Disusun Oleh:
Disusun Oleh :
Yunawan Dwi Puspo
19360040
Pembimbing :
dr. Hj. Hervina, Sp. KK, FINSDV, MKM
(Siregar, 2017)
5. PENEGAKAN DIAGNOSIS
5.1. Anamnesis
3. Pemeriksaan Histopatologi
Yang
diperkirakan
diaktifkan
kemudian
01 PEMFIGUS VEGETANS
PEMFIGUS VULGARIS
02
DERMATITIS
03 HERPETIFORMIS
ETIOLOGI SUBJEK PREDILEKSI EFLORESENSI
Pemphigus Vegetans Penyebab belum jelas, Lesi terasa nyeri, kadang Mulut, wajah, ketiak, Bula kendur, erosi, plak
diduga penyebabnya disertai gatal kelamin, intertrigo, vegetative, proliferative
adalah autoimun perineum, papilomatosa, sehingga
permukaan tampak menjadi
umbilicus, hidung,
kasar.
ekstremitas, dan
kulit kepala
(Siregar, 2017)
Pemphigus Vulgaris Etiologi belum diketahui Lesi terasa nyeri Kulit kepala, Lesi awalnya berupa
secara pasti. Wajah, dada, vesikel/bula dengan dasar
umbilicus, kulit normal/eritem, bula
punggung, mudah pecah, menjadi erosi
Genital, glutea yang disertai krusta
(Djuanda., A. 2016)
Dermatitis Herpetiformis Belum diketahui secara Lesi terasa nyeri dan Punggung, daerah Lesi dapat diawali dengan
pasti, tetapi gluten, gatal. sakral, dan bokong. suatu papula eritema dan plak
sejenis protein yang Selangkangan dan menyerupai urtika yang
ditemukan pada gandum, selanjutnya akan menjadi
gerst, dan gandum hitam,
pubis (Jarang) vesikel dan bula tegang yang
diyakini menjadi penyebab tersusun berkelompok pada
utama DH. dasar eritema. Lesi yang
digaruk akan menyebabkan
erosi, ekskoriasi, dan krusta.
(Djuanda., A. 2016)
9. PENATALAKSANAAN
Non farmakologi
Farmakologi
Sistemik
Topikal
• Lesi baru pecah : Fusidic Acid 2%
TERAPI SISTEMIK,
• Lesi kering : Talcum Acidum
• Diberikan kortikosteroid untuk autoimun
• Methylprednisolon 1g/hari IV selama 3 Salicylum 2%
hari ATAU
• Dexamethason 300 mg/hari IV selama 3 Jika penderita kontraindikasi
kortikosteroid, dapat diberikan
hari ATAU
• Prednison 1-2 mg/kgBB/hari peroral Azathioprine 100-200 mg/hari (1-3
mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis
selama 3-6 minggu
selama 6 minggu
(Dapat dipakai untuk ibu hamil dan anak)
Dosis diturunkan perlahan
(NCBI, 2019)
10. KOMUNIKASI DAN EDUKASI
(NCBI, 2020)
12. PROGNOSIS
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang perjalanan penyakit yang dialaminya, bagaimana
Komunikasi cara merawat luka, pengobatan yang harus dijalaninya beserta komplikasi dan pemakaian obat
dan edukasi tersebut. Memberikan nutrisi yang baik dengan diet tinggi protein.
Infeksi sekunder lesi: Staphylococcus aureus, MRSA, herpes, dan organisme jamur
Komplikasi adalah yang paling umum. Kerentanan terhadap infeksi sistemik dapat meningkat
karena penggunaan kronis terapi imunosupresif.
Prognosis Prognosis untuk pasien dengan kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan
pasien dengan pemfigus vulgaris
Thank You