EPILEPSI
Oleh:
JOHANES RAYMOND SIRAIT
RUDIKXON SIRAIT
BASARIA MANURUNG
AUSSIE SINULINGGA
BALRAJ K.DHILLON
KSATRIA
KANISIUS RARIH PURBA
MARISSHA
Pembimbing:
dr. Toety Maria Simanjuntak Sp.S
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Gema Ayu Pratiwi
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 27 tahun
• Alamat : Jl. Mangga
• Status Perkawinan : Belum Menikah
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta
• No RM : 060460
• Tanggal Masuk : 13-01-2019
Anamnesis (Autoanamnesis)
KELUHAN UTAMA : Kejang
Keluar
Pengobatan
• Inj.Citicolin 250 mg/ jam Riwayat
• Inj. Stesolid
Pemeriksaan Fisik
• Nervus Olfaktorius
Nervus Optikus
Ekstremitas atas
5555 5555
Kekuatan
N N
Tonus
Eu Eu
Trofi
(-) (-)
Ger.involunter
Dalam Batas
Ekstremitas bawah Normal
5555 5555
Kekuatan
N N
Tonus
Eu Eu
Trofi
(-) (-)
Ger.involunter
Pemeriksaan Sensorik
Sensasi Kanan Kiri Keterangan
Pemeriksaan Keteranga
Kanan Kiri
n
Jari tangan – Baik Baik
jari tangan Baik Baik
Jari tangan – Baik Baik
hidung Baik Baik
Tumit – lutut Tidak Tidak
Pronasi – dilakuka dilakukan
supinasi n
Romberg test
Sistem otonom
Miksi: Baik
Defekasi : Baik
Keringat : Baik
Fungsi luhur : Tidak ada gangguan fungsi luhur
Vertebra : tidak ada kelainan, tidak ada nyeri
tekan
PEMERIKSAAN PENUNJANG ANJURAN
Pada os dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan EEG.
Hasil EEG pada pasien ini tidak dibawa oleh pasien.
Resume
• Os datang ke IGD dengan keluhan kejang berulang.
Kejang dialami os selama kurang lebih 5 menit. Kejang yang
dialami os berulang sebanyak 2x. sebelum kejang os tidak
sadarkan diri, pada saat pasien kejang kedua mata pasien melihat
keatas dan tangan menggempal se[erti kaku. Pada saat os kejang,
os tidak sadarkan diri, setelah os kejang pasien seperti bingung.
Malaise (+), anoreksia (+). kejang didahului tanpa didahului
demam. os mengaku beberapa hari sebelum keluhan muncul. Os
mengaku sering lembur kerja. os memiliki riwayat kejang berulang
tanpa ada demam terlebih dahulu sejak usia 8 tahun.
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler
Pernapasan : 20 x/menit, reguler
Suhu : 36,3 cs datang ke IGD dengan keluhan kejang
berulang. Kejang dialami os selama kurang lebih 5 menit.
Kejang yang dialami os berulang sebanyak 2x. sebelum
kejang os tidak sadarkan diri, pada saat pasien
Pemeriksaan Hasil NilaiRujukan
DarahRutin
Hemoglobin 11.67 L : 13 – 16 g/dL
P : 12 – 14 g/dL
Hematokrit 37.1 L : 40 – 48 %
P : 37 – 42 %
Leukosit 12.210 5 – 10. 103/µL
Trombosit 422.100 150 – 400. 103µL
MCV 77,8 81-99 FL
MCH 24,5 27.0-210 pg
MCHC 31,5 31.0 -37.0 g/dl
RDW 17.7 11.5 - 14.5%
Limfosit 32.64 15.20-43.30%
Monosit 7.58 5.50-13.70%
Neutrofil 58.39 43.50-73.50%
Eosinofil 1.06 0.80-8.10%
Basofil 0.33 0.20-1.50%
Kimia Klinik
Bilirubin Total 2.33 <1 mg/dL
Bilirubin Direk 1.14 <0.3 mg/dL
SGOT 25 L : <35 U /L
SGPT 12 P: >31 U/L
Cholesterol Total 144 L : <45 U /L
HDL Cholesterol 52 P: >34 U/L
LDL Cholesterol 71 <200 mg/dL
Trigliserida 102 <40 mg/dL
Ureum 25 <100 mg/dL
<150 mg/dL
<50 mg/dL
Non-farmakologis:
• Banyak istirahat
Farmakologis:
• Clobazam 5mg 2x1/2
• Fenitoin 3x100mg
• Asam folat 2x1
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DEFINISI
jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
pertama pada anak yang disertai lesi struktural dan epileptiform dischargers)
kejang yang terjadi > 30 menit atau kejang berulang tanpa disertai pemulihan
• Pemeriksaan hematologis
– Awal pengobatan sebagai salah satu acuan dalam menyingkirkan
diagnosis banding dan pemilihan OAE
– Dua bulan setelah pemberian OAE untuk mendeteksi samping
OAE
– Rutin diulang setiap tahun sekali untuk memonitor samping OAE,
atau bila timbul gejala klinis akibat efek samping OAE.
• Pemeriksaan kadar OAE
– Untuk melihat kadar OAE dalam plasma saat bangkitan belum
terkontrol, meskipun sudah mencapai dosis terapi maksimal atau
untuk memonitorkepatuhan pasien
• Pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi seperti punksi
lumbal
PENATALAKSANAAN
- Non farmakologi :
Amati faktor pemicu
Menghindari faktor pemicu(jika ada)
- Farmakologi :
Menggunakan obat-obat antiepilepsi
( fenitoin, fenobarbital, primidon,
karbamazepin, etosuksimid )
• Kemungkinan untuk kambuh lebih kecil
Prognosis
pada pasien yang telah bebas dari bangkitan
selama 3-5 tahun, atau lebih dari 5 tahun.
Bila bangkitan timbul kembali maka gunakan
dosis efektif terakhir (sebelum pengurangan
dosis OAE), kemudian dievaluasi kembali.
DAFTAR PUSTAKA
• Lumbantobing SM. Epilepsi (ayan). Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
• Ginsberg L. Lecture notes neurologi. Edisi ke-8. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.
• Guyton, A.C, M.D., and Hall, John E.,Ph.D.1971. Textbook of Medical physiology. 5th ed.
Epilepsi.
• Sidharta, Priguna M.D.,Ph. D.1999. Neurology klinis dalam praktek umum, Dian Rakyat,