Anda di halaman 1dari 42

REFLEKSI KASUS

HIPERTIROID

Muhammad Hanafi Sahril


13 17 777 14 198

Pembimbing: dr. Nurhaedah T, Sp. A


PENDAHULUAN

Hipermetabolik disebabkan peningkatan kadar


T3 & T4

Jarang pada anak-anak, meningkat usia


remaja & dewasa, anak >95% disebabkan
oleh penyakit Graves
Belum ada angka pasti mengenai prevalensi
hipertiroid pada anak-anak di Indonesia.
Insiden anak 1/100.000 anak/tahun,
0,1/100.000 anak/tahun usia 0-4 tahun,
3/100.000 anak/tahun usia remaja.
Kebanyakan anak-anak menderita graves
mempunyai riwayat keluarga atau penyakit
autoimun

Rendahnya angka kejadian dan tidak khas


gejala awal seringkali tidak diperhatikan
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
 Nama : An. I
 Jenis kelamin : Perempuan
 Lahir pada tanggal/umur : 09 Maret 2005/ 12 tahun
 Berat waktu lahir : 3500 gram
 Partus secara normal dibantu oleh Bidan
 Agama : Islam
 Kebangsaan : Indonesia
 Suku bangsa : Kaili
 Nama ibu : Ny. D : 35 tahun
 Nama ayah : Tn. J : 40 tahun
 Pekerjaan ayah : Petani
 Pendidikan ayah : SMP
 Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
 Pendidikan ibu : SMP
 Alamat : Desa Sidondo II
 No. Telp : 083132339652
 Masuk dengan diagnosa : Hipertiroid
 Tanggal masuk rumah sakit : 14 Februari 2018
 Masuk ke ruangan : Poliklinik Anak
Anamnesis (diberikan oleh ibu pasien)
Anak ke 2 dari 4 bersaudara

1. 14 tahun Masih hidup


2. 12 tahun Mash hidup
3. 9 tahun Masih hidup
4. 7 tahun Masih hidup
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Jantung berdebar


 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak datang ke Poliklinik RS Anutapura Palu di antar oleh
orang tuanya dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak 8
bulan lalu, jantung berdebar-debar saat melakukan aktivitas
berlebih, jantung berdebar-debar berkurang ketika duduk dan
beristirahat, sebelumnya sudah berobat sejak 2 bulan lalu.
Pasien juga sering berkeringat banyak walaupun tidak berada
dibawah sinar matahari maupun saat bekerja (saat beristirahat).
Pasien juga mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu
makan meningkat dan pasien sering merasakan perasaan mau
makan dan lapar. Celana milik pasien dirasakan semakin
longgar. Namun demikian sejak akhir-akhir ini pasien tidak nafsu
makan dan makan lebih sedikit. Pasien juga sering merasa
lemas badan dan gemetar di daerah jari kedua tangan.
Pasien juga mengeluhkan merasa sangat mudah lelah
walau hanya melakukan aktivitas yang sangat
sederhana dan ringan. Selain itu pasien juga mengeluh
sesak napas ketika melakukan aktivitas berat.
Sebelumnya tidak pernah merasakan hal yang sama.
Demam (-), sakit kepala (+), pusing (-), tampak
benjolan pada leher yang ikut bergerak, batuk (-),
pilek (-), mual (+), muntah (-), nyeri perut (-), buang
air besar dan buang air kecil biasa.
 Anamnesis antenatal
Riwayat Ante Natal Care (ANC) rutin dikontrol. Bayi
lahir cukup bulan, lahir spontan. Bayi lahir ditolong
oleh bidan dengan berat badan lahir 3500 gram.
Anak ke 2 dari 4 bersaudara.

