila dan oklusi dinamis, gangguan
fungsional dari sistem stomatognatik, dan lain sebagainya. Salah satu rencana
perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan korektif, tindakan ini
dilakukan saat terjadi gangguan oklusi untuk memperbaiki proses perkembangan
oklusi (Kennedy DB, 1992).

Gigi sulung yang mengalami premature loss harus segera ditangani dengan
space management agar tidak menyebabkan kehilangan ruangan akibat premature
loss (New Delhi, 2012).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Premature Loss

Premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui yang sudah tanggal
sebelum waktunya sementara gigi permanen pengganti belum tumbuh.
Penyebabnya selain karena trauma yang mengakibatkan gigi tanggal awal, juga
karies yang parah sehingga menyebabkan gigi harus dicabut. Selain itu, adanya
kelainan kongenital menyebabkan gigi tidak tumbuh (anodonsia), di samping
juga karena penyakit periodontal yang parah menyebabkan gigi goyah (luksasi)
dan harus dicabut sebelum waktunya. Terdapatnya keganasan neoplasma juga
menyebabkan gigi harus dicabut sebelum waktunya. Selain itu, adanya penyakit
sistemik yang mengganggu pola tumbuh kembang rahang juga menyebabkan gigi
tanggal sebelum waktunya. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan waktu
tanggal gigi desidui dan waktu tumbuh gigi permanen (Cameron, 2013).

Premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui yang sudah


tanggal sebelum waktunya sementara gigi permanen pengganti belum tumbuh.
Penyebabnya selain karena trauma yang mengakibatkan gigi tanggal awal, juga
karies yang parah sehingga menyebabkan gigi harus dicabut. Selain itu, adanya
kelainan kongenital menyebabkan gigi tidak tumbuh (anodonsia), di samping
juga karena penyakit periodontal yang parah menyebabkan gigi goyah (luksasi)
dan harus dicabut sebelum waktunya. Terdapatnya keganasan neoplasma juga
menyebabkan gigi harus dicabut sebelum waktunya. Selain itu, adanya penyakit
sistemik yang mengganggu pola tumbuh kembang rahang juga menyebabkan gigi
tanggal sebelum waktunya. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan waktu tanggal
gigi desidui dan waktu tumbuh gigi permanen (Cameron, 2013).

Adapun pada sisi yang lain, intervensi yang tepat pada waktunya terhadap
ruang pada lengkung rahang dapat mempertahankan ruang untuk erupsi gigi
permanen. Kunci dari manajemen pertahanan ruang pada desidui adalah
mengetahui masalah yang mana yang harus dirawat (Das, 2009). Kehilangan
caninus atau molar pertama desidui menyebabkan pergeseran mesial/distalgigi
sebelahnya. Kehilangan gigi incisivus jarang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang rahang (Finn, 2014).

Premature loss menyebabkan terjadinya perubahan pada panjang lengkung


gigi. Lengkung gigi yang tadinya cukup untuk menampung gigi yang akan tumbuh,
menjadi berkurang karena pergeseran gigi di sampingnya sehingga memperkecil
area kosong yang ada. Kehilangan gigi juga mengakibatkan terjadinya gangguan
fungsi pengunyahan, anak menjadi tidak dapat makan dengan baik karena
beberapa gigi tidak dapat berfungsi maksimal. Beberapa pasien anak yang ditemui
mempunyai gangguan estetis, anak menjadi tidak percaya diri, sehingga
mengganggu penampilan. Terdapatnya gangguan bicara sehingga anak tidak dapat
mengucapkan kata dengan jelas, kadang mendesis karena gigi anteriornya tidak
ada. Ketidakberadaan gigi juga menyebabkan perkembangan kebiasaan buruk
pasien, misal pasien menjadi mengunyah satu sisi sehingga sisi lainnya penuh
karang gigi. Munculnya masalah psikologis lainnya, ialah anak menjadi rendah
diri serta tidak percaya diri. Adapun secara klinis, tampak pergeseran gigi
menempati ruang yang ada (Finn, 2014).

2.2 Space Maintainer

2.2.1 Pengertian Space Maintainer

Space maintainer merupakan piranti yang digunakan untuk menjaga ruang


akibat kehilangan dini gigi sulung, alat ini dipasang diantara dua gigi .Fungsi dari
space maintener adalah mencegah pergeseran dari gigi keruang yang terjadi akibat
pencabutan dini..mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini,
memperbaiki fungsi pengunyahan, memperbaiki fungsi estetik dan fungsi
berbicara setelah pencabutan dini (Raharjo P, 2012).

