Anda di halaman 1dari 32

Referat

Ulkus Genitalis
PEMBIMBING : DR ABDUL GAYUM, SP.KK
OLEH : TAHTAWI RIFAI RIDHO
Definisi
Ulkus genitalis adalah luka mengaung di area genital (vulva vagina
atau penis). Ulkus genitalis dapat juga ditemukan di daerah anus
dan kulit sekitarnya. Disebabkan oleh infeksi atau non infeksi
meliputi infeksi menular seksual, trauma, iritasi, alergi kontak.
Klasifikasi IMS Berdasarkan Sindrom
Duh Gonorrhoae
Clamydia trachomatis
Trikomoniasis
Vaginosis bakterialis
Kandidiasis
22262233 vaginalis
22262233
Ulkus Ulkus Mole
Sifilis stadium 1
Limfogranuloma venerum (LGV)
Herpes simpleks episode pertama
Granuloma Inguinale
Vegetasi Sifilis
Kondiloma akuminata
Moluskum kontagiosum
Herpes simplex
Ulkus Mole
Definisi

Ulkus mole atau sering disebut chancroid, ialah penyakit infeksi genitalia
akut, setempat, dapat inokulasi sendiri (auto-inoculable), disebabkan oleh
Haemophilus ducreyi.

Epidemiologi

Berdasarkan pemeriksaan polumerese chain reaction (PCR), perevalensi


terjadinya ulkus mole didapatkan 23%-56% di daerah endemik (Afrika, Asia,
dan Karibian). Penyakit ini juga didapatkan 25 kali lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan wanita
Gejala Klinis
Tempat predileksi :
Pada laki-laki : permukaan mukosa preputium, sulkus
koronarius, frenulum penis, meatus uretr eksternum, dan
batang penis
Wanita : labia minor, klitoris, fourchette,vestibuli, anus,
dan serviks.
Ekstragenital : lidah, jari tangan, bibir, payudara,
umbilikus, dan konjungtiva.
Gejala Klinis
Lesi awal berupa papul kecil dengan eritema Pada wanita, ulkus mole memberikan gambaran
ringan disekitarnya kemudian bagian tengah bervariasi. Keluhan pada wanita seringkali tidak
papul akan berpustulasi, dan cepat mejadi erosi. berhubungan dengan ulkus, misalnya disuria,
Lesi akan menjadi ulkus dalam waktu 48 jam nyeri waktu defekasi, dispareunia, atau duh
setelah timbulnya lesi awal, dan segera diliputi vagina. Ulkus tidak senyeri pada pria. Pada
oleh eksudat nekrotik kuning keabu-abuan. wanita, ulkus dapat lebih banyak dan dalam.
Pemeriksaan Penunjang

Pewarnaan
Ditdapatkan basil negatif Gram berderet seperti rantai
Gram
Tatalaksana
Sistemik : Topikal :
1. Azitromisin 1 gram peroral dosis tunggal 1. Kompres povidone iodine 0,01% 3 kali
2. Ceftriaxone 250 mg intramuskular, dosis sehari selama 30 menit
tunggal
3. Ciprofloxacin 500 mg peroral, 2x1 selama
3 hari. Obat ini dikotraindikasi untuk ibu
hamil dan ibu menyusui.
4. Eritromisin 500 mg peroral 3x1 selama 7
hari.
Prognosis
Prognosis penyakit ini sangat baik, namun karena pada pasien dapat
terjadi reinfeksi, sebaiknya pasangan seksual penderita juga diobati,
meskipun tidak ada gejala.
Sifilis
Definisi

Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum,


merupakan penyakit kronik dan bersifat sistemik.

