Anda di halaman 1dari 45

Macam-macam Kelainan

Maksila, Mandibula Dan


Temporo Mandibular Joint

Proffit WR,, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics, 4th


ed. Missouri: Mosby Elsevier, 2007
Craniofacial
Multifaktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Craniofacial

Ada 3 Faktor Utama


A. Penyebab Spesifik
B. Pengaruh Herediter
C. Pengaruh Lingkungan
A. Penyebab Spesifik :

1. Kelainan Perkembangan Embrionik


2. Kelainan Pertumbuhan Skeletal
3. Kelainan Perkembangan Dental

Note: Topik kelainan perkembangan dental akan


disampaikan pada Pleno oleh drg, Ika Anisyah Sp.
KGA)
Kelainan Perkembangan Embrionik

1. Cacat dalam perkembangan embrionik biasanya


menyebabkan kematian embrio

2. Sebanyak 20 % kehamilan trisemester awal berakhir


disebabkan oleh defek embriologis yang
mematikan, dan seringkali seorang Ibu tidak
menyadari hal ini.

3. Hanya sedikit kondisi kelainan perkembangan


embrionik yang memiliki kelangsungan hidup
jangka panjang

(Note: beberapa contoh kondisi kelainan perkembangan


embrionik disampaikan pada kuliah drg.Ayu Sukma sp. Ort
mengenai facial syndrome)
Variasi Penyebab Terjadinya Kelainan
Embrionik
Yaitu: kelainan genetik dan pengaruh lingkungan

• Bahan kimia dan agen lain yang mampu menghasilkan


defek embriologis jika diberikan pada waktu kritis disebut
teratogen.

• Teratogen biasanya menyebabkan cacat spesifik jika


ada pada level rendah tetapi jika diberikan pada level
dengan dosis yang lebih tinggi, memang memiliki efek
mematikan. Teratogen diketahui memproduksi masalah
kelainan Craniofacial (meliputi kelainan Maksila dan
mandibula)
Teratogen yang mempengaruhi
perkembangan Craniofacial
Tahap Awal Perkembangan
Craniofacial
• Perkembangan Embrionik:
Ada 5 tahap:
1. Pembentukan lapisan sel/ germ layer (ectoderm,
mesoderm, entoderm) dan pembentukan struktur
awal craniofacial.
2. Pembentukan sistem saraf (neural tube) dan
pembentukan awal dari oropharinx.
3. Populasi Puncak sel saraf (Neural Crest Cell) dan
sel lain berimigrasi, dan saling berinteraksi.
4. Formasi sistem organ, terutama pharyngeal arch
dan primer serta secondari palatum.
5. Tahap akhir Perkembangan dari skeletal, muscular
dan saraf.
Tahapan Embrionik Craniofacial
Dan Syndrome Yang Terkait

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 4

Tahap 5
Contoh Spesifik Kelainan Yang Mempengaruhi
Formasi Wajah Dan Rahang
(Maksila dan mandibula)
• Fetal Alcohol Syndrome (FAS):
1. Akibat terdampak konsumsi alkohol/ethanol yang
tinggi.
2. Karena kekurangan perkembangan jaringan pada
neural plate di tahap awal perkembangan
embrionik (Tahap 1).
3. Defisiensi perkembangan Maksila dan wajah
bagian tengah.
1. Fetal Alcohol Syndrome (FAS):

Fetal Alcohol Syndrome (FAS):

Beberapa kelainan abnormal yang spesifik pada bentuk wajah dan


hubungan rahang dapat dilacak saat tahap 1 dan tahap 2
perkembangan embrionik, contohnya pada FAS
2. Treacher Collin’s Syndrome
(Mandibulofacial Dysostosis)

• Terjadi karena gangguan pada


proses migrasi Sel Neural crest
(Tahap 3) sehingga kurangnya
jaringan mesenkimal :
• Maksila dan Mandibula tidak
berkembang dengan normal
• Salah satu penyebab nya :
teratogen obat Thalidomide

Banyak terjadi kelainan craniofacial pada tahap ke 3 perkembangan


embrionik, karena pada tahap ini banyak struktur wajah yang sedang
terbentuk.
Proses Migrasi neural crest dalam
membentuk struktur Craniofacial

Ket gambar: Proses migrasi terletak pada arah panah, apabila


terjadi gangguan maka struktur craniofacial akan terganggu
Gambaran Proses Migrasi Neural Crest
3. Hemifacial Microsomia
• Adanya masalah Unilateral dan asimetri
• Kurangnya jaringan lunak maupun keras
pada sisi wajah yang terkena.
• Telinga bagian eksternal serta mandibula dan
jaringan lunak ( otot )tidak terbentuk
sempurna
• Terjadi karena gangguan pada perkembangan
migrasi Sel Neural crest (tahap 3)
• Salah satu penyebab nya : teratogen obat
Thalidomide
4. Cleft Lip and Palate
(kelainan pada daerah maksila)