2.2.2 Indikasi Space Maintainer

Penggunaan space maintener paling sering dilakukan pada kehilangan gigi


molar sulung rahang bawah maupun rahang atas, baik unilateral maupun
bilateral. Indikasi penggunaan space maintainer, antara lain kehilangan gigi
sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung
tersebut dan analisis ruang menyatakan masih terdapat ruang yang memungkinkan
untuk gigi permanennya. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya
menempatkan lidah di tempat yang kosong atau menghisap bibir maka
pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan sambil memberi efek
menghilangkan kebiasaan buruk, adanya tanda-tanda penyempitan ruang dan
kebersihan mulut yang baik. Adapun waktu yang tepat penggunaan space
maintainer adalah segera setelah kehilangan gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi
penutupan ruang setelah 6 bulan kehilangan gigi ( Ferawati, 2008).

2.2.3 Kontraindikasi Space Maintainer

Kontraindikasi penggunaan space maintener, antara lain tidak terdapat


tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi, kekurangan
ruang untuk erupsi gigi permanen, ruangan yang berlebihan untuk gigi
tetapnya erupsi, kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga
memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan orthodontik dan gigi permanen
penggantinya tidak ada. Pada beberapa keadaan penggunaan space maintainer
tidak diaplikasikan pada anak, yaitu jika gigi yang tanggal sebelum waktunya
adalah gigi insisivus sulung, maka pemasangan space maintainer tidak perlu
karena pertumbuhan daerah ini ke arah transversal sangat laju dan pergeseran gigi-
gigi kaninus ke arah mesial hampir tidak ada (Foster TD, 2008).

2.2.4 Jenis Space Maintainer

Space maintainer secara umum dikelompokkan menjadi dua katagori, yaitu


lepasan dan cekat. Space maintainer lepasan digunakan untuk periode yang
relatif singkat, biasanya sampai 1 tahun. Sedangkan space maintainer cekat
jika didesain dengan baik, tidak merusak jaringan rongga mulut dibandingkan
dengan space maintainer lepasan, dan kurang begitu mengganggu bagi pasien.
Oleh karena itu, piranti ini dapat digunakan untuk waktu yang lebih panjang,
biasanya sampai 2 tahun (Sartika L.2008).
Space maintainer lepasan digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu
kuadran lebih dari satu gigi. Piranti lepasan ini sering merupakan satu-satunya
pilihan karena tidak adanya gigi penyangga yang sesuai untuk piranti cekat; dapat
ditambahkan gigi artifisial untuk mengembalikan fungsi kunyah dan estetik.
Piranti ini digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah yang telah
kehilangan gigi bilateral lebih dari satu, juga digunakan pada kasus tanggalnya
gigi molar kedua sulung sebelum erupsi molar pertama permanen. Space
maintainer GTS memiliki konstruksi yang sederhana, pergerakan fungsional
baik dan biaya yang relatif murah. Pembersihan GTS dan gigi yang tepat penting
untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru. Piranti
space maintainer lepasan dari berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk pasien
anak yang mempunyai masalah karies dan kebersihan mulut yang jelek. Masalah
yang sering adalah ketidaktelatenan penggunaan piranti tersebut sehingga fungsi
space maintainer tidak tercapai dan piranti jarang dibersihkan sehingga
menyebabkan iritasi jaringan mulut (Sartika L.2008).

Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering digunakan
dalam klinik, yaitu band- loop, crown-loop, distal shoe, dan lingual arch.
Band and loop space maintainer dirancang untuk mempertahankan ruang dari
tanggalnya satu gigi dalam satu kuadran. Piranti ini digunakan pada kasus
tanggalnya gigi molar pertama sulung dan molar kedua sulung secara dini
untuk mencegah migrasi ke mesial yang berhubungan dengan erupsi gigi molar
pertama permanen, selain itu alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi
kaninus sulung secara dini untuk mencegah pergerakan insisivus lateral
permanen. Band and loop ini lebih disukai karena proses pembuatannya lebih
mudah, waktu kerja yang singkat, tidak perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu
untuk pemasangan band karena tidak ada preparasi yang dilakukan pada gigi,
pengaplikasiaannya mudah dan lebih ekonomis. Jenis crown loop biasa
digunakan pada kasus gigi abutment bagian posterior yang mengalami karies luas
dan memerlukan restorasi mahkota, gigi abutment pernah mendapat perawatan
pulpa sehingga mahkota perlu dilindungi secara menyeluruh. Keuntungannya
adalah konstruksinya tampak lebih ringan, ekonomis, memperbaiki fungsi kunyah,
tidak menghalangi erupsi gigi antagonis. Distal shoe space maintainer, digunakan
jika molar kedua sulung hilang sebelum erupsi molar pertama permanen.
Fungsinya adalah untuk menuntun erupsi molar pertama permanen ke posisinya
yang normal dalam lengkung rahang. Adapun kontraindikasi dari penggunaan alat
ini ialah pada pasien dengan oral hygiene yang jelek, keadaan hilangnya beberapa
gigi sehingga abutment kurang mendukung aloi yang disemen, dan kurangnya
kerja sama dari pasien dan orang tua (Brandom D, 2008)

Crown-loop space maintainer digunakan saat distal shoe merupakan


kontraindikasi. Perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan piranti
lepasan atau cekat yang tidak memasuki jaringan tetapi memberi tekanan pada
ridge mesial molar permanen yang belum erupsi (Barberia E, 2006)

Space maintainer lingual arch pasif merupakan space maintainer pilihan


setelah kehilangan banyak gigi pada lengkung RA/RB, terutama jika insisivus
permanen RB terlihat crowded. Piranti ini digunakan sebagai space maintainer
bilateral cekat pada RB dan bersifat pasif karena tidak dapat diatur begitu disemen
pada molar kedua sulung. Adapun keuntungan piranti ini, yaitu karies gigi rendah,
ekonomis, dan adaptasi dengan pasien lebih baik (Maniate J, 2014).
2.3 Menganalisis kemampuan Interpretasi Radiografi analisis Model
Cetakan Gigi

Rahang atas Rahang Bawah

Keterangan :

Gigi permanen yang sudah erupsi :

Gigi 16 : umur erupsi gigi 6-7 tahun

Gigi 26 : umur erupsi gigi 6-7 tahun

Gigi 31 : umur erupsi gigi 6-7 tahun

Gigi 32 : umur erupsi gigi 7-8 tahun

Gigi 41 : umur erupsi gigi 6-7 tahun

Gigi 42 : umur erupsi gigi 7-8 tahun

Gigi 36 : umur erupsi gigi 6-7 tahun

Gigi 46 : umur erupsi gigi 6-7 tahun

Gigi desidui yang missing :

64, 65, 73, 74,75, 84, 85


2.4 ODONTOGRAM

Keterangan :

O : Gigi yang belum erupsi

X : Gigi yang missing

PRE : Parsial erupsi

Rahang Atas Rahang Bawah


Gigi 51Karies Distal Gigi 73 : Missing

Gigi 54 : Karies Oklusal Gigi 74 : Mising

Gigi 61 : Karies Mesial Gigi 75 : Missing

Gigi 62 : Karies Mesial Gigi 83 : Missing

Gigi 63 : Karies Distal Gigi 84 : Missing

Gigi 64 : Missing Gigi 84 : Missing

Gigi 65 : Missing

Gigi 16 : Parsial Erupsi


2.5 Diagnosa Pada Kasus

1. Menurut Klasifikasi Karies Gigi GV. Black


Gigi 51 ( Klas IV)

Gigi 54 (Klas II)

Gigi 61 ( Klas IV)

Gigi 62 (Klas IV)

Gigi 63 (Klas IV)

2. Premature Loss Rahang Atas ( pada gigi 64,65) dan Rahang Bawah ( pada
gigi 73,74,75, 84, 85)

2.6 Rencana Perawatan


1. Pada gigi yang karies : gigi 51, 54, 61,62,63 dilakukan pembersihan karies
dan restorasi
2. Perawatan pada rahang atas dan rahang bawah yang premature loss yaitu
Space Maintainer Lepasan
Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran
lebih dari satu gigi. Alat lepasan ini sering merupakan satu-satunya
pilihan karena tidak adanya gigi penyangga yang sesuai untuk alat cekat.
Alat ini dapat ditambahkan gigi-gigi artificial untuk mengembalikan
fungsi estetik.

Gambar: Space Maintainer Lepasan


Alat ini digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah dimana telah
kehilangan gigi bilateral lebih dari satu, alat ini juga digunakan pada kasus
tanggalnya gigi M2 sulung sebelum erupsi M1 permanen. space maintainer GTS
memiliki konstruksi yang sederhana, pergerakan fungsional baik dan biaya yang
relatif murah. Pembersihan GTS dan gigi yang tepat penting untuk mengurangi
kemungkinan berkembangnya lesi karies yang baru, alat space maintainer lepasan
dari berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk pasien anak yang mempunyai
masalah karies dan kebersihan mulut yang jelek. Masalah yang sering timbul dari
pemakaian alat ini adalah malasnya anak memakai alat sehingga fungsi space
maintainer tidak tercapai dan alat jarang dibersihkan sehingga menyebabkan
iritasi jaringan mulut.

Penentuan keberhasilan perawatan space maintainer tidak terlepas dari


peran orang tua yang besar. Pada pemasangan space maintainer lepasan, anak dan
orang tua harus diberi tahu bagaimana cara memasang, melepaskannya dan
memeliharanya. Pemasangan alat ini dilakukan di depan kaca, sehingga pasien
dapat melihatnya, kemudian pasien diminta untuk mencoba memasang alat sendiri
di depan operator dan orangtuanya. Space maintainer lepasan harus dilepas pada
waktu tidur dan direndam dalam air. Setiap hari pasien harus memakai alat ini dan
rajin membersihkan agar penggunaannya dapat maksimal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal, dapat menyebabkan
semakin besar kemungkinan terjadi pergeseran gigi. Usaha untuk mencegah
pergesaeran gigi yang diakibatkan oleh premature loss adalah dengan
menggunakan alat space maintainer. Space maintainer adalah alat yang bersifat
pasif dan berfungsi untuk menjaga jarak mesiodistal, ruangan akibat pencabutan
gigi desidui yang terlalu awal dan memelihara gerak fungsional. Meskipun
berguna dalam mempertahankan ruang bekas pencabutan tetapi penggunaan space
maintainer terkadang menimbulkan kerusakan pada jaringan lunak mulut terutama
pada penggunaannya dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, indikasi dan kontra
indikasinya harus diperhatikan dengan baik agar perawatan dapat berhasil sesuai
dengan yang diharapkan.
3.2 Saran

Penggunaan space maintainer sangat dibutuhkan untuk mencegah


kelainan rongga mulut yang akan terjadi akibat pencabutan dini gigi sulung.
Piranti space maintainer yang digunakan disesuaikan dengan kondisi gigi sulung
yang tanggal dini, keadaan rongga mulut anak, dan sikap kooperatif dari anak dan
orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Widya Medika;
1992.

Barberia E. Free-end space maintener: disain, penggunaan dan keuntungnya. J Clin


Pediatric 2006; 31(1):5-8.

Brandon D. Space maintener. alabama pediatric dential associatio and


orthodontic.PediatricDentistry,2006.Diakses:www.slideshare.net/dentistryin
fo/management-of-space-in-pediatric-dent...Februari 2014

Cameron. Caries in Children, Handbook of Pediatric Dentistry, CV


Mosby, USA. Chapter 1. 2013

Das, Beena, dan Azher. Oral health status of 6 and 12 year old school going
children in Bangalore city: An epidemiological study, J. Indian Soc
Pedod Prevent Dent, Kamataka, India. 2009; 27(1). 6-8.

Ferawati, Penatalaksanaan band loop sebagai space maintener pada prematur


loos gigi molar sulung, USU e- repositori; 2008

Foster TD. Buku ajar ortodonsi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2000.

Finn. Pediatric Dentistry, Mosby & Co, USA, 2014;161-166.

Mc Donald RE, Hennon DK, Avery DR. Managing space problem: In Dentistry

Maniate J. Perawatan spaice maintener pada kedokteran gigi anak. Diakses


www.slideshare.net/dentistryinfo/management-of-space-in-pediatric-dent.

Februari 2014 for the children and adolescent. 10th Ed. Mosby. 2015.
p.721-726.

McDonald, Ralph.E. Dentistry for the child and adolescent. St. Louis: The CV
Mosby Company;1987.

New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2012. p.156-159.


Kennedy DB. Konservasi gigi anak. Translate: Narlan S, Sri HS. Edisi 3.
Jakarta. 1992. hal.1-10.

Raharjo P, Ortodonti dasar. Edisi ke-2. Surabaya: Pusat penerbitan dan pencetakan
Unair (AUP); 2012. p.100-2.

Sigh G. Textbook of orthodontics. 2nd Edition. New Delhi: Jaypee Brothers


Medical Publishers. 2015. p.563-571.

Suwendra VS. Principlces and practice of pedodontics. 3rd Edition.

Raharjo P, Ortodonti dasar. Edisi ke-2. Surabaya: Pusat penerbitan dan pencetakan
Unair (AUP); 2012. p.100-2.

Sartika L. Penatalaksanaan space maintener lepasan pada kehilangan gigi molar


susu bilateral. USU e–repositori 200

Anda mungkin juga menyukai