 Penyakit yang sudah pernah di alami:


- Morbili :-
- Varicella :+
- Pertussis :-
- Diare :+
- Cacing :-
- Batuk / pilek : +
- Lain-lain :-
 Riwayat Kepandaian dan Kemajuan Bayi:
- Membalik : 3 bulan
- Tengkurap : 4 bulan
- Duduk : 7 bulan
- Merangkak : 8 bulan
- Berdiri : 1 tahun 4 bulan
- Berjalan : 1 tahun 6 bulan
- Tertawa : 4 bulan
- Berceloteh : 7 bulan
- Memanggil mama papa : 9 bulan

Anamnesis makanan terperinci sampai sekarang:


Usia Riwayat makanan
0-6 bulan ASI

6 bulan – 12 bulan Susu formula + Bubur saring

1 tahun sampai sekarang Makanan keluarga


Imunisasi
DASAR ULANGAN
I II III I II III
BCG +
POLIO + + +
DTP + + +
CAMPAK +
HEPATITIS + + +

• Ikhtisar Penyakit menurut status Poliklinik


- Jantung berdebar
- Eksoptalmus
- Tangan sering gemetar
- Pembesaran tiroid
 Anamnesis Keluarga
- Ikhtisar Keturunan: Anak ke-2 dari 4 bersaudara
- Riwayat keluarga:Ada riwayat keluarga yang
menderita hipertiroid yaitu ibunya

 Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan


Lingkungan
Pasien memiliki keadaan sosial yang baik seperti
aktif bermain dengan teman-temannya. Keadaan
ekonomi pasien termasuk kategori menengah
kebawah. Kondisi lingkungan, pasien tinggal di Desa
Sidondo III tinggal bersama kedua orang tua dan
lingkungan rumah merupakan lingkungan padat
penduduk.
 Perjalanan Penyakit

Pasien anak perempuan umur 12 tahun, berat


badan 48 kg datang ke Poliklinik RS Anutapura
Palu di antar oleh orang tuanya dengan keluhan
jantung berdebar-debar sejak 8 bulan lalu,
jantung berdebar-debar saat melakukan aktivitas
berlebih, jantung berdebar-debar berkurang
ketika duduk dan beristirahat, sebelumnya sudah
berobat sejak 2 bulan lalu. Pasien juga sering
berkeringat banyak walau tidak berada dibawah
sinar matahari maupun saat bekerja (saat
beristirahat). Pasien juga mengalami penurunan
berat badan sedangkan nafsu makan meningkat
dan pasien sering merasakan perasaan mau
makan dan lapar. Celana milik pasien dirasakan
semakin longgar.
Namun demikian sejak akhir-akhir ini pasien tidak
nafsu makan dan makan lebih sedikit. pasien juga
sering merasa lemas badan dan gemetar di daerah jari
kedua tangan. Pasien juga mengeluhkan merasa
sangat mudah lelah walau hanya melakukan aktivitas
yang sangat sederhana dan ringan. Selain itu pasien
juga mengeluh sesak napas ketika melakukan aktivitas
berat. Sebelumnya tidak pernah merasakan hal yang
sama. Demam (-), sakit kepala (+), pusing (-),
tampak benjolan pada leher yang ikut bergerak, batuk
(-), Pilek (-), mual (+), muntah (-), nyeri perut (-),
buang air besar dan buang air kecil biasa.
PEMERIKSAAN FISIK
 Umur : 12 tahun
 Berat Badan : 48 kg
 Panjang Badan : 153 cm
 Keadaan umum : Sakit Sedang
 Status Gizi : CDC 109% (gizi baik)
 Sianosis : tidak ada
 Anemia : tidak ada
 Keadaan mental : Compos Mentis
 Ikterus : tidak ada
 Tanda Vital
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Denyut nadi : 130 Kali/menit
- Suhu : 36,8 o C
- Respirasi : 30 kali/menit
 Kejang
- Tipe : - Lamanya: -
 Kulit
- Warna: sawo matang Turgor: < 2 detik
- Efloresensi: tidak ditemukan Tonus: baik
- Pigmentasi: tidak ditemukan Oedema: tidak
ditemukan
- Jaringan parut: tidak ditemukan
- Lapisan lemak: tidak ditemukan
- Lain- lain: tidak ditemukan
 Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Warna hitam, sulit dicabut
- Ubun-ubun besar : Menutup
 Mata
- Exophtalmus/Enophtalmus : Eksoptalmus (+)
- Tekanan Bola Mata : Tidak dilakukan Pemeriksaan
- Konjungtiva : Anemis (+/+)
- Sklera : Tidak ikterus
- Corneal Refleks : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Pupil : Isokor, RCL+/+, RCTL+/+
- Lensa jernih : Jernih +/+
- Fundus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Gerakan : Tidak dilakukan pemeriksaan

 Telinga : Otorrhea tidak ada


 Hidung : Rinorrhea tidak ada, pernapasan cuping
hidung (-)
 Mulut
- Bibir: tidak kering, tidak sianosis
- Lidah: tidak kotor, tidak tremor
- Gigi: lengkap, tidak ada caries
- Selaput mulut: tidak ada stomatitis angularis
- Gusi: tidaka ada perdarahan
- Bau pernapasan: normal
 Tenggorokan
- Tenggorokan: tidak ada kelainan
- Tonsil: T1/T1 tampak tidak hiperemis
- Pharynx:tidak hiperemis
 Leher
- Trachea: letak ditengah
- Kelenjar: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
- Kaku Kuduk tidak ditemukan
- Lain-lain: pembesaran kelenjar tiroid (+)
 Thorax
- Bentuk : simetris
- Rachitic Rosary : tidak ada
- Ruang Intercostal : tidak ada
- Precordial Bulging : tidak ada
- Xiphosternum : tidak ada
- Harrison’s groove : tidak ada
- Pernapasan paradoxal : tidak ada
- Retraksi : subcostal (-), intercostal (-)

 Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), sikatriks
(-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) kanan sama kiri, massa (-),
nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Vesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
 Jantung
- Detak jantung : 110 x / menit
- Ictus : Ictus cordis tidak tampak
- Batas kiri : di SIC V linea midclavicula.
- Batas kanan : di linea Parasternal dextra
- Batas atas : di SIC II linea midclavikula sinistra
- Bunyi jantung apex: Bunyi jantung I/II murni regular, Bising(-)
 Abdomen
- Bentuk : Kesan datar, massa (-), distensi (-), jejas (-)
- Lain-lain : NTE (-), peristaltik (+) kesan normal, timpani(+),
asites (-)
- Lien : Pembesaran (-)
- Hepar : pembesaran (-)
 Genitalia : Tidak ditemukan kelainan
 Kelenjar : pembesaran kelenjar getah bening (-)
 Anggota gerak
- Ekstremitas Atas : akral hangat (+/+), edema (-/-)
- Ekstremitas Bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-)
 Tulang tulang : tidak ada deformitas
 Otot-otot : eutrofi
 Refleks : Refleks fisiologis normal, patologis (-)
 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN

WBC 8,60 4,5-10,0 103/ µl

RBC 5,35 L: 4,5-6,5 106/µl


P: 3,6-5,8 106/µl
HGB 12,7 L: 14-18 g/dl
P: 12-16 g/dl
HCT 38,6 37-48 %

PLT 360 150-400 103/µl

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN

FT4 >7,77 0,7-1,55 ng/dl

TSHS < 0,005 0,27-5,0 µlU/ml


 Diagnosis kerja: Hipertiroid (Grave’s Disease)

 Terapi :
- Propanolol 3x10 mg
- PTU 3X100 mg

 Anjuran :
- Kontrol TSH FT4
- Pemeriksaan USG
RESUME

Seorang anak perempuan umur 12 tahun, berat badan 48 kg


datang ke Poliklinik RS Anutapura Palu di antar oleh orang
tuanya dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak 8 bulan
lalu, jantung berdebar-debar saat melakukan aktivitas berlebih,
jantung berdebar-debar berkurang ketika duduk dan
beristirahat, sebelumnya sudah berobat sejak 2 bulan lalu.
Pasien juga sering berkeringat, penurunan berat badan
sedangkan nafsu makan meningkat, pasien juga sering merasa
lemas badan dan gemetar di daerah jari kedua tangan,
mengeluhkan merasa sangat mudah lelah walau hanya
melakukan aktivitas yang sangat sederhana dan ringan. Selain
itu pasien juga mengeluh sesak napas ketika melakukan
aktivitas berat. Demam (-), sakit kepala (+), pusing (-),
tampak benjolan pada leher yang ikut bergerak, batuk (-), Pilek
(-), mual (+), muntah (-), nyeri perut (-), buang air besar dan
buang air kecil biasa.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 130/80 mmHg, suhu 36,8 0C, nadi 130 x/menit
dan respirasi 30 x/menit. Pada status gizi didapatkan
status gizi baik dengan berat badan 48 kg dan tinggi
badan 153 cm didapatkan hasil perhitungan CDC 109
%, pada pemeriksaan fisik didapatkan bola mata
tampak eksoptalmus dan pembesaran kelenjar tiroid,
selain itu batas normal. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan WBC sebesar 8,6 103/ul, RBC
sebesar 5,35 106/ul, HGB sebesar 12,7 g/dl, HCT
sebesar 38,6 %, PLT sebesar 360 103/ul, TSH (< 0.005
µIU/mL) Free T4 (>7,77 ng/dL). Pemeriksaan hasil
EKG didapatkan sinus Takikardia, HR 124x/menit dan
axis normal.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
penyakit hipertiroidisme.

Angka kejadian hipertiroid


bervariasi pada anak-anak.
Insidens pada usia 0-11 tahun Pada kasus ini pasien berjenis
dilaporkan sebanyak 0,44 kelamin perempuan dan umur 12
kasus per 1000 populasi, tahun.
sedangkan 0,59 kasus per
1000 populasi pada anak
kelompok usia 12 sampai 17
tahun.
Diagnosis hipertiroid dapat dilakukan berdasarkan tanda dan
gejala klinis yang dinilai berdasarkan indeks Wayne:
Gejala Skor Tanda Skor
+ -
Dispnea +1 Tiroid terpalpasi +3 -3
Palpitasi +2 Bruit +2 -2
Kelelahan +2 Exoftalmus/proptosis +2 -
Suka udara panas -5 Retraksi kelopak mata +2 -
Suka udara dingin +5 Lid lag +1 -2
Keringat berlebihan +3 Hiperkinetik +4 -2
Cemas +2 Tangan hangat +2 -1
Nafsu makan +3 Tangan lembab +1 -3
meningkat -3 Denyut nadi >80x/menit - -
Nafsu makan menurun -3 Denyut nadi >90x/menit +3 -
Peningkatan BB +3 Fibrilasi atrium +4
Penurunan BB

Note:
Skor tertinggi adalah +45 dan terendah adalah -25.
Hipertiroidisme : >19
Eutiroid : 11-18
Hipotiroid :<11
Akurasi dalam membantu penegakan diagnosis ialah 85%

Gejala klinis pada kasus ini dimasukkan dalam indeks wayne skor berjumlah 21
Pada kasus ini
Teori: didapatkan hasil
Pemeriksaan laboratorium yang pemeriksaan FT4
penting pada hipertiroid anak mengalami peningkatan
adalah pengukuran kadar FT4 sebesar >7,777 ng/dl
dan kadar TSH dalam darah dan TSHS mengalami
untuk menegakkan diagnosis penurunan sebesar
hipertiroid. Pada hipertiroid <0,005 ulU/ml jadi
primer didapatkan peningkatan termasuk hipertiroid
kadar FT4 dan penurunan kadar primer.
TSH. Sedangkan pada hipertiroid
sekunder didapatkan adanya
peningkatan kadar TSH dan FT4
atau FT3, dan penurunan kadara
TRH.
Anatomi dan Fisiologi
Definisi
Hipertiroid adalah bentuk dari tiroksikosis
karena sintesis dan produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Epidemiologi
Insidens pada usia 0-11 tahun dilaporkan sebanyak 0,44 kasus per
1000 populasi

0,59 kasus per 1000 populasi pada anak usia 12-17 tahun

Umumnya disebabkan oleh Grave disease

GD terjadi pada semua umur

GD lebih sering pada anak dengan riwayat penyakit


autoimun tiroid

lebih sering ditemukan pada perempuan dibanding laki-laki


Etiologi
Penyebab hipertiroid pada anak bisa disebabkan
oleh proses autoimun atau non autoimun

Penyebab autoimun tersering adalah Graves disease

Penyebab Non autoimun adalah adenoma tiroid, tiroiditis akut, tiroiditis kronik,
peningkatan produksi TSH, ingesti iodine yang berlebihan
Patofisiologi

Grave disease

Autoimune Neonatal Hypeerthyroidism

Tiroiditis subakut

Iodine induced hyperthyroidism

Selective pituitary resistance to thyroid hormones (PRHT)


Gambaran Klinis
Gejala Persentase (%)

Struma 98
Takikardia 82
Gelisah 82
Peningkatan tekanan 80
denyut 65
Proptosis 60
Peningkatan nafsu makan 52
Tremor 50
Penurunan berat badan 50
Intoleransi panas
Diagnosis
Penentuan diagnosis dari Hipertiroid pada anak didasarkan atas
anamnesis, pemeriksaan fisik dan temuan pada pemeriksaan
lanjutan
A. Anamnesis
Gejala Skor Tanda Skor
+ -
Dispnea +1 Tiroid +3 -3
Palpitasi +2 terpalpasi +2 -2
Kelelahan +2 Bruit +2 -
Suka udara panas -5 Exoftalmus/pro +2 -
Suka udara dingin +5 ptosis +1 -2
Keringat berlebihan +3 Retraksi +4 -2
Cemas +2 kelopak mata +2 -1
Nafsu makan meningkat +3 Lid lag +1 -3
Nafsu makan menurun -3 Hiperkinetik +3 -
Peningkatan BB -3 Tangan hangat +4 -
Penurunan BB +3 Tangan lembab
Denyut nadi
>80x/menit
Denyut nadi
>90x/menit
Fibrilasi atrium
B. Pemeriksaan Fisik
Hipertiroid yang terjadi karena penyakit graves
menunjukkan adanya pembesaran kelenjar tiroid yang
bersifat difus dan padat Didapatkan dengan palpasi
pada kelenjar tiroid dengan temuan pembesaran dan
nyeri tekan.
C. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang terpenting:


pengukuran kadar FT4 & kadar TSH dalam
darah

Pemeriksaan lain yang dapat diperlukan:


kadar T3, Antibodi tiroid terutama TRAbs
dan Ambilan yodium radioaktif.
Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan hipertiroid adalah agar tercapainya


kembali kadar hormon tiroid yang normal.

Ada tiga prinsip terapi modalitas untuk penyakit


hipertiroid yaitu: pemberian obat antitiroid, yodium
radioaktif dan pembedahan.
Dosis obat yang digunakan untuk terapi hipertiroid
Nama Obat Dosis/hari Pemberian
PTU 5-10 mg/kg Dalam 3 dosis
Metimazol 0,25-1 mg/kg Dalam 1 atau 2
Propranolol 0,5-2 mg/kg dosis
Dalam 3 dosis

Dosis pemberian metimazol


Umur Dosis
Infant 1,25 mg/hari
1-5 tahun 2,5-50 mg/hari
5-10 tahun 5-10 mg/hari
10-18 tahun 10-20 mg/hari
Prognosis
•Diagnosis dan tata laksana secara dini akan memberikan
prognosis yang baik.
• Pada angka kematian tiroid dapat mencapai 10-20 %
namun pernah dilaporkan mencapai 75%

Anda mungkin juga menyukai