Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ORAL LICHEN PLANUS

NAMA : DEWI AYU SEPTIANA

NIM : J530195036

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

I. DEFINISI

Oral Lichen planus berasal dari kata yunani “ leichen” yang berarti lumut. “planus” yang
berarti datar. Oral lichen planus adalah suatu penyakit autoimun, mukokutaneus kronik yang
dapat menyerang rongga mulut (vijai., et al 2016).Kecenderungan terjadinya penyakit oral
lichen planus wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan presentase perbandingan 2:1
dengan usia >40 tahun (Hartanto and Kallarakal 2017).

II. ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui, namun beberapa faktor yang memperparah atau dapat
menimbulkan oral lichen planus diantaranya adalah

a. Keturunan/ genetik
b. Autoimun
c. Obat obatan
Pencillins, Antihypertensive agent, diuretic, tetracyclines
d. Stress
Stres dapat mempengaruhi pengembangan dan eksaserbasi gangguan yang
berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh seperti infeksi, kanker dan penyakit
autoimun. Stres dapat mengubah respon imun terhadap antigen dan mengubah
kemampuan sel untuk ekspresi peptida ke agen limfosit T. Hal ini mempengaruhi
hasil akhir dari efek stres pada sistem kekebalan tubuh meliputi tingkat keparahan
dan jenis, durasi stres, dan sistem kekebalan tubuh yang terkena sebagai
contohcrowding stres menyebabkan peningkatan limfosit rangsangan antigen
(Rinawati., et al 2016)
e. Kebiasaan buruk
Makan makanan pedas
III. GAMBARAN KLINIS
1. Keratotic (reticular, popular, plaque-like)
2. Non-keratotic (erosive, atrophic and bullous)

a. reticular

reticulum halus berwarna putih dengan lesi seperti sisik pada permukaan kulit,
sehingga terlihat seperti garis garis putih yang disebut wickham’s striae. Gambaran
berupa garis putih atau striae yang simetris bilateral ditemukan pada memberan mukosa
bukal ventral, dorsal lidah
(Balraj., et al 2017)
b. popular : terdapat lesi padat yan menonjol pada permukaan kulit ukuran <1 cm. papul
pada mukosa bukal.
Gambaran berupa papul putih kecil (0,5-1 mm) dengan striae yang halus disekitar lesi.

C. plaque-type
tipe ini terletak pada permukaan dorsal lidah dan mukosa bukal.

(Alsarraf., et al 2019)
d. atropic
Gambarannya berupa lesi merah yang difus. Tipe ini biasanya bersamaan denga tipe
lainnya. Sebagai contoh terdapat garis putih/strae (retikular) dengan dasar yang eritem.

d. erosi
lesi jaringan lunak dimana epitel diatas lapisan basal menghilang.

e.bula
suatu benjolan berisi cairan, berbatas tegas bening diameter kurang dari 1 cm
IV. PATOGENESIS

Oral lichen planus disebabkan oleh inflamasi kronik yang dimediasi oleh sel T, belum
diketahui pasti penyebab utama OLP tetapi banyak literature beranggapan bahwa sel epitel yang
rusak dapat memicu terjadinya OLP.

Sel mononuclear seperti makrofag dan sel T akan menginfiltrasi sampai lamina propia
pada bagian superfisial berdekatan dengan membran basalis. Sel T akan mengenali keratinosit
sebagai antigen . setelah aktifasi sel T CD8 akan menginduksi apoptosis keratinosit dan
memediasi sitokin seperti (IL 1, IL 8, IL 10, IL 12 dan TNF-alfa ) yang akan menimbulkan
inflamasi lebih lanjut (Ghanci., et al 2016)

V. Diagnosis banding

No Nama penyakit Persamaan Perbedaan


1 Leukoplakia tidak dapat dihapus Etiologi : penggunan tembakau
Histopatologi : tidak kehilangan sel
basal
2. Neurodermatitis Secara anamnesis Neurodermatitis : perubahan kulit
rasa gatal dengan terjadi karena hiperpigmentasi disertai
kulit menebal plak dan gambaran likuefaksi yang
tegas
OLC: adanya bercak kemerahan
diawali macula eritematosa kemudian
menimbulkan papula berwarna
keunguan.
3 Lupus 1. adanya pattern lichenoid dan
lesi erosif atau inflamasi
eritematosus
2. insisi biopsi dan patologi
menunjukkan vakuola
keratosit,patchy periodic-acid-
schiff positif dan edema di
lamina propria, serta infiltrasi
inflamasi yang berat atau
perivascular
3. pemeriksaan direc
immunofluorescence akan
menunjukkan deposit globular
IgG, IgA, dan fibrinogen yang
tidak merata disepanjang zona
membran
VI. PEMERIKSAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis penyakit oral lichen planus adalah
biopsi.
Pemeriksaan histopatologis menunjukkan bahwa sel epitelium stratificatum skuamosa
terjadi hiperkeratotik yang menunjukkan lapisan sel granular berbentuk kerucut terdapat
degenerasi lapisan sel basal dan daerah subepitel menunjukkan pita padat infiltrasi sel
inflamasi kronis ( ghanci et al 2016)

VII. TREATMENT
a. medikamentosa
Kortikosteroid topikal atau sistemik adalah terapi yang sering digunakan untuk lesi
simtomatik ringan hingga sedang dari OLP, dan berfungsi dengan memodulasi respons
imun pasien. Tujuan pengobatan ini adalah menekan aktivitas sel-T. Berikut ini adalah
formulasi topikal
1. 0,05% gel clobetasol propionate
2. 0,1% atau 0,05% betametason gel
3. 0,05% gel uocinonide
4. salep triamcinolone acetonide 0,1%.
Injeksi kortikosteroid intralesi diberikan untuk lesi yang parah atau luas yang diberikan
sebagai injeksi subkutan 0,2-0,4 mL larutan 10 mg / mL larutan triamcinolone acetonide
dengan menggunakan jarum suntik 1,0 mL 23- atau 25-gauge.
Terapi steroid sistemik harus diberikan untuk pasien yang kebal terhadap manajemen
steroid topikal. Kondisi steroid harus digunakan dengan hati-hati termasuk infeksi virus
termasuk HIV, kehamilan, hipertensi, dan diabetes mellitus (Balraj., et al 2017)
b. Penatalaksanan non medikamentosa
Adapun manajemen stres dapat dilakukan dengan:
1) pendekatan perilaku yaitu mengubah perilaku yang menimbulkan stress akut,
toleransi atau adaptabilitas terhadap stress akut yang dialami, menyeimbangkan antara
aktivitas fisik dan nutrisi, serta manajemen perencanaan, organisasi dan waktu;
2) pendekatan kognitif yaitu pendekatan yang bertujuan untuk mengubah pola pikir
individu agar berpikir positif dan sikap yang positif, membekali diri dengan
pengetahuan tentang stres, serta menyeimbangkan antara aktivitas otak kiri dan kanan.
Pendekatan kognitif bisa juga dilakukan dengan menggunakan metode hipnoterapi; dan
3) metode coping stressyaitu dengan menggunakan teknik relaksasi. Relaksasi dilakukan
dengan tujuan untuk melepaskan semua ketegangan-ketegangan yang selama ini dialami
oleh individu. Relaksasi yang dilakukan bisa berupa relaksasi otot-otot, relaksasi
kesadaran indra dan relaksasi pikiran-pikiran (rinawati., et al 2016)
Daftar pustaka

Alsarraf A, Mehta K, Khzam N. The Gingival Oral Lichen Planus: A Periodontal-Oral Medicine

Approach. Hindawi.2019 (01): 1-3.

Balraj L, Nagaraj T, Nigam H, Tagore S. Erosive lichen planus: A case report. 2017; 4: 11-14.

Ghanchi M, Jani D, Saxena K, Bhakar V. A case report of erosive lichen planus of the oral mucosa.

2016; 4(9D):3413-3416.

Hartanto FK, Kallarakal TG. Pigmented Oral Lichen Planus: A Case Report. SDC.2017 (01):11-16.

Rinawari P, Yulisna, Yusran M, Nugroho A. Penatalaksanaan Kutaneus Liken Planus Rekuren pada

Pasien dengan Faktor Resiko Stres. 2016; 6(01): 130-133.

Anda mungkin juga menyukai