• Kelainan herediter yang paling umum


terjadi melibatkan wajah dan rahang..
• Terjadi pada tahap ke 4 perkembangan
embrionik
• Ketika proses fusion/ penyatuan dari
perkembangan wajah gagal terjadi karena
suatu gangguan
Cleft Lip And Palate
(kelainan pada daerah maksila)

• Tejadi karena kegagalan


proses bersatunya median
dan lateral nasal

• Biasanya terlihat pada


daerah bibir lateral dekat
midline atau pada kedua
sisi

• Gangguan pada proses


penyatuan lip dapat
mempengaruhi
Salah satu penyebabnya: ibu yang merokok,
pembentukan palatum
menimbulkan reaksi hipoksia (tdk
mendapat asupan oksigen yang cukup)
• 60 % individual dengan
yang mengganggu proses bersatunya
cleft lip disertai Palatal
median dan lateral nasal
Cleft
5. Synostosis Syndrome: Crouzon Syndrome

• Kelainan yang berupa


prematur (early)
penutupan sutura antara
cranial dan tulang wajah
(facial) disebut Synostosis
Syndrome

• Terjadi pada tahap ke 5


perkembangan embrionik

• Crouzon syndrome (salah


satu kelainan dari
synostosis):
Crouzon Syndrome
1. Gangguan perkembangan pada midface dan mata
yang tampaknya menonjol
2. penutupan sutura yang prematur pada superior dan
posterior maksila,
3. Penutupan sutura yang prematur meluas ke posterior
ke dalam cranium, maka terjadi distorsi dari
perkembangan cranial juga.
4. Penutupan sutura di bagian orbital mencegah maksila
berkembang ke bawah dan ke depan, maka terjadi
kelainan pada sepertiga tengah wajah.
5. mata yang menonjol karena adanya tekanan
intrakranial yang meningkat akibat synostosis.
Kelainan
Temporomandibular Joint
Klasifikasi kelainan herediter dan perkembangan
abnormal pada mandibular condyle di TMJ:

1. Hypoplasia/ Aplasia
2. Hiperplasia
3. Bifidity
Hypoplasia/Aplasia:
• Treacher Collin’s Syndrome
(Mandibulofacial
Dysostosis)
Wajah cembung, tidak
berkembangnya Zygoma,
maxila,mandibula, TMJ, otot
mastikasi.

• Hemifacial Microsomia:
Kurang berkembangnya
unilateral bagian condyle
dan Ramus mandibular.
Hyperplasia
• Enlargement of
mandibular
condyle,
• Unilateral
• Wajah asimetri

Etiologi : masih
kontroversial antara:
neoplasia, trauma,
infeksi, hormonal,
hypervaskular atau
herediter
Kelainan Pertumbuhan Skeletal
terdiri dari:

1. Trauma,
2. Gangguan fungsi otot,
3. Acromegaly dan Hemimandibular hypertropy
Trauma

Trauma Post natal trauma


at birth

Prenatal

Anatomic distribution of mandibular fractures. (Data from Olson


RA, Fonseca RJ, Zeitler DL, et al: Fractures of the mandible: A
review of 580 cases. J Oral Maxillofac Surg 40:23, 1982.
Trauma sebelum lahir/Prenatal

Posisi Janin di dalam rahim tidak


menguntungkan selama masa kehamilan
1. Pressure pada wajah:
Seperti adanya tekanan dari lengan yg
melintang wajah di dalam rahim, menyebabkan
kurang tumbuhnya area maxila
2. Kepala Janin membungkuk
dengan erat terhadap dada di
dalam rahim
• mencegah mandibula untuk berkembang ke arah
depan secara normal.

• Maka wkt lahir mandibula berukuran kecil dan


terkadang disertai cleft palate karena tekanan dari
mandibula lidah cenderung ke arah atas dan
mencegah penutupan bagian palatum

• Extrem defiensi pd mandibula saat lahir disebut


Pierre Robin Syndrome
2. Kepala janin membungkuk dengan
erat terhadap dada di dalam rahim
Trauma at Birth

Use of forcep /pressure pd


temporo mandibula
menyebabkan:
1. Pendarahan dalam ,
2. Jaringan lunak yang terganggu
3. perkembangan dari mandibula
terganggu.

 Cartilage of mandibular
condile: growth center yang
cukup penting
Trauma at Birth

• Forcep sering melukai daerah TMJ


• Terjadi Angkylosis pada sendi mandibula.
• Pada perkembangan awal di masa anak-anak
• Pertumbuhan Mandibula terhambat sangat parah
• Menyebabkan “ Vogelgesicht”
Postnatal

• Kecelakaan yang menyebabkan fracture pada


rahang, seperti pada leher condile cukup sering
terjadi

• Gambaran yg terjadi saat tumbuh adalah adanya


asimetri

• Maxilla secara normal tumbuh ke bawah dan ke


depan krn kombinasi dorongan dari belakang dmn
memanjangnya kranial base (komplit saat early
age)
• Dan tertarik ke depan oleh jaringan lunak yang
terbentuk. Lalu mandibula tertarik ke arah depan.

• Setelah trauma,terjadi problem pertumbuhan, luka


di daerah tersebut menyebabkan adanya
ketidakseimbangan tarikan jaringan lunak untuk
berkembang normal: maka terjadilah asimetri
mandibula
.
Kelainan otot
• Otot wajah dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang
dengan dua cara.
1. formasi otot yang melekat pada rahang tergantung
aktifitas otot.
2. otot merupakan jaringan lunak, apabila tumbuh normal
maka dapat berfungsi untuk gerakan rahang ke
bawah dan ke depan.

• Kelainan otot disebabkan dari masalah trauma prenatal


maupun pada proses kelahiran, namun paling banyak
disebabkan oleh kerusakan pada saraf motorik/ terjadi
atrofi otot sehingga kehilangan asupan dari saraf motor.
Ciri klinis gangguan otot:
• Terjadi gangguan
perkembangan pada salah
satu sisi bagian dari wajah

• Pada gangguan fungsi


otot yang lemah
membuat mandibula
downward: lengkung
maxilla sempit dan
anterior open bite.
Acromegaly dan Hemimandibular
Hypertrophy

1. Acromegaly disebabkan oleh anterior pituitary tumor:


mensekresi hormon pertumbuhan yang berlebihan.Terjadi
pertumbuhan mandibula yang berlebihan: terjadi skeletal klas III.

2. Hemimandibular Hypertrophy: Unilateral pertumbuhan


mandibula yang berlebihan, terjadi pada individual yang
terlihat metabolismenya normal. Namun terjadi ketika awal usia
10 atau paling lambat pada usia 30 tahun.
Acromegaly dan Hemimandibular
Hypertrophy

Acromegaly Hemimandibular Hypertrophy


Pengaruh Herediter:

• Dapat dilihat dari ciri-ciri klinis pada keluarganya:


tipe hidung, bentuk rahang, cara tersenyum.
Observasi anggota keluarga persamaan dan
perbedaan antara ibu-anak, bapak-anak, kakak-
adik.
Pengaruh Lingkungan:

• Pertumbuhan dan perkembangan wajah, rahang,


dan gigi yang berhubungan dengan aktifitas
fisiologis.Seorang individu yang melakukan
pekerjaan fisik berat memiliki otot yang lebih kuat
serta tulang yang lebih kuat daripada individu yang
tidak aktif. maka aktifitas fisiologis dapat
mempengaruhi pertumbuhan rahang serta menjadi
etiologi maloklusi. Latihan dan bentuk lain dari
terapi fisik menjadi bagian penting dari perawatan
ortodonti.
Contoh Pengaruh Lingkungan:
Bad Oral Habits
1. Menghisap ibu jari (Thumb Sucking)
2. Mendorong lidah (Tongue Trust)
3. Bernapas melalui mulut (mouth Breathing)
Terjadinya Maloklusi karena kebiasaan buruk
tergantung dari 3 Faktor:

1. Durasi : berapa jam per hari


2. Frekwensi : berapa kali sehari
3. Intensitas : berapa besar tekanan
yang diberikan
Ciri-ciri klinis kelainan lengkung rahang
maksila akibat kebiasaan buruk

1.Konstriksi dari lengkung rahang


maksila
Menghisap Ibu Jari
(Thumb Sucking)
Mempunyi efek negatif
bila tetap dilakukan :

• Saat fase gigi


bercampur dan gigi
permanen

• kebiasaan ini dilakukan


lebih dari usia 3 tahun,
Ciri klinis Intra Oral

Terjadi karena kombinasi tekanan jari,


tekanan otot pipi dan bibir
Mouth Breathing

• Extra Oral:
Adenoid long face
• Intra Oral
V maxillary arch,
deep palatal, sempit
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai