Anda di halaman 1dari 35

HIDRONEFROSIS

BILATERAL
Oleh :
Anwar Fuadi, Idal Fitri Mareta, Rahmat Hsb, Mirza Halim, Anaasiyya SL

Pembimbing :
Dr. dr. Dahril, Sp.U(K)
Pendahuluan

Obstruksi saluran kemih


bagian atas merupakan
salah satu masalah dala Akibat dari kondisi terse Penanganan pasien dengan hidronefrosis b
m bidang urologi yang but, dapat terjadi hidron ergantung pada etiologinya. Beberapa fakto
dapat terjadi pada selur efrosis yaitu terjadinya d r dapat membantu menentukan kondisi urg
uh fase kehidupan man ilatasi pelvis atau kaliks ensi sehingga dapat ditentukan pengobatan
ginjal. mana yang harus dimulai.
usia dan lokasinya bisa
disepanjang traktus urin
arius bagian atas.
• Distensi dari kaliks ginjal, dan pelvis dengan urin sebagai akibat dari obstruksi aliran
Definisi keluar ke distal dari pelvis ginjal.

• Di Amerika serikat Insidensi mencapai 3,1%


Epidemiologi • Usia >60 thn : Laki-laki > perempuan
• Penyebab paling sering karena batu pada saluran kemih

•Batu ureter,
•Tumor di dalam/ di dekat ureter dan kandung kemih
•Penyempitan ureter akibat cacat bawaan
•Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
Etiologi
•Pembentukan jaringan fibrosa di dalam/ di sekeliling ureter akibat pembedahan
•Pembesaran prostat
PATOFISIOLOGI
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik  terjadinya
akumulasi urin di kaliks ginjal tekanan di ginjal meningkat  sehingga menyeb
abkan dilatasi kaliks dan ginjal

Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih  tekanan balik akan mempe
ngaruhi kedua ginjal

Jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka
hanya  satu ginjal saja yang terkena defek
KLASIFIKASI
•Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks.
Derajat 1
•Kaliks berbentuk blunting, atau tumpul

•Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor.


•Kaliks berbentuk flattening, atau mendatar.
Derajat 2
• Pada derajat 1 dan 2 dikatakan derajat ringan. Penimbunan urin pada
derajat ini sangat rendah dan belum terjadi kerusakan parenkim ginjal

•Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor., tanpa adanya penipisan
korteks.
Derajat 3
•Kaliks berbentuk clubbing, altau menonjol.
•Penimbunan urin sudah mencapai pelvis ginjal dan mencapai kaliks

•Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.


•Adanya penipisan korteks kalises berbentuk ballooning atau menggembung
Derajat 4
•Terdapat penimbunan urin yang mencapai pelvis ginjal dan mencapai kaliks.
•Sudah terjadi penipisan dan parenkim ginjal.
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
Obstruksi pada alira tekanan di ginjal ↑
urin mengalir balik
n normal urin ↑

- Kedua tepi kaliks menj


adi tumpul
- Kaliks menjadi datar (k Peningkatan tekana
onkavitas menghilang) n diteruskan ke sist
kaliks meregang
- Kaliks menjadi konveks em kalises
- Semakin lama parenki
m ginjal tertekan ke pe
rifer sehingga korteks
menipis
DIAGNOSIS
•Gejalanya -> penyebab, lokasi, serta lamanya penyumbatan
•Awitan terjadi secara bertahan -> asimtomatik
•Hidronefrosis akut  nyeri kolik dipanggul dan pinggang.
Hidronefrosis kronik  nyeri tumpul, atau nyeri (-)
•Sensasi nyeri pada flank area menandakan bahwa sumber nyeri
Anamnesis
berasal dari area retroperitoneal, paling sering akibat regangan
kapsul ginjal
•Infeksi -> disuria, menggigil, demam,nyeri tekan serta piuria,
hematuri dan piuria.
•Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik
• Palpasiginjal yang mengalami hidronefrosis mungkin teraba pada palpasi
Pemeriksan Fisik • Perkusinyeri ketok CVA (+)

• Laboratorium: urinalisis, kimia serum


• Radiologi:
• IVUpielografi retrograd
Pemeriksan • CT-Scan
Penunjang · USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih
· Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal.
· Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung.
TATALAKSANA
Medikamentosa

•Tatalaksana nyeri pada kolik perlu diturunkan tekanan sistem kalises dan dinding
ureter untuk mengurangi nyeri. NSAID mampu menurunkan tekanan tersebut
melalui mekanisme penurunan aliran darah ginjal
•Antibiotik profilaksis pemberian antibiotik profilaksis diberikan pada kasus
hidronefrosis berat akibat adanya kelainan anatomi yaitu pada neonatus dan anak-
anak

Pembedahan

•Penempatan stent ureter pada kasus hidronefrosis intrinsik maupun ekstrinsik


biasanya dilakukan bersamaan dengan sistoskopi dan pielografi retrograd
•Pada kasus anuria obstruktif, secepatnya harus dilakukan diversi (pengeluaran urin).
Pengeluaran urin dapat dilakukan melalui pemasangan kateter nefrostomi atau
kalau mungkin dilakukan pemasangan kateter double J (DJ kateter).
1. Hidronefrosis Akut
Jika penyumbatan total, infeksi, batu, -> cystostomi pada pelvis renalis untuk sementara w
aktu.
2. Hidronefrosis Kronik
a. Dilatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air kemih. Untuk m
engurangi obstruksi, urin harus dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe diversi lain
nya. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk mengangkat lesi obstruktif (batu, tumor, o
bstruksi ureter).
Berikut adalah jenis dan langkah nefrostomi
A. Drainase Nefrostomi
Selang nefrostomi dimasukkan langsung ke dalam ginjal untuk pengalihan aliran urin temporer at
au permanen secara percutan atau melalui luka insisi. Sebuah selang tunggal atau selang nefrosto
mi sirkuler atau U-loop yang dapat tertahan sendiri dapat digunakan. Drainase nefrostomi diperlu
kan utuk drainase cairan dari ginjal sesudah pembedahan, memelihara atau memulihkan drainase
dan memintas obstruksi dalam ureter atau traktus urinarius inferior. Selang nefrostomi dihubungk
an ke sebuah system drainase tertutup atau alat uostomi.
B. Nefrostomi Perkutaneus
Pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drain
ase eksternal urin dari ureter yang tersumbat, membuat suatu jalur pemasangan stent ureter, men
ghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur, menutup fistula, memberikan obat, memungkinkan p
enyisipan alat biopsy bentuk sikat dan nefroskop atau untuk melakukan tindakan bedah tertentu.
Daerah kulit yang akan dinsisi dipersiapkan serta dianestesi, dan pasien diminta untuk menarik na
fas serta menahannya pada saat sebuah jarum spinal ditusukkan ke dalam pelvis ginjal. Urin diasp
irasi untuk pemeriksaan kultur dan media kontras dapat disuntikkan ke dalam system pielokaliks.S
eutas kawat pemandu kateter angografi disisipkan lewat jarum tersebut ke dalam ginjal. Jarum dic
abut dan saluran dilebarkan dengan melewatkan selang atau kawat pemandu. Selang nefrostomi
dimasukkan dan diatur posisinya dalam ginjal atau ureter, difiksasi dengan jahitan kulit serta dihu
bungkan dengan system drainase tertutup.
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : AM
No. RM : 1-10-02-24
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 71 tahun
Alamat : Aceh Besar
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 31-07-2018
Tanggal Pemeriksaan : 06-08-2018
Anamnesis
Keluhan Utama
• Nyeri pinggang dan mual.

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluh nyeri pinggang hilang timbul yang sudah


dirasakan sejak tahun 2007 dan memberat 7 hari SMRS. Nyeri
pinggang dirasakan hilang timbul 4-5 kali dalam sehari
memberat ketika beraktifitas. Nyeri pinggang disertai rasa mual
sejak 10 hari, tidak tentu waktu mualnya. Muntah tidak
dikeluhkan. Pasien juga mengeluh sesak napas sejak 5 hari
SMRS. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca
maupun debu. Pasien juga mengeluh kencing tidak lampias
sejak tahun 2007. Riwayat BAK berpasir tidak ada, BAK
berdarah tidak ada. BAB tidak ada keluhan.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga pasien yang menderita hal yang
sama.
Riwayat Penggunaan Obat
• Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi OAT 6 bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien dengan riwayat hipertensi dan diabetes melitus.
• Pasien memiliki riwayat TB dan mengkonsumsi OAT 6
bulan secara tuntas.
• Pasien pernah dirawat dirumah sakit pada tahun 2007
dengan infeksi ginjal.
VITAL SIGN
98 kali/menit
Kesadaran: Compos Mentis Reguler
Kuat Angkat

GCS: E4M6V5 25 kali/menit

Tekanan darah: 140/70mmHg 36,9OC


Normocheph Edema palpebra (-/-),
ali, trauma k Konjugtiva palpebra
epala (-) inferior pucat (-/-),
sklera ikterik(-/-)
Normotia, sek
ret (-), nafas c
uping hidung BJ I> BJ II
(-), sekret (-) Reg (+)
Bising (-)
Simetris (-), Sia
nosis (-), pucat
(-)

Simetris, Simetris, Distensi (-),


ves (+/+), Peristaltik (+) normal,
rh (-/-), wh (-/-) Soepel, Nyeri tekan epi
gastrik (-), nyeri ketok
costovertebre (+)
Sianosis (-/-), Edema Balotemen (+)
(-/-), atrofi (-/-), puc Timpani (+)
at (-/-)
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Pemeriksaan 01/08/18 04/08/2018 Nilai Rujukan Satuan
Darah Rutin
Hb 10,9 12,0 14,0-17,0 g/dL
Leukosit 7,1 9,7 4,5 – 10,5 103 /mm3
Trombosit 328 286 150 – 450 103 /mm3
Hematokrit 32 34 45 – 55 %
Eritrosit 4,4 4,7 4,7 – 6,1 106/mm3
Hitung jenis:
Eosinofil 0 1 0 – 6 %
Basofil 1 0 0 – 2 %
Netrofil batang 0 0 2 – 6 %
Netrofil segmen 89 73 50 – 70 %
Limfosit 5 13 20 – 40 %
Monosit 5 13 2 – 8 %
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Pemeriksaan 1/8/2018 4/8/2018 Nilai Rujukan Satuan

Ginjal-Hipertensi
Ureum 180 13-43 mg/dL
Kreatinin 10,80 0,67-1,17 mg/dL
Elektrolit
Natrium 144 132-146 mmol/L
Kalium 4,7 4,7-5,4 mmol/L
Klorida 106 95-10s6 mmol/L
PT 10,9 9,3-12,4 Detik
APTT 52,4 29,0-4-,2
Anti HCV Negatif
SGOT 15 <35 U/L
SGPT 7 <45 U/L
Albumin 3,61 3,5-5,2 g/dL
Kalsium 7,6 8,6-10,3 mg/dL
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Ren dekstra : ukuran normal, tampak batu ureter distal sistem pelviocalyceal ectasis grade II, batas
sinus cortex baik
Ren sinistra : ukuran normal, tampak batu UPJ ukuran 1,45cm, sistem pelvio-calyseal ectasis grade -
III, batas sinus cortex baik

Kesimpulan :
Hydronefrosis grade II dekstra + batu ureter distal dekstra
Hydronefrosis grade III sinistra + batu UPJ sinistra
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Kesimpulan : Vesica Urinaria Normal


PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

USG Hepar/GallBladder/Lien/Pankreas
Kesimpulan : Dalam Batas Normal
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Foto Thoraks
Kesimpulan : TB Paru
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Foto Polos Abdomen


Kesimpulan : Hidronefrosis dan batu ginjal
DIAGNOSIS : Hidronefrosis Bilateral
TATALAKSANA
⁻ Diet ginjal 1900 kkal/hari + protein 70gr/hari
⁻ O2 2-4l/i via nasal kanul
⁻ Drip hidronac 1000 5cc dalam 200 cc NaCl 0,9%
⁻ Inj. Cefriaxone 2gr/24jam
⁻ Lenal ace 2x1 tab
⁻ Asam folat 2x1 tab
⁻ Fluimucyl 3xCI

PLANNING
- Nefrostomi
- Foto BNO post t indakan
Kasus Teori

• Laki-laki, 71 tahun • Prevalensi penyakit batu saluran kemih


meningkat dengan bertambahnya umur,
tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun
(1,3%) menurun sedikit pada kelompok umur
65-74 tahun (1,2%) dan umur di atas 75
tahun (1,1%). Prevalensi lebih tinggi pada
laki-laki 0,8%) dibanding perempuan (0,4%).
Kasus Teori
• Pasien dengan keluhan • Pasien dengan nyeri
nyeri pinggang dan mual pinggang kolik merupakan
salah satu tanda terdapat
batu di saluran kemih. Mual
itu sendiri merupakan
manifestasi nyeri yang
mempengaruhi sistem
somatik sehingga pasien
merasakan mual
Teori
Kasus • Penyebab paling sering
hidronefrosis adalah batu.
• Penyebab hidronefrosis • Adapun di negara maju seperti di
pada pasien adalah batu Amerika Serikat, Eropa,
saluran kemih dan riwayat Australia,batu saluran kemih
infeksi. banyak dijumpai disaluran kemih
bagian atas, sedang di negara
berkembang seperti India,
Thailand, dan Indonesia lebih
banyak
• dijumpai batu kandung kemih.
Kasus Teori

• Pasien pernah dirawat dengan • Hidronefrosis merupakan suatu


infeksi ginjal. Pasien sering keadaan pelebaran dari pelvis
mengeluhkan BAK terganggu ginjal dan kalises sebagai
(BAK tidak lampias) respon fisiologis terhadap
gangguan aliran urine.
Kasus Teori

• Hasil lab didapatkan leukositosis, • Obstruksi dapat menyebabkan


peningkatan ur/cr. Pasien sudah dilatasi pelvis renalis maupun kaliks,
didiagnosis CKD stage V dan jika tidak diterapi dengan tepat,
menjalani hemodialisis. obstruksi ini dapat menyebabkan
kegagalan fungsi dan kerusakan
struktur ginjal yang permanen, yang
dikenal dengan nefropati obstruktif,
dan jika mengalami infeksi saluran
kemih dapat menimbulkan
urosepsis.
Teori
Kasus
• a. Hidronefrosis derajat 1. Dilatasi
pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks
berbentuk blunting, alias tumpul.
• Pada hasil USG didapatkan • b. Hidronefrosis derajat 2. Dilatasi pelvis
hidronefrosis grade 2 dan 3. renalis dan kaliks mayor.
Kaliks berbentuk flattening, alias
mendatar.
• c. Hidronefrosis derajat 3. Dilatasi
pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.
Tanpa adanya penipisan korteks.
Kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol.
• d. Hidronefrosis derajat 4. Dilatasi
pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.
Serta adanya penipisan korteks Calices
berbentuk ballooning alias menggembung
TATALAKSANA PADA PASIEN ??????

Anda mungkin juga menyukai