Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Necrotising Gingivitis, Necrotising Periodontitis dan Necrotising
Stomatitis tergolong sebagai penyakit periodontal yang serius. Ketiga
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri dan terjadi secara akut. Tidak
ada literature yang secara jelas menjelaskan perbedaan mendasar antara
necrotizing gingivitis dan necrotizing periodontitis. Sehingga pada tahun
1999, American Academy of Periodontics Classification System
menggolongkan Acute Necrotising Ulcerative Gingivitis (ANUG) ke
dalam Necrotising Periodontal Diseases, yaitu suatu gangguan pada gigi
dan mulut yang ditandai dengan proses ulserasi yang cepat dan progresif,
yang diawali pada ujung interdental papilla dan menyebar ke margo
gingivalis, sehingga terjadi nekrosis periodontal (Folayan, 2004).
Pemberian antibiotic yang tepat dan peningkatan status nutrisi
diketahui dapat meningkatkan kondisi pasien dengan ANUG dan
menurunkan insiden ANUG di Negara-negara berkembang. Hal ini
ditunjang oleh data yang menunjukkan di Negara-negara sub-saharan
Africa, penderita ANUG terbanyak ditemukan pada anak-anak berumur 3-
10 tahun. Peningkatan insidensi infeksi HIV berbanding lurus dengan
insidensi ANUG pada usia muda. Hal ini mengindikasikan, ANUG yang
terjadi pada usia muda berhubungan erat dengan infeksi HIV (Williams,
1993).
Acute Necrotizing Gingivitis merupakan suatu penyakit
infeksibakteri yang menyerang gusi, bersifat akut, nyeri hebat, dan dapat
disertai dengan pendarahan pada gusi. Tampilannya khas dengan adanya
lapisan putih keabu-abuan pada gusi yang terkena yaitu umumnya Pada
gusi diantara dua gigi. Terjadinya ANUG ini sangat erat kaitannya dengan
penurunan daya tahan tubuh seseorang. Selain pada infeksi HIV sering
terjadi pula pada seseorang dengan malnutrisi berat.
Berdasarkan data tersebut di atas, penulisan referat ini bertujuan
untuk mengetahui dan memahami pengertian dan penatalaksanaan ANUG.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Acute Necrotising Ulcerative Gingivitis


Acute necrotizing ulcerative gingivitis adalah keadaan lanjut dan
berat dari gingivitis, yang ditandai dengan rasa nyeri pada gusi, bleeding,
nekrosis interproximal papillae. Penyakit ini sering juga disebut sebagai
Vincent’s disease, Trench mouth, atau Fusospirochetal gingivitis. Adanya
proliferasi progresif dari bakteri anaerob rongga mulut merupakan etiologi
dari ANUG, sehingga ANUG digolongkan juga sebagai infeksi
oportunistik. Faktor resiko yang paling utama adalah psychological stress,
merokok, dan rendahnya status gizi seseorang. Defek leukosit atau
menurunnya imunitas juga sering menyebabkan ANUG. (Fatima et al,
2013).

Infeksi yang merusak jaringan, terutama pada gingiva interdental dan


marginal, yang ditandai oleh hilangnya sebagian dari papilla interdental,
perdarahan gingiva dan rasa sakit. Trench mouth (infeksi Vincent gingivitis
ulserativa nekrotik akut) adalah suatu infeksi gusi yang tidak menular dan

terasa nyeri, menyebabkan nyeri, demam dan kelelahan 1 .

Necrotizing gingivitis ulseratif (NUG) adalah suatu kondisi yang


mempengaruhi gusi yang disebabkan oleh infeksi bakteri/mikroba yang
mengganggu respon host. Ini adalah bentuk penyakit periodontal (gusi).
Tapi tidak seperti gingivitis bentuk lain, biasanya anug berkembang cepat
dan menyebabkan sedang sakit parah. “Necrotizing" berarti bahwa kondisi
tersebut terjadi kerusakan jaringan. "Ulseratif" mengacu pada luka yang
dapat muncul pada gusi.