Epidemiologi

Insidens sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada tahunn 1996 berkisar
antara 0,04-0,52%. Insidens terendah di Cina, sedangkan yang tertinggi di
Amerika Selatan. Di Indonesia, insidennya 0,61%. Di bagian kami penderita
yang terbanyak ialah stadium laten, disusul sifilis stadium I yang jarang, dan
yang langka ialah sifilis stadium II.
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Secara epidemiologik menurut WHO, dibagi menjadi :15
1. Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi) terdiri dari S I, S II, stadium rekuren,
dan stadium laten dini
2. Staidum lanjut tidak menular (setelah satu tahun sejak infeksi), terdiri dari stadium laten
lanjut dan S III.
Gejala Klinis
Sifilis Primer
Lesi awal berupa papul lentikular yang mengalami erosi, teraba
kerasa karena terdapat indurasi, permukaan dapat tertutup krusta
dan terjadi ulserasi. Ulkus yang terjadi biasanya bulat, ukurannya
bervariasi dari beberapa mm sampai dengan 1-2 cm, soliter,
dasarnya ialah jaringan granulasi bewarna merah dan bersih,
diatasnya hanya tampak serum.
Yang khas ialah ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi, karena
itu disebut dengan ulkus durum.
Pada pria tempat yang sering dikenai ialah sulkus koronarius,
sedangkan pada wanita di labia minor dan mayor.
Afek primer biasanya sembuh sendiri antara tiga sampai sepuluh
minggu. Seminggu setelah afek primer, biasanya terdapat
pembesaran kelenjar getah bening regional di inguinalis medialis
unilateral atau bilateral yang seelalu terjadi pada pria.
Gejala Klinis
Sifilis Sekunder
timbul setelah enam sampai delapan minggu sejak S I.
dapat berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Juga adanya kelainan
kulit dan selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder, bila ternyata pemeriksaan serologis reaktif.
Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakir kulit sehingga disebut the great immitator.
Lesi kulit yang basah pada stadium II sangat menular
Lesi kulit pada S II umumnya tidak gatal dan sering disertai limfadenitis generalisata. Pada S II
dini, kelainan kulit generalisata, simetrik, dan lebih cepat hilang. Pada S II lanjut, lesi setempat
dan lebih lama bertahan (beberapa minggu hingga beberapa bulan). Lesi dapat berbentuk
roseola, papul, dan pustul, atau bentuk lain.14,15
Gejala Klinis
Sifilis Laten Sifilis dini Sifilis Lanjut
1. Infeksius 1. tidak infeksius kecuali kemungkinan pada
merupakan stadium sifilis tanpa wanita hamil
2. hasil pemeriksaan lapangan gelap
gejala klinis, akan tetapi
ditemukan T pallidum 2. tidak ditemukan
pemeriksaan seorologis darah
reaktif, sedangkan tes likuor 3. infeksi ulang dapat terjadi walau telah 3. sangat jarang
serebrospinal normal. diberi pengobatan yang cukup
4. destruktif
Akan tetapi bukan berarti penyakit 4. tidak destruktif
5. umumya hasil tes serologis reaktifi, selalu
akan berhenti pada tingkat ini, 5. hasil tes serologis selallu reaktif dengan dengan titer rendah dan sedikit atau
sebab dapat berjalan menjadi sifilis titer tinggi, setelah diberi pengobatan hampir tidak ada perubahan setelah diberi
lanjut berbentuk gumma. Tes yang adekuat akan berubah menjadi non pengobatan. Titer yang tinggi ditemukan
serologi yang dianjurkan adalah reaktif (titer rendah) pada gumma dan paresis.
VDRL dan TPHA.14,15
Gejala Klinis
Sifilis Tersier
Lesi pertama umumnya terlihat anatara tiga sampai sepuluh tahun setelah S I. Kelainan yang
khas ialah guma, yakni infiltrat sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, dan destruktif.15
Selain guma, kelainan yang lain pada S III ialah nodus. Mula- mula di kutan kemudian ke
epidermis, pertumbuhannya lambat yakni beberapa minggu/bulan dan umumnya meninggalkan
sikatriks yang hipotrofi.
Pemeriksaan Penunjang
Limfogranuloma Venereum
Definisi

Penyakit menular seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe


dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus, dan
rektum. Penyebab penyakit ini adalah Chlamydia trachomatis.

