Anda di halaman 1dari 17

KEGAWATDARURAT

AN DERMATOLOGI
SMF/Bagian Ilmu Kedokteran Kulit dan
Kelamin
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes
KUPANG
Patricia Gloria Fernandez

1. ERITEMA MULTIFORME
Merupakan erupsi mendadak dan rekuren pada
kulit (kadang selaput lendir) dengan gambaran
beragam spektrum dan gambaran khas
berbentuk iris.
Pada kasus berat disertai gejala konstitusi dan
lesi viseral.
Disebut juga herpes iris; dermatostomatitis;
eritema eksudativum multiforme.

Etiologi
Faktor penyebab pasti tidak diketahui, diduga
berhubungan dengan :
1. Alergi terhadap obat sistemik
2. Peradangan oleh bakteri dan virus tertentu
3. Rangsangan fisik (sinar matahari, hawa
dingin)
4. Faktor endokrin (hamil atau menstruasi)

Gambaran Klinis
Tipe makula-eritema
Tipe vesikobulosa

Erupsi timbul

Lesi awal berupa


mendadak, simetris,
terjadi berturut-turut
makula, papul, dan
selama 2-3 minggu.
urtika yang kemudian

Khas berbentuk iris,


tibul lesi vesikobulosa
terdiri atas tiga bagian :
ditengahnya.
bagian tengah berupa
vesikel/eritema

Bentuk ini dapat


keunguan; dikelilingi
mengenai selaput
lingkaran konsentris
yang pucat; lalu
lendir.
lingkaran merah

Predileksi pada
punggung tangan,
telapak tangan,
ekstensor ekstremitas,
selaput
lendir. muda, erupsi biasanya disertai infeksi
Pada dan
anak
dan dewasa
(berat : seluruh badan).

Pemeriksaan
Laboratorium
Pada kasus berat dapat
terjadi anemia dan proteinuri
ringan.
Pengobatan

Pada kasus ringan diberi


pengobatan simptomatik,
namun perlu dicari
penyebabnya. Dapat
diberikan Kortikosteroid per
oral cth : prednison 3 x
10mg sehari

Prognosis
Sering rekuren. Biasanya
berjalan ringan dan dapat
sembuh dalam 2-3 minggu.

2. SINDROM STEVENS
JOHNSON
Disebut juga eritema multiforme mayor.
Definisi
Merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir
di orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi
(ringan berat). Lesi berupa eritema, vesikel/bula,
dapat disertai purpura.

Etiologi
Penyebab utama : alergi obat (50%, tersering
analgetik/antipiretik 45%; karbamazepin 20%; jamu
13,3%) selain itu karena infeksi, vaksinasi, neoplasma,
dan radiasi.

Gejala klinis (trias)


Kelainan Kulit
Terdiri atas eritema, vesikel,
bula, dan purpura. Vesikel dan
bula yang pecah terjadi erosi
yang luas. Bentuk berat
generalisata

Kelainan Selaput Lendir di


Orifisium
Tersering adalah mukosa mulut
(pseudomembran), dapat juga
terjadi di lubang genital, lubang
hidung dan anus. Berupa
vesikel dan bula yang cepat
pecah menjadi erosi dan
ekskoriasi dan krusta
Kelainan Mata
kehitaman. Di bibir terdapat
Yang tersering : konjungtivitis
krusta hitam yang tebal.
kataralis, dapat pula berupa
Adanya stomatitis
konjungtivitis purulen,
sukar/tidak dapat menelan.
perdarahan, simblefaron, ulkus
korne, iritis, dan iridosiklitis
Pseudomembran di faring
dapat menyebabkan kesulitan
bernapas.
Dapat pula terjadi nefritis dan onikolisis

Pemeriksaan Histopatogi
Gambaran eritema multiforme,
dengan perubahan dermal
ringan nekrolisis epidermal.
Kelainan berupa:
1.
Infiltrat sel mononuklear di
sekitar pembuluh darah
dermis superfisial.
2.
Edema dan ekstravasasi
RBC di dermis papilar
3.
Degenerasi hidropik lapisan
basalis sampai terbentuk
vesikel subepidermal.
4.
Nekrosis sel epidermal dan
kadang-kadang di adneksa
5.
Spongiosis dan edema
intrasel di epidermis.

Pemeriksaan Laboratorium

Leukositosis (mungkin
disebabkan infeksi bakterial)
dan Eosinofilia (mungkin
karena alergi)
Dapat dilakukan kultur darah
untuk mengetahui penyebab
infeksi.
DIAGNOSA BANDING

N.E.T (bila ditemukan


epidermolisis di daerah
punggung dan atau
bokong; dan bila
keadaan umum pasien
sangat buruk)

Pengobatan
1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

Jika KU pasien baik dan lesi tidak menyeluruh dapat diberikan prednison
30-40 mg sehari
Bila KU buruk dan lesi menyeluruh, pasien harus dirawat inap : life
saving dengan kortikosteroid [deksametason dosis awal 4-5 x 5 mg sehari
(i.v), setelah keadaan umum membaik, lesi baru tidak muncul, dan lesi
lama involusi dosis dapat diturunkan 5 mg/hari sampai mencapai
dosis 5 mg/hari; dilanjutkan Prednison 20 mg/hari prednison 10
mg/hari penghentian obat.
Dapat diberikan antibiotik
Untuk mengurangi ES kortikosteroid dapat diberikan diet rendah garam
tinggi protein; periksa kadar eletrolit.
Atur keseimbangan cairan dan elektrolit.
Untuk lesi dimulut dapat diberikan kenalog in orabase dan betadine
gargle untuk krusta pada bibir diberikan emolien misalnya krim urea 10%
Pemberian tranfusi darah bila :
Telah diobat kortikosteroid dosis adekuat setelah 2 hari, belum ada
perbaikan.
Terdapat purpura generalisata
Ada leukopenia
Pemberian transfusi hanya selama 2 hari.

3. NEKROLISIS EPIDERMAL
TOKSIK (N.E.T)
Definisi
Penyakit berat, gejala kulit yang terpenting,
epidermolisis generalisata, dapat disertai kelainan
pada selaput lendir pada orifisium dan mata.
Merupakan penyakit yang berat dan sering
menyebabkan kematian akibat gangguan
keseimbangan elektrolit atau karena sepsis.

Etiologi
Penyebab utama juga alergi obat yang berjumlah
80-95%.

N.E.T. (Gejala
Klinis)
Mulai secara akut dengan gejala prodromal.

Pasien tampak sakit berat, kesadaran


(soporokomatosa).

Lesi kulit dimulai dari eritema generalisata timbul


bnyak vesikel dan bula, dapat disertai purpura.

Dapat disertai lesi di bibir dan selaput lendir , dan


orifisium genitalia eksterna berupa erosi, ekskoriasi,
perdarahan krusta merah kehitaman.

Dapat disertai kelainan mata; onikolisis; dapat


disertai perdarahan gastrointestinal

Khas : terjadi epidermolisis (pada tempat yang


sering terkena tekanan (punggung, dan bokong)
tanda Nikolsky (+) pada kulit yang eritematosa.
Klinis menyerupai kombustio.

Histopatologi :

Stadium dini :
vakuolisasi dan
nekrosis sel basal
sepanjang batas
dermal-epidermal; sel
radang limfohistiosit di
dermal

Stadium lanjut lesi :


nekrosis eosinofilik sel
epidermis dengan
pembentukan lepuh
subepidermal

Diagnosa Banding :

SSJ (pada N.E.T terdapat


epidermolisis dan keadaan
umum pasien lebih buruk)

Staphylococcus Scalded
Skin Syndrome (pada
S.S.S.S jarang mengenai
selaput lendir, dan
gambaran histopatologi
S.S.S.S terletak pada
celah stratum granulosum,
sedangkan N.E.T pada
subepidermal)

N.E.T (Pengobatan)

Terapi meliputi : menghentikan pemberian obat yang


menyebabkan alergi; pemberian kortikosteroid;
pengobatan luka bakar (xenograf dan plasmaferesis);
serta pengaturan keseimbangan cairan dan eletrolit.
Pemberian kortikosteroid mirip dengan S.S.J, dosis
pemberian deksametason adalah 40mg sehari (i.v),
dengan dosis terbagi.
Obat topikal : sulfadiazin perak untuk
mencegah/mengobati infeksi oleh kuman gram
negatif, gram positif, dan candida.

Untuk lesi dimulut dapat diberikan kenalog in


orabase dan betadine gargle untuk krusta pada
bibir diberikan emolien misalnya krim urea 10%

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai