Kronik
Putri Caesarrini (030.11.234)
Pendahuluan
Pemfigus berasal dari kata pemphix : gelembung/melepuh.
Dikelompokkan ke dalam penyakit kronik bulosa dan
autoimun
Menyerang berbagai umur terutama usia pertengahan
usia tua
Semua kasus pemfigus dipastikan secara histologi dan
imunopatologi
Ada beberapa tahap pengobatan: loading phase,
mengontrol penyakit, dan fase pemeliharaan (konsolidasi
dan pengobatan secara tapering of)
Dasar pengobatan berupa kortikosteroid lokal maupun
sistemik
Dapat dikontrol melalui diagnosis dini dan pengobatan
Pemfigus
Kumpulan penyakit kulit autoimun berbula kronik
Menyerang kulit dan membrana mukosa
Ditandai secara histologik dan imunopatologik
Bula yang kendur pada kulit, mudah pecah
Pada penekanan bula meluas (tanda Nikolski positif)
Akantolisis positif
Antibodi tipe IgG terhadap antigen interselular di
epidermis
Pemfigus vulgaris
pemfigus vulgaris mengenai umur pertengahan
(dekade ke-4 dan ke-5)
penyakit auto imun atau karena obat (D-penisilamin
dan kaptopril).
Semua bentuk pemfigus mempunyai sifat sangat
khas, yaitu:
Hilangnya kohesi sel-sel epidermis (akantolisis)
Adanya antibody IgG terhadap antigen determinan
yang ada pada permukaan keratinosis yang sedang
berdiferensiasi.
Target antigen
pada lesi oral
desmoglein 3
Lepuhan terjadi
akibat reaksi
autoimun
terhadap antigen
Desmoglein adalah
komponen
desmosom
Target antigen
Lesi oral dan
kulit desmoglein
1 dan 3
Fungsi
desmosom
yaitu
meningkatkan
kekuatan
mekanik
epitel
gepeng
berlapis pada kulit dan
mukosa
Gejala klinis
Histopatologi
- Bula intraepidermal suprabasal
- sel-sel epitel yang mengalami akantolisis pada dasar
bula
Imunologi
- tes imunofloresensi: antibodi interselular tipe IgG
dan C3. Antibodi ini spesifik untuk pemfigus dan
kadar titernya sejajar dengan beratnya penyakit dan
akan menurun kemudian menghilang dengan
pengobatan kortikosteroid.
Diagnosa banding
Dermatitis herpetiformis
Pemfigoid bulosa
Tatalaksana
Kortikosteroid: prednison & deksametason
- Prednison: 60 150 mg sehari dan ada yang
menggunakan 3 mg/kgBB sehari bagi pemfigus yang
berat, im atau iv.
- Belum ada perbaikan masih timbul lesi baru setelah 5
7 hari dengan dosis inisial dosis dinaikkan 50%.
- Ada perbaikan dosis diturunkan bertahap.
- Cara yang terbaik adalah memantau titer antibodi
- Obat ajuvan atau steroid-sparing drugs: azathioprine
sebagai imunosupresif, metotreksat, tetrasiklin yang
dikombinasikan dengan nikotinamid
Non medikamentosa
- Perawatan luka
- Mengurangi aktivitas
- Mengurangi makan dan minum yang dapat
mengiritasi rongga mulut
Pemfigus eritematosus
Lesi dapat ditemukan di mukosa
bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan
skuama dan krusta di muka menyerupai kupukupu
bula yang kendur
tes imunofloresensi didapatkan antibodi di
interselular dan di membrana basalis
Histopatologi:
hiperkeratosis folikular, akantosis, dan diskeratosis
stratum granulare tampak prominen.
Diagnosis banding
- Lupus eritematosus
- Dermatitis seboroika
Tatalaksana
Pemberian kortikostreoid: prednison dengan dosis
sebesar 60 mg/hari dan dapat diberikan obat
ajuvan.
Pemfigus Foliaseus
Orang dewasa usia 40-50 tahun
kronik, remisi, dan temporer
Gejala klinis:
Diawali dengan lesi vesikel atau bula, skuama, krusta,
dan sedikit eksudatif vesikel atau bula pecah dan
meninggalkan erosi simetrik beberapa bulan
generalisata
Gejala khas:
Eritema yang menyeluruh disertai banyak skuama
yang kasar, bula yang berdinding kendur hanya
sedikit, dan agak berbau.
Gejala klinis
Histopatologi
akantolisis di epidermis bagian atas di stratum
granulosum. Kemudian terbentuk celah yang
dapat menjadi bula, sering subkorneal dengan
akantolisis sebagai dasar dan atap bula
tersebut.
Diagnosis banding
Eritroderma
Tatalaksana
Kortikosteroid: prednison 60mg/hari
Pemfigus Vegetans
Pemfigus vegetans ialah varian jinak pemfigus
vulgaris & jarang ditemukan.
Ada 2 tipe:
- Tipe neumann
- Tipe hallopeau
Gejala klinis
Gejala klinis
Tipe neumann
Menyerupai pemfigus vulgaris. Tempat predileksi:
wajah, aksila, genitalia eksterna. Gejala khas:
bula-bula kendur yang menjadi erosi
kemudian vegetatif dan proliferatif
papilomatosa. Lesi oral (+)
Tipe hallopeau
Pustul-pustul yang bersatu, meluas ke perifer,
menjadi vegetatif, dan menutupi daerah di aksila
dan perineum.
Di dalam mulut: granulomatosis.
Tatalaksana
Medika mentosa
Kortikosteroid
dengan
dosis
pemberian
tergantung berat ringannya penyakit.
Dosis: 60- 150 mg/hari atau 3 mg/kgBB/hari
untuk kasus berat.
Jika belum ada perbaikan masih timbul lesi
baru setelah 5 -7 hari dengan dosis awal
dosis dinaikkan 50%
Jika ada perbaikan dosis diturunkan
Prognosis
Pemfigus foliaseus dengan tipe hallopeau
kecenderungan lebih baik dibanding dengan
tipe neumann
Pemfigoid bulosa
Penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh adanya
bula subepidermal yang besar, berdinding tegang,
dan pada pemeriksaan imunopatologik ditemukan
C3 pada epidermal basement membrane zone.
Dapat mengenai semua umur terutama orang tua.
Histopatologi:
Terbentuk celah di perbatasan dermal-epidermal yaitu
di subepidermal, sel infiltrat utama: eosinofil.
Gejala klinis
Diagnosis banding
Pemvigus vulgaris
dinding bula kendur, generalisata, letak bula
intradermal
Dermatitis herpetiformis
Sangat gatal, vesikel berkelompok
Dermatitis herpetiformis
Penyakit yang kronik dan residif, remisi
spontan, ruam polimorfik terutama berupa
vesikel, berkelompok, simetrik, serta gatal.
Manifestasi pada kulit disebabkan oleh
sensitivitas terhadap gluten.
Anak dan dewasa, perbandingan laki-laki dan
perempuan 3:2, terbanyak usia dekade ketiga.
Patogenesis
Antigen = gluten
= Yodium
Timbul lesi di
kulit dan
kelainan di
intestinal
Gejala klinis
Diagnosis banding
Pemvigus vulgaris
Pemfigoid bulosa
Chronic bulous diseases of childhood
Tatalaksana
Medika mentosa dan non medika mentosa
Medika mentosa : preparat sulfon
- Diaminodifenilsulfon (DDS) 200 mg/hari jika ada
perbaikan tampak setelah 3-4 hari.
anemia
hemolitik,
Non medikamentosa
Diet bebas gluten
Prognosis
Karena penyakit ini bersifat kronis dan residif
maka prognosisnya adalah dubia ad malam.
Gejala klinis
Diagnosis banding
Dermatitis herpetiformis
Pemfigoid bulosa
Tatalaksana
Sulfonamida Sulfapiridin: 150 mg/kgBB sehari
DDS
Kortikosteroid
Atau kombinasi
- Prognosis
Prognosis baik, sembuh sebelum usia akil balik
Pemfigoid Sukatrisial
Dermatosis autoimun bulosa kronik ditandai
oleh adanya bula yang menjadi sikatriks
terutama di mukosa mulut dan konjungtiva.
Disebut dengan benign mucosal pemphigoid
pemfigoid okular.
Gejala klinis
Kelainan mukosa tersering mulut (90%), konjungitva
(66%)
Bula tegang, lesi terlihat erosi.
Gejala okular terbakar, hiperlakrimasi, fotofobia, sekret
mukoid.
Mukosa hidung obstruksi nasal
Mukosa faring pembentukan jaringan parut stenosis
laring
Lesi di vulva dan penis bula dan erosi mengganggu
aktivitas seksual
Bula tegang di daerah inguinal dan ekstremitas /
generalisata
Gejala klinis
Diagnosis banding
Pemfigus vulgaris
Liken planus oral
Eritema multiformis
Gingivitas deskuamativa
Tatalaksana
Koktikosteroid prednison: 60 mg
Indikasi kortikosteroid karena terbentuknya
jaringan parut dan sekuele lainnya
Pemfigoid gestationis
Dermatitis autoimun dengan ruam polimorf
yang berkelompok, gatal, timbul pada masa
kehamilan, dan masa pascapartus.
Terjadi pada wanita subur.
Paling sering pada trimester kedua (bulan ke-5
atau ke-6). Waktu paling dini minggu kedua
kehamilan dan paling lambat dalam masa
nifas, yaitu pada masa haid pertama.
Gejala klinis
Gejala prodromal
Sebelum timbul erupsi timbul rasa
gatal seperti terbakar.
Lesi polimorf: papulo-vesikel
berkelompok, dan bula tegang gatal,
eritema, edema.
Jika lesi pecah lebih merah,
ekskoriasi, dan krusta.
Lesi sembuh: hiperpigmentasi,
jaringan parut akibat ekskoriasi.
Predileksi: abdomen dan ekstremitas,
dapat seluruh tubuh, tidak simetris.
Diagnosis banding
Dermatitis papular gravidarum
Prurigo gestationis
Impetigo herpetiformis
Tatalaksana
Tujuan: menekan terjadinya bula dan
mengurangi gatal yang timbul.
Prednison: 20-40 mg/hari
Antihistamin, steroid topikal, azatioprin dapat
diberikan
Prognosis
Prognosisnya cenderung buruk karena dapat
timbul infeksi sekunder. Jika penyakit timbul
pada masa akhir kehamilan, akan lama sembuh,
dan dapat timbul pada kehamilan berikutnya.