Epidemiologi

Penyakit ini terutama terdapat di negeri tropik dan subtropik, penderita


pria lebih banyak dibandingkan wanita.
Gejala Klinis

1. Stadium dini, yang terdiri dari afek primer dan sindrom inguinal
2. Stadium lanjut, yang terdiri atas sindrom genital, anorektal, dan uretral.
Gejala Klinis
Afek Primer
lesi primer di genital yang bersifat tidak khas, tidak nyeri, dan cepat menghilang tanpa bekas.
Lesi primer dapat berupa erosi, papul miliar, vesikel, pustul, dan ulkus, umunya solitar.
Pada pria sering berlokasi di sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, uretra, dan skrotum.
Pada wanita, biasanya afek primer tidak terdapat di genitalia eksterna, tetapi pada vagina bagian
dalam dan serviks.16
Gejala Klinis
Sindrom inguinal
Biasanya terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah lesi primer menghilang.
Sindrom ini terjadi pada pria, jika afek primernya di genitalia eksterna, uilateral, kira-kira 80%.
Pada wanita terjadi jika afek primernya pada genitalia eksterna dan vagina 1/3 bawah.1
Gejala sistemik seperti demam, nausea, anoreksia, sakit kepala sering menyertai sindrom ini.
Pembesaran kelenjar diatas dan dibawah ligamentum inguinal Poupati sehingga terbentuk celah
disebut sign of groove (Greenblatts sign).
Gejala Klinis
Sindrom Genital
Jika sindrom inguinal tidak diobati, maka terjadi fibrosis ada kelenjar inguinal medial, sehingga
aliran getah bening terbendung serta terjadi edema dan elefantiasis
Pada pria, elefantiasis terdapat di penis dan skrotum, sedangkan pada wanita di labia dan klitoris
disebut estiomen.
Gejala Klinis
Sindrom Anorektal
Sindrom ini dapat terjadi pada pria homoseksual, yang melakukan hubungan secara anogenital.
Sedangkan pada wanita, dapat terjadi dengan cara bila senggama dilakukan secara anogenital
Gejala awal adalah perdarahan anus yang diikuti duh anal yang purulen disertai febris, nyeri
waktu defekasi, sakit perut bawah, konstipasi dan diare.
Tatalaksana
Doksisiklin dengan dosis 2x100 mg selama 14-21 hari. Selain itu dapat diberikan eritromisin
dengan dosis 4x500mg sampai 21 hari atau kotrimoksazol(kombinasi trimetroprim 400mg dan
80mg sulfametoksasol) 3x2 tablet selama 7 hari.13,17,18
Pada sindrom inguinal dianjurkan untuk beristirahat total dan pengobatan topikal berupa
kompres terbuka bila abses telah memecah misalnya larutan permanganas kalikus 1/5000. 16
Herpes Simpleks
Definisi

infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I atau II yang ditandai
dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema pada
daerah dekat mukokutan dan bersifat rekurens.

Epidemiologi

Penyakit ini tersebar secara kosmopolit dan menyerang baik pria maupun wanita
dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh virus herpes simpleks (HSV)
tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi HSV tipe II biasanya
terjadi pada dekade II atau III, berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.
Gejala Klinis
Infeksi Primer
Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3 minggu dan sering disertai
gejala sistemik, misalnya demam, malese, anoreksia, dan dapat ditemukan pembengkakan
kelenjar getah bening regional. 22
Vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan
kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang kadang mengalami ulserasi
yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks. Pada perabaan tidak terdapat indurasi.22
Tempat predileksi pada pria biasanya di preputium, glans penis, batang penis, dapat juga di
uretra dan daerah anal. Lesi pada wanita dapat ditemukan di daerah labia major dan minoor,
kitoris, introitus vagina, dan serviks. 22
Gejala Klinis
Fase laten
penderita tidak ditemukan gejala klinis, tetapi HSV ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada
gangglion dorsalis. 22
Infeksi rekurens
Gejala yang timbul biasanya lebih ringan dari infeksi primer dan berlangsung kira-kira 7-10 hari.
Sering ditemukan gejala prodromal lokal sebelum timbul vesikel berupa rasa panas, gatal, dan
nyeri. 22
Tatalaksana
Tindakan profilaksis
1. Penderita diberi penerangan tentang sifat penyakitnya yang dapat menular terutama bila sedang
terkena serangan.23
2. Proteksi individual. 23
3. Faktor-faktor pencetus sedapat mungkin dihindari.
Pengobatan non spesifik
1. Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi, sehingga pemberian analgetika, antipiretik, dan antiprurius
disesuaikan dengan kebutuhan individual.23
2. Antibiotika dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.
3. Zat pengering antiseptik seperti preparat idoksuridin dapat dipakai secara topikal untuk
mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder, dan mempercepat waktu penyembuhan. Ataupun
dapat juga diperi asiklovir secara topikal.23
Tatalaksana
Regimen yang direkomendasikan adalah asiklovir 400mg per oral 3x1 selama 7 hari atau asiklovir
200mg per oral 5x1 selama 7 hari.
Selain itu, dapat diberikan famsiklovir 250mg x 3 atau valasiklovir 1gram per oral x 2 selama 7
hari. Pengobatan antivirus ini dapat dilanjutkan apabila keluhan tidak membaik setelah 10 hari.
13,22,23

Pada penderita herpes genital rekurens, regimen yang direkomendasikan adalah asiklovir 400
mg x 3 selama 5 hari atau famsiklovir 125 mg x 2 selama 5 hari atau valasiklovir 500 mg x 2
selama 3 hari.13

Anda mungkin juga menyukai