Kondisi ini dulu dikenal sebagai akut gingivitis ulseratif nekrosis


(ANUG) dan penyakit Vincen. Selama Perang Dunia I, ANUG dikenal

sebagai penyakit mulut karena banyak tentara menderita itu 2 .

2
B. epidemilogi

Prevalensi ANUG muncul lebih rendah di United state dan Eropa


sebelum 1914. Pada sebuah studi di sebuah klinik dental di Prague,
Republik Ceko, insidensi ANUG dilaporkan 0,08 % pada pasien usia 15-
19 tahun; 0,05 % pada usia 20-24 tahun, dan 0,02 % pada usia 25-29
tahun.

ANUG terjadi pada semua usia, dimana insedensi yang banyak


dilaporkan pada usia 20-30 tahun dan 15-20 tahun. Tidak ditemukan pada
anak-anak di United State, Kanada, dan Eropa, tapi ditemukan pada
kelompok anak dengan sosial-ekonomi yang lemah di Negara yang masih
terbelakang. Di India, dari hasil studi di dapat bahwa 54-58 % pasien
adalah anak usia kurang dari 10 tahun. Di sekolah yang dipilih secara acak
di Nigeria, ANUG terjadi 11,3 % pada anak-anak usia 2-6 tahun, dan di
rumah sakit di Nigeria mencapai 23 % pasien usia kurang dari 10 tahun.
Dilaporkan umumnya terjadi pada kelompok keluarga yang memiliki
sosial-ekonomi lemah. ANUG lebih banyak terjadi pada anak-anak dengan
Down Syndrome.

ANUG terkenal di Eropa dan Amerika Utara beberapa abad yang


lalu. Negara-negara Barat ini melaporkan ANUG terutama di kalangan
personil militer. Sejauh 401BC, Xenophon menggambarkan entitas klinis
yang serupa dengan ANUG di mulut tentaranya. Bergeron pada tahun
1859 juga menggambarkan entitas penyakit serupa di antara tentara
Prancis yang bertugas dengannya. Beberapa kasus dilaporkan dalam
literatur di Eropa dan Indonesia.
Amerika Utara sebelum hubungannya dengan AIDS biasanya
berada di antara personil militer. Namun, dengan infeksi HIV yang meluas,
ANUG telah dikenal luas sebagai lesi yang sangat patognomonik terhadap
infeksi, terutama bila dilihat pada orang dewasa muda yang tampak sehat.
Laporan tentang prevalensi ANUG di antara pasien terinfeksi HIV
bervariasi antara 4,3% sampai 16,0%.

3
Berbeda sekali, penyakit ini masih sering terlihat di negara-negara
berkembang, terutama di Afrika Sub-Sahara dimana hal itu terjadi hampir
secara eksklusif di kalangan anak-anak miskin biasanya antara usia 3
tahun dan 10 tahun dari latar belakang sosial ekonomi rendah.
Pengamatan serupa juga telah dilaporkan di India. Di Nigeria,
penelitian berbasis rumah sakit di masa lalu menunjukkan bahwa kejadian
ANUG meningkat di antara anak-anak dengan prevalensi setinggi 23%
pada anak di bawah 10 tahun yang telah dilaporkan.
Asosiasi ANUG yang mungkin tinggi ini dengan anak-anak di
Afrika Sub-Sahara mungkin berkaitan dengan program kesejahteraan yang
buruk untuk anak-anak di negara-negara ini karena kesehatan anak tidak
diprioritaskan. Anak-anak ini, oleh karena itu, terekspos pada faktor risiko
yang diidentifikasi yang menjadi predisposisi mereka terhadap ANUG.

C. ETIOLOGI ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS


(ANUG)
Multifactorial bacteria fusiform bacillus, spirochetal, prevotella
intermedia, treponema, sellenomonas, fusobacterium. Predisposisi lokal
luka pada gingival. Presdisposisi sistemik defisiensi nutrisi, stress,
penyakit sistemik yang melemahkan sistem imun tubuh seperti AIDS,
leukemia dan anemia Plaut dan Vincent mengenalkan konsep ANUG
disebabkan oleh bakteri spesifik yaitu fusiform bacillus dan
spirochete. Lebih jelasnya loesche dan rekan mendeskripsikan adanya
berbagai flora yang konstanter dapat di ANUG. Flora tersebut terdiri
dari fusospirochetal dan juga bacteriode intermedius. Flora tersebut
merupakan tipe bakteri yg heterogen. Penemuan bakteri ini didasarkan
pada data imunologik, peningkatan IgG DAN IgM pada spirochetes
dan adanya Prevotella intermedia
Organisme/ bakteri anaerob utama yang terlibat adalah
fusobacterium necrophorum, Bacteroides meaningenicus spp.
Intermedius, sekarang diketahui sebagai Prevotella intermedia,
Fusobacterum nucleatum, porphyromonas gingivalis dan juga
trepanoma dan selemonas spps. Bakteri tersebut menghasilkan

4
bergbagai metabolisme yang dapat merusak. Contoh kolagenase,
fibrinolisin, endotoxins, higrogen sulfide, indole ammonia, asam
lemak, protease yang mampu menurunkan imunoglobin dan faktor
pelengkap serta zat penghambat neutrohpil chemotaxis.
Menurut Langlais, ANUG umumnya terjadi pada orang berusia 15-
25 tahun, terutama pelajar dan calon perwira militer selama masa-
masa meningkatnya stress dan menerunnya daya tahan hospes, serta
pada penderita HIV. Kebiasaan merokok, nutrisi yang buruk, kurang tidur
dan kebersihan mulut buruk merupakan faktor kontributornya.

D. Clinical Pattern dan Diagnosis


Ulkus yang terbentuk pada ANUG biasanya tampak dilapisi oleh
pseudomembrane putih keabu-abuan. Lapisan tersebut terbentuk dari
fibrin, jaringan nekrotik, leukosit, eritrosit, dan bakteri dalam jumlah
banyak. Perdarahan spontan dapat terjadi apabila pseudomembrane
diangkat atau disentuh. Lesi nekrotik berkembang dan meluas dengan
sangat cepat. Kebanyakan pasien ANUG memeriksakan diri ketika kondisi
sudah sangat berat dan lesi yang sangat luas (The American Academy of
Periodontology, 1999; Rowland, 1999; Barnes, 1973).
Pada fase lanjut, periodontal ligament dan tulang alveolar dapat
mengalami nekrosis, sehingga terjadi attachment loss. Keadaan ini disebut
Necrotising Periodontitis. Lesi dapat berkembang secara agresif dan
mengakibatkan destruksi dan nekrosis pada tulang yang lebih berat. Hal ini
sering terjadi pada pasien dengan HIV-seropositive. Apabila lesi nekrosis
berlanjut ke mucogingival junction, maka keadaan ini disebut sebagai
necrotizing stomatitis (Rathe et al, 2007).

5
Gambar 2.1 Gambaran ANUG (mynewsmile.com, 2014)

Gambar 2.1 menunjukkan gambaran ANUG. Tampak ada


perdarahan spontan pada margin gingiva dan interdental papillae. Selain
itu, lesi nekrotik tampak putih keabu-abuan dan sudah tampak adanya
attachment loss. Apabila keadaan ini dibiarkan, maka dapat terjadi
keadaan yang lebih buruk, yaitu necrotizing periodontal, necrotizing
stomatitis, hingga cancrum oris. Hal ini dapat digambarkan pada gambar
2.2.

ACUTE NECROTISING ULCERATIVE GINGIVITIS

NECROTISING ULCERATIVE PERIODONTITIS

NECROTISING STOMATITIS

CANCRUM ORIS

BRONKUS, BRONKIOLUS, ALVEOLUS PITA SUARA SISTEM PENCERNAAN

Gambar 2.2 Perjalanan penyakit ANUG local hingga sistemik


(Fatima et al, 2013).

MANIFESTASI & GAMBARAN KLINIS ACUTE NECROTIZING

6
ULCERATIVE GINGIVITIS (ANUG)

Gambaran Klinis ANUG 2,3


- Resesi interdental papilla, dapat meluas ke margin gingiva
- Tepi gingival ditutupi lapisan kelabu pseudomembran. Adanya
nekrosis interproksimal dan ulserasi (area yg nekrosis tersebut
tertutup oleh lapisan abu-abu putih yg disebut pseudomembran.
Pseudomembran ini terdiri dari sel-sel yg telah mati, bakteri dan
debris.

- Batas-batas mukosa gingival nampak adanya eritema


- Perdarahan spontan atau bleeding dari stimulus ringan. Keadaan
gusi yang merah, mengkilap, mudah berdarah ( perdarahan tersebut
merupakan hasil dari kerusakan pembuluh darah kecil pd jaringan
konektif yg normalnya dilindungi oleh jaringan epithelium)

- Karakteristik lesi yang berbentuk seperti cekungan kawah didaerah


interdental papil, kemudian meluas ke marginal gingival dan
jarang terjadi di attached gingiva dan mukosa oral. Sering disebut
“punched out papillae”. Kawah lesi tersebut tertutupi oleh
pseudromembran yg keabu- abuan, perbatasnnya dengan mukosa
dgn adanya garis erithema

- Pada ANUG ulsernya terbagi atas 2 yaitu lateral ulserasi dan


nekrosis serta deep ulserasi dan nekrosis. Berdasarkan fakta bahwa
jaringan ginggiva disuplai oleh 2 pembuluh darah utama. Pembuluh

7
darah supraperiosteal menyuplai gingival cekat, margin gingiva
dan bagian lateral papilla. Sedangkan pembuluh darah intrasellular
menyuplai sentral papilla

Manifestasi Klinis ANUG 2,3


- Lesi sangat sensitive terhadap tekanan/sentuhan
- Ada rasa sakit dan nyeri yg cepat. Kadang terasa perih sekali saat
mengunyah, makan makanan pedas atau panas.

- Mulut terasa seperti rasa logam


- Dari gejala ringan sampai sedang pada penyakit local
limpadenopati dan meningkatnya temperature tubuh sering terjadi.
Demam tinggi, leukositosis, meningkatnya denyut nadi, kehilangan
nafsu makan, dan kelesuan umum sering terjadi

Ekstraoral dan Tanda Sistemik dan Simptom

Acute Necrotizing Gingivitis merupakan suatu penyakit infeksi


bakteri yang menyerang gusi, bersifat akut, nyeri hebat, dan dapat disertai
dengan pendarahan pada gusi. Tampilannya khas dengan adanya lapisan
putih keabu-abuan pada gusi yang terkena yaitu umumnya pada gusi
diantara dua gigi. Terjadinya ANUG ini sangat erat kaitannya dengan
penurunan daya tahan tubuh seseorang. Selain pada infeksi HIV sering
terjadi pula pada seseorang dengan malnutrisi berat.

Clinical Course.

Clinical course bisa bervariasi. Jika tidak dirawat, NUG biga


menjadi NUP dengan destruksi yang progresif pada periodontium dan
resesi gingival, diikuti dengan penambahan keparahan pada komplikasi
sistemik.

Pindborg dan teman-teman, telah menjelaskan proses ini pada


NUG : (1) erosi hanya pada ujung interdental papilla; (2) lesi yang
berlanjut ke marginal gingival dan menyebabkan erosi lanjutan pada

8
papilla dan berpotensi menghilangkan seluruh papilla; (3) attached gingiva
juga terpengaruh; dan (4) pembukaan tulang.

Horning dan Cohen memperpanjang tahap dari penyakit oral


necrotizing seperti dibawah ini :

Tahap 1 : Necrosis pada ujung interdental papilla

Tahap 2 : Nekrosis seluruh bagian paila (19%)

Tahap 3 : Nekrosis berlanjut ke marginal gingival (21%)

Tahap 4 : Nekrosis juga berlanjut ke attached gingival (1%)

Tahap 5 : Nekrosis berlanjut ke mukosa bukal atau mukosa labial (6%)

Tahap 6 : Nekrosis membongkar tulang alveolar (1%)

Tahap 7 : Nekrosis melobangi kulit pipi (0%)

Menurut Horning dan Coben, tahap 1 adalah NUG, tahap dua bisa
NUG dan NUP karena kehilangan attachment juga bias terjadi, tahap 3 dan
4 cocok dengan NUP, tahap 5 dan 6 adalah necrotizing stomatitis, dan tahap
7 adalah noma.

Histopatologi.

Secara miskrokopis, lesi muncul sebagai inflamasi akut necrotizing


pada margin gingival menyertakan stratified squamous epithelium dan
underlying connective tissue. Permukaan epithelium dihancurkan dan
diganti dengan pseudomembranousmeshwork fibrin, sel nekrotik epithelial,
polimorfonuklear leukosit (PMNs dan neutrofil), dan berbagai tipe
mikroorganisme. Ini adalah zona yang terlihat secara klinis pada permukaan
pseudomembran. Jaringan pengikat yang mendasari ditandai dengan
hiperemi, dengan banyak kapiler tertelan dan infiltrasi yang bnayak dari
PMNs. Zona ini muncul sebagai linear eritem dibawah permukaan

9
pseudomembran. Banyak sel plasma akan muncul disekeliling infiltrasi; ini
diinterpretasikan sebagai daerah terbentuknya marginal gingivitis dimana
lesi akut menjadi superimposed.

E. PATOGENESIS ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE


GINGIVITIS (ANUG)
Adanya Lesi dengan inflamasi dan nekrosis di margin gingival
dilihat dengan munculnya pseudomembran (di dalam pseudomembran ini
terdapat stratified squamous epithelium yang rusak. Juga terdapat fibrin,

necrotic epithelial cells, PMNs dan mikroorganisme) 4,.

Adanya peradangan gusi marginal yang melibatkan kedua epitel


squamus stratified dan jaringan penghubung yg mendasarinya. Di area
dekat pseudomembran tersebut, epitheliumnya terlihat mengalami odema.
Lalu terjadi infiltrasi PMNs ke intercellular. Permukaan epitel menjadi
hancur dan digantikan oleh meshwork pseudomembran fibrin, sel nekrotik

dan sel sel PMN dan beberapa mikroorganisme. 4,5

Jaringan ikat dibawah epitel tersebut mengalami hyperemia (terjadi


perbesaran pembuluh darah, banyak infiltrasi PMNs, disertai resesi dari
epithelium dan jaringan ikat. Dan juga terjadi perdarahan) Serta munculnya
sel plasma numerous di pinggiran infiltrasi. Pada area perbatas epithelium
dan jaringan ikat tersebut epitelnya membengkak dan adanya sel sel

berdegenerasi 4,5.

Patogenesis ANUG berdasarkan stress sebagai factor predisposisi.


Stress di percaya sebagai predeposisi dari ANUG dikarenakan
meningkatnya sekresi adrenocortical ( 2 kelenjar yang terletak diatas
masing-masing ginjal, berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah
& respon terhadap stress & infeksi). ANUG bisa juga di sebabkan karena
pelepasan zat P, sebuah hormone peptide yang menekan imun spesifik &
non spesifik. Ini menyebabkan kondisi pasien berubah dalam asupan

10
nutrisi dan kebersihan rongga mulut.
F. PENULARAN

Istilah penularan merupakan kemampuan untuk memelihara penularan


dengan cara alami. Contoh : kontak langsung melalui air minum,
makanan, alat makan, udara, atau vektor arthropoda. ANUG sering terjadi
pada kelompok orang yang menggunakan dapur bersama, penyakit ini
ditularkan oleh bakteri melalui peralatan makan.

G. DIAGNOSA BANDING ACUTE NECROTIZING


ULCERATIVE GINGIVITIS (ANUG)
Beberapa penyakit menghasilkan lesi dengan gambaran yang
mirip dengan ANUG, lesi-lesi tersebut yaitu:

1. Gingivostomatitis herpetic primer

2. Necrotizing Ulserative Periodontitis (NUP)


Necrotizing Ulcerative Periodontitis merupakan tahap lanjut
dari Necrotizing Ulcertive Gingivitis, manifestasi klinis pada NUP
sangat mirip dengan Acute Necrotizing Ulcertive Gingivitis, akan
tetapi kondisi ini juga menyerang struktur periodonsium yg lebih
dalam yaitu “bone loss” seperti tulang alveolar.

Pada sebuh penelitian, Bakteri yg ditemukan pada Acute


Necrotizing Ulcertive Gingivitis dan Necrotizing Ulcerative
Periodontitis juga sama yaitu treponema and species selenomonas
dan fuscobacteri nucleatum .

11
3. Gingivitis deskuamatif

4. Leukemia akut

Pasien datang dengan keluhan ada pembengkakan gingiva


lokal dan terdapat ulser pada gingiva bagian lingual pada gigi 46.
Leukimia akut juga dianggap sebagai diagnosis diferensial pada
kasus ini karena manifestasi klinis yang mirip yaitu terdapat
jaringan gingival yang nekrosis dan 'menekan-keluar', ulserasi
melibatkan papilla interdental dan kadang-kadang margin gingiva.
Ulser ditutupi oleh pseudomembran abu- abu kehijauan dan
dikelilingi oleh margin eritematosa. Gingiva mengalami perdarahan
dan terasa nyeri, dan halitosis sering ditemui. Kasus lanjut mungkin

melibatkan malaise, serviks limfadenopati dan demam 6.


Perbedaannya dengan ANUG dari Hasil Hematologi pada
pasien mengungkapkan adanya karakteristik kadar anemia
hemoglobin yang rendah. Jumlah trombosit yang sangat
rendahmenunjukkan adanyatrombositopenia. Jumlah sel putih yang
tinggi hadir dan jumlah diferensial dari sel darah putih

12
mengungkapkan elevasi yang signifikan pada monosit. ESR

jugaterlalu tinggi.Hasil ini menegakkan diagnosis leukemia akut 6.


Manifestasi oral khas leukemia akut yaitu pembengkakan
gingiva, ulserasimulut, gingival perdarahan spontan, petechiae,

mukosa yang pucat, infeksi herpes dan candidiasis 6.

5. Agranulositosis
Merupakan penyakit pada bidang periodonsia yang

memiliki kehancuran jaringan periodontium sangat parah.

H. PEMERIKSAAN

Berdasarkan penemuan klinis. Smear bakteri digunakan untuk


menguatkan diagnosis klinis. Uji mikroskopis dari biopsi spesimen tidak
cukup spesifik untuk didiagnosi. Bisa digunakan untuk membedakan
ANUG dari infeksi spesifik seperti TBC, namun tidak untuk ANUG dari
kondisi akut necrotizing yang lain seperti yang terjadi akibat trauma atau
obat escharotics. Pada pemeriksaan foto rontgen, processus alveolaris
terkikis atau hilang.

I. Penatalaksanaan Acute Necrotising Ulcerative Gingivitis

Perawatan Lokal

1. Identifikasi faktor-faktor predisposisi seperti stres, malnutrisi, berbagai


penyakit sistemik seperti measles dan hepatitis

13
2. Menghilangkan faktor-faktor iritasi lokal seperti plak dan kalkulus serta
pembersihan jaringan nekrotik. Scaling dan debridement diikuti dengan
penggunaan obat kumur seperti 0,5% hydrogen peroxide atau 0,1%
chlorhexidine. Lesi ANUG memberikan respon baik terhadap perawatan
lokal dalam waktu 48 jam.

Perawatan Sistemik

Penicilline atau tetracyline 250 sampai 500mg diberikan 4 kali


sehari selama 5 hari. Metronidazole tablet 200 mg diberikan pada pasien
yang alergi terhadap penicilline dengan dosis 3 kli sehari untuk 3 – 5 hari

Penatalaksanaan ANUG terdiri atas dua langkah, yaitu;


penatalaksanaan fase akut dan maintenance. Secara umum kedua langkah
penatalaksanaan ANUG bertujuan untuk menghilangkan factor penyebab
dan factor yang memperburuk proses inflamasi dan nekrosis pada pasien.

1. Penatalaksanaan fase akut


Pada penatalaksanaan fase akut, penanganan difokuskan pada
penghilangan rasa nyeri dan mengurangi aktifitas penyakit (radang dan
nekrosis). Tujuan utama adalah agar pasien dapat kembali makan dan
minum secara normal, tanpa menderita rasa sakit. Apabila nutrisi dapat
kembali dipenuhi, diharapkan status gizi yang membaik akan turut
memperbaiki kondisi gigi dan mulut pasien.
Oxidizing agent (H2O2 3%) dapat digunakan untuk membersihkan
gingiva agar lebih mudah saat dilakukan debridement dari jaringan yang
mengalami inflamasi dan nekrosis (Wennström, 1979).
Penyebab ANUG seringkali merupakan infeksi campuran dari lebih
dari 1 bakteri, seperti; P. Intermedia, Fusobacterium, dan spirochaeta
(Borrelia, Treponema). Oleh karena itu, beberapa sumber menyarankan
agar terapi obat yang diberikan adalah yang bersifat broad spectrum
antibiotic, yaitu golongan nitroimidazole (American Academy of
Periodontology, 2010). Analgesik, seperti asam mefenamat bisa digunakan
untuk menghilangkan rasa nyeri yang timbul.
2. Maintenance

14
Pasien disarankan untuk melakukan kontrol rutin untuk observasi
dan melihat perkembangan ANUG. Selain itu, pada saat kontrol juga
dilakukan pembersihan dari jaringan nekrotik yang masih mungkin
muncul pada proses penyembuhan. Pasien diedukasi agar meminimalisir
timbulnya luka akibat trauma mekanik pada mulut. Pengobatan dan nutrisi
yang adekuat juga sangat mempengaruhi kesembuhan pasien. Oleh karena
itu, pasien diedukasi agar meminum obat yang diresepkan, serta
memenuhi gizi seimbang. Apabila diketahui underlying disease,
pengobatan spesifik dapat dilakukan pada pasien agar tidak terjadi
penyakit serupa dikemudian hari.
J. KOMPLIKASI

Pasien biasanya bisa berjalan dan mempunyai komplikasi yang


minimum. Lokal lymphadenopati dan kenaikan temperatur adalah ciri
umum dari tahap ringan dan sedang penyakit ini. Pada kasus yang parah,
ada tanda komplikasi sistemik seperti demam tinggi, kenaikan denyut
jantung, leukositisis, kehilangan nafsu makan, kelemahan umum. Reaksi
sistemik lebih bahaya pada anak-anak. Insomnia, konstipasi, gangguan GI,
sakit kepala, dan depresi mental terkadang mengikuti kondisi ini.

BAB III
KESIMPULAN

Ginggivitis ulseratif nekrosis akut dikenal juga sebagai Vincent’s

15
syndrome dan trench mouth, adalah peradangan destruktif yang terjadi pada gusi
akibat infeksi bakteri; yang berkembang akut progresif cepat. ANUG bisa terjadi
pada keadaan mulut bebas dari penyakit gingiva, bisa juga tumpang tindih dengan
penyakit gingiva kronis yang telah ada. Lesi berbentuk seperti kawah (ulkus) pada
bagian proksimal dengan daerah nekrosis yang luas, ditutupi / tidak ditutupi
lapisan pseudomembran berwarna putih keabu-abuan.

Stres dan perokok berat adalah faktor risiko utama untuk ANUG.
Selain stress dan merokok, faktor risiko lain yang meningkatkan angka
kejadian ANUG adalah kebersihan mulut yang buruk, gizi kurang, infeksi
pada rongga mulut dan tenggorokan dan sistem imun yang lemah seperti
pada pasien HIV/AIDS. Semua faktor risiko tersebut mendorong
peningkatan pertumbuhan bakteri penyebab ANUG.

ANUG disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk bakteri anaerob


seperti P. intermedia, Fusobacterium, dan spirochaeta seperti Borrelia serta
Treponema (American Academy of Periodontology, 2010).

 Nyeri gusi berat, walau tidak ada penekanan pada gusi

 Gusi bengkak, merah, dan mudah berdarah

 Gingival berkeratin, gaung luka diantara gigi dan gusi

 Mulut berbau

16
 Demam (jarang terjadi)

 Pembesaran limfonodi di kepala, leher, atau rahang.

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dengan ditemukannya


gejala dan tanda yang timbul pada ANUG, pemeriksaan fisik rongga
mulut. Perbedaan antara ANUG dengan penyakit gusi yang lain yaitu:

 Pada ANUG, nyeri dirasakan dengan sangat walaupun tidak ada


penekanan pada gusi.

 Segitiga lancip gusi di antara kedua gigi tidak lagi lancip, melainkan
mendatar atau menurun, bahkan menghilang.

 ANUG berkembang lebih cepat dibanding perkembangan penyakit


gusi yang lain.

 Pada pemeriksaan foto rontgen, processus alveolaris terkikis atau


hilang.

Perawatan ANUG mencakup:

 Penyingkiran inflamasi akut, disertai perawatan penyakit gingiva atas


periodontal kronis yang bertumpang tindih dengan lesi ANUG
maupun yang berada pada daerah lainnya di rongga mulut.

 Penyingkiran simtom toksik seperti demam dan malaise.

 Koreksi kondisi sistemik yang turut berperan dalam memicu maupun


perkembangan perubahan pada gingiva

DAFTAR PUSTAKA

Barnes GP, Bowles WF, Carter HG. 1973. Acute necrotizing ulcerative gingivitis:
A survey of 218 cases. J Periodontol. 44:35–42

17
Fatima, Z, A Bey, and ND Gupta. 2013. 'Conservative Management Of Acute
Necrotizing Ulcerative Gingivitis In Lactating Female'. Intl Dental J
Student Research 1.4. 42-46. Print.
Folayan, M.O. 2004. 'The Epidemiology, Etiology And Pathophysiology Of Acute
Necrotizing Ulcerative Gingivitis Associated With Malnutrition'. The
Journal of Contemporary Dental Practice 5.3. 1-10. Print.
Mynewsmile.com,. 'Trench Mouth'. N.p., 2014. Web. 29 Jan. 2015.
Rathe, Florian et al. 2009. 'Necrotising Periodontal Diseases'. Ann Conf New
Working Group in Periodontology 4.2. 93-104. Print.

Rowland RW. 1999. Necrotizing ulcerative gingivitis. Ann Periodontol. 4:65–73

The American Academy of Periodontology: Consensus report. 1999. The


necrotizing periodontal diseases. Ann Periodontol. 4:74–78.

Williams, D.M. 1993. 'Classification And Diagnostic Criteria Of Oral Lesion In


HIV Infection'. J Oral Path Med 2.2. 289-291. Print.

Wennström J, Lindhe J. 1979. Effect of hydrogen peroxide on developing plaque


and gingivitis in man. J Clin Periodontol. 6:115–130.

18

Anda mungkin juga menyukai