PEMFIGUS
Pembimbing :
Pemfigus Pemfigus
Pemfigus Pemfigus foliaseus eritematosus
vegetans vulgaris (PF)
(PV)
Prognosis
Definisi
• Pemfigus mempunyai sifat khas, yakni hilangnya kohesi sel-sel epidermis. Antibodi IgG mengikat Dsg3
pada permukaan sel keratinosit yang mengakibatkan terbentuk dan dilepaskannya plasminogen
aktivator sehingga merubah plasminogen menjadi plasmin.
• Plasmin menyebabkan kerusakan desmosom sehingga terjadi penarikan tonofilamen dari sitoplasma
keratinosit, yang menyebabkan terjadinya pemisahan sel-sel keratinosit, proses ini disebut akantolisis.
• Penyebab pemfigus vulgaris adalah antibodi yang menyerang desmoglein 1 (Dsg1) dan Dsg3 adalah
glikoprotein transmembran. Dsg1 dan Dsg 3 adalah komponen desmosomal cadherin yang berfungsi
mengikat sel-sel keratinosit agar tetap berikatan.
Etiopatogenesis
Genetik
• Penyebab PV melibatkan faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan sinar UV.
• Penderita PV dengan riwayat keluarga PV terdapat penyimpangan human leukocyte antigen (HLA) seperti
HLA-DR4 dan DQ1. Keterlibatan HLA yang disertai faktor genetik sering menyebabkan PV. Pasien dengan
serotipe DR4 memiliki alel yang tidak biasa DRB1*0402, dan pasien dengan serotipe DQ1 hampir semuanya
memiliki alel langka DQB1*0503.
• Respon imun pemfigus memiliki peptida desmoglein dan alel MHC kelas II. Alel MHC kelas II adalah molekul
permukaan sel yang diperlukan untuk presentasi antigen ke sistem kekebalan, karena itu dihipotesiskan
bahwa molekul IT kelas MHC terkait PV, memfasilitasi peptida desmoglein 3 ke sel T sehingga menghasilkan
antibodi pemfigus dan patologi epidermal dari PV.
• Ekspresi Dsg3 di timus, dimediasi faktor transkripsi aire, mendorong toleransi sel T CD4 terhadap stimulasi
Dsg3. Sel T CD4* memberikan bantuan untuk mensimulasikan sel B anti-Dsg untuk memproduksi antibodi.
• Sel helper folikel T CD4* dianggap penting pada peningkatan sel pembantu folikel T dengan sitokin terkait, IL-
27, pada pasien PV. Beberapa faktor mencegah respons Dsg sel-T adalah produksi antibodi anti-Dsg sel-B
Klasifikasi
Vulgaris Eritematosus
Foliaseus Vegetans
Pemfius Vulgaris
Tipe neuman
• Timbul pada usia muda
• Predileksi wajah, aksila,
genitalia
• Khas bula yang kendur
• Histopatologi lesi berpoliferasi
hingga ke bawah epidermis Pemphigus vegetans pada abdomen dan punggung
• Abses seluruhnya berisi
eosinofil
Pemfius Vegetans
Tipe Hallpeau
Lesi pustul yang bersatu
Perjalan penyakit kronik
Granulomatosis
Histopatologi akantolisis
suprabasal, banyak eosinofil,
hiperplasi epidermis
Papilomatosis dan Pemphigus vegetans pada abdomen dan punggung
hiperkeratosis tanpa abses
Diagnosis
Pemeriksaan
Anamnesis penunjang
• Usia 40-60 tahun • Histopatologi
• Erosi terasa nyeri • Imunofluoresens
• Keluhan berulang • Serologi
• Pemeriksaan darah,
urin, feses
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum buruk
• Erupsi kulit seluruh tubuh
• Tanda nikolsky positif
Diagnosis Banding
Manifestasi klinis dari pemfigus IgA serupa dengan Disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks, obat-
pemfigus vulgaris, yakni adanya lepuhan disertai nyeri, obatan, atau infeksi lain. Lesi klasik berupa plak targetoid
namun tidak melibatkan membran mukosa oral. diikuti rasa nyeri dan gejala konstitusional (demam,
letargi, dan myalgia). Lepuhan juga dapat ditemui dengan
sifat yang lebih tegang atau tense.
Diagnosis Banding
Rituximab Terapi yang sangan efektif pada pemfigus, diberikan dengan dosis 1000
mg secara intravena pada hari ke-1 dan hari ke-15. Dosis pemeliharaan
diberikan 500 mg secara infus pada 6 bulan dan 12 bulan.
Agen Imunosupresif oral Uji klinis metilprednosiolon dosis tinggi 2,0 mg/kg/hari ditambah
azathioprine 2,0 mg/kg/hari pasien mencapai remisi klinis dalam waktu
74 hari. Harus dilakukan pemantauan darah dan hati pada 8-12 minggu
pertama. Imunosupresan lain dapat diberikan mycophenole mofetil
dengan dosis 30-40 mg/kg/hari (maks 3 gram/hari). Terapi lain yaitu
metotreksat dengan dosis 25 mg perminggu secara oral/IM.
Imunoglobulin intravena Penggunaan y-globulin (IVIg) dosis tinggi yaitu 1,2-2 gram/kg dosis
terbagi dalam 3-5 hari, diberikan setiap 2-4 minggu.
Terapi lain Pemfigus berat dapat digunakan terapi siklofosfamid secara oral
dengan dosis 1,1 – 2,5 mg/kg/hari. Terapi lain dapat digunakan
plasmaferesis untuk pemfigus berat atau untuk pemfigus yang tidak
responsif.
Bagan alur penatalaksanaan pemfigus
Prognosis
• Pemfigus vulgaris : sebelum menggunakan kortikosteroid
50% dapat terjadi kematian. Sesudah mendapat terapi
kortikosteroid prognosis baik.
• Pemfigus eritematosus : prognosis baik karena lebih ringan
daripada PV.
• Pemfigus foliaseus : memiliki prognosis dubia ad bonam
karena penyakit berlangsung kronik.
• Pemfigus vegetans tipe hallopeu : prognosis baik
• Pemfigus bulosa : jarang menyebabkan kematian dan dapat
remisi spontan.
• Chronic Bullous Disease of Chilhood prognosis baik,
umumnya sembuh sebelum usia pubertas.
TERIMA KASIH
DOKTER
MOHON ARAHAN DAN
BIMBINGANNYA