Persiapan pasien
a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien
b. Menjelaskan prosedur pemasangan NGT.
c. Meminta persetujuan pasien.
d. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
BEDAH MINOR
DORSUMSISI
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Informed consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh keluarga pasien
3. Pasien sudah dipersiapkan dengan anestesi GA
4. Mencuci tangan dan keringkan
5. Menyiapkan alat:
Minor surgery set yang steril
Cat gut chronic 3/0 dengan jarumnya
Betadine + korentang
Procain / Xylocain 1 – 2 %
Spuit 5 cc steril
Dock lubang kecil steril
Kain kasa steril
Sarung tangan steril
Hypafix
Sofratule
Ketimicin Zalf
6. Cuci tangan aseptis
7. Memasang sarung tangan steril
8. Desinfeksi dengan betadine genitalia eksterna dan sekitarnya
9. Tutup dengan dock lubang kecuali genitalia
10. Anestesi lokal pada pangkal penis dan mukosa sulkus coronarius keliling ± 4 cc
Xylocain 2 %.
11. Operator berdiri dan duduk di sisi kanan penderita
12. Smegma dibersihkan, mukosa yang lengket diglans penis dibebaskan.
13. Kulit preputium diklem pada arah jam 1, 11 dan jam 6
14. Prepusium diinsisi di antara jam 11 dan 1 ke arah sulkus koronarius glandis, sisakan
mukosa-kulit 2-3 mm dari bagian distal sulkus lalu pasang tali kendali.
15. Insisi melingkar ke kiri dan ke kanan sejajar sulkus .
16. Pada frenulum prepusim insisi dibuat agak runcing(membentuk segitiga).
17. Kontrol perdarahan. Kulit dan mukosa dijahit satu – satu atau jelujur dengan cat gut
3/0.
18. Buatlah tali kendali pada jam 3 dan 9
19. Lakukan penjahitan frenlum-kulit dengan jahitan berbetuk angka 8.
20. Lakukan penjahitan mukosa-kulit di sekeliling penis
21. Perhatikan simetri penis → jangan terputar
22. Sofratule → verban Ketimicin Zalf pada daerah panis yang terbuka
Pemasangan Catheter pada Laki-laki
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Informed consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh keluarga pasien
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan:
larutan povidone iodine dan anestetik gel lubrikan
Peralatan steril, seperti kapas, duk, dan sarung tangan
Kateter uretra, ukuran 5 untuk Anak
Spuit yang sudah diisi larutan salin 10 cc
Kantung urin yang sudah terhubung dengan kateter
Memasang Infus
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Informed consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh keluarga pasien
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Standart infus.
b. Cairan infus.
c. Infus set.
d. Alkohol swab.
e. Transparan dresing.
f. Gunting.
g. Hypafix.
h. Pengalas dan perlak.
i. Bengkok.
j. Sarung tangan on steril
Hecting VL
Tindakan Medis:
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Informed consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh keluarga pasien
3. Mencuci tangan dan keringkan
4. Memakai sarung tangan bersih.
5. Menyiapkan alat.
6. Membersihkan luka dengan cairan antiseptic
7. Mengganti sarung tangan dengan sarung tangan steril.
8. Melakukan anestesi Jaringan sekitar luka dengan lidocain 2 %
9. Membersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl 0.9%)
10. Memasang duk lobang
11. Menggunakan jarum untuk menjahit kulit, kemudian memasukan benang
kelubang jarum dengan menggunakan jarum melengkung (curved
needle) dari arah dalam keluar.
12. Memegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit
luka
13. Mengikat benang dengan membentuk simpul
14. Memotong benang dan menyisakan sepanjang 0.5 cm
15. Melanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup
16. Mengoleskan normal salin/ desinfektan(betadine) pada jahitan
17. Menutup luka yang sudah dijahit dengan kasa steril
18. Memasang plester/hifafix.
19. Melepas sarung tangan dan memberisihkan alat.
20. Mencuci tangan
Nail extraction
Cross Incission
1. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur / tindakan yang akan dilakukan
2. Meminta form persetujuan tindakan medik yang sudah di tandatangani dokter dan
pasien
3. Mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan
5. Mendekatkan alat-alat yang akan digunakan
6. mengatur posisi pasien untuk mempermudah petugas melaksanakan tindakan
7. Mendesinfeksi daerah yang yang akan diincisi dengan cairan bethadine 10 %
8. Melakukan anastesi bagian yang akan di incisi dengan cairan etil klorid spray
9. Lakukan incisi pada daerah tertusuk paku dengan pisau bisturi secara menyilang
10. Mengeluarkan darah pada daerah incisi dengan cara memijat dengan menggunakan
kasa steril yang telah dibasahi dengan cairan bethadine
11. Memijat terus sampai benar-benar darah segar yang keluar
12. Membersihkan luka dengan cara menyemprotkan cairan bethadine dan H2O2
sebanyak ± 0,5 cc ke daerah incisi
13. Menutup daerah luka dengan kasa yang telah dibasahi bethadine
14. Menganjurkan pasien untuk menjauhkan luka dari kotoran dan air
15. Pasien diperbolehkan membuka perban sekurang-kurangnya setelah 2 hari
16. Merapikan alat-alat
17. Melepas sarung tangan petugas dan buang sampah ketempat sampah infeksius
18. Mencuci tangan
19. Pasien diminta kontrol 3 hari
20. Mencatat semua tindakan dalam status pasien
Alat :
1. Pinset sirurgis
2. Pinset anatomis
3. Gloves
4. Bengkok
5. Betadine
6. Gunting
7. Plester / hepafix
8. Kain kasa steril
Pelaksanaan :
1. Pasien/keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
3. Mendekatkan alat kedekat pasien
4. Membantu pasien mengatur posisi
5. Memakai gloves
6. Memuka balutan dengan hati-hati
7. Membuka plester luka dengan hati-hati dan perlahan
8. Mengkaji apa luka sudah benar-benar kering
9. Mendesinfeksi sekitar bekas luka dengan betadin
10. Melepas jahitan satu per satu
11. Mengolesi luka dengan betadin
12. Menutup luka dengan kain kasa kering dan di plester
13. Merapikan pasien
14. Merapikan alat-alat setelah digunakan
15. Melepaskan gloves
16. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan